scholarly journals FAKTOR DEERMINAN PARTISIPASI PEREMPUAN USIA BERISIKO DALAM PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)

2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Sartika Dewi Angriani ◽  
Jum Natosba ◽  
Bina Melvia Girsang

Kanker Serviks merupakan suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim / serviks, yaitu bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Penyakit ini merupakan jenis kanker kedua terbanyak yang diderita wanita di seluruh dunia pada usia berisiko terkena Kanker Serviks paling tinggi pada usia 25 – 54 tahun. Penyebab utama Kanker Serviks adalah infeksi HPV (Human Papilloma Virus)atau virus papiloma manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik demografi dengan partisipasi perempuan usia berisiko dalam pemeriksaan IVA. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Analisa penelitian ini menggunakan uji statistik bivariat fisher dan Kolmogrov Smirnov. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Sampel penelitian sebanyak 121 responden.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel karakteristik demografi pendidikan (p value : 0,012), pekerjaan (p value : 0,027), pendapatan (p value : 0,029), pengetahuan (p value : 0,014), sikap (p value : 0,040), perilaku (p value : 0,038), dukungan keluarga (p value : 0,041), dukungan teman (p value : 0,023), dan dukungan petugas kesehatan (p value : 0,013) dengan partisipasi perempuan usia berisiko dalam pemeriksaan IVA dan tidak ada hubungan antara variabel usia (p value : 0,268), keterjangkauan sumber daya kesehatan (p value : 0,598) dengan partisipasi perempuan usia berisiko dalam pemeriksaan IVA, Berdasarkan hasil multiple regresion logistic menunjukkan bahwa variabel pendidikan dengan p value : 0,002, Exp(B) 0,340, dengan 95% CI (0,171 – 0,677) merupakan faktor determinan berhubungan dengan partisipasi perempuan usia berisiko dalam pemeriksaan IVA.Implikasi penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan pendidikan kesehatan mengenai deteksi dini kanker serviks melalui Pemeriksaan IVA, agar lebih aktif dalam mengikuti promosi kesehatan mengenai deteksi dini kanker serviks melalui Pemeriksaan IVA, dan diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memprioritaskan perempuan kelompok usia berisiko dalam deteksi dini kanker serviks melalui Pemeriksaan IVA. Kata Kunci : Kanker Serviks, Perempuan Usia Berisiko, Pemeriksaan IVA

2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 256-262
Author(s):  
Sri Mulyati

