scholarly journals PERUBAHAN pH SALIVA SISWA MA DARUL ISTIQAMAH MANADO SESUDAH MENYIKAT GIGI DENGAN PASTA GIGI MENGANDUNG XYLITOL

e-GIGI ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Stevy B. Najoan ◽  
Billy J. Kepel ◽  
Dinar A. Wicaksono

Abstract: Saliva plays a role in the occurrence of dental caries. The low of buffer capacity and secretion of saliva leads to reduced salivary ability in wash away food particles, deadly micro organisms and neutralize the salivary pH. Changes in the salivary pH is influenced by circadian rhythms, the type of food consumed, stimulation of salivary secretion, salivary flow rate, micro organisms of the oral cavity and salivary buffer capacity. Xylitol is a sweetener similar to polyols that are non-acidogenic and non-cariogenic. Xylitolis difficult to be fermented by bacteria in the oral cavity so can help to increasing the decreases of salivary pH due  the consumption of foods containing carbohydrates. In the field of dentistry, xylitol has been applied in a wide range of products such as chewing gums, lozenges, mouth washes and toothpastes. This study was conducted to determine the salivary pH before brushing teeth with tooth paste containing xylitol, the salivary pHafter brushing teeth with tooth paste containing xylitol and the changes of salivary pH after brushing teeth with tooth paste containing xylitol. The research design used was analytics experimental pretest and posttest design. The population used were 56 students of MA Darul Istiqamah Manado. Sampling was done by using simple random sampling technique with 20 samples were obtained by matched-pair research formula. Saliva collection methodsused werethe spittingmethod. The results showed a change in the salivary pH after brushing teeth with tooth paste containing xylitol. The average value ofthe salivary pH after brushing teeth with tooth paste containing xylitol were 7,18 higher than the average value of the salivary pH before brushing teeth with tooth paste containing xylitol were 6.99. Results of statistical tests of paired-samples t-test showed that there were significant differences (p <0.05) of the salivary pH before and after brushing teeth with tooth paste containing xylitol. Conclution: Xylitol has a role in increasing the salivary pH which helps in inhibiting dental caries. Keywords: salivary pH, brushing teeth, toothpaste containing xylitol.     Abstrak: Saliva berperan dalam proses terjadinya karies gigi. Rendahnya sekresi dan kapasitas bufer saliva menyebabkan berkurangnya kemampuan saliva dalam membersihkan sisa makanan, mematikan mikroorganisme serta menetralkan pH saliva. Perubahan pH saliva dipengaruhi oleh irama sirkadian, jenis makanan yang dikonsumsi, stimulasi sekresi saliva, laju aliran saliva, mikroorganisme rongga mulut dan kapasitas  bufer saliva. Xylitol merupakan sejenis pemanis polyols yang bersifat non-asidogenik dan non-kariogenik. Xylitol sulit untuk difermentasi oleh bakteri dalam rongga mulut sehingga dapat membantu dalam meningkatkan pH saliva yang turun akibat konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Dalam bidang kedokteran gigi, xylitol telah banyak diaplikasikan dalam berbagai macam produk seperti permen karet, tablet hisap, obat kumur dan pasta gigi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pH saliva sebelum menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung xylitol, pH saliva sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung xylitol dan perubahan pH saliva sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung xylitol. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu analytic experimental pretest and posttest design. Populasi yang digunakan yaitu siswa MA Darul Istiqamah Manado yang berjumlah 56 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel yang didapatkan yaitu 20 orang berdasarkan rumus penelitian dua populasi berpasangan. Metode pengumpulan saliva yang digunakan yaitu spitting method. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan pH saliva sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung xylitol. Nilai rata-rata pH saliva sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung xylitol yaitu 7,18 lebih tinggi dari nilai rata-rata pH saliva sebelum menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung xylitol yaitu 6,99. Hasil uji statistik paired-samples t-test memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung xylitol. Simpulan: xylitol memiliki peran dalam meningkatkan pH saliva sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi. Kata kunci: pH saliva, menyikat gigi, pasta gigi mengandung xylitol

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 33-40
Author(s):  
Indah Fitria Rahma ◽  
Siti Suharni Simamora ◽  
Shena Shena

