scholarly journals Changing Family structures/values and the Incidence of Human Trafficking in Edo State

Author(s):  
Bernard E. Owumi ◽  
Patricia Awa Jerome

This paper attempts to unravel the underpinning factors that-account for the upsurge of human trafficking in Edo State, Nigeria. The discourse is hinged on the Mertonian concept of innovation which explains the circumvention of societal mainstream values and employed as a circuit and routes to achieving societies collectively subscribed goals. The aims and objectives of the study include: identifying the changes in family structures that predispose parents to trafficking their children; examining the changes in family values that predispose parents to trafficking; discussing the perception of parents about trafficking their children and finally explaining the reasons for the persistence of human trafficking despite attempts to curb it. Focus group discussion (FGD) and in-depth interview methods were used in collecting data. The study revealed that parents are predisposed to trafficking their children due to poverty, unemployment, greed, ignorance, illiteracy, polygyny, distortion of social values, ‘dysfunctional families among others.

Author(s):  
Ray March Syahadat

As a maritime ethnic, Butonese people migrated to some places. A rather large amount of them are in Province of Maluku, Indonesia. This study aims at investigating Butonese cultural landscape in their new migrant region. Is there any different? If this study also aims to know social interaction among ethnics and how it affects Butonese cultural landscape dynamics. This study took place in Negeri Kawa, western part of Seram Regency, Maluku Province, on November 2015. The method used in the study was a qualitative method with in depth interview by snowball and triangulation technique, observation participation, focus group discussion (FGD), and literature study. The result showed that there is a different between Butonese cultural landscape in Buton and Negeri Kawa. Stereotype, presumption, and prejudice to Butonese people also occur. However, it is not always negative because from those three things, the process of acculturation and adaptation as a form of respect and prevention of Butonese culture can occur in Negeri Kawa.


2017 ◽  
Vol 44 (2) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Subandi

One of the tasks of human development is to discover its identity. There are many ways a person can find that identity. One of them is through the identification of the idol figure. This study aims to understand the process of identity formation through the identification of shadow puppet figures in the context of Javanese culture. A qualitative phenomenological approach was used to understand the process retrospectively. Three main participants were involved in the study. The process of collecting data was done through in-depth interview methods to both the main participants and their significant others. FGD (focused group discussion) is also conducted to explore participants' understanding of their process of identity formation. Data analysis was done by phenomenological method. This study found three main themes, namely interested in shadow puppet figures, matching self-image with puppet characters, and the use of feeling as a bridge between self and the puppet. This study concluded that shadow puppets can be used as a means to find identity among their fans.


10.17158/186 ◽  
2011 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Bienvinido E. Infante ◽  
Maribeth Q. Galindo ◽  
Mona L. Laya ◽  
Jason N. Marquez ◽  
Leah C. Apsay ◽  
...  

<p>This qualitative study aimed to present baseline information about the academic and social experiences of the foreign students at the University of the Immaculate Conception (UIC). The researchers conducted a focus group discussion involving 15 of them who are currently enrolled in various programs of the university. Through an in-depth interview, it was found that most of the foreign students have known UIC via a recommendation of a friend, or the internet. Findings revealed that the existence of the foreign students in UIC is characterized both by pleasant and unpleasant experiences. The positive feedback about the UIC educational system opens a possibility for more influx of foreign students while the unpleasant experiences pose dramatic amendments in established policies of the university.</p>


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
Rahmat Catur Wibowo ◽  
Kelik Hendro Basuki ◽  
Muh Sarkowi

