scholarly journals KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Ismi Maulida Rezki ◽  
Dhian Ririn Lestari ◽  
Anggi Setyowati

ABSTRAKKomunikasi terapeutik adalah alat dasar yang digunakan untuk membentuk hubungan antara perawat dan keluarga pasien. Keluarga pasien merasa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan menyampaikan perasaan yang mengganggu sehingga sangat diperlukan untuk mengatasi kecemasan. Tujuan penelitian adalah Menganalisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien. Metode penelitian ini adalah observasional analitis dilakukan pada 30 keluarga pasien di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner komunikasi terapeutik perawat dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Hasil penelitian didapatkan komunikasi terapeutik perawat baik sebanyak 83,4%, komunikasi terapeutik perawat cukup sebanyak 16,7%. Tidak terdapat kecemasan sebanyak 33,3%, kecemasan ringan sebanyak 33,4%, kecemasan sedang sebanyak 16,6%, kecemasan berat 16,7%. Hasil uji korelasi spearmandidapatkan p value= 0,000 dan koefisien korelasi spearman (r)= -0,816. p value 0,000 <0,05. Komunikasi terapeutik perawat berhubungan dengan tingkat kecemasan keluarga pasien. Komunikasi terapeutik perawat dapat dijadikan intervensi keperawatan oleh perawat kepada keluarga pasien di ruang ICU.Kata-kata kunci: komunikasi terapeutik perawat, kecemasan keluarga pasien.ABSTRACTTherapeutic communication is a base tool used for making correlation between nurse and patient family. Patient family feels that their interaction with nurse is oppurtunity to explain feel which disturb so need for anxiety solving. Aim of this research to analyze correlation therapeutic communication of nurse with patient family anxiety level. Method of This research observational analysis with total respondent were 30 patients family in Intensive Care Unit (ICU) General Hospital (RSUD) Ratu Zalecha Martapura between 28 November to 7 December 2015. This research instruments used Therapeutic Communication of Nursing questionnaire and Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Results of this research is communication of nurse good were 83,4%, therapeutic comunication of nurse enough were 16,7. There were no anxiety 33,3%, low anxiety were 33,4%, middle anxiety were 16,6%, high anxiety were 16,7%. Result of corelation spearman statistic p value= 0,000 and coefficient correlation spearman (r)= -0,816. p value 0,000<0,05. Communication therapeutic of nurse related with patient family anxiety level. Communication therapeutic of nurse can be used as nursing intervention by nurse to patient family in ICU.Keywords: communication therapeutic of nurse, patient family anxiety.

2018 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 159
Author(s):  
Gilbert Limen ◽  
Joshua Runtuwene ◽  
Christillia Wagiu