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing sebelum diberi perlakuan (pretes) dan sesudah diberi perlakuan (postes) pada kelas eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing yang berjumlah 74 orang. Sedangkan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas VIII-A berjumlah 37 orang. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kritis matematis dengan soal uraian berjumlah 4 butir. Data dianalisis menggunakan uji normalitas dan uji hipotesis yaitu paired samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai posttest adalah 75,76 lebih tinggi dari rata-rata nilai pretest 32,52 dan presentase kenaikannya adalah 132,96%. Dari hasil uji normalitas diperoleh bahwa data berdistribusi normal yaitu 0,248>0,05 dan uji hipotesis diperoleh nilai Ttabel<Thitung (2,028<13,31). Dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. This study aims to determine whether there is influence of learning model of Student Facilitator and Explaining on mathematical critical thinking ability of grade VIII students of MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing before being treated (pretest) and after being treated (postes) in experiment class. This research is a quasi-experimental research. The population in this study is the entire class VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing which amounted to 74 people. While the sample used in this study is class VIII-A amounted to 37 people. The sample is determined by simple random sampling technique. Data collection using mathematical critical thinking ability test with 4 item description description. Data were analyzed using normality test and hypothesis test that paired samples t-test. The results showed that the average posttest value was 75.76 higher than the average pretest value of 32.52 and the percentage increase was 132.96%. From the normality test results obtained that the normal distribution data that is 0.248>0.05 and hypothesis test obtained value Ttable<Thitung (2.028<13.31). It can be concluded that the existence of significant differences indicate that there is influence by using student facilitator and explaining learning model to student’s mathematical critical thinking ability.


Author(s):  
Juju Juheti ◽  
Sofyan Hasanudin Nur ◽  
Anna Fitri Hindriana

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya literasi sains dan kreativitas siswa� dalam memecahkan� masalah� yang merupakan� hasil proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menekankan pada kemampuan� siswa� untuk mencari� pengetahuan� atau pengalaman� belajar� adalah Siklus Belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment)� dengan� desain� pretest� and posttest� control� group design.� Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN Darma Kabupaten Kuningan dan sampel diambil dengan menggunakan dua kelas dengan teknik simple random sampling.� Kelompok� eksperimen� diberi� perlakuan� model� pembelajaran� siklus belajar,�� sedangkan�� kelompok� kontrol� menggunakan�� pembelajarannya�� secara konvensional. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi, tes literasi sains, lembar� kerja� kreativitas� siswa,� dan� angket� respon� siswa.� Berdasarkan� hasil penelitian dan analisis data, diperoleh rata-rata N-gain literasi sains sebesar 0,276 untuk kelas kontrol termasuk kategori rendah dan 0,439 untuk kelas eksperimen termasuk kategori sedang.�� Sedangkan rata-rata N-gain� kreativitas� siswa dalam memecahkan masalah sebesar 0,547 untuk kelas kontrol termasuk kategori sedang dan� 0,695� untuk� kelas� eksperimen� termasuk� kategori� sedang.� Hasil� pengujian hipotesis literasi sains dengan menggunakan uji Paired Samples t Test, diperoleh thitung�� =� 13,397�� kelas�� eksperimen�� >�� thitung�� =� 8,966�� kelas�� kontrol,�� hal� ini menunjukkan� bahwa� literasi� sains� siswa� dengan� menggunakan� model� siklus belajar� lebih� baik� daripada� penggunaan� model� konvensional.� Sedangkan� hasil perhitungan kreativitas siswa diperoleh thitung = 41,869 kelas eksperimen > thitung = 23,370�� kelas� kontrol,�� hal� ini� menunjukkan�� bahwa�� kreativitas�� siswa� dalam memecahkan� masalah� menggunakan� model� siklus� belajar� lebih� baik� daripada penggunaan model secara konvensionalKeywords: Siklus Belajar; Literasi Sains; Kreativitas Siswa�


2015 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Yunita P. Moniaga ◽  
Youla A. Assa ◽  
Stefana H. M. Kaligis

