Jurnal Sinergitas PKM & CSR
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

22
(FIVE YEARS 22)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Pelita Harapan

2528-7184, 2528-7052

2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 215
Author(s):  
Stella Stefany ◽  
Rijanto Purbojo ◽  
Clarissa Adeline

<p><em>The COVID-19 pandemic emerging in early 2020 has significantly impacted various sectors, including education. The policy of home-based learning (defined as online learning), that is implemented by the Indonesian Ministry of Education and Culture becomes a challenge for students, teachers, and educational institutions. Online-based learning is still an unfamiliar concept to the world of education in Indonesia. Lack of preparation and planning during the switch to online-based learning leads to bad learning experiences for both students and teachers alike. This event was aimed towards Indonesian educators to discuss essential elements regarding digital literacy competence, namely basic principles of distinguishing face-to-face classes and online classes, deciding on a format, design, and interaction in online classrooms, as well as the cycle of teaching and learning. As many as 454 participants from the five major islands in Indonesia virtually attended this event on May 13th, 2020. This event utilizes the ADDIE training developmental model elaborated in five stages: 1) Analyze, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, and (5) Evaluation. </em></p><p><strong>ABSTRACT (INDONESIAN):</strong> Pandemi COVID-19 yang muncul di awal tahun 2020 memberi dampak signifikan dalam berbagai sektor, termasuk Pendidikan. Kebijakan home-based-learning atau pembelajaran jarak jauh yang ditetapkan oleh Kementrian pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjadi sebuah tantangan bagi peserta didik, tenaga pendidik dan institusi pendidikan. Pembelajaran berbasis daring masih asing bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kurangnya persiapan dan perencanaan dalam kegiatan belajar mengajar daring berakibat pada pengalaman belajar-mengajar yang buruk bagi peserta didik maupun tenaga pendidik. Kegiatan ini ditujukan bagi tenaga pendidik di Indonesia untuk membahas beberapa elemen penting dalam kompetensi literasi digital seperti prinsip dasar yang membedakan kelas tatap muka dengan kelas daring, menentukan format, desain dan interaksi kelas daring, serta siklus belajar mengajar berbasis daring. Kegiatan ini diikuti oleh 454 partisipan yang tersebar pada lima pulau terbesar di Indonesia berlangsung secara virtual pada tanggal 13 Mei 2020. Kegiatan ini menggunakan model pengembangan training ADDIE dengan 5 tahapan sebagai berikut: 1) <em>Analyze</em>, (2) <em>Design</em>, (3) <em>Development</em>, (4) <em>Implementation</em> dan (5) <em>Evaluation</em>.</p>


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 290
Author(s):  
Niko Sudibjo ◽  
Juanna Judith Huliselan ◽  
Innocentius Bernarto

<p><em>The research method is the most essential element in conducting scientific research. Teachers need to master scientific research methods as a prerequisite for writing scientific papers, which are part of improving teachers' quality and professionalism. In addition, scientific research and publications are requirements for applications for promotion of functional ranks and government teacher certification. The aim of this workshop is to help teachers understand quantitative and qualitative research methods. The workshop is carried out through class discussions with the participants. The speaker first presented the material, then continued with a simple guided exercise in the class discussion. The data from the workshop were collected by means of tests to see the participants' understanding of the material and a questionnaire to see the usefulness of the workshop given. Based on the survey results, it was found that this research method workshop was well understood and beneficial to teachers. <strong></strong></em></p><p><strong>ABSTRACT (INDONESIAN):</strong> Metode penelitian menjadi elemen yang sangat penting dalam membuat penelitian ilmiah. Para guru perlu menguasi metode penelitian ilmiah sebagai bekal menulis karya ilmiah yang termasuk salah satu upaya peningkatan kualitas profesionalisme guru. Lebih lagi, penelitian ilmiah dan publikasi merupakan syarat pengajuan kenaikan jabatan fungsional guru serta sertifikasi. Tujuan dari <em>workshop</em> ini adalah untuk membantu para guru untuk memiliki pengetahuan mengenai metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. <em>Workshop</em> dilakukan melalui diskusi kelas dengan peserta. Pembicara terlebih dahulu mempresentasikan materi, kemudian dilanjutkan dengan latihan terbimbing sederhana dalam diskusi kelas. Data hasil <em>workshop</em> dikumpulkan melalui tes untuk melihat pemahaman peserta terhadap materi dan angket untuk melihat kegunaan <em>workshop</em> yang diberikan. Berdasarkan survey angket, diketahui bahwa workshop metode penelitian ini dapat dipahami dengan baik dianggap bermanfaat bagi para guru.</p>