Abstract: Exam is a potential stressor to cause anxiety among students. As an exit exam, the medical competency examination consists of two parts: multiple choice question computer-based test and an objective structured clinical examination (OSCE). The anxiety level during the latter part where the cognitive, psychomotor and professional behaviour aspects of examinees are tested, is considered the highest. Passing grade of the exam as one criterion used for important decisions can also be another source of anxiety. Anxiety may impact performance during exam and consequently the passing grade. This study was aimed to evaluate the correlation between the anxiety level right before medical competency examination OSCE and the August 2018 OSCE final results. This was an analytical study with a cross sectional design. Respondents were all students partaking in OSCE at Sam Ratulangi University Medical School. The Hamilton Anxiety Rating Scale was used to measure the anxiety level. The OSCE results were retrieved from the Academic Department. Data were analyzed with the Spearman correlation test that obtained a P value of 0.289. Overall, 81.20% of respondents experienced anxiety, however, the majority (43.50%) were considered as mild anxiety. Moreover, the median score of August 2018 OSCE was 80.00. Conclusion: There is no correlation between anxiety level right before OSCE and August 2018 final results.Keywords: anxiety level, medical competency examination, OSCE scoreAbstrak: Ujian dapat menjadi sebuah stresor yang menimbulkan kecemasan. Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) sebagai exit exam terdiri atas dua jenis ujian yakni pilihan ganda berbasis komputer dan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Tingkat kecemasan yang dihasilkan oleh OSCE paling tinggi karena OSCE menguji aspek kognitif, psikomotor dan professional behavior. Nilai batas lulus ujian UKMPPD juga dapat menjadi sumber kecemasan karena digunakan untuk menentukan keputusan yang penting. Kecemasan dalam menghadapi ujian dapat menjadi salah satu penyebab yang memengaruhi performa dan berdampak pada kelulusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi UKMPPD OSCE dengan nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Responden ialah seluruh mahasiswa yang mengikuti UKMPPD OSCE di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) dengan menggunakan instrumen penelitian Hamilton Anxiety Rating Scale untuk mengukur tingkat kecemasan dan nilai OSCE dari Bagian Akademik Fakultas Kedokteran Unsrat. Analisis statistik menggunakan uji kore-lasi Spearman. Hasil analisis hubungan antara kecemasan dalam menghadapi UKMPPD OSCE dengan nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018 mendapatkan nilai P=0,289. Responden yang mengalami kecemasan sebanyak 81,20% dan umumnya memiliki tingkat kecemasan yang ringan (43,50%). Median nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018 yang diperoleh ialah 80,00. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dalam menghadapi UKMPPD OSCE dengan nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018.Kata kunci: tingkat kecemasan, UKMPPD, nilai OSCE


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1111-1119
Author(s):  
Astri Fitriya ◽  
Emi Nurlaela

AbstractOne of the ways to reduce anxiety during pregnancy is by doing yoga exercise. It is a recommended method of physical exercise because it is cheap, easy to operate, and beneficial for physical and mental health so that mothers can accept the physiological changes during pregnancy and childbirth. This study aimed to examine the effect of the exercise on the anxiety level of pregnant women in facing their childbirth. To be known, it is a literature review. HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) was appliied as the questionnaires in the articles. The process of collecting data was conducted by searching Google Scholar, it obtained 5 articless published during 2011-2021. Besides, JBI critical appraisal checklist for quasi-experimental was used as critically reviewed instruments.Based on the reviewing literatures from 5 articles, it showed the yoga exercise has an effect on reducing anxiety level of pregnant women in facing childbirth, with the result of p value was <0,05. A yoga exercise is one of some physical exercises which be able to reduce anxiety of pregnant women.Keywords : anxiety,yoga exercise, childbirth AbstrakLatihan fisik terbukti dapat mengurangi kecemasan selama kehamilan. Latihan yoga adalah metode latihan fisik yang direkomendasikan karena murah, mudah dioperasikan, dan bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental sehingga ibu dapat menerima perubahan fisiologis selama masa kehamilan dan persalinan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam yoga terhadap tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan melalui literature review. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Adapun kuesioner yang dipergunakan didalam artikel menggunakan kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Mengakses database menggunakan Google Scholar 5 artikel yang dipublish pada tahun 2011-2021. Instrumen telaah kritis yang digunakan yaitu dengan menggunakan JBI critical appraisal checklist for quasi-eksperimental. Hasil literature review dari 5 artikel menunjukkan bahwa senam yoga berpengaruh terhadap kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan dengan hasil p value < 0,05. Senam yoga merupakan salah satu latihan fisik yang dapat mengatasi kecemasan pada ibu hamil. Kata Kunci : Kecemasan, Senam Yoga, Persalinan


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 61-67
Author(s):  
Widiharti Widiharti ◽  
Wiwik Widiyawati ◽  
Widya Lita Fitrianur