Abstract: Human body needs various substances to function properly; one of which is micronutrient. Iron is one of the micronutrients required by the body that is involved in several body processes including hemoglobin formation, energy metabolism, and immune system. Iron can be excreted through feces, urine, and sweat which could increase as a result of doing vigorious physical activity. This study aimed to compare blood iron level before and after vigorous intensity exercise. This was a pre-experimental study with one group pre-test post-test approach. Respondents were chosen by using simple random sampling method. The vigorous intensity exercise was playing futsal for 2 x 20 minutes and a 10-minute rest without any subtitution. The results showed that the mean of blood iron levels before vigorous intensity exercise was 83.86 ug/dL and after the exercise was 84.95 ug/dL. The analysis using paired-samples t-test showed a P value = 0.595. Conclusion: There was no significant difference between blood iron level before and after vigorous physical activity.Keywords: blood iron level, exxercise, vigorous intensityAbstrak: Tubuh manusia memerlukan berbagai macam zat untuk berfungsi, salah satunya ialah mikronutrien. Besi merupakan salah satu mikronutrien penting yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hemoglobin, metabolisme energi, dan sistem kekebalan tubuh. Besi dapat diekskresikan melalui tinja, urin, dan keringat yang dapat meningkat akibat aktivitas fisik intensitas berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar besi darah sebelum dan sesudah aktivitas fisik intensitas berat. Penelitian ini bersifat pre-ekperimental dengan pendekatan one group pre-test post-test. Responden dipilih menggunakan metode simple random sampling. Aktivitas fisik intensitas berat yang dilakukan ialah olahraga futsal dengan durasi permainan 2 x 20 menit dan jeda 10 menit tanpa adanya pergantian pemain. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar besi darah sebelum aktivitas fisik 83,86 μg/dL dan sesudah 84,95 μg/dL. Hasil analisis menggunakan paired-samples t-test menunjukkan nilai P = 0,595. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar besi darah sebelum dan sesudah aktivitas fisik intensitas berat.Kata kunci: kadar besi darah, aktivitas fisik, intensitas berat


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Retno Issroviatiningrum ◽  
Shanti Wardaningsih ◽  
Novita Kurnia Sari

ABSTRAK Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan keperawatan khususnya untuk mendukung peserta didik menjadi perawat profesional memerlukan proses pembelajaran dengan menggunakan fasilitas keterampilan klinis. Practice based simulation model didasarkan pada teori belajar konstruktif yang menegaskan bahwa pengetahuan tidak pasif ditransfer dari pendidik kepada peserta didik, tetapi dibangun oleh peserta didik melalui pengolahan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan mereka. Dengan metode simulasi di laboratorium dapat mendorong mahasiswa untuk menggunakan critical thinking dalam mengambil keputusan dalam mengatasi masalah tanpa merugikan pasien yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh practice based simulation model terhadap critical thinking pada mahasiswa semester VI di FIK Unissula Semarang. Penelitian ini menggunakan metode Quasy – Experiment dengan pendekatan pretest-posttest with control group design. Pengambilan sampel dengan teknik  simple random sampling dengan jumlah 21 responden baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Analisis data menggunakan uji Paired T-Test dan Independent Samples T-Test. Hasil penelitian selisih peningkatan critical thinking pada kelompok intervensi sebanyak 11.95 poin dan pada kelompok kontrol 2.05. Practice based simulation model berpengaruh terhadap critical thinking dengan nilai p=0.00<0.05. Disimpulkan bahwa practice based simulation model mempengaruhi critical thinking pada mahasiswa semester VI FIK Unissula Semarang. Kata kunci: Practice based simulation model, critical thinking


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 49-53
Author(s):  
Angga Arfina ◽  
Yureya Nita ◽  
Khairiyati Khairiyati

Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Pada lansia terjadi proses degeneratif yang akan berdampak terjadinya perubahan-perubahan diri manusia. Perubahan yang terjadi pada lansia mengakibatkan berbagai masalah yang kompleks baik secara fisik maupun psikologis. Kecemasan merupakan salah satu respon yang paling dini dan sering muncul pada lanjut usia. Selain dengan farmakologis, kecemasan juga dapat ditangani secara non farmakologis salah satunya dengan membaca Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh membaca Al-Qur’an terhadap kecemasan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah Pekanbaru. Desain penelitian adalah quasy eksperiment dengan metode penelitian one group pretest & posttest. Sampel penelitian adalah lansia berjumlah 42 orang menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi untuk membaca Al-Qur’an dan penilaian kecemasan dengan Hamilton Anxiety Rating  Scale. Data dianalisis secara statistik deskriptif dan Paired Sample T Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh membaca Al-Qur’an dengan kecemasan pada lanjut usia dengan p value 0.002 < 0.05. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan asuhan keperawatan gerontik sehingga membaca Al-Qur’an dapat dijadikan salah satu intervensi dalam meningkatkan spiritualitas serta menurunkan kecemasan pada lansia.