Desa Sukamarga memiliki beberapa obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi seperti keramikandan kawah nirwana. Semua obyek wisata tersebut berada di alam bebas yang sangat beresiko dan wajibmemperhatikan keselamatan pengunjung. Pengelolaan keselamatan wisata akan selalu terkait dengan upaya-upaya meminimalkan risiko dan kecelakaan. Tujuan dari pengabdian ini adalah: memetakan kondisi eksistingobyek geowisata keramikan dan kawah nirwana berbasis photo udara, mengedukasi masyarakat akan prinsip-prinsip pengelolaan keselamatan wisata, dan mengintegrasikan data geospasial dan nonspasial dari kelompokmasyarakat dalam pembuatan peta zonasi risiko. Kelompok masyarakat yang tergabung dalam KelompokSadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sukamarga merupakan subjek utama dalam proses pemetaan partisipatif.Proses pemetaan melalui tahap Focus Group Discussion dan in-depth interview berkaitan dengan risikokeselamatan pengunjung. Sistem informasi geografis kemudian mentransformasikan hasil pemetaanpartisipatif dalam bentuk digital. Hasil dari penelitian ini adalah peta partisipatif zona risiko keselamatanpengunjung di obyek wisata keramikan dan kawah nirwana yang secara geologi berada di manifestasipanasbumi.


Author(s):  
Anggaunita Kiranantika ◽  
Rina Natalia ◽  
Mei Rita Kumala

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan orangtua. Pola asuh yang diterapkan oleh setiap keluarga sangat bervariasi. Karakter anak akan ditentukan oleh lingkungan melalui pengalaman yang dibentuk dalam dunia sosialnya, sebagaimana diatur dalam UU no 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan Kebijakan 3-Ends pada 3 isu nasional yang memfokuskan penghapusan kekerasan, Traffiking, dan Rentan Ekonomi yang. Melalui fokus proiritas ini diharapkan semua kekuatan elemen, pemerhati persoalan ini bersinergi untuk mewujudkan dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu, perlulah sekali diadakan sosialisasi 3 Ends di kalangan anak dan remaja dalam masyarakat untuk bisa memaksimalkan hak anak dan partisipasi anak dalam pembangunan yang berkelanjutan. Kegiatan ini dilakukan di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan dilakukan dengan Action Research menggunakan Focus Group Discussion kepada anak-anak, remaja dan pendamping yang hadir. Kegiatan ini merupakan pengetahuan baru bagi masyarakat sebagai upaya pemenuhan hak anak yang masih belum dipenuhi secara maksimal. Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara terjadwal untuk dapat menanggulangi masalah kekerasan dan human trafficking yang semakin rentan terjadi pada anak dan remaja di Kabupaten Banyuwangi.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um032v1i12018p001


2018 ◽  
Vol 37 (2) ◽  
Author(s):  
Kadek Cahya Dewi ◽  
Putu Indah Ciptayani ◽  
Herman Dwi Surjono ◽  
Priyanto Priyanto

Abstract: Polytechnic has characteristic which prioritizes the application of practical aspects supported by appropriate theory. Blended learning can be applied in Polytechnic, but a scheme is needed to formulate the correct instructional model. The study objectives were to examine the type of instructional model on blended learning that suits with Polytechnic. The research was conducted by qualitative descriptive approach by Miles and Huberman through observation, in-depth interview, Focus Group Discussion and literature review. The research validity was done by transferability, confirmability, credibility and dependability test. It can be concluded that the instructional model is appropriately determined by the suitability of educational model, technique and method of learning, and also facilities and infrastructure readiness. The instructional model on Blended Learning in Polytechnic is the Rotation Instructional Model. The study had implications on the learning process in Polytechnic. The lecturers could use the schema to determine the suit instructional model for their courses.Keywords: Instructional Model, Blended Learning, Polytechnic, Vocational STUDI MODEL INSTRUKSIONAL PADA PEMBELAJARAN KOMBINASI DI POLITEKNIK Abstrak: Politeknik memiliki ciri khas pendidikan yang mengutamakan penerapan aspek-aspek praktis yang didukung oleh teori yang tepat. Blended learning dapat diterapkan di Politeknik, namun diperlukan sebuah skema untuk merumuskan instructional model yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengkaji jenis instructional model pada Blended Learning yang sesuai dengan karakteristik pendidikan Politeknik. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif model Miles dan Huberman, teknik pengumpulan data observasi, wawancara, Focus Group Discussion dan kajian pustaka. Keabsahan data dengan uji transferability, confirmability, credibility dan dependability. Penelitian menyimpulkan bahwa instructional model yang tepat ditentukan dengan mempertimbangkan kesesuaian antara model pendidikan yang diselenggarakan, teknik dan metode pembelajaran mata kuliah, serta ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran. Sesuai dengan pertimbangan tersebut maka instructional model pada Blended Learning di Politeknik adalah Rotation Instructional Model. Implikasi penelitian terjadi pada proses pembelajaran di Politeknik. Para dosen dapat memanfaatkan instructional model skema untuk menentukan instructional model yang tepat untuk mata kuliah yang diampu.Kata Kunci: Instructional Model, Blended Learning, Politeknik, Vokasi


