scholarly journals PENGARUH BRISK WALKING EXERCISE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA

2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 50-55
Author(s):  
Sonhaji ◽  
Shindi Hapsari ◽  
Siti Nur Khusnul Khotimah

Hipertensi menurut WHO ( World Heald Organization ) adalah peningkatan tekanan persesten pada pembuluh darah arteri, dimana tekanan darah sistolik sama dengan atau diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau diatas 90 mmHg. Tujuan : Mengetahui Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Puncang Gading Semarang. Metode :Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik sampling yaitu purposive sampling, populasi dari penelitian ini sebanyak 29 sampel perlakuan dengan intervensi menggunakan latihan Brisk Walking Exercise dengan intervensi menggunakan sfigmomanometer kemudian dianalisa untuk mengetahui pengaruh dari hasil penelitian yang dilakukan. Hasil : Berdasarkan analisa dengan menggunakan Uji Wilcoxon didapatkan p value bernilai 0,000 (<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan tekanan darah sebelum dilakukan dan sesudah di lakukan tindakan Brish Walking Execise Kesimpulan : Terdapat pengaruh yang signifikan Frekuensi tekanan darah sebelum Brish Walking Exercise rata-rata pada 161,21 / 11,312 mmHg. Frekuensi tekanan darah sesudah Brisk Walking Exercise rata-rata pada 140,34 / 8,010 mmHg. Ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah Brisk Walking Exercise dengan p-value 0,000.Saran :Hasil penelitian ini dapat dijadikan cara penanganan lansia yang mengalami hipertensi, dengan cara memberikan Brisk Walking Exercise sehingga mengurangi ketergantungan terhadap obat. Kata Kunci : Brisk Walking Exercise,Tekanan Darah, Lansia

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Lola Despitasari

Hipertensi banyak terjadi pada lansia karena semakin bertambahnya usia seseorang maka tubuhnya akan mengalami penurunan baik fungsi maupun strukturnya seperti ateroskleloris, berkurangnya elastisitas, dan penurunan relaksi otot polos pembuluh darah yang dapat menurunkan curah jantung dan meningkatkan tahanan perifer sehingga terjadinya hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi mendengarkan Al-Qur’an terhadap perubahan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi. Jenis penelitian ini bersifat pre-eksperiment dengan desain one group pretest-posttest design. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2018 – 25 Juli 2018 di Wilayah Puskesmas Andalas Padang. Jumlah sampel sebanyak 11 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengolahan data dengan uji Paired Sample T-test. Hasil penelitian didapatkan rerata nilai tekanan darah sistole dan diastole sebelum diberikan terapi mendengarkan Al-Qur’an adalah 159 mmHg dan 90.09 mmHg dan sesudah diberikan terapi mendengarkan Al-Qur’an didapatkan nilai rerata tekanan darah sistole dan diastole adalah 149.27 mmHg dan 81 mmHg. Uji paired sample T-test didapatkan hasil p value = 0.000 artinya bahwa terapi mendengarkan Al-Qur’an berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian tentang terapi mendengarkan Al-Qur’an berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi dan disarankan untuk tenaga kesehatan untuk menginformasikan bahwa pentingnya mendengarkan Al-Qur’an untuk mengontrol nilai tekanan darah dalam pencegahan terjadinya komplikasi. Kata kunci : Tekanan darah, Brisk walking exercise, Hiperetensi


Author(s):  
Sri Mulia ◽  
Dian Istiana ◽  
Dewi Nur Sukma Purqoti

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh brisk walking excercise terhadap penurunan tekanan darah. Desain penelitian menggunakan pendekatan eksperimen dengan one group pretest-posttest. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 60 dan 18 orang direkrut sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan paired t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh brisk walking excercise terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik dengan nilai p masing-masing 0,000 (sistolik) dan 0,003 (diastolik). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara brisk walking excercise terhadap penurunan tekanandarah pada lansia dengan hipertensi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan dalam tatalaksana pasien hipertensi


2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Indirwan Hasanuddin ◽  
Sigit Mulyono ◽  
Lily Herlinah

