scholarly journals Hubungan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi UKMPPD OSCE dengan Nilai UKMPPD Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

2018 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 159
Author(s):  
Gilbert Limen ◽  
Joshua Runtuwene ◽  
Christillia Wagiu

Abstract: Exam is a potential stressor to cause anxiety among students. As an exit exam, the medical competency examination consists of two parts: multiple choice question computer-based test and an objective structured clinical examination (OSCE). The anxiety level during the latter part where the cognitive, psychomotor and professional behaviour aspects of examinees are tested, is considered the highest. Passing grade of the exam as one criterion used for important decisions can also be another source of anxiety. Anxiety may impact performance during exam and consequently the passing grade. This study was aimed to evaluate the correlation between the anxiety level right before medical competency examination OSCE and the August 2018 OSCE final results. This was an analytical study with a cross sectional design. Respondents were all students partaking in OSCE at Sam Ratulangi University Medical School. The Hamilton Anxiety Rating Scale was used to measure the anxiety level. The OSCE results were retrieved from the Academic Department. Data were analyzed with the Spearman correlation test that obtained a P value of 0.289. Overall, 81.20% of respondents experienced anxiety, however, the majority (43.50%) were considered as mild anxiety. Moreover, the median score of August 2018 OSCE was 80.00. Conclusion: There is no correlation between anxiety level right before OSCE and August 2018 final results.Keywords: anxiety level, medical competency examination, OSCE scoreAbstrak: Ujian dapat menjadi sebuah stresor yang menimbulkan kecemasan. Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) sebagai exit exam terdiri atas dua jenis ujian yakni pilihan ganda berbasis komputer dan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Tingkat kecemasan yang dihasilkan oleh OSCE paling tinggi karena OSCE menguji aspek kognitif, psikomotor dan professional behavior. Nilai batas lulus ujian UKMPPD juga dapat menjadi sumber kecemasan karena digunakan untuk menentukan keputusan yang penting. Kecemasan dalam menghadapi ujian dapat menjadi salah satu penyebab yang memengaruhi performa dan berdampak pada kelulusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi UKMPPD OSCE dengan nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Responden ialah seluruh mahasiswa yang mengikuti UKMPPD OSCE di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) dengan menggunakan instrumen penelitian Hamilton Anxiety Rating Scale untuk mengukur tingkat kecemasan dan nilai OSCE dari Bagian Akademik Fakultas Kedokteran Unsrat. Analisis statistik menggunakan uji kore-lasi Spearman. Hasil analisis hubungan antara kecemasan dalam menghadapi UKMPPD OSCE dengan nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018 mendapatkan nilai P=0,289. Responden yang mengalami kecemasan sebanyak 81,20% dan umumnya memiliki tingkat kecemasan yang ringan (43,50%). Median nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018 yang diperoleh ialah 80,00. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dalam menghadapi UKMPPD OSCE dengan nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018.Kata kunci: tingkat kecemasan, UKMPPD, nilai OSCE

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 61-67
Author(s):  
Widiharti Widiharti ◽  
Wiwik Widiyawati ◽  
Widya Lita Fitrianur

Tekanan darah adalah faktor penting dalam sistem sirkulasi tubuh manusia. Tekanan darah dapat dengan mudah berubah meski dalam hitungan detik (Sasmalinda, Syafriandi, & Helma, 2013). Pada 2 Maret 2020, pemerintah Indonesia pertama kali mengumumkan dua kasus pasien postif Covid-19. (Pranita, 2020). Pasien tidak berani melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, sehingga jika ada keluhan yang tidak begitu berat mereka akan membeli obat di apotik tanpa mengetahui tekanan darahnya. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena tekanan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi lain seperti stroke. Tujuan penelitian menganalisis faktor yang berhubungan dengan tekanan darah. Desain penelitian analitik observasional, dengan pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2012). Pelaksanaan bulan  Maret – Mei 2020. Populasi dari Seluruh warga  babatan RT 8 RW 2 Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung sebanyak 110 orang. Teknik Sampel total sampling. Variabel independen; jenis kelamin, beban kerja, pendapatan, tingkat kecemasan dan riwayat keluarga. Variabel dependen; tekanan darah. Instrument penelitian; timbangan injak digital, tensi digital, dan kuesioner. Variabel Tingkat kecemasan  menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Dianalisis uji statistik Chi Square dengan nilai p value <0.05. Hasil penelitian chi square  beban kerja nilai p-value 0,004<0,005 ada hubungan beban kerja dengan  tekanan darah. Hasil  p – value 0,002<0,05 ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah.  Hasil p value 0,463<0,05 tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan, hasilnya p – value 0,000<0,05 ada hubungan riwayat keluarga dengan tekanan darah. Kesimpulan faktor yang berhubungan dengan tekanan darah yaitu jenis kelamin, beban kerja, pendapatan, riwayat keluarga sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan tekanan darah yaitu kecemasan