Masih tingginya tingkat kejadian serviks abnormal yang menandai terjangkitnya Human PapillomaVirus, Hal ini tidak diimbangi dengan pemanfaatan vaksinasi (HPV) Human Papilloma Virus yangmerupakan pencegahan primer dari penyebaran Human Papilloma Virus tersebut. Tercatat di klinikdara jingga padatahun 2016, terdapat 226 orang dalam keadaan serviks abnormal sedangkan yangmelakukan vaksinasi sangat rendah hanya 40 orang. Begitu juga pada tahun 2017 terdapat 301 orangdalam keadaan serviks abnormal dan yang melakukan vaksinasi hanya 16 orang.Berdasarkan haltersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, status ekonomi, perankeluarga dan peran petugas kesehatan terhadap vaksinasi Human Papilloma Virus yang bertempat diKlinik Dara Jingga Kota Jambi.Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain Cross Sectional, data .diperoleh melaluipengisian kuesioner, dengan populasi berjumlah 321 orang dengan teknik pengambilan sampel yaituaccidental sampling dengan jumlah sampel 32 orang, penelitian telah dilakukan pada tanggal 22-24Agustus 2018 dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat yang dibantu oleh programkomputer. Hasil analisis univariat gambaran vaksinasi yaitu sebanyak 10 responden (31,3%) memanfaatkanvaksinasi HPV dan 22 responden (68,8%) tidak memanfaatkan vaksinasi HPV, gambaranpengetahuan sebanyak 5 responden (15,6%) memiliki pengetahuan cukup, sebanyak 15 responden(46,9%) memiliki pengetahuan baik, sebanyak 12 responden (37,5%) memiliki pengetahuan kurangbaik, gambaran status ekonomi, sebanyak 13 responden (40,6%) memiliki status ekonomi tinggi dansebanyak 19 responden (59,4%) memiliki status ekonomi rendah, gambaran peran petugaskesehatan sebanyak 13 responden (40,6%) memiliki peran petugas kesehatan yang baik dansebanyak 19 responden (59,4%) memiliki peran petugas kesehatan yang kurang baik. Gambaranperan keluarga sebanyak 11 responden (34,4%) memiliki peran keluarga yang baik dan sebanyak 21responden (65,6%) memiliki peran keluarga yang kurang baik.Hasil penelitian ini menunjukan adanyahubungan antara pengetahuan ibu dengan vaksinasi HPV (Human Papilloma Virus) dengan nilai pvalue0,035, adanya hubungan antara status ekonomi dengan vaksinasi HPV (Human Papilloma Virus denganp-value 0,002, adanya hubungan peran petugas kesehatan dengan vaksinasi HPV dengan p value 0,002,adanya hubungan peran keluarga dengan vaksinasi HPV dengan p-value 0,004.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 41-48
Author(s):  
Dedy Frianto ◽  
Ahmad Dzulfikri Ashari ◽  
Surya Amal

Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita di dunia yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus) terutama tipe 16 dan 18. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menekan angka kejadian kanker serviks salah satunya dengan vaksinasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sosio-demografi dan pengaruh sikap umum terhadap  penerimaan orang tua pada vaksin HPV. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif  secara analisis cross-sectional menggunakan kuisioner yang diadapatsi dari penelitian sebelumnya sudah dilakukan di Indonesia. Sampel dari penelitian ini adalah orang tua siswi kelas 5 dan  6  Sekolah Dasar yang jumlahnya dihitung menggunakan rumus slovin. Pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuisioner melibatkan 90 orang tua siswi sebagai responden dan menunjukkan hasil data sosio-demografi responden bahwa: agama responden Islam (100%), pendidikan responden sebagain besar berpendidikan rendah (SD) (54,44%), untuk pekerjaan meliputi ibu rumah tangga (59,0%), swasta (13,3%), buruh (23,3%) dan guru (4,4%). Untuk faktor sikap secara umum terhadap penerimaan vaksin HPV diperoleh hasil dengan skor kuisioner rata-rata 24,22±8,36 (menerima) dan skor rata-rata 27,66±3,50  (menolak) dari skor maksimal 30, hal ini menunjukkan bahwa dengan skor tingkat pengetahuan yang lebih tinggi (27,66±3,50) responden tetap menolak vaksin dibandingkan dengan skor yang lebih rendah (24,22±8,36 ). Berdasarkan analisis uji Regresi Logistik menunjukan bahwa ,tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor sikap umum tentang vaksin HPV terhadap penerimaaan orang tua siswi p= 0,364 (p value > 0,05).


2018 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 215
Author(s):  
Nia Nurzia