Effects of a regular walking exercise program on blood sugar levels in elderly people with type II diabetesBackground: Diabetes mellitus increases every year and becomes a problem that is difficult for the government to handle. In the treatment of diabetes mellitus in addition to using drugs and insulin also requires physical exercise therapy to control and reduce blood sugar levels.Purpose: Identifying the effectiveness of walking training on blood sugar levels in elderly people with type II diabetes.Method:  The pre-experimental One-Group Pre-post Test Design. This a regular walking exercise is implemented, 3 times a week for 3 weeks, the distance traveled 1 kilometer within 30 minutes. The sample  was elderly type 2 diabetes  in the working area of the Pangkajene Public Health Center, Sidenreng Rappang District by a purposive sampling technique with a total of 33 respondents. Data analysis was performed using a dependent t-test.Results:  Finding a decrease in average blood sugar levels by a regular walking exercise program.Conclusion: Statistical test results obtained p value = 0,000 (p <0.05) which means it can reduce blood sugar levels. It is recommended that a regular walking exercise program can be  implemented to the resolution of nursing care to patients with diabetes  to reduce and control blood sugar levels.Keywords: A regular walking exercise program; Blood sugar levels; Elderly people; Type II diabetesPendahuluan: Diabetes mellitus meningkat setiap tahun dan menjadi masalah yang sulit ditangani oleh pemerintah. Dalam pengobatan diabetes mellitus selain menggunakan obat-obatan dan insulin juga memerlukan terapi olahraga fisik untuk mengendalikan dan mengurangi kadar gula darah.Tujuan: Mengidentifikasi efektivitas olahraga jalan kaki tehadap kadar gula darah pada lansia dengan diabetes tipe II.Metode: Desain Uji Pra-Pasca Satu Kelompok pra-eksperimental. Olahraga berjalan teratur ini dilaksanakan, 3 kali seminggu selama 3 minggu, jarak yang ditempuh 1 kilometer dalam 30 menit. Sampel adalah lansia diabetes tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Pangkajene, Kabupaten Sidenreng Rappang dengan teknik purposive sampling dengan total 33 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t dependen.Hasil: Didapatkan penurunan kadar gula darah rata-rata dengan program olahraga berjalan teratur.Simpulan: Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 (p <0,05) yang artinya dapat menurunkan kadar gula darah. Dianjurkan agar program olahraga berjalan yang teratur dapat diterapkan pada resolusi asuhan keperawatan untuk pasien diabetes untuk mengurangi dan mengendalikan kadar gula darah.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 32-39
Author(s):  
Niasty Lasmy Zaen ◽  
Fitri Sinaga

Blood pressure is the pressure that is urged by circulating blood in the walls of blood vessels, and is one of the vital signs of the principal technique in reducing blood pressure Brisk walking exercise. blood pressure in hypertensive patients at UPT Elderly Social Services Range in Prapat Overseas Range in 2020. This study used a pre-experimental design study One Group pre-test and post-test design. The population in this study were all elderly who had hypertension in the UPT Elderly Social Services Range in 2020, as many as 50 elderly people using the Purposive Sampling technique in which the research sample was 40, the statistical analysis of the data used in this study was univariant and bivarian namely using the Wilcoxon Test. Based on the results of the study there was a significant effect between blood pressure before and after the Brisk Walking Exertice, with a p value (0,000) <α (0.05). For further researchers can improve and pay attention to the number of sex characteristics and pay more attention to the procedures given. Future researchers can also compare brisk walking exercise techniques with other aerobic sports.   Keywords : Hypertension, smoking, Brisk Walking Exercixe  


2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 230-238
Author(s):  
Septi Andrianti ◽  
Ikhsan Ikhsan