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 26-32
Author(s):  
Sri Sumarni

Imunisasi adalah suatu usaha memasukkan vaksin ke dalam tubuh yang akan  membuat zat anti dengan tujuan mencegah terhadap penyakit tertentu, imunisasi kadang di takutkan oleh ibu karena evek samping yang terjadi setelah di berikan imunisasi sehingga ibu cemas, penyebab kecemasan ibu di karenakan pemberitaan miring tentang efek samping imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-12 bulan di Desa Banjar Barat Kecamatan Gapura. Jenis penelitian ini merupakan analitik korelasional cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan sebanyak 35 ibu. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian adalah Total Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan sebanyak 35 ibu. Pengumpulan data menggunakan kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) dan observasi buku KIA. Analisa data yang digunakan adalah uji korelasi spearman dengan nilai signifikansi p = 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar ibu mengalami kecemasan ringan sebanyak 22 ibu (62,9%), dan sebagian besar ibu memberikan imunisasi dasar yang tidak lengkap sebanyak 19 orang (54,3%). Hasil uji statistik diperoleh P value < α (0,000 < 0,05) dan tingkat kepercayaan 95%. Kekuatan korelasi adalah r sebesar 0,732 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kecemasan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-12 bulan di Desa Banjar Barat kecamatan Gapura. Sehingga kepada para ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan perlu adanya ikut serta jika ada penyuluhan kesehatan mengenai imunisasi dasar lengkap dan banyak bertanya sebelum di lakukan pemberian imunisasi pada bayinya.


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Ismi Maulida Rezki ◽  
Dhian Ririn Lestari ◽  
Anggi Setyowati

ABSTRAKKomunikasi terapeutik adalah alat dasar yang digunakan untuk membentuk hubungan antara perawat dan keluarga pasien. Keluarga pasien merasa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan menyampaikan perasaan yang mengganggu sehingga sangat diperlukan untuk mengatasi kecemasan. Tujuan penelitian adalah Menganalisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien. Metode penelitian ini adalah observasional analitis dilakukan pada 30 keluarga pasien di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner komunikasi terapeutik perawat dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Hasil penelitian didapatkan komunikasi terapeutik perawat baik sebanyak 83,4%, komunikasi terapeutik perawat cukup sebanyak 16,7%. Tidak terdapat kecemasan sebanyak 33,3%, kecemasan ringan sebanyak 33,4%, kecemasan sedang sebanyak 16,6%, kecemasan berat 16,7%. Hasil uji korelasi spearmandidapatkan p value= 0,000 dan koefisien korelasi spearman (r)= -0,816. p value 0,000 <0,05. Komunikasi terapeutik perawat berhubungan dengan tingkat kecemasan keluarga pasien. Komunikasi terapeutik perawat dapat dijadikan intervensi keperawatan oleh perawat kepada keluarga pasien di ruang ICU.Kata-kata kunci: komunikasi terapeutik perawat, kecemasan keluarga pasien.ABSTRACTTherapeutic communication is a base tool used for making correlation between nurse and patient family. Patient family feels that their interaction with nurse is oppurtunity to explain feel which disturb so need for anxiety solving. Aim of this research to analyze correlation therapeutic communication of nurse with patient family anxiety level. Method of This research observational analysis with total respondent were 30 patients family in Intensive Care Unit (ICU) General Hospital (RSUD) Ratu Zalecha Martapura between 28 November to 7 December 2015. This research instruments used Therapeutic Communication of Nursing questionnaire and Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Results of this research is communication of nurse good were 83,4%, therapeutic comunication of nurse enough were 16,7. There were no anxiety 33,3%, low anxiety were 33,4%, middle anxiety were 16,6%, high anxiety were 16,7%. Result of corelation spearman statistic p value= 0,000 and coefficient correlation spearman (r)= -0,816. p value 0,000<0,05. Communication therapeutic of nurse related with patient family anxiety level. Communication therapeutic of nurse can be used as nursing intervention by nurse to patient family in ICU.Keywords: communication therapeutic of nurse, patient family anxiety.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 83-87
Author(s):  
Nuria Muliani ◽  
Alfiyan Prima Ginanjar ◽  
Yusnita .