Abnormal cervical is still  in high levels of  which marked by the outbreak of the Human Papilloma Virus, It is not offset by the use of vaccination (HPV) Human Papilloma Virus which as the primary prevention of the spread of Human Papilloma Virus . recorded in Dara Jingga clinic in  2015, there were 226 people in the state of the cervix abnormal while those who making vaccination extremely low at only 40 people. Likewise, in 2016 there were 301 people in a state of abnormal cervical and vaccinated only 16 people . Based on it, this research is the research which aimed to determine the relationship between knowledge, economic status, family role and the role of health personnel  against the Human Papilloma Virus vaccination in Dara Jingga Clinic  Jambi City. This research is descriptive analytic with cross sectional design, the data collected through questionnaires, with a population was 321 people. using  acidental sampling technique with  sample was 32 people, research has been conducted on 22 to 24 August 2016 using univariate  and bivariate analysis assisted by a computer program. The results of the univariate analysis of vaccination picture were 10 respondents (31.3%) take advantage of HPV vaccination and 22 respondents (68,8%) did not take advantage of the HPV vaccination, an overview of knowledge were five respondents (15,6%) have sufficient knowledge, 15 respondents (46,9%) had a good knowledge,12 respondents (37,5%) had poor knowledge, an overview of economic status,  13 respondents (40,6%) had high economic status and  19 respondents (59,4% ) have lower economic status, description of the role of health workers13 respondents (40,6%) have a good role of health personnel and  19 respondents (59,4%) has the role of health personnel is not good. Overview of the role of the family, 11 respondents (34,4%) has the role of a good family and  21 respondents (65,6%) had a family roles goodles. the result of these studies show a relationship between the mother's knowledge by vaccination with HPV (Human Papilloma Virus ) with a p value of 0,035, the relationship between economic status with vaccination HPV (Human Papilloma Virus with p value 0,002, their relationship with the role of HPV vaccination of health workers with p value 0,002, their relationship with the family role of HPV vaccination with a p value of 0,004.Keywords: Knowledge, Economic Status, Role of health personnel, Role of Family,HPV Vaccination (Human Papilloma Virus)


2019 ◽  
Vol 35 (6) ◽  
Author(s):  
Misbah Ali ◽  
Mulazim Hussain Bukhari ◽  
Faiza Hassan ◽  
Maria Illyas

Objective: To study the clinocopathological factors and presence of Human Pappiloma Virus in ameloblastoma by immnohistochemistry. Methods: It was a cross sectional study on 50 surgical specimens of ameloblastoma, completed in six months. These were selected and processed for initial screening by H&E and then by immunohistochemistry (IHC) for detection of Human Papilloma Virus (HPV). The questionnaire was designed to study the clinicopathological factors associated in these patients. Sections of 4µm were cut, placed on special positive charged glass slides in the Department of Pathology, King Edward Medical University. It was then examined by the histopathologists for grading and scoring of these lesions. Chi Square test was used to assess the differences found in types of ameloblastomas. The p-value was smaller than 0.05 (p < 0.05). Results: The mean age of the patients (12-80 years old) was 38.6±15.1 years, with male-female ratio 2.84: 1. HPV was positive in 9 (18%), whereas negative in of 41 (82%) patients. Among the positive, reactive HPV with score-1 was 8 and score-2 was 1. According to histological variant, follicular was present in 78%, Plexiform pattern in 8%, Conventional and Desmoplastic variants in one patient each; and Cystic and Acanthomatous were seen in two and three patients respectively. The mandible was involved in 39 patients, maxilla and right maxilla involved in 4 patients each, right retromolar, cheek and angle of mandible was seen in one patient each. About 16% patients had anterior, 66% had posterior and 18% had both anterior and posterior regions involved. Among the HPV positive reactive statistically, no significant difference was found with smoking, Paan and exposure to pesticides, factory or mine (p-value > 0.05). Among HPV positive reactive patients, eight had ameloblastoma whereas, 1 had ameloblastomic fibroma. There was no statistical significance of type, location and region of tumor in HPV positivity. Conclusion: Mandible and posterior region was more commonly involved. Follicular pattern was most common. There was no effect of exposure to pesticides, factory or mine, smoke and human papilloma virus in the etiology of ameloblastoma because only 18% of patients showed the association of HPV16 doi: https://doi.org/10.12669/pjms.35.6.909 How to cite this:Ali M, Bukhari MH, Hassan F, Illyas M. Clinicopathological study of ameloblastoma and detection of human papilloma virus by immunohistochemistry. Pak J Med Sci. 2019;35(6):1691-1696. doi: https://doi.org/10.12669/pjms.35.6.909 This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/3.0), which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 509-515
Author(s):  
Megalina Limoy, Uswatun Hasanah

