scholarly journals Pola Menstruasi Dengan Kejadian Akne Vulgaris Pada Siswi SMKN Tanjungsari Lampung Selatan Tahun 2020

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 664-670
Author(s):  
Ridho Pangestu ◽  
Nopi Sani ◽  
Arti Febriyani ◽  
Resati Nando Panonsih

Pendahuluan: Akne Vulgaris (AV) merupakan penyakit yang dapat tumbuh sendiri yang berupa peradangan kronis folikel polisebasea dengan penyebab multifactor dan manifestasi klinis berupa komedo, papul, pustul, nodul, serta kista. Pada masa remaja, AV biasanya disebabkan oleh peningkatan hormon seks, terutama hormon androgen yang meningkat selama masa pubertas. Tujuan; mengetahui hubungan pola menstruasi dengan kejadian akne vulgaris pada siswi SMK Negeri. Metode; menggunakan rancangan penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 80 sampel. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah chi-square test. Hasil: pola menstruasi terhadap kejadian akne vulgaris sebesar 0,091 (p>0,05). Kesimpulan: Bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pola menstruasi dengan kejadian akne vulgaris pada siswi SMKN.

2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 559
Author(s):  
Aulia Ulfa ◽  
Ariadi Ariadi ◽  
Elmatris Elmatris

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami selama kehamilan. Anemia ibu hamil diketahui sebagai salah satu faktor risiko persalinan preterm. Penelitian sebelumnya tahun 2012 di RSUP Dr. M. Djamil Padang mendapatkan dari seluruh pasien persalinan preterm sebagian besar (76,39%) memiliki riwayat anemia dalam kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan antara hubungan anemia pada ibu hamil dan kejadian persalinan preterm di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan, didapatkan sampel 30 ibu persalinan preterm sebagai kelompok kasus dan 30 ibu persalinan aterm yang diambil secara simple random sampling sebagai kelompok kontrol. Data dianalisis dengan Chi-square test dan Independent t-test (α=0.05). Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu yang melakukan persalinan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013, terbanyak berusia 20-35 tahun (71,7%) dan multipara (55,0%). Ibu yang melakukan persalinan 40% mengalami anemia. Hasil uji statistik Chi-square  menunjukan terdapat hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian persalinan preterm (nilai p= 0,018,  OR=  4,297).  Rata-rata kadar Hb pada kelompok persalinan preterm (10,62 ± 1,42) g/dl lebih rendah dibandingkan kelompok persalinan aterm (11, 51 ± 1,06) g/dl dan bermakna secara statistik (p = 0,007). Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kejadian anemia dan persalinan preterm.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 115
Author(s):  
Muhasidah Muhasidah ◽  
Herman Djewarut ◽  
Sumira Sumira ◽  
Nuraeni Jalil

ABSTRACTThe influence of preeclampsis in pregnant women varies from mild hypertension, severe hypertension or hypertensive crisis, eclampsia to HELLP syndrome (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelet), the condition of this severe preeclampsy can occur in ± 1 per 1000 pregnancies. While the impact of this disorder on the fetus also varies from premature birth, obstructed fetal growth that can occur in 1 of 3 cases of preeclampsi to fetal death. This study aims to determine the preeclampsia relationship with the genesis of low birth weight babies. Type of retrospective research, with a cross sectional study draft. The number of samples in this study was 47 people obtained using Simple Random Sampling according to the criteria of the preset sample. Test analysis using the Chi Square Test statistical analysis (Chi squared) based on Pearson Correlation Chi Square with the provisions of Interval Confidence (confidence level) 95%, Probability (fault tolerance) 5% (α = 0.05). The results showed a preeclampsia relationship with the low birth weight incident. Acquired ρ-value value of 0.002 smaller than α = 0.05. It is expected for mothers with preeclampts should routinely be checked in to nearby medical personnel to be taken steps-prevention of preeclampsia. Keywords : LBBW, Mom, Pre-eclampsia ABSTRAK Pengaruh preeklampsi pada ibu hamil bervariasi dari hipertensi ringan, hipertensi berat atau krisis hipertensi, eklampsia sampai sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelet), kondisi preeklampsi berat ini dapat terjadi pada ±1 per 1000 kehamilan. Sedangkan dampak kelainan ini pada janin juga bervariasi dari kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat yang dapat terjadi pada 1 dari 3 kasus preeklampsi sampai kematian janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Preeklampsia dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah. Jenis penelitian retrospektif, dengan rancangan cross sectional study. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 47 orang yang didapatkan dengan menggunakan Simple Random Sampling sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan. Analisis uji menggunakan analisis statistik Chi Square Test (Chi Kuadrat) berdasarkan Pearson Correlation Chi Square dengan ketentuan Interval Confidence (taraf keyakinan) 95%, Probability (toleransi kesalahan) 5% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan Preeklampsia dengan Kejadian Berat  Badan Lahir Rendah. Diperoleh nilai -value sebesar 0,002 yang lebih kecil dari α = 0,05. Diharapkan bagi ibu dengan preeklampsi hendaknya rutin memeriksakan diri ke tenaga medis terdekat agar dapat diambil langkah – langkah pencegahan terjadinya preeklampsia. Kata kunci : BBLR, Ibu, Pre-eklampsia


