Educational Building
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

78
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By State University Of Medan

2477-4901, 2477-4898

2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Hadianti Muhdinar Pasaribu

Banyaknya pembangunan infrastruktur yang merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu daerah menyebabkan terjadinya penyempitan lahan didaerah tersebut. Sehingga pemanfaatan ruang dan lahan sangat dibutuhkan untuk menunjang kemajuan pesatnya pembangunan infrastruktur. Salah satu inovasi terbaik dalam mengatasi masalah keterbatasan lahan adalah membuat bangunan bawah tanah sehingga memberi ruang yang lebih untuk pembangunan. Pembangunan yang cukup terbaru di Indonesia saat ini adalah pembangunan MRT (Mass Rapid Transit) yang dilakukan di Jakarta. Pembangunan ini dalam pelaksanaannya membutuhkan proses konstruksi terowongan (tunneling) dan galian dalam untuk tiap stasiunnya. Pada penelitian ini, penulis terpusat terhadap masalah galian dalam pada stasiun Senayan dari proyek konstruksi MRT Jakarta. Permasalahan terbesar dalam suatu pekerjaan galian dalam adalah adanya deformasi lateral pada dinding bangunan bawah tanah dalam hal ini yang digunakan adalah dinding diafragma (D-Wall) dan juga adanya penurunan tanah disekitar galian. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan agar tidak terjadi keruntuhan. Metode konstruksi yang digunakan pada stasiun Senayan adalah metode konstruksi Top-Down. Pada penelitian ini dilakukan analisis deformasi horizontal dan penurunan tanah menggunakan software Plaxis 3D dengan dua pemodelan tanah, yaitu model tanah Mohr Coulomb dan Hardening Soil. Hasil deformasi horizontal yang diperoleh menggunakan model tanah Hardening Soil lebih mendekati  monitoring dilapangan dibandingkan dengan model tanah Mohr-Coulomb. Penelitian ini berfokus pada bagian-bagian tepi pada dinding diafragma melengkapi jurnal sebelumnya yang berfokus pada titik tengah dari dinding diafragma. Besarnya deformasi horizontal pada tahap akhir galian (penimbunan kembali tanah hingga dasar muka tanah) di titik P#80 (di tepi dinding diafragma) tercatat pada monitoring inclinometer sebesar 4.15 mm, dan deformasi yang dihasilkan menggunakan model Hardening Soil sebesar 9.57 mm sedangkan  menggunakan model Mohr-Coulomb sebesar 16.05 mm. Hasil deformasi horizontal yang diperoleh menggunakan model tanah Hardening Soil lebih mendekati  monitoring dilapangan dibandingkan dengan model tanah Mohr-Coulomb meskipun hasil yang diperoleh cukup jauh dari monitoring dilapangan.  Kata Kunci : Galian Dalam, Deformasi Horizontal, Model Mohr Coulomb, Model Hardening Soil, Plaxis 3D  The number of infrastructure development which is one of the benchmarks of the progress of a region causes the narrowing of land in the area. So that the utilization of space and land is needed to support the rapid progress of infrastructure development. One of the best innovations in overcoming the problem of land limitations is to make the underground building giving more space for development. The most recent development in Indonesia today is the construction of MRT (Mass Rapid Transit) conducted in Jakarta. This development in its implementation requires tunneling and deep trenching process for each station. In this study, the authors centered on the deep trenching problems at the Senayan station from the Jakarta MRT construction project. The biggest problem in a deep trenching work is the lateral deformation of underground building walls in this case which is used diaphragm wall (D-Wall) and also the decrease of soil around the excavation. Therefore, it is necessary to check to avoid collapse. The construction method used in Senayan station is a Top-Down construction method. In this research, horizontal deformation and soil degradation analysis using Plaxis 3D software with two soil modeling, Mohr Coulomb and Hardening Soil soil model. The result of the horizontal deformation obtained using Soil Hardening Soil model is closer to monitoring the field compared to the Mohr-Coulomb soil model. This study focuses on the edges of the diaphragm wall complementing the previous journal focusing on the midpoint of the diaphragm wall. The magnitude of the horizontal deformation at the final stages of excavation (backfill) to P # 80 (on the edge of the diaphragm wall) was recorded in inclinometer monitoring of 4.15 mm, and the resulting deformation using the Hardening Soil model of 9.57 mm while using the Mohr model -Coulomb of 16.05 mm. The horizontal deformation results obtained using the Soil Hardening Soil model is closer to the field monitoring than the Mohr-Coulomb soil model although the results obtained are quite far from the field monitoring.Keywords: Deep Excavation, Horizontal Deformation, Mohr Coulomb Model, Hardening Soil Model, Plaxis 3D.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Rizki Efrida