2018 ◽  
Vol 5 (6) ◽  
pp. 723
Author(s):  
Kadek Cahya Dewi ◽  
Putu Indah Ciptayani ◽  
I Wayan Rizky Wijaya

<p>Pendekatan Agile telah diperkenalkan sebagai upaya untuk membuat rekayasa perangkat lunak yang fleksibel dan efisien. Penelitian ini adalah penelitian studi kasus, dengan mengangkat kasus pengembangan sistem e-musrenbang Kelurahan Benoa Bali. Penelitian bertujuan untuk menerapkan manajemen proyek berbasis agile pada kasus tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah <em>in-depth interview</em>, observasi dan <em>focus group discussion</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu pengembangan proyek adalah 8 minggu. Proyek menggunakan kerangka kerja Scrum yang membagi proyek menjadi 4 sprint. Evaluasi sistem dilakukan melalui <em>focus group discussion</em> dengan pihak <em>product owner</em> dan pengguna sistem. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan agile dapat diterapkan dalam pengembangan e-musrenbang Kelurahan Benoa Bali. Pengguna sistem dapat menerima kehadiran e-musrenbang dan memanfaatkannya dalam proses pengajuan usulan perencanaan pembangunan di Kelurahan Benoa Bali.</p><p><strong><br /></strong></p><p><em><strong>Abstract</strong></em></p><p><em>Agile Approach has been introduced as an attempt to make software engineering flexible and efficient. The research was case study research, with case of e-musrenbang system development in Benoa Village Bali. The research objectives to implement agile project management in that case. Data collection methods used were in-depth interview, observation and focus group discussion. The results found that the project development time was 8 weeks. The project used a Scrum framework that divided the project into 4 sprints. System evaluation is done through focus group discussion with product owner and system users. It can be concluded that the agile approach can be applied in the development of e-Musrenbang in Benoa Village Bali. System users accepted e-musrenbang presence and utilized it in the process of submitting proposals for development planning in Benoa Village Bali.</em></p><p><strong><br /></strong></p>


2018 ◽  
Vol 24 (5) ◽  
pp. 364-377 ◽  
Author(s):  
Yanhu Han ◽  
Lufan Wang

Off-site construction (OSC) methods have been widely adopted in the construction industry around the world. However, in a lot of developing countries, the application of OSC still lags behind. Although a number of research efforts have focused on identifying the OSC barriers, they are limited to qualitative descriptions, which lacks the understanding of the interrelationships among the barriers. To address this gap, this paper proposed a methodology for identifying the OSC barriers and their cause-effect relationships. The proposed methodology is composed of three phases: (1) a comprehensive literature review and in-depth interview with the OSC industry experts, (2) questionnaire survey and focus group discussion, and (3) grey DEMATEL analysis. The proposed methodology was applied in the context of China’s construction industry. The results of the grey DEMATEL analysis provided the cause-effect relationships of the 35 identified OSC barriers, which indicated six important aspects be taken into deeper consideration, such as governmental regulations and incentives, OSC practices and experiences, as well as traditional construction method transformation. The outcomes of this study will support policymakers and OSC participants to identify the influencing OSC barriers and their interrelationships, as well as propose appropriate strategies for overcoming the barriers and broadening the OSC application.