Author(s):  
Sondang Sidabutar

Background: Higiene sanitation is a factor that is closely related to Helminthiases infection. Purpose: this study was to determine how the occurrence of sanitary hygiene with helminthiases infection in the District elementary school students 0913152014 in District Raya Simalungun. Method: The type of research was descriptive analytic with cross sectional approach. The population in this study were students of class I to class VI (91 people). The sampling technique was simple random sampling (48). The instrument used in this study was a laboratory test and a questionnaire. The data obtained in this study were analyzed using Chi-square test. Result: Based on Chi-square analysis of the relationship between hygiene and sanitation with the incidence of intestinal worms found handwashing (X2 = 23), the habit of cutting the nails (X2 = 8.21), the habit of eating raw foods (X2 = 12.24), latrine ownership (X2 = 11:47), type of flooring (X2 = 6.13), and the availability of clean water (X2 = 0.0276). Conclusion: From the results of research and discussion, it could be concluded that there was a correlation with the incidence of worm infection habit of hand washing, nail cutting habit, the habit of eating raw foods, floor of the house and latrine ownership. Keywords: sanitation; hygiene; helminthiases; elementary students ABSTRAK Latarbelakang: Higiene sanitasi merupakan faktor yang sangat erat dengan infeksi kecacingan.Tujuan: Tujuan penelitian adalah mengetahui bagaimana higiene sanitasi dengan kejadian infeksi kecacingan pada siswa Sekolah Dasar 091315 Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Metode: Jenis penelitian ini adalah dekriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah siswa kelas I sampai kelas VI (91 orang). Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling (48). Instrumen yang digunakan adalah uji laboratorium dan kuesioner. Data yang diperoleh, dianalisis menggunakan rumus statistik uji Chi-square dengan t hitung (α = 0,05). Hasil: Berdasarkan analisis Chi-square hubungan antara higiene sanitasi dengan kejadian penyakit cacingan didapatkan kebiasaan mencuci tangan ( X2=23), kebiasaan memotong kuku (X2=8,21), kebiasaan mengkonsumsi makanan mentah (X2=12,24), kepemilikan jamban (X2=11.47), jenis lantai (X2=6.13), dan ketersediaan air bersih (X2=0.0276). Kesimpulan: ada hubungan kejadian infeksi kecacingan dengan kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku, kebiasaan mengkonsumsi makanan mentah, lantai rumah dan kepemilikan jamban. Kata kunci: higiene; sanitasi; kecacingan; siswa SD


2020 ◽  
Vol 11 (SPL3) ◽  
pp. 1869-1872
Author(s):  
Sanjog Agarwal ◽  
Subhabrata Maiti ◽  
Subhashree R