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 242
Author(s):  
Oce Datu Appulembang ◽  
Kurnia Putri-Sepdikasari Dirgantoro ◽  
Jacob Stevy Seleky

<p><em>Guidance and assistance in learning are necessary for every child, whether it is for the students who have attended school or not. Most of the parents who live in the Bonang area can not fulfill this activity. Parents who have not be able to accompany their children in learning after school are caused several factors, namely cognitive inability of parents, the busyness of parents in work, and the inability of parents economically to send their children to learning center, and some are even do not trust some learning center. Mathematics education students are prepared in the field of school mathematics teaching and learning expertise. For them, this activity is a valuable opportunity to gain teaching experience, as well as learning to implement the theories that have been learned, both in terms of pedagogy and mathematics. The purpose of this community is as a place to synchronize students’ need to implement their learning practices with the needs of schoolchildren</em> <em>around Bonang. The activity is in the form of assistance at one of the residents’ houses in Bonang. The benefits of this assistance activity are felt by all parties, schoolchildren</em> <em>as learning participants receive learning guidance in terms of cognitive and character, parents who are assisted and feel happy to see children's development in education, and the tutors can directly learn to implement knowledge and practice teaching.</em></p><p><strong>ABSTRACT (INDONESIAN):</strong> Bimbingan dan pendampingan belajar diperlukan oleh setiap anak, baik yang bersekolah maupun yang tidak bersekolah. Kegiatan tersebut belum dapat dipenuhi oleh sebagian besar orang tua yang berdomisili di daerah Bonang. Orang tua yang belum dapat mendampingi anak-anaknya dalam belajar sepulang sekolah disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ketidakmampuan orang tua secara kognitif, kesibukan orang tua dalam bekerja dan ketidakmampuan orang tua secara ekonomi untuk mengikutsertakan anaknya di dalam bimbingan belajar yang bersifat komersial, bahkan ada yang kurang percaya pada bimbingan belajar tertentu. Mahasiswa pendidikan matematika dipersiapkan pada bidang keahlian belajar mengajar matematika sekolah. Bagi mahasiswa, kegiatan tersebut merupakan kesempatan yang berharga untuk mendapatkan pengalaman mengajar, sekaligus belajar untuk mengimplementasikan teori yang sudah dipelajari, baik dari segi pedagogy maupun keilmuan matematika. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai wadah untuk mensinkronisasikan kebutuhan mahasiswa untuk mengimplementasikan praktik pembelajaran mereka dengan kebutuhan anak sekolah di sekitar Bonang. Adapun kegiatan bimbingan belajar tersebut diselenggarakan di rumah salah satu warga di Bonang. Manfaat kegiatan bimbingan belajar ini dirasakan oleh semua pihak, anak-anak sekolah sebagai peserta belajar mendapatkan bimbingan belajar dari segi koginitif dan karakter, orangtua yang terbantukan dan merasa bahagia melihat perkembangan anak dalam pendidikan dan mahasiswa pendidikan matematika yang menjadi tutor dapat secara langsung belajar mengimplementasikan ilmu dan praktek mengajarnya.</p>


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 251
Author(s):  
Bertha Natalina Silitonga ◽  
Juniriang Zendrato ◽  
Asih Enggar Susanti ◽  
Juliana Suhindro Putra