2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Anggun Dabella Ningrum

Abstrak Pusat Layanan Terpadu Anak Penyandang Disabilitas (PLTAPD) adalah Model PLTAPD diwujudkan bertujuan memberikan pelayanan sosial yang terarah, terintegrasi dan berkelanjutan bagi Anak Penyandang Disabilitas (APD) dan keluarga, serta masyarakat atau Lembaga Rujukan APD dalam penanganan APD. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji model pelayanan aksesibilitas bagi anak penyandang disabilitas melalui pusat layanan terpadu. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain penelitian tindakan (design action research). Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth interview), observasi partisipatif (participant observation), studi dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan yaitu dengan uji kepercayaan (credibility), uji keteralihan (transferability), uji ketergantungan (dependability), dan uji kepastian (confirmability). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model PLTAPD sangat diperlukan oleh APD dan keluarga. PLTAPD didirikan untuk memberikan kemudahan bagi APD, sehingga pelayanan sosial yang dibutuhkan APD (pendidikan, kesehatan, terapi, sarana prasarana serta pengembangan potensi dan bakat) secara komprehensif, terpadu, terintegrasi, dan berkelanjutan dapat dijangkau. Model Pelayanan Aksesibilitas bagi APD melalui PLTAPD di Kota Pangkalpinang merupakan bentuk kepedulian dari Pemerintah Daerah Kota Pangkalpinang terhadap pemenuhan hak dan kepedulian terhadap APD.Kata kunci: aksesibilitas bagi APD, Pelayanan bagi APD, Pusat Layanan Terpadu


2009 ◽  
Vol 3 (5) ◽  
pp. 224
Author(s):  
Yullie Mulyadi

Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Naras Kota Pariaman 2007 masih sangat rendah yaitu 13,23% dari standar pelayanan minimal (SPM) Kota Pariaman 40%. Penelitian ini untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang pemanfaatan posyandu lansia serta faktor yang mendorong dan menghambat dalam pemanfaatan posyandu lansia di Kota Pariaman pada 2008. Menggunakan data primer dengan metode wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Informan berjumlah 53 orang, terdiri dari 24 orang informan yang memanfaatkan posyandu lansia, 24 orang informan yang tidak memanfaatkan posyandu lansia dan 5 orang informan kunci. Data dianalisis dengan teknik analisis isi dengan validasi hasil penelitian dilakukan triagulasi sumber dan metode. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pemanfaatan posyandu lansia berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan status pekerjaan. Dalam mengatasi masalah tersebut perlu adanya penyuluhan tentang posyandu lansia secara intensif dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat akan tujuan, sasaran dan kegiatan posyandu lansia.Kata kunci : Pemanfaatan, posyandu, lansiaAbstractThe utilization of integrated health posts for elderly in the working area of Naras Health Center of Pariaman City was still low (13.23%) in 2007. The number was lower than Minimal Service Standard (SPM) that was 40%. The study aimed to obtain the information of the utilization of the integrated health posts for the elderly and factors supported and constrained the utilization of integrated health posts for the elderly in the working area of Naras Health Center of Pariaman City in 2008. Data was collected using focus group discussion and in-depth interview methods. The number of informants in this study was 53 persons consisted of 24 persons who utilized the integrated health posts for the elderly, 24 persons who did not utilize post, and 5 persons as key informants. Data was analyzed using content analysis technique and in order to test the validity of study result, triangulation in both method and source was employed. The study revealed that utilization of integrated health posts for elderly differed by age group of the elderly, gender (women), and employment status. The informants utilized the integrated health posts for the elderly had a good knowledge and positive perception on activities and advantages of the integrated health posts for the elderly. Keywords: Utilization, integrated health posts, elderly


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document