Short clinical crowns often lead to poor retention form, leading to improper tooth preparation. Crown lengthening is carried out to increase the clinical crown length without violating the biologic width. Several techniques have been proposed for crown lengthening such as gingivectomy procedures. A Cross-sectional, descriptive study was conducted in a university, on randomly selected individuals. The study group consisted of patients getting treated at the Department of Prosthodontics from June 2019 – March 2020. 86,000 case sheets were reviewed, and samples were selected using simple random sampling. The two variables were compared using the chi-square test. Laser gingivectomy was the most common 55.9% form of crown lengthening procedure. Awareness of crown lengthening was found more among postgraduates at 78.7%. Among all the departments, crown lengthening was required more for periodontal procedures 42.3%. In this era of quickly developing technologies and innovative ideas, the requirement for faster treatment has not only become a requirement but a necessity. Treatment with lasers is well accepted by patients as it is less time-consuming and painless. Lasers have taken over a lot of procedures so is crown lengthening. Postgraduates know more about crown lengthening and hence do in more number of cases. There are various reasons to get crown lengthening done with periodontitis being the most common specialty for its need.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 32-42
Author(s):  
Miftakhur OksitosinRohmah ◽  
Nita Dwi Astikasari ◽  
Iriyanti Weto

Child development is an increasing skill for structure and function of the more complex body in an orderly and predictable pattern, as a result of the maturation process, involving the process of differentiation of the body's cells, tissues, organs and organ systems develop in such a way that each can fulfill its function. One aspect of development that needs attention is language development and speech. Speech and language disorders are one of the most common problems in children. Purpose of this study was to analize of parenting parents to speech delay in children aged 3-5 years. Design of this study was observational analytic with cross sectional approach. Population of this study all parents of children aged 3-5 years, with Simple Random Sampling technique obtained a sample of 32 respondents. Data analysis using Chi Square test. The results showed almost half of the respondents had a parenting pattern in the permissive category, which was 15 respondents (46.9%) and most of the respondents had speech delay in the category of suspected late talk, ie 20 respondents (62.5%). Result analysis using Chi Square test shows p-value = 0,025 <a= 0,05, so H0 is rejected and H1 accepted which means there was relation of parenting pattern to speech delay in children aged 3-5 years.  Keywords:  Parenting, Speech Delay, Children Age 3-5 Years ABSTRAK  Perkembangan anak merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan, menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya . Salah satu aspek perkembangan yang memerlukan perhatian adalah perkembangan bahasa dan bicara. Gangguan bicara dan bahasa merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada anak-anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan keterlambatan bicara pada anak usia 3-5 tahun. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini seluruh orang tua anak usia 3-5 tahun, dengan teknik Simple Random Sampling diperoleh sampel 32 responden. Analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan hampir setengah responden memiliki pola asuh dalam kategori permisif, yaitu 15 responden (46,9%) dan sebagian besar responden memiliki keterlambatan bicara dalam kategori dicurigai terlambat bicara, yaitu 20 responden (62,5%). Hasil analisa menggunakan uji Chi Square menunjukkan nilai p-value = 0,025 <a = 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan pola asuh orang tua terhadap keterlambatan bicara pada anak usia 3-5 tahun.  Kata Kunci: Pola Asuh, Keterlambatan Bicara, Anak Usia 3-5 Tahun


2014 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 286
Author(s):  
Tifani Lasianjayani ◽  
Santi Martini

ABSTRACTHypertension is a disease that causes morbidity and mortality about 20–50% of all deaths. In the worldwide, about 927 people suffer hypertension and that number will be increase to 29,2 in 2025. Obesity and smoking are one of risk factors to hypertension incidence. The purpose of this research was to analayze the relationship between obesity and smoking to hypertension incidence. The cross sectional design is used in this research and involved 75 samples who ware selected from cardiology’s patients at Haji Hospital Surabaya by simple random sampling on May 2014. The variables are sex, obesity, and smoking behavior. In the smoking behavior data, the history of smoking, filters used, smoking periode, total cigarette, and types of cigarette are used. In this research, crosstabulation with Chi Square test is used on data analysis. There are 45 people (60%) had hypertension and 64,4% from sample with hypertension was women. The result of this research showed that there was a significant relationship between obesity and hypertension (p = 0,014) with coeffisient contingension about 0,299. Otherwise, there was no a significant relationship between history of smoking (p = 0,211), filters used (p = 0,378), smoking periode (p = 1,000), smoker criteria (p = 0,848), and types of cigarette (p = 0,673) to hypertension incidence. The conclution of this research was only obesity which had a relationship with hypertension incidence.Keywords: hypertension, sex, obesity, smoking behavior


