Penjantanan ikan gapi, Poecilia reticulata Peters, 1859 dengan pemberian ekstrak jeroan teripang pasir (Holothuria scabra)
Guppy fish Poecilia reticulata is one of the most popular freshwater ornamental fish species because it is easy to main-tain, and has beautiful variations of color, especially males. One method to produce male guppy is masculinization me-thod. This study aimed to determine the dose of hormone treatment from visceral organ of sea cucumber to the process masculinization of fish guppy. This study used a completely randomized design with the immersion treatment of parent guppy which has been bred into the extract solution of sea cucumber innards for 24 hours with different doses i.e. 0 mg L-1, 10 mg L-1, 20 mg L-1, 30 mg L-1 and 22 mg L-1 (metiltestosterone as positive control). The parameter measured was the percentage of male fish produced. The results showed that although the effect of the treatment was not significantly different, but it can be said to be significantly different to the treatment of 0 mg L-1 (control) to obtain the best result for masculinization of guppy at 30 mg L-1 immersion and the best survival rate on treatment of 0 mg L-1 (control). The re-sults of this study suggest that the masculinization technology on the parent stock can be done using extracts of sea cu-cumber innards which has been considered as waste.AbstrakIkan gapi Poecilia reticulata merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak digemari karena mudah dipe-lihara, dan memiliki variasi wama yang indah, terutama jantannya. Salah satu metode untuk menghasilkan ikan gapi jantan adalah dengan metode pembalikan kelamin melalui produksi penjantanan ikan gapi. Penelitian ini bertujuan un-tuk menentukan dosis hormon perlakuan ekstrak jeroan teripang pasir terhadap proses penjantanan ikan gapi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan perendaman induk ikan gapi yang telah dipijahkan ke dalam larutan ekstrak jeroan teripang pasir selama 24 jam dengan dosis berbeda, yaitu 0 mg L-1, 10 mg L-1, 20 mg L-1, 30 mg L-1 dan 22 mg L-1 (metiltestosteron sebagai kontrol positif). Parameter yang diukur adalah persentase ikan jantan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun pengaruh antarperlakuan yang diberikan tidak berbeda nyata, tetapi dapat dikatakan berbeda nyata terhadap perlakuan 0 mg L-1 (kontrol) sehingga diperoleh hasil terbaik untuk penjantanan ikan gapi pada dosis perendaman 30 mg L-1 dan sintasan terbaik pada perlakuan 0 mg L-1 (kontrol). Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa teknologi penjantanan pada induk ikan gapi dapat dilakukan dengan me-manfaatkan ekstrak jeroan teripang pasir yang selama ini dianggap sebagai limbah.