The effect of brisk walking exercise program on blood pressure for people with hypertension Background: Some patients with hypertensive only use antihypertensive drugs to decrease their blood pressure. There are alternatives and more effective as non-pharmacological alternatives to help decrease blood pressure.Purpose: To determine the effect of brisk walking exercise program on blood pressure for people with hypertensionMethod: Quasi-experimental design, the participants were divided into two groups (intervention group and nonintervention group). The sample of this study was 20 participants with contraindications taken by consecutive Sampling. Brisk walking exercise program for 20-30 minutes with an average speed of 4-6km/hour. Three times a week for two months. Data analyzed using a dependent t-test with a 95% confidence level.Results: The study showed that the mean of the intervention systolic pressure before intervention (154.00±10.75) with range (140-170) and after intervention (140.00±8.17) with range (130-160)(p-value=0.001). In the control group, mean the systolic pressure (143.00±8.23) with range (130-150) and after two months (135.50±5.50) with range (130-150). The mean of the diastolic pressure (Intervention group) before (97.00±6.75)with range (90-110) and after (85.00±4.71) with range (80-90). The control group (93.00±6.32) (80-100) and after (89.00±5.16) with range (85-95)(p-value=0.001)Conclusion: There was a significant effect of the brisk walking exercise program in the intervention group, which was stronger than the control group.Keywords: Brisk walking exercise; Blood pressure; Hypertension Pendahuluan: Beberapa penderita hipertensi hanya menggunakan obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darahnya. Ada alternatif dan lebih efektif sebagai alternatif non-farmakologis untuk membantu menurunkan tekanan darah.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh program brisk walking exercise terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.Metode: Quasi-experimental design, peserta dibagi menjadi dua kelompok (kelompok intervensi dan kelompok Kontrol). Sampel penelitiannya 20 partisipan tanpa kontraindikasi yang diambil secara Consecutive Sampling. Program brisk walking exercise selama 20-30 menit dengan kecepatan rata-rata 4-6km/jam. Tiga kali seminggu selama dua bulan. Data dianalisis menggunakan uji-t dependen dengan tingkat kepercayaan 95%.Hasil: Menunjukkan bahwa rerata tekanan sistolik intervensi sebelum intervensi (154,00±10,75) dengan rentang (140-170) dan setelah intervensi (140,00±8,17) dengan rentang (130-160)(p-value=0,001). Pada kelompok kontrol, rata-rata tekanan sistolik (143,00±8,23) dengan kisaran (130-150) dan setelah dua bulan (135,50±5,50) dengan rentang (130-150). Rerata tekanan diastolik (kelompok intervensi) sebelum (97,00±6.75) dengan rentang (90-110) dan setelahnya (85,00±4,71) dengan rentang (80-90). Kelompok kontrol (93.00±6.32) dengan rentang (80-100) dan setelahnya (89,00±5,16) dengan rentang (85-95)(nilai-p=0,001)Simpulan: Ada pengaruh yang signifikan dari program brisk walking exercise pada kelompok intervensi yang lebih kuat dibandingkan kelompok kontrol.


2019 ◽  
Vol 11 (4) ◽  
pp. 277-284
Author(s):  
Vitrianingsih Vitrianingsih ◽  
Sitti Khadijah