<p><em>Teachers </em><em>of </em><em>Mardi Yuana Cilegon School have gaps in all areas of teaching, namely: 1) Affection domain, where the teacher appears dominant in dealing with students, fellow teachers, parents, and leaders; 2) Psychomotor domain, where the affection problem has an impact on class management skills (the teacher arranges the class according to his own will without thinking about the learning objectives); 3) Cognitive domain, where affection problems also have an impact on the preparation of le</em><em>sson</em><em> plan (teachers feel that they have mastered the subject matter so they are not interested in learning anymore). Because impactful learning is heart-to-heart, this teacher training is focused on managing affection (positive expectation) to support classroom teaching. Thus, the aim of this training is to introduce and train teachers to practice effective affection management. This training was held eight times (January-April 2019) with seventy teachers from kindergarten to junior high school at Mardi Yuana Cilegon School. The teacher training materials provided are: 1) The importance of having positive expectations; 2) How to help students succeed; 3) How to appear in class; 4) How to make students interested in learning; 5) How to increase students' positive behavior. The result of observations during learning is that the teachers look enthusiastic about learning new things. The result of the implementation evaluation shows an increase in teacher understanding of positive expectations in the learning process</em><em>.</em></p><p><strong>ABSTRACT (INDONESIAN): </strong>Guru Sekolah Mardi Yuana Cilegon memiliki kesenjangan di semua ranah pengajaran, yaitu: 1) Ranah afeksi, dimana guru tampak dominan di dalam berelasi dengan siswa, sesama guru, orangtua, dan pimpinan; 2) Ranah psikomotorik, dimana masalah afeksi tersebut berdampak pada keterampilan pengelolaan kelas (guru mengatur kelas menurut keinginannya sendiri tanpa memikirkan tujuan pembelajaran yang ada); 3) Ranah kognitif, dimana masalah afeksi juga berdampak pada penyusunan rencana pembelajaran (guru merasa sudah menguasai materi pelajaran sehingga tidak berminat untuk belajar lagi). Oleh karena pembelajaran yang berdampak adalah dari hati ke hati, maka pelatihan guru ini difokuskan pada pengelolaan afeksi (<em>positive expectation) </em>untuk mendukung pengajaran di kelas<em>.</em> Sehingga, tujuan pelatihan ini adalah memperkenalkan dan melatihkan praktik-praktik pengelolaan afeksi yang efektif kepada guru. Pelatihan ini diadakan sebanyak delapan kali (Januari-April 2019) dengan peserta sebanyak tujuh puluh orang guru dari TK-SMP di sekolah Mardi Yuana Cilegon. Materi pelatihan guru yang diberikan adalah: 1) Pentingnya memiliki ekspekstasi positif; 2) Bagaimana membantu siswa agar berhasil; 3) Bagaimana berpenampilan di kelas; 4) Bagaimana membuat siswa tertarik untuk belajar; 5) Bagaimana meningkatkan perilaku positif siswa. Hasil pengamatan selama pembelajaran adalah para guru terlihat antusias mempelajari hal baru. Hasil evaluasi pelaksanaan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman guru mengenai <em>positive expectation </em>di dalam proses pembelajaran.</p><p> </p><p> </p>


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 332
Author(s):  
Deborah Nauli Simorangkir ◽  
Muninggar Sri Saraswati ◽  
Ezmieralda Melissa ◽  
Loina L. K. Perangin-Angin ◽  
Sharon Schumacher