Bullying Meningkatkan Kecemasan Siswa SMK Muhammadiyah 1 Padang Ratu Lampung Tengah. Bullyingmerupakan penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok.Korban bullying dapat merasa cemas, takut yang tidak menyenangkan yang sering disertai gejala fisiologis, respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku bullying terhadap tingkat kecemasan siswa di SMK Muhammadiyah 1 Padang Ratu Lampung Tengah Tahun 2019.Penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini merupakan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang Ratu Lampung Tengah..Jumlah sampel sebanyak 102 responden. Teknik sampling menggunakan total sampling.Instrumen yang digunakan adalah  kuisioner perilaku bullying dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS).Uji Statistik yang digunakan uji Chi Square. Hasil penelitian yang didapat yaitu terdapathubungan antara perilaku bullying dengan tingkat kecemasansiswa di SMK Muhammadiyah 1 Padang Ratu Lampung Tahun 2019 dengan nilai p-value 0,013 (0,05) dengan nilai odd ratio (OR = 3.045). Tenaga kesehatan perlu memberikan informasi mengenai perilaku bullying dan tingkat kecemasan agar dapat membantu siswa yang mengalami perilaku bullyingdan dapat mengontrol tingkat kecemasan dengan baik.


2020 ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Dian Nugroho ◽  
Agus Sarwo Prayogi ◽  
Ana Ratnawati ◽  
Tri Arini

Kecemasan menyebabkan  kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Kecemasan pada pasien pre operasi harus diatasi, karena dapat menimbulkan perubahan-perubahan fisiologis yang akan menghambat dilakukannya tindakan operasi. Salah satu faktor untuk menurunkan tingkat kecemasan seseorang ketika menghadapi situasi dan kondisi tertentu yaitu dengan self efficacy. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan self efficacy dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 71 pasien pre operasi. Instrumen pengambilan data menggunakan kuesioner general self efficacy dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang telah baku. Analisa data menggunakan uji korelasi kendall-tau dengan taraf signifikan 5%. Self efficacy pasien dengan kategori tinggi (57,7%), sedang (36,7%) dan kurang (5,6%). Kecemasan pasien pre operasi pembedahan dengan kategori tidak cemas (25,4%), cemas ringan (54,9%), cemas sedang (19,7%) dan cemas berat serta panik (0%). Hasil uji statistik menunjukkan besarnya koefisien korelasi Kendall-Tau yaitu 0,317 dengan signifikasi 0,002. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 berarti bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara self efficacy dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi pembedahan. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara self efficacy dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi pembedahan dengan nilai p < 0,05   Anxiety causes unclear and diffuse concerns, which are associated with feelings of uncertainty and helplessness. Anxiety in preoperative patients must be overcome because it can cause physiological changes that will hinder the operation. One of the factors to reduce one's anxiety level when facing certain situations and conditions is self-efficacy. The objective of this study is to find out the relationship between self-efficacy and the patient's anxiety level preoperatively. Type of quantitative descriptive research with the cross-sectional approach. The sampling technique used purposive sampling as many as 71 patients pre-surgery. The data collection instruments used the standard general self-efficacy and Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Data analysis used the Kendall Tau-correlation test with a significant level of 5%. Self-efficacy of patients with high categories (57.7%), moderate (36.7%) and less (5.6%). The anxiety of preoperative patients with the category of not anxious (25.4%), mild anxiety (54.9%), moderate anxiety (19.7%) and severe anxiety and panic (0%). The statistical test results show the magnitude of the Kendall-Tau correlation coefficient, which is 0.317 with a significance of 0.002. This shows that the value of p <0.05 means that there is a positive and significant relationship between self-efficacy and the level of anxiety of patients preoperative surgery. There is a positive and significant relationship between self-efficacy and the patient's anxiety level in preoperative surgery with a value of p <0.05