Author(s):  
Herson Ginting ◽  
M. Oky Gafari ◽  
Malan Lubis

The aims of this study to find the validation conducted by the material expert validator on the development of the exposition text writing module. This research used development method by using population data of all student grade X vocational high school Brigjen Katamso Medan with total 92 students. The technique of collecting data by using by simple random sampling. . The results of the validation carried out by the material expert validator on the development of the exposition text writing module with the genre approach 89.11% with the category "Very Good". The results of the validation carried out by the design expert validator on the exposition text writing module overall average value of 90.80% with the category "Very Good". The teacher's assessment of the exposition text writing module with the genre approach for grade X students obtained an average value of 80.70% in the "good" category


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Anike Fifilusianty WF ◽  
Mila Ermila Hendriyani ◽  
Dian Rachmawati

Metode mneumonik yaitu metode menghafal dengan cara mengambil salah satu bagian kata yang akan dihafal untuk dirancang siswa menjadi susunan kata yang unik dan menjadi suatu kalimat yang familiar. Salah satu kesulitan siswa dalam mempelajari konten biologi adalah menghafal nama atau istilah latin, contohnya yang terkait dengan taksonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mneumonik terhadap daya ingat siswa pada konsep protista di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Tangerang, Indonesia. Metode kuasi eksperiment digunakan untuk mengukur variable daya ingat siswa, dengan desain Posttest Only Control Group Design. Sampel penelitian adalah kelas X IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan X IPA 5 sebagai kelas kontrol yang diambil menggunakan teknik Simple random sampling. Uji hipotesis menggunakan t test diperoleh nilai thitung 9.124 > ttabel sebesar 2.02. Nilai tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran mneumonik berpengaruh terhadap daya ingat siswa pada konsep protista.


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 56-61
Author(s):  
Asti Nuraeni ◽  
Sri Hartini

Proses menua merupakan proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan perbaikan kerusakan yang diderita. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia salah satunya adalah muskuloskeletal, yaitu penurunan massa dan tonus otot, serat otot berkurang ukurannya, kekuatan otot berkurang. Insiden jatuh di Indonesia tercatat dari 115 penghuni panti sebanyak 30 lansia atau sekitar 43,47%. Salah satu upaya mencegah terjadinya jatuh pada lansia yaitu dengan cara latihan keseimbangan fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh latihan keseimbangan fisik dengan penilaian Tinetti POMA terhadap penurunan kejadian lansia jatuh. Desain penelitian ini menggunakan pre-eksperimental dengan metode one group pretest posttest design. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dan besar sampel menggunakan Roschoe dengan jumlah sampel 30 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sebelum diberikan intervensi, menunjukan hasil bahwa responden lansia  yang memiliki risiko jatuh tinggi sebanyak 9 responden (30,0%), dan responden dengan risiko jatuh sedang sebanyak 21 responden (70,0%). Sedangkan setelah diberikan intervensi menunjukan hasil yang sama besar yaitu sebanyak 15 responden (50%) memiliki risiko jatuh sedang dan 15 responden (50%) memiliki risiko jatuh rendah. Hasil statistik dengan uji paired t test menunjukkan ada pengaruh latihan keseimbangan fisik lansia dengan kajian jatih pada lansia dengan P value 0,000. Perawat diharapkan mampu mencegah risiko jatuh pada lansia dengan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada petugas panti/ kader tentang pengkajian lansia yang beresiko jatuh yang kemudian untuk melakukan pencegahan pada lansia dengan diberikan latihan keseimbangan fisik.   Kata kunci : Tinetti POMA, latihan keseimbangan fisik   RISK DECREASING FALLS THROUGH TINETTI PERFORMANCE ORIENTED MOBILITY ASSESSMENT (POMA) ASSESSMENT WITH EXERCISEPHYSICAL BALANCE IN ELDERLY   ABSTRACT Aging is a process of slowly disappearing the ability of tissue to repair itself or replace and maintain its normal function so it cannot withstand infections and repair damage suffered. Health problems that often occur in the elderly, one of which is musculoskeletal, which is a decrease in muscle mass and tone, muscle fiber decreases in size, muscle strength decreases. The falling incident in Indonesia was recorded by 115 orphanage residents as many as 30 elderly or around 43.47%. One effort to prevent falls in the elderly is by physical balance training. The purpose of this study was to analyze the effect of physical balance training with the Tinetti POMA assessment of the decline in the incidence of elderly falls. The design of this study used a pre-experimental method with one group pretest posttest design. The sampling technique in this study used a simple random sampling method and the sample size used Roschoe with a sample of 30 respondents. The results showed that before the intervention was given, the results showed that elderly respondents who had a high risk of falling were 9 respondents (30.0%), and respondents with a moderate risk of falling were 21 respondents (70.0%). Whereas after being given the intervention showed the same results as many as 15 respondents (50%) had a risk of moderate fall and 15 respondents (50%) had a risk of falling low. Statistical results with paired t test showed that there was an effect of elderly physical balance training with a jatih study on the elderly with P value 0,000. Nurses are expected to be able to prevent the risk of falling on the elderly by providing knowledge to nursing staff / cadres about the study of elderly people who are at risk of falling who then to prevent the elderly by being given physical balance training. Keywords: POMA Tinetti, physical balance training