Author(s):  
Juliana Widyastuti Wahyuningsih Juliana Widyastuti Wahyuningsih

Menopause adalah penghentian permanen menstruasi (haid), berarti pula akhir dari masa reproduktif. Ada beberapa faktor yang mendukung menopause terjadi diantaranya adalah usia saat haid pertama kali (menarche), faktor psikis, Jumlah anak, usia melahirkan, pemakaian kontrasepsi, merokok dan sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara usia melahirkan dan pemakaian alat kontrasepsi dengan usia menopause di kelurahan Sukajaya kecamatan Sukarame Kotamadya Palembang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.  Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia 55 tahun ke atas di Kelurahan Sukajaya kecamatan Sukarame Kotamadya Palembang pada bulan Spetember tahun 2018 yaitu sebanyak 684 orang.  Sampel yang digunakan diambil dengan teknik simple random sampling yaitu sebanyak 252 orang. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik chi square. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara usia melahirkan dengan usia menopause (p = 0,764), Ada hubungan antara alat kontrasepsi dengan usia menopause (p=0,043). diharapkan bidan dan petugas kesehatan lebih proaktif lagi  dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi sehingga perempuan lebih siap menghadapi masa menopause dan mengatasi gangguan-gangguan masa menopause.       ABSTRACT Menopause is the permanent cessation of menstruation (menstruation), meaning also the end of the reproductive period. There are several factors that support menopause occur, including age at first menstruation (menarche), psychological factors, number of children, age of childbirth, use of contraception, smoking and socio-economic. The purpose of this study was to determine whether there was a relationship between the age of childbirth and the use of contraception with the age of menopause in the Sukajaya village, Sukarame sub-district, Palembang Municipality. This type of research is analytical research with a cross sectional approach. The population in this study were all women aged 55 years and over in Sukajaya Village, Sukarame sub-district, Palembang Municipality in September 2018, which was 684 people. The sample used was taken by simple random sampling technique that is as many as 252 people. Analysis of the data used is the chi square test. The results of the study using the chi square test showed that there was no relationship between the age of childbirth and the age of menopause (p = 0.764), there was a relationship between contraception and age of menopause (p = 0.043). It is expected that midwives and health workers will be more proactive in providing reproductive health education so that women are better prepared to face menopause and overcome menopause disorders. 


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 559 ◽  
Author(s):  
Aulia Ulfa ◽  
Ariadi Ariadi ◽  
Elmatris Elmatris

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami selama kehamilan. Anemia ibu hamil diketahui sebagai salah satu faktor risiko persalinan preterm. Penelitian sebelumnya tahun 2012 di RSUP Dr. M. Djamil Padang mendapatkan dari seluruh pasien persalinan preterm sebagian besar (76,39%) memiliki riwayat anemia dalam kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan antara hubungan anemia pada ibu hamil dan kejadian persalinan preterm di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan, didapatkan sampel 30 ibu persalinan preterm sebagai kelompok kasus dan 30 ibu persalinan aterm yang diambil secara simple random sampling sebagai kelompok kontrol. Data dianalisis dengan Chi-square test dan Independent t-test (α=0.05). Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu yang melakukan persalinan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013, terbanyak berusia 20-35 tahun (71,7%) dan multipara (55,0%). Ibu yang melakukan persalinan 40% mengalami anemia. Hasil uji statistik Chi-square  menunjukan terdapat hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian persalinan preterm (nilai p= 0,018,  OR=  4,297).  Rata-rata kadar Hb pada kelompok persalinan preterm (10,62 ± 1,42) g/dl lebih rendah dibandingkan kelompok persalinan aterm (11, 51 ± 1,06) g/dl dan bermakna secara statistik (p = 0,007). Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kejadian anemia dan persalinan preterm.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Miqdaddiati Miqdaddiati ◽  
Ni Luh Nopi Andayani ◽  
I Dewa Ayu Dwi Primayanti ◽  
Luh Made Indah Sri Handari Adiputra