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1111-1119
Author(s):  
Astri Fitriya ◽  
Emi Nurlaela

AbstractOne of the ways to reduce anxiety during pregnancy is by doing yoga exercise. It is a recommended method of physical exercise because it is cheap, easy to operate, and beneficial for physical and mental health so that mothers can accept the physiological changes during pregnancy and childbirth. This study aimed to examine the effect of the exercise on the anxiety level of pregnant women in facing their childbirth. To be known, it is a literature review. HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) was appliied as the questionnaires in the articles. The process of collecting data was conducted by searching Google Scholar, it obtained 5 articless published during 2011-2021. Besides, JBI critical appraisal checklist for quasi-experimental was used as critically reviewed instruments.Based on the reviewing literatures from 5 articles, it showed the yoga exercise has an effect on reducing anxiety level of pregnant women in facing childbirth, with the result of p value was <0,05. A yoga exercise is one of some physical exercises which be able to reduce anxiety of pregnant women.Keywords : anxiety,yoga exercise, childbirth AbstrakLatihan fisik terbukti dapat mengurangi kecemasan selama kehamilan. Latihan yoga adalah metode latihan fisik yang direkomendasikan karena murah, mudah dioperasikan, dan bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental sehingga ibu dapat menerima perubahan fisiologis selama masa kehamilan dan persalinan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam yoga terhadap tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan melalui literature review. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Adapun kuesioner yang dipergunakan didalam artikel menggunakan kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Mengakses database menggunakan Google Scholar 5 artikel yang dipublish pada tahun 2011-2021. Instrumen telaah kritis yang digunakan yaitu dengan menggunakan JBI critical appraisal checklist for quasi-eksperimental. Hasil literature review dari 5 artikel menunjukkan bahwa senam yoga berpengaruh terhadap kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan dengan hasil p value < 0,05. Senam yoga merupakan salah satu latihan fisik yang dapat mengatasi kecemasan pada ibu hamil. Kata Kunci : Kecemasan, Senam Yoga, Persalinan


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Nikhita F. A. Mamesah ◽  
Hendri Opod ◽  
Lydia David