2018 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Adi Santoso

Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui adakah hubunganyang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan prestasi kerja diPemerintahan Desa Gumuksari Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember”. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan analitikkuantitatif.Lokasi penelitian dilakukan di kantorPemerintahan Desa Gumuksari Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember.Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh karyawan di kantor Pemerintahan Desa Gumuksari Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Penentuan sampel dalam penelitian inimenggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling yaitu 25 karyawan di kantor Pemerintahan Desa Gumuksari KecamatanKalisat Kabupaten Jember.Dalam pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitukoefisien korelasi menggunakan Rank Spearman, sedangkan kriteria pengambilan keputusannya dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasisetelah dilakukan perhitungan menggunakan SPSS 16 for Windows adalah -1≤ r ≤ 1.Hasil perhitungan menunjukkan bahwa diperoleh rs hitung 0,144 yang terletak pada interval korelasi antara 0,00-0,199 mengandung artimempunyai hubungan yang sangat rendah, berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan prestasi kerja diPemerintahan Desa Gumuksari Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember.Merujuk pada perhitungan uji t test maka terbukti bahwa t hitunglebih  besar dari t tabel yaitu (0,787 > 0,687) berarti ada hubungan motivasi kerja dengan prestasi kerja yang nyata di Pemerintahan Desa GumuksariKecamatan   Kalisat Kabupaten Jember.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Linlin Lindayani ◽  
Heni Purnama ◽  
Irma Darmawati ◽  
Vita Lucya

ABSTRACTThe prevalence of HIV infection in aged 15-19 years old was increased significantly every year. Adolescent is a high-risk groups for HIV infection due to high chance to try something new and having big influenced by their peer in school. There is limited intervention utilizing technology conducted in Indonesia to reduce the risk of HIV among adolescents. This study aimed to test the effectiveness of peer-led technology on knowledge and attitude towards HIV prevention among adolescent in Bandung. This research was a queasy experiment with one group conducted in a one of private senior high school in Indonesia from April to August 2018. The sample in this study was a student in one of private high school in Bandung. The inclusion criteria in this study were high school students in grade 1, 2; three sample technique used simple random sampling. The Bahasa version of knowledge and  attitude towards HIV prevention were used to measure the outcome. Paired t test used to test the mean sore of knowledge and attitude the intervention before and after. A total of 28 senior high school students agreed to join in this study. This study found that peer-led technology was useful to improve the knowledge and attitudes of high school students towards HIV prevention, mainly through sexual transmission (p-value <0.001, with a mean difference between pre-test and post-test, was 5.2 for knowledge and 3.19 for attitude). In conclusion, utilizing technology to provide health education in adolescent effectively to improve knowledge and attitude towards HIV prevention. ABSTRAKPrevalensi HIV infeksi pada umur 15-19 tahun meningkat secara signifikan setiap tahun. Remaja adalah kelompok berisiko tinggi untuk infeksi HIV, pada masa ini mereka senang mencoba sesuatu yang baru dan juga faktor tingginya pengaruh teman sebaya di sekolah. Masih sedikit intervensi pencegahan HIV  yang memanfaatkan teknologi untuk mengurangi risiko HIV kalangan remaja di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas peer lead teknologi terhadap pengetahuan dan sikap dalam pencegahan HIV di antara remaja di Bandung. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen pada satu kelompok perlakuan yang dilakukan di salah satu SMA swasta di Indonesia dari bulan April hingga Agustus 2018. Kriteria inklusi dalam studi ini adalah siswa SMA kelas 1 dan 2. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan simple random sampling. Instrumen versi bahasa indonesia digunakan sebagai instrumen untuk mengukur pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV. Analisa data menggunakan paired T test untuk mebandingkan hasil sebelum dan sesudah intervensi. Total sejumlah  28 siswa SMA setuju untuk bergabung dalam studi ini. Studi ini menemukan bahwa peer lead technology berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa SMA terhadap pencegahan HIV, terutama melalui transmisi seksual (p-nilai < 0.001, dengan perbedaan yang berarti antara sebelum dan sesudah intervensi  adalah 5.2 untuk pengetahuan dan 3.19 untuk sikap). Kesimpulannya, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan kesehatan pada remaja terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document