Kebugaran Jasmani merupakan manfaat yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kebugaran jasmani pada siswi SMA Negeri 2 di tabanan. Penelitian ini ialah penelitian analitik cross sectional yang dilakukan pada bulan Mei 2019 pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Jumlah sampel ialah 62 orang dengan usia 15-17 tahun. Variable Independen yang diukur adalah indeks massa tubuh (IMT) melalui pengukuran dengan mengukur tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) sedangkan variable dependen yang diukur adalah kebugaran jasmani melalui Harvard Step Test. Uji hipotesis yang digunakan ialah uji analisis non parametik Chi Square Test dan uji analisis deskriptif untuk mendeskripsikan setiap variable dalam penelitian didapatkan nilai P ialah 0.039 atau p< 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ditemukan hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kebugan jasmani pada siswi SMA Negeri 2 Tabanan.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 204
Author(s):  
Rim Kosim ◽  
Gatut Hardianto ◽  
Kasiati Kasiati

Abstrak Latar belakang: Dismenorea merupakan gangguan menstruasi berupa nyeri perut bawah sesaat atau bersamaan dengan permulaan menstruasi. Menstruasi merupakan kejadian fisiologis dalam tubuh wanita dan dapat disertai beberapa gangguan salah satunya dismenorea. Kejadian dismenorea bagi remaja dapat mengganggu aktivitas sehari-hari termasuk sekolah. Di Indonesia dari hasil penelitian PIK-KRR kejadian dismenorea pada remaja putri sebesar 72,89%. Faktor-faktor yang terkait dismenorea meliputi usia dibawah 20 tahun, status gizi, usia menarche, riwayat keluarga dengan dismenorea, dan merokok. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan status gizi dan usia menarche dengan kejadian dismenorea. Metode: Menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan yaitu sebanyak 100 responden dengan tehnik simple random sampling. Pengumpulan data berupa data primer dari responden. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil: Terdapat hubungan antara status gizi dan usia menarche dengan kejadian dismenorea pada remaja putri SMAN 19 Surabaya (uji chi square status gizi dengan kejadian dismenorea p value = 0,023 serta usia menarche dengan kejadian dismenorea p value = 0,047). Kesimpulan: Status gizi dan usia menarche merupakan faktor risiko yang memiliki hubungan  bermakna dengan kejadian dismenorea pada remaja putri.Abstract Introduction: Dysmenorrhea is a menstrual disorder in the form of lower abdominal pain before or right with the onset of menstruation. Menstruation is a physiological event in a woman's body and can be accompanied by several disorders, one of which is dysmenorrhoea. The incidence of dysmenorrhea for adolescents can disrupt daily activities including school. In Indonesia, the results of PIK-KRR’s study shows the incidence of dysmenorrhoea in young women was 72.89%. Factors related to dysmenorrhea including age under 20 years, nutritional status, age of menarche, family history of dysmenorrhea, and smoking. This study aims to analyze the relationship between nutritional status and age of menarche with the incidence of dysmenorrhea. Method: This study used an observational analytic method with a cross sectional study design. The sample used is 100 respondents using simple random sampling method. Data is collected in the form of primary data from respondents. Data analysis used the chi square test. Result: There is a relationship between nutritional status and age of menarche with the incidence of dysmenorrhea in female adolescents of SMAN 19 Surabaya (chi square test of nutritional status with incidence of dysmenorrhoea p = 0.023 and age of menarche with incidence of dysmenorrhea p = 0.047). Conclusion: Nutritional status and age of menarche are risk factors that have a significant relationship with the incidence of dysmenorrhea in female adolescents.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document