<p><em>The objective of this community service program was to raise awareness about sexual harassment in the workplace, particularly in the media industry. This community service was comprised of two sessions – at Swiss German University and SMK Paramarta, Tangerang. The targeted audiences were:1. High school and university students; 2. Media practitioners. Each session was consisted of the following activities: 1.Movie: “More than Work”; 2. Information session by the Director, Luviana; 3. Panel discussion; 4. Question and answer session; 5. Survey. Prior to the execution of each session, a survey was conducted on those who registered to attend. The purpose was to compare the pre-event results with the post-event results of each session. Results of the post-event A survey showed that 84,6% of respondents felt that they have acquired new knowledge about the media industry; and 84,7% of respondents felt that trough this panel discussion, they’ve become more knowledgeable about sexual harassment. Therefore, it can be concluded that the event A was effective in achieving the objective of this community service. Unfortunately, there was a high discrepancy in the number of respondents of the event B at SMK Paramarta, with 32 students responding to the pre-event survey, and only 7 students responding to the post-event survey. Therefore, the comparison was not valid. However, some results were alarming. This means that there is still a long way to go in the mission to educate the young generation about sexual harassment. Through these findings, it is concluded that a special effort must be made for teenagers.</em></p><p><strong>ABSTRACT (INDONESIAN):</strong> Tujuan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang pelecehan seksual di tempat kerja, terutama di industri media. Pengabdian masyarakat ini terdiri dari dua sesi - di Universitas Swiss German dan SMK Paramarta, Tangerang. Khalayak yang ditargetkan adalah: 1. Siswa sekolah menengah atas dan mahasiswa; 2. Praktisi media. Setiap sesi terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut: 1. Film: <em>“More than Work”</em>; 2. Sesi informasi oleh Sutradara, Luviana; 3. Diskusi panel; 4. Sesi tanya jawab; 5. Survei. Sebelum pelaksanaan setiap sesi, survei dilakukan pada mereka yang mendaftar untuk hadir. Tujuannya adalah untuk membandingkan hasil pra-acara dengan hasil pasca-acara dari setiap sesi. Hasil survei pasca-acara A menunjukkan bahwa 84,6% responden merasa telah memperoleh pengetahuan baru tentang industri media; dan 84,7% responden merasa bahwa melalui diskusi panel ini, mereka menjadi lebih berpengetahuan tentang pelecehan seksual. Maka, dapat disimpulkan bahwa acara A efektif dalam mencapai tujuan layanan kepada masyarakat ini. Namun, ada perbedaan yang lebih tinggi dalam jumlah responden pada sesi B di SMK Paramarta, dengan 32 siswa menanggapi survei pra-acara, dan hanya 7 siswa yang menanggapi survei pasca-acara. Karena itu, perbandingan dianggap tidak valid. Namun, beberapa hasil mengkhawatirkan. Ini berarti bahwa jalan masih panjang dalam misi untuk mendidik generasi muda tentang pelecehan seksual. Berdasarkan temuan ini, disimpulkan bahwa diperlukan perhatian khusus bagi kalangan remaja.</p>


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 320
Author(s):  
Ulli Kadaria ◽  
Aini Sulastri

<p><em>Raudhatul Islamiyah Mosque which is located on Jl. Trans Kalimantan, Jawa Tengah Village, Sungai Ambawang District, Kubu Raya District is one of the mosques that had problem in fulfill the demand of clean water for flushing and daily activities. The water used comes from artesian well whose quality and quantity were inadequate. This had an impact on the damage to mosque facilities such as faucet because of rust and the bathtub turn brownish yellow. Besides flushing, activity in the form of mouthwash - gargle using water that was yellowish brown and smelly can potentially cause disease because of the presence of iron, organic matter, microbes, and others. Therefore it needed a water treatment that treats water quality so that it was safe to use. Water treatment was designed using aeration and shell sand filtration with a processing capacity of 1000 liters. The method used in this activity was the participatory method where the youth at the mosque participated in socialization and training activities, making water treatment plants, operation and maintenance water treatment equipment. In addition there was an operational standard manual to facilitate the operation and maintenance of the water treatment equipment.<br /><br /></em><strong>ABSTRACT (INDONESIAN): </strong>Masjid Raudhatul Islamiyah yang terletak di Jl.Trans Kalimantan, Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu masjid yang memiliki permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk wudhu dan aktivitas harian lainnya. Air yang digunakan berasal dari sumur bor yang kualitas dan kuantitasnya kurang memadai. Hal tersebut berdampak pada rusaknya fasilitas masjid berupa keran air wudhu karena karat dan beberapa fasilitas masjid salah satunya adalah bak kamar mandi menjadi berwarna kuning kecoklatan. Selain itu aktivitas wudhu berupa kumur – kumur menggunakan air yang berwarna kuning kecoklatan dan berbau dapat berpotensi mengakibatkan penyakit karena adanya kandungan besi, zat organik, mikroba, dan lainnya. Oleh sebab itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air yang mampu mengolah kualitas air sehingga aman untuk digunakan. Pengolahan air yang dirancang menggunakan proses aerasi dan filtrasi pasir kerang dengan kapasitas pengolahan sebesar 1000 liter. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan metode parsipatori dimana remaja masjid ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan, pembuatan instalasi pengolahan air, operasional dan pemeliharaan alat pengolahan air. Selain itu terdapat buku panduan standar operasional untuk mempermudah operasional dan pemeliharaan alat.</p>