Pembangunan konstruksi teknik sipil mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan berkembangnya zaman sehingga menuntut kita lebih kreatif dalam perancangan struktur baik dalam bentuk bangunan beraturan maupun tidak beraturan yaitu, bangunan setback dan bangunan soft story. Di Indonesia, tantangan yang dihadapi dalam kontruksi gedung bertingkat adalah adanya resiko akibat gempa. Salah satu metode untuk menganalisis beban gempa adalah analisis pushover. Analisis pushover merupakan prosedur analisis untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setback dan soft story yaitu bangunan tanpa dinding pengisi pada lantai dasar terhadap kinerja struktur akibat beban gempa berdasarkan hasil kurva pushover. Stuktur bangunan dimodelkan sebagai portal 2 dimensi yang tanpa adanya dinding pengisi pada lantai dasar yaitu terdiri dari 4 model rangka penuh, setback1, setback2, dan setback3. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi dinding pengisi yang terbuat dari dinding bata mempengaruhi kekakuan lateral struktur, serta dengan dikuranginya setback pada struktur bangunan mengakibatkan nilai kekakuan semakin kecil sehingga nilai daktilitas semakin besar. Pada struktur gedung rangka penuh dan setback1 lunak kondisi bangunan sudah mengalami rusak parah atau runtuh saat terjadi gempa kuatdikarenakan terbentuknya sendi plastis pada kolom lantai pertama.  Kata Kunci : Analisis Pushover, Dinding Pengisi, Setback, Soft Story  ABSTRACT The construction of civil engineering construction has developed very rapidly along with the development of the era so it demands that we are more creative in the design of structures both in the form of irregular and irregular buildings ie, setback building and soft story building. In Indonesia, the challenge faced in the construction of multi-storey building is the risk caused by the earthquake. One method to analyze earthquake loads is pushover analysis. Pushover analysis is an analytical procedure to determine the collapse behavior of a building against earthquake. The research was conducted to find out how big the effect of setback and soft story that is building without wall filler on the ground floor to the structure performance due to earthquake load based on the result of pushover curve. The structure of the building is modeled as a 2-dimensional portal without the filler wall on the ground floor consisting of 4 full frame models, setback1, setback2, and setback 3. The results of the analysis in this study indicate that the contribution of wall filler made of brick walls affect the lateral stiffness of the structure, as well as with the reduced setback on the structure of the building resulting in smaller stiffness value so that the greater the ductility value. In full skeletal structure and soft setback1 the condition of the building has been severely damaged or collapsed during a strong earthquake due to the formation of plastic joints in the first floor column. Keywords: Pushover Analysis, Setback, Soft Story, Wall Filler


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Bambang Hadibroto ◽  
Sahala Ronitua

