<p>ABSTRAK<br />Dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil dan<br />pulau-pulau kecil, pemerintah meluncurkan kebijakan pengembangan desa<br />mandiri energi. Di Nusa Penida, salah satu kawasan di Bali yang terdiri<br />atas 3 pulau kecil, program mandiri energi dirancang dalam bentuk desa<br />wisata energi yang diwujudkan dengan pengembangan tanaman jarak<br />pagar (Jatropha curcas L) sebagai penghasil bahan bakar nabati (BBN)<br />untuk subtitusi bahan bakar pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).<br />Analisis kebijakan pengembangan tanaman jarak pagar mendukung<br />kawasan mandiri energi Nusa Penida dilakukan pada bulan Oktober 2007-<br />April 2008. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji kesesuaian lahan<br />dan iklim Nusa Penida untuk pengembangan tanaman jarak, dan (2)<br />melakukan analisis kelayakan finansial usahatani jarak pagar. Kesesuaian<br />lahan dan iklim dianalisis secara deskriptif, sedangkan kelayakan finansial<br />dianalisis berdasarkan kriteria investasi : NPV, B/C, dan IRR. Hasil<br />penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik iklim, wilayah<br />Nusa Penida termasuk ke dalam kriteria sesuai (S2) untuk pengembangan<br />tanaman jarak pagar. Unsur iklim yang menjadi pembatas adalah<br />ketersediaan air terutama pada bulan-bulan Agustus, September, dan<br />Oktober yang merupakan puncak musim kemarau, sehingga waktu panen<br />hanya berlangsung pada bulan Maret-Juli. Peran minyak jarak pagar<br />mensubstitusi solar sebagai bahan bakar PLTD selain ditentukan oleh<br />waktu panen, juga tergantung kepada harga biji jarak pagar yang dapat<br />memberikan insentif bagi petani untuk mengembangkan tanaman tersebut.<br />Usahatani jarak pagar layak dikembangkan pada tingkat harga minimum<br />Rp 2.000/kg biji di tingkat petani.<br />Kata kunci : Jatropha curcas L., kesesuaian lahan dan iklim, kelayakan<br />finansial</p><p>ABSTRACT<br />Physic Nut Jatropha curcas Development to Support<br />Local Self-sufficient Energy in Nusa Penida, Bali<br />To fulfill the electricity requirement in remote areas and small<br />islands, Indonesian government runs the self-sufficient energy village<br />program. In Nusa Penida, an area that consists of three islands in Bali<br />Province, the program is run by developing Energy Tourism Area (ETA).<br />In this program, physic nut (Jatropha curcas L.) was planted in the ETA<br />and the seeds will be used for bio-diesel to substitute diesel power<br />electricity generator fuel. A policy analysis of developing Jatropha curcas<br />plantation in the ETA has been done in the period of October 2007 to April<br />2008. The objectives of this research are : (1) to analyze the land and<br />climate suitability for planting physic nut, and (2) to analyze financial<br />feasibility of physic nut farming. The land and climate suitability analyzed<br />by descriptive method. Financial feasibility analyzed by investment<br />criteria : NPV, B/C ratio, and IRR. The result shows that the land and<br />climate in Nusa Penida is suitable (S2) for planting physic nut. The crucial<br />element of the climate is the availability of the water during dry season in<br />August, September and October. The harvest season is in March to July.<br />The role of physic nut as a source for bio-diesel is influenced by the<br />harvest time and the price of physic nut seeds. A good price will lead the<br />farmer to maintain and develop their jatropha plantation.<br />Key words : Jatropha curcas L., land and climate suitability, financial<br />feasibility</p>