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 273
Author(s):  
Pierre Mauritz Sundah ◽  
Herman Purba

<p><em>The Covid-19 pandemic that has occurred in Indonesia since March 2020 indirectly forced educators to switch from face-to-face teaching activities to online activities. Seeing the unrest experienced by educators, especially teachers and lecturers, who are not familiar with online teaching activities, the Online Learning Communication Science study program from Universitas Pelita Harapan held community service activities with the theme of digital literacy that can be followed by educators throughout Indonesia. Google Classroom is a medium that is raised in this activity because of the ease provided through its features even though Google Classroom cannot yet be categorized as a Learning Management System. Moreover, Google Classroom can be obtained for free and can be used through smart devices or computers that have an internet connection. With large-scale social restrictions (PSBB), this activity was held online using the digital platform Zoom Meeting. The result of this activity is that educators experience improved ability and understanding to carry out online teaching activities using Google Classroom such as creating classes, assignments, and quizzes, sharing teaching materials to conduct evaluations in the hope that educators are ready to do #ngajardarirumah.</em></p><p><strong>ABSTRACT (INDONESIAN): </strong>Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 secara tidak langsung memaksa para tenaga pendidik untuk beralih dari kegiatan belajar mengajar secara tatap muka menjadi kegiatan secara dalam jaringan (daring). Melihat keresahan yang dialami oleh para tenaga pendidik, khususnya guru dan dosen, yang belum terbiasa dengan kegiatan pengajaran secara daring maka program studi pendidikan jarak jauh (PJJ) Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan mengadakan kegiatan PkM dengan tema literasi digital yang dapat diikuti oleh tenaga pendidik di seluruh Indonesia. <em>Google Classroom </em>menjadi media yang diangkat dalam kegiatan ini karena kemudahan yang diberikan melalui fitur-fitur yang dimilikinya meskipun <em>Google Classroom </em>belum dapat dikategorikan sebagai sebuah <em>Learning Management System.</em> Selain itu <em>Google Classroom </em>dapat diperoleh secara gratis dan dapat digunakan melalui gawai pintar ataupun komputer yang memiliki koneksi internet. Dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka kegiatan ini diselenggarakan secara daring dengan menggunakan platform digital <em>Zoom Meeting.</em> Hasil dari kegiatan ini adalah tenaga pendidik mengalami peningkatan kemampuan dan pemahaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring menggunakan <em>Google Classroom</em> seperti membuat kelas, tugas dan kuis, membagikan materi ajar hingga melakukan evaluasi dengan harapan para tenaga pendidik siap untuk melakukan #ngajardarirumah.</p><p> </p>


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 308
Author(s):  
Dhea Fitra Yofani ◽  
Shakila Fuadah Lubis ◽  
Milka Novita Manalu ◽  
Ramadhan Yanuari ◽  
Rezha Yaren ◽  
...  