Studi memperkirakan emesis gravidarum terjadi pada 50-90% kehamilan. Mual muntah pada kehamilan memberikan dampak yang signifikan bagi tubuh dimana ibu menjadi lemah, pucat dan cairan tubuh berkurang sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi). Keadaan ini dapat memperlambat peredaran darah dan berakibat pada kurangnya suplay oksigen serta makanan ke jaringan sehingga dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Salah satu terapi yang aman dan dapat dilakukan untuk mengurangi keluahan mual muntah pada ibu hamil adalah pemberian aromaterapi lemon. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas aroma terapi lemon untuk menangani emesis gravidarum. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi experiment  dengan  one group pre-post test design. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum di Kecamatan Berbah, Sleman. Jumlah sampel 20 ibu hamil trimester pertama yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengukuran mual muntah dilakukan debelum dan setelah  pemberian aromaterapi lemon menggunakan Indeks Rhodes. Analisa data menggunakan uji Paired t-test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata skor mual muntah sebelum pemberian aromaterapi lemon berdasarkan Indeks Rhodes pada Ibu Hamil dengan emesis gravidarum yaitu 22,1 dan terjadi penurunan skor setelah pemberian aromaterapi lemon menjadi 19,8. Ada pengaruh pemberian aromaterapi lemon dengan pengurangan mual muntah pada ibu hamil (p-value = 0.017). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pemberian aromaterapi lemon efektif untuk mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama.  Kata kunci: aromaterapi lemon, emesis gravidarum THE EFFECTIVENESS OF LEMON AROMATHERAPY FOR HANDLING EMESIS GRAVIDARUM   ABSTRACT Studies estimate that nausea and vomiting (emesis gravidarum) occur in 50 – 90% of pregnancies. Nausea and vomiting of pregnancy have a significant impact on the body in which it makes a mother becomes weak, pale, and decreasing body fluid so that the blood becomes thick (hemoconcentration). This situation can slow down blood circulation and inflict the lack of oxygen and food supplies to the body tissues so that it can endanger the health of the mother and fetus. One of the therapies that is safe and can be conducted to reduce nausea and vomiting of pregnancy is by giving the lemon aromatherapy treatment. The research aims to determine the effectiveness of the aroma of lemon therapy to deal with emesis gravidarum. This study applied quasi-experimental research with one group pretest-posttest design. The population of this study was pregnant women who experienced emesis gravidarum. Furthermore, samples were 20 mothers from Berbah, Sleman taken by using a purposive sampling technique. Nausea and vomiting were assessed between before and after giving lemon aromatherapy using the Rhodes Index. The data were analyzed using the paired t-test. The mean score of nausea and vomiting before giving lemon aromatherapy on mother with emesis gravidarum based on the Rhodes Index was 22.1. However, it decreased after given lemon aromatherapy treatment to 19.8. Therefore, there was an effect on giving lemon aromatherapy treatment toward the decrease of nausea and vomiting for pregnant women (p-value = 0.017). Lemon aromatherapy is effective to reduce emesis gravidarum.  Keywords: lemon aromatherapy, emesis gravidarum


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

<p><em>Buerger Allen Exercise</em> mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>quasy-experiment </em>dengan<em> pre-post test design with control group</em><em>.</em> Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan <em>purposive sampling</em>, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi <em>Buerger Allen exercise</em> sebanyak 12 kali  selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk.Data hasilpengukuran nilai <em>ankle brachial index</em>berupa ratio dan diuji statistik dengan <em>Paired Samples Test</em>. Didapatkan <em>p value</em> 0.001 untuk kelompok perlakuan (<em>p value</em>&lt; 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai <em>ankle brachial index</em> sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Dapat disimpulkan bahwa nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci :penderita diabetes melitus tipe2, <em>Buerger Allen Exercise, Ankle brachial index</em></strong></p><p> </p>


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 77-83
Author(s):  
Zaima Zaima ◽  
Samino Samino ◽  
Ana Mariza ◽  
Devi Kurniasari
Keyword(s):  
P Value ◽  

ABSTRAK   Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi ketika darah mengalir melalui pembuluh darah dengan kekuatan yang lebih besar dari biasanya.  Penanganan yang dapat dilakukan selain terapi farmakologis adalah dengan mempergunakan terapi non farmakologi atau terapi komplementer. Salah satu tindakan pencegahan untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan cara mengkonsumsi buah pisang.  Tujuan penelitian adalah diketahui pengaruh konsumsi pisang terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Puskesmas Natar Kecamatan Natar Lampung Selatan 2019 Metode Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian dengan pendekatan quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami hipertensi dipuskesmas Natar Kecamatan Natar Lampung Selatan sebanyak 48 orang. Sampel 30 orang, Teknik sampling yang digunakan purposive sampling Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi dan analisa data yang digunakan adalah uji  t-dependent. Hasil penelitian didapatkan bahwa Distribusi frkuensi tekanan darah pada lansia sebelum mengkonsumsi pisang rata-rata 153 mmHg, standar deviasi 68. Namun setelah mengkonsumsi didapatkan ratarata 130 mmHg, standar deviasi 64 hasilnya beda mean 13,4, diperoleh nilai p value 0,001 yang artinya ada pengaruh konsumsi pisang terhadap penurunan tekanan darah padalansia.  Kesimpulan: konsumsi pisang ambon sehingga menurunkan tekanan darah pada lansia.  Saran bagi lansia dan masyarakat, bagi masyarakat maupun keluarga dapat menerapkan pengobatan herbal yang tepat untuk mengobati gejala hipertensi salah satunya mengkonsumsi pisang ambon agar menurunkan kadar tekanan darah tinggi, jadi bisa mengurangi penggunaan obat-obatan farmakologi yang ada efek sampingnya.  Kata Kunci : Pisang Ambon, Hipertensi, LansiaI