Abstrak  Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher Rahim atau serviks. Penyakit kanker serviks menempati peringkat kedua diantara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus yang biasanya menyerang wanita usia 35-55 tahun dengan tanda gejala keluar darah saat hubungan seksual dan setelah menopause. Dalam penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 51 orang responden yaitu WUS usia 16-49 tahun yang hadir di Puskesmas Sungai Durian. Analisa data menggunakan Analisa univariat dan analisa bivariate. Hasil nilai Chi-Square sebesar 0,318 (p-value> 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan wanita usia subur tentang deteksi kanker serviks dengan sikap dalam pemeriksaan metode IVA di Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya tahun 2020. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang deteksi kanker serviks melalui penyuluhan sehingga dapat mencegah terjadinya kanker dengan melakukan pemeriksaan IVA. Kata kunci: Pengetahuan, Deteksi Kanker Serviks, Pemeriksaan IVA, Puskesmas Sungai Durian


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Alfiah Ni’matul Masruroh ◽  
Laily Isroin ◽  
Siti Munawaroh

Peran teman sebaya bagi remaja santri sangat berpengaruh dalam memberikan dukungan sosial bagi sesamanya. Santri yang mengalami stres diharapkan mampu membangun strategi koping yang tepat sebagai upaya untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi terhadap masalah dan tekanan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan mekanisme koping stres pada remaja di Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan studi korelasional. Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan Cross Sectional. jumlah sampel 95 responden dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner atau google form secara online. Penelitian menggunakan analisis uji chi-squere dengan  P value<0,05. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang mendapat dukungan sosial yang positif sebanyak 51 responden (53,7%) dan mekanisme koping stress yang di dapatkan data 53 (55,8%) responden memiliki mekanisme koping stres yang adaptif. Berdasarkan hasil analisa pada penelitian ini adalah p value (0,000) < α (0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan pada keeratan hubungan dengan nilai Contingency Coefficient = 0,409 kategori sedang. Hasil penelitian ini tidak semua santri mendapat dukungan sosial dari teman sebaya dan melakukan mekanisme koping yang maladaptif. Maka peneliti menyarankan pada santri untuk memiliki mekanisme koping yang adaptif sesuai dengan dirinya dan pentingnya dukungan sosial teman sebaya yang dapat membantu memecahkan masalah dan mengurangi stres yang dialami.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Siti Komariah ◽  
Hary Nugroho

Latar Belakang:Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Penyebab komplikasi kehamilan diantaranya kurangnya pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilannya, usia pasien < 20 tahun dan > 35 tahun serta anak lebih dari 3.Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, usia dan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan pada ibu hamil trimester III.Metode Penelitian:Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sehingga sampel adalah ibu hamil trimester III yang berkunjung di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda berjumlah 84 orang. Analisis yang digunakan uji chi square.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, terdapat usia berisiko antara < 20 tahun dan > 35 tahun, terdapat paritas berisiko > 3 orang anak dan komplikasi kehamilan berupa hipertensi, anemia, preeklempsia dan plasenta previa. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,001 < α : 0,05 dan odds ratio : 6,800 > 1). Ada hubungan usia dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,003 < α : 0,05 dan odds ratio : 5,837 > 1). Ada hubungan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,002 < α : 0,05 dan odds ratio : 6,250 > 1).Kesimpulan: Terdapat pengetahuan kurang baik berjumlah 27 responden (32,1%), usia berisiko (< 20 tahun dan ≥ 35 tahun) berjumlah 25 responden (29,8%), paritas berisiko (1 atau ≥ 3 orang anak) berjumlah 21 responden (25%) dan ada komplikasi kehamilan berjumlah 18 responden (21,4%), Ada hubungan pengetahuan, usia dan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Laila Kamila ◽  
Maulidiyah Salim