Tekanan darah adalah faktor penting dalam sistem sirkulasi tubuh manusia. Tekanan darah dapat dengan mudah berubah meski dalam hitungan detik (Sasmalinda, Syafriandi, & Helma, 2013). Pada 2 Maret 2020, pemerintah Indonesia pertama kali mengumumkan dua kasus pasien postif Covid-19. (Pranita, 2020). Pasien tidak berani melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, sehingga jika ada keluhan yang tidak begitu berat mereka akan membeli obat di apotik tanpa mengetahui tekanan darahnya. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena tekanan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi lain seperti stroke. Tujuan penelitian menganalisis faktor yang berhubungan dengan tekanan darah. Desain penelitian analitik observasional, dengan pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2012). Pelaksanaan bulan  Maret – Mei 2020. Populasi dari Seluruh warga  babatan RT 8 RW 2 Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung sebanyak 110 orang. Teknik Sampel total sampling. Variabel independen; jenis kelamin, beban kerja, pendapatan, tingkat kecemasan dan riwayat keluarga. Variabel dependen; tekanan darah. Instrument penelitian; timbangan injak digital, tensi digital, dan kuesioner. Variabel Tingkat kecemasan  menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Dianalisis uji statistik Chi Square dengan nilai p value <0.05. Hasil penelitian chi square  beban kerja nilai p-value 0,004<0,005 ada hubungan beban kerja dengan  tekanan darah. Hasil  p – value 0,002<0,05 ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah.  Hasil p value 0,463<0,05 tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan, hasilnya p – value 0,000<0,05 ada hubungan riwayat keluarga dengan tekanan darah. Kesimpulan faktor yang berhubungan dengan tekanan darah yaitu jenis kelamin, beban kerja, pendapatan, riwayat keluarga sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan tekanan darah yaitu kecemasan


Author(s):  
Yoga Setia Kurniawan ◽  
Yuliarni Syafrita ◽  
Restu Susanti

Introduction : Anxiety is one of the most non-motorized symptoms in patients with Parkinson's which greatly affects the quality of life, but in clinical practice it is often neglected. Anxiety in patients with Parkinson's can accelerate motor deterioration / disability and also increase mortality. Methods: This cross-sectional study was conducted at the Neurology polyclinic Dr. M Djamil Padang from July to December 2020 in patients who had been diagnosed with Parkinson's Disease (PD) by excluding secondary Parkinson's and a history of stroke. Anxiety was measured using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). The research subjects were 60 people. Univariate analysis to present baseline characteristics and bivariate tests assessed factors associated with anxiety and the relationship between variables. A p value <0.05 was considered statistically significant. Results: Most of the subjects were male (55%) with a mean age of 58.05 ± 9.7 years and disease duration of 6.35 ± 5.29 years. By examining the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), it was obtained 38.3% of Parkinson's sufferers with anxiety. There is a significant relationship between marital status, duration of illness and degree of disease with the incidence of anxiety (p <0.05) and there is no significant relationship between age and sex with the incidence of anxiety in patients with Parkinson's. Conclusion: There is a significant relationship between marital status, duration of illness and degree of disease with the incidence of anxiety in patients with Parkinson's and there is no relationship between age and sex with the incidence of anxiety in patients with Parkinson's.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 26-32
Author(s):  
Sri Sumarni

Imunisasi adalah suatu usaha memasukkan vaksin ke dalam tubuh yang akan  membuat zat anti dengan tujuan mencegah terhadap penyakit tertentu, imunisasi kadang di takutkan oleh ibu karena evek samping yang terjadi setelah di berikan imunisasi sehingga ibu cemas, penyebab kecemasan ibu di karenakan pemberitaan miring tentang efek samping imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-12 bulan di Desa Banjar Barat Kecamatan Gapura. Jenis penelitian ini merupakan analitik korelasional cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan sebanyak 35 ibu. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian adalah Total Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan sebanyak 35 ibu. Pengumpulan data menggunakan kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) dan observasi buku KIA. Analisa data yang digunakan adalah uji korelasi spearman dengan nilai signifikansi p = 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar ibu mengalami kecemasan ringan sebanyak 22 ibu (62,9%), dan sebagian besar ibu memberikan imunisasi dasar yang tidak lengkap sebanyak 19 orang (54,3%). Hasil uji statistik diperoleh P value < α (0,000 < 0,05) dan tingkat kepercayaan 95%. Kekuatan korelasi adalah r sebesar 0,732 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kecemasan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-12 bulan di Desa Banjar Barat kecamatan Gapura. Sehingga kepada para ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan perlu adanya ikut serta jika ada penyuluhan kesehatan mengenai imunisasi dasar lengkap dan banyak bertanya sebelum di lakukan pemberian imunisasi pada bayinya.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Kristinia M. Tangkuman ◽  
Anita E. Dundu ◽  
Theresia M. D. Kaunang