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Ledy Octaviani Iqmy

Program kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, terjadi perubahan perilaku positif sehingga ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan. Hasil prasurvey pada bulan maret terhadap 10 lbu hamil di Puskesmas Madukuro Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara didapatkan data sebanyak 70% tidak mengetahui manfaat senam hamil dan 100% tidak pemah melakukan senam hamil, dari pengakuan responden didapatkan bahwa aktifitas yang dilakukan hanya sebatas jalan pagi. Sebanyak 100% tidak mengetahui cara senam hamil. Tujuan penelitian diketahui pengaruh demonstrasi senam hamil terhadap pengetahuan ibu hamil trimester III di Puskesmas Madukuro Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara Tahun 2018 Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian pra-eksperimen dengan design static group comprison. Populasi penelitian seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan > 36 minggu di BPS Desi Apri Sanopa Amd.Keb Kalianda Lampung Selatan, Dengan  sampel sebanyak 30 orang teknik sampling purposive sampling. Analisa data univariat dan bivariat uji t (t-test). Hasil penelitian rata-rata ruptur perineum ibu yang melakukan senam kegel  adalah 0,67 dengan standar deviasi 0,617. Rata-rata ruptur perineum ibu yang tidak dilakukan senam kegel  adalah 1,20 dengan standar deviasi 0,676. Hasil analisis uji bivariat pada tabel 4.4 diatas, hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,032 (p-value < α = 0,05) yang berarti ada Pengaruh Senam Kegel Dengan Ruptur Perineum di BPS Desi Apri Sanopa Amd.Keb Kalianda Lampung Selatan Tahun 2018. Dapat menambah informasi tentang manfaat senam hamil dalam penurunan angka kematian ibu akibat perdarahan dengan penurunan robekan perineum saat persalinan.


Author(s):  
Gamma Nurul Wardah ◽  
Sigit Purwanto ◽  
Karolin Adhisty

Salah satu stressor utama yang terjadi pada anak saat hospitalisasi adalah nyeri yang juga dapat menimbulkan trauma. Tindakan pemasangan Intravena Fluid Drip (IVFD) yang dilakukan pada anak yang dihospitalisasi dapat menimbulkan nyeri akibat cedera jaringan tubuh (kulit). Teknik distraksi audio merupakan tindakan yang dirasa tepat untuk mengurangi nyeri yang ditimbulkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh teknik distraksi audio terhadap penurunan skala nyeri pemasangan IVFD pada anak prasekolah.Desain penelitian ini adalah pre experimental designwithstatic group comparison dengan menggunakan analisa data uji t tidak berpasangan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 32 orang anak prasekolah yang dilakukan pemasangan IVFD dengan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Pengukuran skala nyeri menggunakan observasi Face, Leg, Activity, Cry, and Consolability Scale (FLACC Scale).Hasil penelitian didapatkan perbedaan nilai rata-rata skala nyeri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p value = 0,001 (p < α 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknik distraksi audio terhadap penurunan skala nyeri saat pemasangan IVFD pada anak prasekolah di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja. Perawat sebaiknya menerapkan pemberian teknik distraksi audio dalam standar operasional prosedur pemasangan IVFD sebagai salah satu terapi nonfarmakologi pada anak prasekolah yang akan dilakukan pemasangan IVFD.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document