<p><em>Kubang Jaya village is located in a low land peat swampy area and often suffers from the flood in the rainy season.  Swampy peat area generally has a high groundwater level; thus, it can immerse the septic tank in the housing in the area.  The height of the groundwater table is approximately 50cm from the surface level, while the depth of the septic tank is 150cm.  When the septic tank below groundwater level, this could cause a mix of soil water and septic tank waste.  This community development activity aims to educate the community about sanitation and give lecture and training of installing bio-porta septic tank (bacterial portable septic tank) for housing in high groundwater level area. Bio-porta septic tank consists of two drums as sediment tank and aeration tank. Bio balls were used to speed up the decomposition by aerobic bacteria in the tank.  An aerator was added to the installation to increase the proliferation of bacteria. The community development activities were pre-test, lecture, post-test, practical and cadre training.  Results show that there was an increase of understanding and knowledge of community from 24% to 62% about the septic tank in high groundwater level area.  The community also agreed to replace the conventional septic tank into the bio-porta septic tank in the future.  The activity also has a positive impact on educating and changing the mindset and attitude the community of Kubang Jaya village in improving the sanitation with an intention to the bio-porta septic tank in the future. </em></p><p><strong>ABSTRACT (INDONESIAN):</strong> Desa Kubang Jaya merupakan kawasan dataran rendah rawa gambut dan sering mengalami banjir saat musim hujan. Lahan rawa gambut umumnya memiliki muka air tanah tinggi sehingga dapat merendam tangki septik pada perumahan yang terdapat di kawasan tesebut. Rata-rata tinggi muka air tanah sekitar <em>±</em>50 cm, sedangkan kedalaman tangki septik warga sekitar <em>±</em>150 cm dari permukaan tanah. Apabila tangki septik terendam, maka hal ini dapat mengakibatkan pencampuran air tanah dengan limbah tangki septik. Oleh karena itu dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan dan memberikan penyuluhan serta pelatihan pembuatan tangki septik bio-porta (<em>bacterial portable septic tank</em>) untuk rumah di lingkungan dengan muka air tanah tinggi. Tangki septik bio-porta terdiri dari dua drum yang berfungsi sebagai tangki pengendapan dan tangki aerasi. Untuk mempercepat proses penguraian oleh bakteri aerob di dalam tangki maka digunakan <em>bio ball</em> atau rumah bakteri. Aerator ditambahkan pada instalasi untuk mempercepat perkembangbiakan bakteri aerob. Kegiatan pengabdian terdiri dari <em>pre-test</em>, penyuluhan, <em>post-test</em>, praktek, dan pelatihan kader. Hasil evaluasi kegiatan pengabdian menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat dari 24% menjadi 62% tentang tangki septik di lahan dengan muka air tanah tinggi.  Masyarakat juga sangat setuju untuk mengganti tangki septik konvensional dengan tangki septik bio-porta di masa mendatang. Hasil kegiatan sangat berdampak positif untuk mengedukasi dan mengubah pola pikir serta sikap warga desa Kubang Jaya dalam memperbaiki sanitasi lingkungan tempat tinggal dengan keinginan untuk menggunakan tangki septik bio-porta di masa mendatang.</p>


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 263
Author(s):  
Karnelasatri - Karnelasatri ◽  
Rieswan Pangawira Kurnia ◽  
Junius Hardy

<p><em>Kelapa Dua Lake is important for the local community as a water catchment and reservoir. At certain times of the year, water hyacinth grown and spread rapidly due to the lake's high nutrient content, including nitrogen, phosphate, and potassium. These are indicators of pollution from the surrounding populated areas. Inappropriate and poorly timed countermeasures against this invasive species have had many negative effects. One countermeasure that could work, however, is harvesting the water hyacinth as a raw material for handicrafts. A joint team of lecturers, UPH service learning, students, a team from the National Disaster Management Agency (BNPB), the Indonesian local government, and local resident carried out a collaborative event to clear one section of Kelapa Lake of both water hyacinth and plastic waste. A numbers of water hyacinth were collected and then processed as a basic material for handicraft products. These handicraft products were then exhibited at an environmental education concert attended by invited guests, including representatives of the Kelapa Dua local government. This event is expected to provide new information about the processing and use of water hyacinth, highlighting its economic value and encouraging more positive activities to decrease water hyacinth and protect the environment.</em></p><p><strong>ABSTRACT (INDONESIAN):</strong> Danau Kelapa Dua merupakan danau yang sangat penting bagi masyarakat setempat sebagai tempat resapan dan tampungan air. Pertumbuhan eceng gondok di danau ini cukup cepat pada masa waktu tertentu karena adanya kemungkinan air danau yang memiliki kandungan nutrien tinggi seperti nitrogen, fosfat, dan potasium. Oleh sebab itu, invasi eceng gondok pada danau ini menjadi salah satu indikator pencemaran air dari berbagai aktivitas warga di sekitarnya. Penanggulangan yang terlambat dan kurang tepat terhadap invasi eceng gondok memberikan banyak dampak negatif. Salah satu pengontrolan invasi eceng gondok dapat dilakukan dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku kerajinan tangan. Kegiatan gotong royong membersihkan eceng gondok dan sampah plastik pada salah satu area danau Kelapa Dua telah dilakukan oleh gabungan tim dosen, <em>service learning </em>UPH, mahasiswa dari berbagai jurusan, tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah dan warga setempat. Setelah kegiatan gotong royong, sejumlah eceng gondok yang dikumpulkan kemudian diolah sebagai bahan dasar produk kerajinan tangan. Berbagai produk kerajinan tangan kemudian dipamerkan pada konser musik edukasi lingkungan. Presentasi produk disaksikan oleh tamu-tamu undangan konser termasuk perwakilan pemerintah daerah Kelapa Dua. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang pengolahan eceng gondok agar bernilai ekonomis serta melakukan kegiatan positif untuk menjaga lingkungan.</p>