Abstract: Anxiety is a normal reaction that helps human to deal with danger or tough situation. Anxious people feel afraid, worry, and have physical changes such as increased blood pressure. This condition can happen especially among people who live in the landslide-prone area. They always feel worried and anxious when rain as well as earthquake or any condition that can trigger landslide occurs. This study was aimed to determine the anxiety level among residents living in the landslide prone-area Ranomuut Manado. This was a descriptive study with a cross sectional approach. Samples were obtained by using the purposive sampling technique. Respondents were residents of Ranomuut Lingkungan IV Manado. The anxiety level was measured with Hamilton Anxiety Rating Scale (HAR-S) questionnaire. The results showed that there were 43 respondents who participated in this study; 22 females (51.1%) and 21 males (48.9%). The anxiety levels were mild anxiety in 11 respondents (25.6%), moderate anxiety in 22 respondents (51.1%), severe anxiety in 8 respondents (18.6%), and no anxiety in 2 respondents (4.7%). Conclusion: Most residents in landslide prone-area had anxiety, and the most common anxiety was moderate anxiety.Keywords: anxiety, landslide prone-area, Hamilton Anxiety Rating Scale (HAR-S) Abstrak : Kecemasan adalah reaksi normal yang membantu manusia menghadapi situasi yang berbahaya atau sulit. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan, memiliki pikiran yang khawatir, dan perubahan fisik seperti tekanan darah yang meningkat. Keadaan ini dapat terjadi khusunya bagi orang yang tinggal di daerah rawan longsor yang akan selalu waspada dan juga merasa cemas disaat hujan, gempa atau hal-hal yang dapat memicu terjadinya longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada warga yang tinggal di daerah rawan longsor di Kelurahan Ranomuut, Kota Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Responden penelitian ialah warga Kelurahan Ranomuut Lingkungan IV. Tingkat kecemasan diukur menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HAR-S). Hasil penelitian mendapatkan bahwa responden yang mengikuti penelitian berjumlah 43 orang, terdiri dari perempuan 22 orang (51,1%) dan laki-laki 21 orang (48,9%). Tingkat kecemasan yang didapatkan ialah kecemasan ringan sebanyak 11 orang (25,6%), kecemasan sedang sebanyak 22 orang (51,1%), kecemasan berat sebanyak 8 orang (18,6%), dan yang tidak memiliki kecemasan sebanyak 2 orang (4,7%). Simpulan: Sebagian besar masyarakat yang berdiam di daerah rawan longsor mengalami kecemasan, terutama kecemasan sedang.Kata kunci: kecemasan, daerah rawan longsor, Hamilton Anxiety Rating Scale (HAR-S)


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Halimatus Saidah

ABSTRAKHubungan tingkat kecemasan emosional ibu Post Partum dengan kejadian Post Partum Blues  sangat penting diketahui karena pada fase ini terjadi perubahan secara fisiologis maupun secara psikologis yang dapat mempengaruhi kelabilan emosional ibu setelah melahirkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan emosional ibu Post Partum dengan kejadian Post Partum Blues  yang ada dikelurahan sukorame wilayah kerja puskesmas sukorame.Desain yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling, diperoleh jumlah sampel 24 orang responden dengan kriteria responden yaitu ibu Post Partum hari ke 7- minggu ke 2, nifas normal. Pengumpulan data menggunakan lembar ceklist skala Hamilton Anxiety Rating Scale dan kuesioner Edinburgh Post Natal Depression Scale. Analisa data menggunkan uji Sperman Rank.         Tingkat kecemasan emosional ibu post partum sebagian kecil (25,0%) yaitu 6 responden. dan kejadian Post Partum Blues  sebagian besar (62,5%) yaitu 15 responden. Hasil analisa data dengan menggunakan uji Spearmen Rank didapatkan hasil p-value 0,000 taraf signifikan (α = 0,05) dengan demikian ada hubungan antara tingkat kecemasan emosional ibu post partum dengan kejadian Post Partum Blues  di Kelurahan Sukorame wilayah Kerja Puskesmas Sukorame. Dan  nilai koefisien (r) sebesar 0,859 kekuatan korelasi dalam kategori sangat kuat dengan arah positif.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya hubungan antara tingkat kecemasan emosional ibu post partum dengan kejadian Post Partum Blues  di kelurahan Sukorame wilayah kerja Puskesmas Sukorame. Kata Kunci: Tingkat Kecemasan, Post Partum, dan Kejadian Post Partum Blues  ABSTRACT       The relationship between the level of emotional anxiety of the mother of post partum with Post Partum Blues  occurrence is very important because in this phase there is a change physiologically and psychologically wich can affect the emotional stability of mother after giving birth.       The purpose of this study to determine the relationship of emotional anxiety level of post partum mother with Post Partum Blues  incident that exist in sukorame’s Village its work area of puskesmas Sukorame.       Design used correlational analytics with cross sectional approach. The sample research using purposive sampling technique, obtained the number of samples 24 respondents with the criteria of respondents is post partum mother day 7 to week 2, its good puerperium. Data’s collection using hamilton anxiety rating scale and       Edinburgh Postnatal Depression Scale. Data’s processing is interpreted according to the classification of each measuring instrument.       The result of the research showed that  the relationship of emotional anxiety level of post partum mother with Post Partum Blues  incidence was the amount of the anxiety level 12,5%, 25% heavy anxiety , medium anxiety 16,6% and mild anxiety 20,9% with Post Partum Blues  event. While those without anxiety were 0% for Post Partum Blues  event.        From the result of this study it can be concluded that almost all postpartum mothers with anxiety that there is in the field of Sukorame work area puskesmas Sukorame experience Post Partum Blues . As for recommendation of this research is holding counseling about how to handle Post Partum Blues .Key Word : Anxiety level, Post Partum, Post Partum Blues  Event