Abstract: The 2019 Coronavirus Disease (COVID-19) pandemic has changed the learning pattern to distance learning, which is an online system. Besides their other activities, parents play a more important role in accompaning and guiding their children during online learning than that of the teachers. Therefore, the parents endure uncomfortable feelings such as anxiety due to increased burden. Moreover, there are various factors that can play a role in the occurrence of parental anxiety. During this pandemic, online learning has also penetrated into the countryside. Maumbi village is one of the areas affected by the COVID-19 pandemic. This study was aimed to analyze the factors that contribute to the anxiety of parents of elementary school children at Maumbi village during the COVID-19 pandemic. This was a descriptive and analytical study with a cross sectional design. Data of this study were obtained by using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Samples of this study were 107 parents of elementary school children who met the inclusion and exclusion criteria. The multivariate analysis showed that the factors that contributed to the anxiety level of parents were economic stressors (p=0.021, t count=-2.347, and β=-0.224) and occupational stressors (p=0.042, t count=-2.055, and β=-0.197). In conclusion, factors contributing to the anxiety of parents of elementary school children at Maumbi village during the COVID-19 pandemic were economic stressors and occupational stressors.Keywords: parents’ anxiety; level of anxiety; online learning; COVID-19 pandemic  Abstrak: Pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) membuat pola pembelajaran berubah menjadi pembelajaran jarak jauh. Disamping kesibukan lainnya, orang tua berperan untuk mendampingi dan membimbing anak ketika berlajar online yang jauh lebih besar daripada guru. Orang tua merasa tidak nyaman seperti kecemasan akibat beban yang bertambah. Berbagai macam faktor dapat berperan terhadap terjadinya kecemasan orang tua anak. Dalam masa pandemi ini untuk pembelajaran daring atau online juga sudah merambah sampai ke pedesaan. Desa Maumbi merupakan salah satu daerah yang tekena dampak pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berperan terhadap terjadinya kecemasan orang tua anak sekolah dasar di Desa Maumbi pada masa pandemi COVID-19. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Pengumpulan data penelitian diambil dengan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Sampel penelitian ini ialah 107 orang tua anak sekolah dasar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan terhadap terjadinya tingkat kecemasan orang tua anak SD di Desa Maumbi pada masa pandemi COVID-19 ialah stresor ekonomi (p=0,021, t hitung = -2.347, dan β=-0,224) dan stresor pekerjaan (p=0,042, t hitung =-2,055, dan β=-0,197). Simpulan penelitian ini ialah faktor-faktor yang berperan terhadap terjadinya kecemasan orang tua anak sekolah dasar di Desa Maumbi pada masa pandemi COVID-19 ialah stresor ekonomi dan stresor pekerjaan.Kata kunci: kecemasan orang tua; tingkat kecemasan; pembelajaran jarak jauh; pandemi COVID-19


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 149-159
Author(s):  
Rachmat Roebidin ◽  
Mamlukah Mamlukah ◽  
Rossi Suparman ◽  
Esty Febriani