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 282
Author(s):  
Surya Priyambudi ◽  
Yulis Setyowati ◽  
Alfi Nugroho

<p>In the era of industry 4.0 technology development various modern food has grew abundantly that boomed and became viral in the community, this is just because that people’s mind set changed on food, their taste became simpler and instantly food. One of the food that become popular nowadays is fruit salad. Fruit salad is some fruits which have cut into pieces flavored with variant mayonnaise. This kind of fruit salad is became one of the most favorite food because it’s tasty. Observation and interview have been conducted in Sumberan, Pakal, Surabaya as the partner of this community service. As stated in observation and interview, the problems of the partner are: 1) Lack of concern on hygienic factors in processing fruit salad; 2) The process of packing fruit salad is not well done properly; 3) Human resources management are not managed well in the distribution of work; 4) Finance Bookkeeping had not conducted at regular intervals; and 5) Marketing and promotion has not yet to empower information technology.Due that problems, the team offered the solution as follows: 1) Supplying hygienic equipment in making fruit salad; 2) supplying an appropriate equipment packaging; 3) Training and workshop to improve packaging design to improve wrapping; 4) Refinement the label design in accordance to ‘PIRT’ regulation; 5) Training and workshop on human resources management, especially in the work distribution; 6) Training and workshop in finance bookkeeping which use online financial application; 7) Training and workshop on online marketing media for instance Ecommerce, WhatsApp business, Facebook, Instagram etc. The aims of this activity to increase the community economy and to produce hygienic, fresh and tasteful fruit in order to be consumed healthy.</p><p><strong>ABSTRACT (INDONESIAN):</strong> Dalam era perkembangan teknologi industry 4.0, banyak berkembang olahan makanan modern yang merebak di masyarakat, hal ini diakibatkan oleh perubahan pola pikir masyarakat yang menginginkan varian makanan instan, salah satu yang mulai berkembang saat ini adalah salad buah. Salad buah merupakan salahsatu jenis makanan yang merupakan campuran dari potongan buah-buahan diberi varian mayonaise yang disukai banyak kalangan karena lezat dan segar. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan kepada mitra beralamatkan Pakal Sumberan, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya. Permasalahan pada mitra adalah; 1)Dalam pengolahan salad buah kurang memperdulikan faktor higienitas, 2)Proses pengemasan salad buah belum sempurna, 3)Manajemen SDM tidak dikelola dengan baik dalam pembagian kerja, 4)Pembukuan keuangan tidak dilakukan secara berkala, dan 5)Belum memaksimalkan pemasaran dengan media teknologi informasi. Solusi yang dipergunakan pada mitra adalah; 1)Pengadaan perlengkapan yang higienis dalam pembuatan salad buah, 2)Pengadaan alat pengemasan yang lebih baik, 3) Pelatihan pengemasan agar tampilannya lebih menarik, 4)Perbaikan desain label kemasan dengan menyesuaikan aturan PIRT, 5)Pelatihan pada manajemen SDM terutama dalam pembagian kerja, 6)Pelatihan pembukuan keuangan menggunakan aplikasi keuangan daring, 7)Pelatihan pemasaran menggunakan media daring, seperti: eCommerce, WhatsApp Business, Facebook, Instagram dll. Tujuan dalam kegiatan ini untuk memperbaiki perekonomian masyarakat dan menghasilkan olahan buah segar yang higienis agar sehat untuk dikonsumsi.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document