Abstract: Coronary heart is a disease that offense to blood vessels and heart attack due to constriction of blood vessels. A high level of cholesterol in blood or exceeds the normal limit can form sediment in wall of blodd vessels which cause blood vessels constriction or blockage. This research object to determine whether there is a correlation between cholesterol level total and hypertension with coronary heart disease in patients who hospitalized in Regional Public Hospital of dr. Soedarso Pontianak. This study was used cross sectional design, purposive sampling technique, it gained 50 people as samples. The measurement of blood pressure was done in heart poly and cholesterol total level in clinic laboratory of Regional Public Hospital of dr. Soedarso by using enzymatic CHOD-PAP method. It can be obtained that 10 people had hypertension and 40 people did not.the average of total cholesterol was 224 mg/dl. Maximum value of total cholesterol was 224 mg/dl and 152 mg/dl as minimum value. Data has been analyzed by using statistical test, Chi-Square, to determine the correlation of total cholesterol wit coronary heart disease, obtained p value=0,024 (less than α=0,05). Correlation of hypertension and coronary heart disease gained p value=0,923 (more than α=0,05), it can be concluded that total cholesterol correlated with coronary heart disease, and there was not a correlation between hypertension and coronary heart disease.Abstrak: Jantung koroner adalah penyakit yang  menyerang pembuluh darah dan serangan jantung, karena penyempitan pada pembuluh darah. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah melebihi normal dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total dan hipertensi dengan penyakit jantung koroner pada pasien di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Disain penelitian  ini menggunakan cross sectional, teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, didapat jumlah sampel 50 orang. Pengukuran Tensi Darah dilakukan di poli Jantung dan pemeriksaan kadar kolesterol total di laboratorium klinik RSUD dr. Soedarso Pontianak dengan metode enzimatik CHOD-PAP. Hasil penelitian didapatkan 10 orang mengalami hipertensi dan 40 orang non hipertensi. Rata-rata kadar kolesterol total 224 mg/ dl. Nilai maksimum kadar kolesterol total yaitu 224 mg/dl dan nilai minimum yaitu 152 mg/dl. Analisa data dengan uji statistik Chi-square untuk mengetahui hubungan kolesterol total dengan penyakit jantung koroner didapatkan nilai p = 0,024 (lebih kecil dari  α 0,05). Uji hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner didapat nilai p = 0,923 (lebih besar dari α 0,05), dapat disimpulkan terdapat hubungan kadar kolesterol total dengan penyakit jantung koroner dan tidak ada hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner.


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


Author(s):  
Xin Wang ◽  
Taifeng Du ◽  
Xiaoling Shi ◽  
Kusheng Wu

Cervical cancer (CC) is one of the most common causes of cancer-related deaths worldwide. CC is mainly caused by human papilloma virus (HPV), which can be prevented by vaccination. We conducted a cross-sectional study in secondary occupational health school (SOHS) through a questionnaire aimed to assess the awareness and knowledge regarding HPV infection of students. A total of 2248 students participated in the survey, 45.3% of them had heard about CC, while only 21.9% of them had heard about HPV; and 74.2% had no idea of the causal link between HPV infection and CC. Most participants displayed poor awareness and knowledge about HPV infection. The results suggested that age, grade, major, academic performance, etc. were correlated with higher awareness of CC, HPV and HPV infection (p < 0.05). In multivariable logistic analysis, third-grade students had the most increased awareness of CC (OR = 17.13, 95%CI: [8.11, 36.15]), HPV (OR = 6.59, 95%CI: [4.16, 10.43]) and HPV vaccine (OR = 2.78, 95%CI: [1.78, 4.32]) when compared to first-grade. Awareness and knowledge regarding HPV infection were insufficient among students in SOHS. As the future healthcare providers, these results highlight the need to supplement targeted education to improve their awareness and knowledge of HPV and vaccination.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document