ABSTRAK Terapi Murattal al-Quran adalah terapi mendengarkan bacaan al-Quran yang merupakan terapi religi bahwa seseorang dibacakan ayat-ayat al-Quran selama beberapa menit atau jam sehingga memberikan dampak positif. Jumlah populasi 64 responden dengan sampel 30 kasus dan 30 kontrol dengan metode purposive sampling dan pengambilan data menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) didapatkan jumlah responden yang mengalami kecemasan berat sebanyak (66,6%). Pengaruh terapi Murattal al-Quran terhadap kecemasan p value = 0,000 Kesimpulannya terdapat pengaruh terapi Murattal al-Quran terhadap kecemasan. Kata Kunci : Terapi Murattal al-Quran, Kecemasan   Murattal al-Quran therapy is a therapy to listen to the recitation of the Koran which is a religious therapy that someone reads verses of the Koran for a few minutes or hours so that it has a positive impact. The total population of 64 respondents with a sample of 30 cases and 30 controls using purposive sampling method and data collection using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) obtained the number of respondents who experienced severe anxiety (66.6%). The effect of Murattal al-Quran therapy on anxiety p value = 0.000 In conclusion, there is an effect of Murattal al-Quran therapy on anxiety. Keywords: Murattal al-Quran therapy, Anxiety


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 198-204
Author(s):  
Sari Wahyuni ◽  
Nurul Komariah

Persalinan merupakan proses alamiah, sering kali nyeri yang dialami saat persalinan menjadikan wanita menjadi takut, cemas dan khawatir. Proses persalinan merupakan peristiwa yang melelahkan sekaligus berisiko, tidak mengherankan calon ibu yang akan melahirkan diselimuti rasa takut, panik dan gugup. Seorang wanita yang merasa cemas pada saat persalinan dapat mengancam keselamatannya dan bayinya. Salah satu manajemen kecemasan yakni dengan terapi distraksi. Tujuan penelitian untuk menganalisis efektiftas tingkat kecemasan ibu bersalin dengan terapi murottal Qur’an dan musik klasik di BPM Teti Herawati Palembang. Desain penelitian Randomized matched two group design. Alat ukur penelitian kuesioner dan Hamilton Anxiety Rating Scale. Analisis data dengan uji Wilcoxon dan uji Chi-Square. Hasil analis uji Wilcoxon didapatkan perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan (p value  = 0,001)  sebelum dan setelah diberikan terapi murotal Qur’an. Begitupun dengan kelompok terapi musik klasik (p value  = 0,001). Hasil analisis Chi-Square tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan ibu (p value = 0,336) antara ibu dengan terapi murottal Qur’an dan terapi musik klasik. Dapat disimpulkan baik terapi murotal maupun terapi musik klasik signifikan dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu namun tidak terdapat perbedaan yang signifkan antara terapi murotal Qur’an dan terapi musik klasik dalam mengurangi kecemasan ibu


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Richard K. Kati ◽  
Hendri Opod ◽  
Cicilia Pali