Author(s):  
Yoga Setia Kurniawan ◽  
Yuliarni Syafrita ◽  
Restu Susanti

Introduction : Anxiety is one of the most non-motorized symptoms in patients with Parkinson's which greatly affects the quality of life, but in clinical practice it is often neglected. Anxiety in patients with Parkinson's can accelerate motor deterioration / disability and also increase mortality. Methods: This cross-sectional study was conducted at the Neurology polyclinic Dr. M Djamil Padang from July to December 2020 in patients who had been diagnosed with Parkinson's Disease (PD) by excluding secondary Parkinson's and a history of stroke. Anxiety was measured using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). The research subjects were 60 people. Univariate analysis to present baseline characteristics and bivariate tests assessed factors associated with anxiety and the relationship between variables. A p value <0.05 was considered statistically significant. Results: Most of the subjects were male (55%) with a mean age of 58.05 ± 9.7 years and disease duration of 6.35 ± 5.29 years. By examining the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), it was obtained 38.3% of Parkinson's sufferers with anxiety. There is a significant relationship between marital status, duration of illness and degree of disease with the incidence of anxiety (p <0.05) and there is no significant relationship between age and sex with the incidence of anxiety in patients with Parkinson's. Conclusion: There is a significant relationship between marital status, duration of illness and degree of disease with the incidence of anxiety in patients with Parkinson's and there is no relationship between age and sex with the incidence of anxiety in patients with Parkinson's.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Siti Annisa Rahmasita ◽  
Agustine Mahardika ◽  
Muhammad Rizkinov Jumsa

<p><strong>Pendahuluan: </strong>Kecemasan merupakan keadaan patologis yang ditandai dengan gejala fisiologis dan gejala psikologis, gejala-gejala tersebut dapat terjadi berbeda pada setiap orang dan situasi. Pada kehamilan, risiko terjadinya kecemasan akan meningkat. Memasuki trimester tiga, ibu hamil dapat merasa cemas akan keselamatan dirinya maupun keselamatan bayinya. Saat merasa cemas, akan terjadi peningkatan kadar noradrenergik akibat stimulasi sistem saraf simpatis yang akan menyebabkan berkurangnya siklus REM, sehingga meningkatkan frekuensi terbangun di malam hari dan menyebabkan kualitas tidur yang buruk. Kecemasan dapat menurunkan kadar GABA sehingga seseorang akan sulit untuk menginisiasi tidur.</p><p><strong>Metode: </strong>Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 32 ibu hamil trimester tiga di Puskesmas tanjung Karang Mataram, dengan teknik <em>consecutive sampling</em>. Alat pengambilan data pada penelitian ini adalah kuesioner <em>Hamilton Anxiety Rating Scale </em>(HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan dan kuesioner <em>Pittsburgh Sleep Quality Index </em>(PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi spearman.<strong></strong></p><p><strong>Hasil dan pembahasan: </strong>Penelitian menyatakan bahwa tingkat kecemasan berpengaruh terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram dengan P <em>value</em> &lt;0,001 (P <em>value</em> &lt; 0.5) dan r = 0.731 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang kuat.</p><strong>Kesimpulan: </strong>Tingkat kecemasan berpengaruh terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document