Abstract: Anxiety and poor emotional management may trigger the occurence of hypertension. In reverse, hypertension is able to cause uncontrolled anxiety and emotion. This study was aimed to determine the emotional and anxiety level of patients with hypertension at Puskesmas Bahu (Primary Heath Center). This was a descriptive study with a cross-sectional design. Hamilton Anxiety Rating Scale was used to measure the anxiety level, and Positive Affect-Negative Affect Schedule was used to determine the emotion overview of hypertensive patients. Subjects of this study were all hypertensive patients who came to Pukesmas Bahu during the period of October to November 2017. There were 78 patients as respondents involved in this study; 49 (62.8%) females and 29 (37.2%) males. The results showed that 4 (5.1%) respondents had dominant negative affect, while the other 74 (94.9%) respondents had dominant positive affect. Dealing with the anxiety level, there were 23 (29.5%) respondents with mild anxiety level, 21 (26.9%) respondents with severe anxiety level, 20 (25.6%) respondents with moderate anxiety level, 10 (12.8%) respondents had no anxiety, and the other 4 (5.1%) respondents had very severe anxiety. Conclusion: Most hypertensive patients at Puskesmas Bahu had dominant positive affect frequently associated with mild anxiety.Keywords: emotion, anxiety, affect, hypertensionAbstrak: Kecemasan dan manajemen emosi yang buruk dapat mencetuskan terjadinya hipertensi. Hipertensi juga dapat menyebabkan kecemasan dan emosi menjadi tidak terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran emosi dan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi di Puskesmas Bahu. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Hamilton Anxiety Rating Scale digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dan Positive Affect Negative Affect Schedule digunakan untuk mengetahui gambaran emosi pasien hipertensi. Subyek penelitian ialah seluruh pasien hipertensi yang datang berkunjung ke Puskesmas Bahu pada periode Oktober sampai November 2017. Terdapat 78 responden dalam penelitian ini terdiri dari 49 orang (62,8%) perempuan dan 29 orang (37,2%) laki-laki. Gambaran emosi yang didapatkan ialah sebanyak 4 responden (5,1%) memiliki afek negatif yang dominan sedangkan 74 responden (94,9%) memiliki afek positif yang dominan. Gambaran tingkat kecemasan yang didapatkan ialah kecemasan ringan sebanyak 23 orang (29,5%), kecemasan berat 21 orang (26,9%), kecemasan sedang 20 orang (25,6%), tidak ada kecemasan sebanyak 10 orang (12,8%), dan kecemasan berat sekali sebanyak 4 orang (5,1%). Simpulan: Sebagian besar pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu memiliki afek positif yang dominan dan tersering disertai kecemasan ringan.Kata kunci: emosi, kecemasan, afek, hipertensi


Author(s):  
Yelly Marliana Patu ◽  
Audry Devisanty Wuysang ◽  
Nadra Maricar

   RELATIONSHIP BETWEEN LOCATION OF CEREBRAL HEMISPHERE LESION AND CLINICAL DEGREES OF ANXIETY IN ISCHEMIC STROKE PATIENTSABSTRACTIntroduction: Stroke is the leading cause of disability and the third cause of death in the world. The lesion in the right hemisphere is most often associated with anxiety.Aim: Knowing the relationship between the location of the lesion and the degree of anxiety in patients with acute ischemic post-stroke.Method: Cross-sectional study of 40 ischemic post-stroke patients at Wahidin Sudirohusodo Hospital and network- ing hospitals in January-April 2018.  The degree of anxiety was measured by the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Chi-square and Mann-Whitney tests were used to analyze the relationship between variables with a p value <0.05 consid- ered significant.Result: There was a significant relationship between the location of the lesion in the hemisphere and the HARS score (p=0.01); and between the location of infarction lesions (cortical and subcortical) with the degree of anxiety in patients with ischemic stroke (p=0.012).Discussion: Moderate-severe anxiety levels occur higher in the lesions in the right hemisphere. The clinical instru- ments used cannot eliminate the element of subjectivity.Keywords: Anxiety in stroke, ischemic stroke, left hemisphere, lesion location, right hemisphereABSTRAKPendahuluan: Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian ketiga terbanyak di dunia. Lokasi lesi di hemisfer kanan merupakan lokasi lesi yang paling sering dikaitkan dengan timbulnya kecemasan.Tujuan: Mengetahui hubungan antara lokasi lesi dan derajat kecemasan pada penderita pascastroke iskemik akut.Metode: Desain potong lintang pada 40 sampel penderita pascastroke iskemik di RS Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit jejaring pada bulan Januari-April 2018. Derajat kecemasan diukur dengan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Uji Chi-square dan Mann-Whitney digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan nilai p<0,05 dianggap bermakna.Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara lokasi lesi di hemisfer dengan skor HARS (p=0,01); dan antara lokasi lesi infark (kortikal dan subkortikal) dengan derajat kecemasan pada penderita stroke iskemik (p=0,012).Diskusi: Derajat kecemasan sedang-berat lebih tinggi terjadi pada lesi di hemisfer kanan.  Instrumen klinis yang digunakan tidak dapat menghilangkan unsur subjektifitas.Kata kunci: Cemas pada stroke, hemisfer kanan, hemisfer kiri, letak lesi, stroke iskemik


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document