Bangunan yang sering rusak apabila gempa bumi terjadi adalah bangunan sederhana atau bangunan non-engineering. Bangunan non-engineered adalah bangunan yang umumnya merupakan bangunan penduduk, rumah tinggal, dan lain-lain yang kebanyakan didirikan oleh masyarakat biasa tanpa bantuan ahli struktur. Telah banyak bangunan yang rusak akibat gempa, Sehingga  sangat dibutuhkan pengembangan metode perbaikan dan perkuatan struktur bangunan untuk memperbaiki dan memperkuat bangunan yang rusak akibat gempa. Titik-titik lemah bangunan yang merupakan titik-titik kegagalan bangunan akibat beban gempa, antara lain : join fondasi-kolom, join balok-kolom, dinding pasangan dan sistem struktur atap. Dibutuhkan perbaikan pada elemen-elemen tersebut untuk mengembalikan fungsinya seperti semula serta elemen-elemen tersebut sangat membutuhkan perkuatan sebelum terjadi gempa serta pendetailan penulangan yang akurat. Perbaikan dan perkuatan elemen struktur bangunan yang telah dikembangkan antara lain : perbaikan dinding retak dengan  metode  plesteran yang diperkuat  kawat, melapisi elemen struktur bangunan dengan lapisan beton baru, penambahan tulangan dan lapisan beton pada elemen balok, kolom dan pelat, pembuatan jangkar pada setiap 6 lapis bata dan pembuatan kolom praktis pada dinding roboh serta perbaikan dan perkuatan pada rangka atap dan plafon. Material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan perbaikan dan perkuatan bangunan sederhana akibat gempa adalah beton, baja tulangan, batu bata, bahan kimia (epoxy) untuk mempercepat proses pekerjaan serta bahan-bahan umum lainnya yang sering dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi Kata Kunci : Bangunan Sederhana (Non-Engineering), Perkuatan, Perbaikan  ABSTRACT Buildings are often damaged when the earthquake occurred is a simple building or non- building engineering . Non - engineered buildings are buildings that generally are residential buildings, houses, and others are mostly established by ordinary people without the help of expert structures. Final Project is made using the method of literature study , by collecting data from a variety of books , sources and journals related to the repair and retrofitting of buildings is simple due to the earthquak . Has many buildings damaged by the earthquake , so that the much needed development of repair methods and retrofitting structures to improve and strengthen the buildings damaged by the earthquake . Weak points of the building which is the failure points of the building due to earthquake load , among others : the join - column foundation , beam - column joint , and systems partner walls roof structure. Needed improvements to these elements to restore its original function as well as those elements in desperate need before the earthquake retrofitting and reinforcement detailing accurate . Repair and strengthening of structural elements of the building that have been developed include : repair cracked wall plaster reinforced with wire method , coating the structural elements of the building with a new layer of concrete ,reinforcement and the addition of a layer of concrete on the elements of beams, columns and plates , on the manufacture of each 6 -layer anchor brick and manufacture practical columns on the walls collapsed and the repair and reinforcement on the roof frame and the ceiling. Materials used in the execution of repair work and simple retrofitting buildings caused by the earthquake is concrete , reinforcing steel , bricks , chemicals ( epoxy ) to speed up the work process as well as other common ingredients that are often encountered in the implementation of the construction works.Keywords: building a simple (non - engineering), Rretrofitting, Repair


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Sarmulia Sinaga

Seiring dengan era milenial yang ditandai dengan lompatan perkembangan teknologi yang begitu cepat, sehinga akan terjadi  penyesuaian pemahaman antar generasi. Generasi sebelumnya dalam hal ini guru dengan insting manualnya, serta berinteraksi dengan generasi milenial/peserta didik atau generasi “jaman now” dengan insting ITnya, pastilah akan menemui titik buntu jika tidak saling menyesuaikan diri. Oleh karena itu, pembelajaran dengan bantuan komputer sangat baik untuk diintegrasikan dalam pembelajaran, khususnya dalam hal ini  konsep-konsep pembelajaran  matematika. Hal ini bukan lagi sebagai tuntutan bagi para guru, namun sudah bergeser menjadi kewajiban dan keharusan, jika guru tersebut tidak mau disebut buta hurup tingkat kedua.. Berbagai program komputer telah dikembangkan  dan dapat digunakan dalam pembelajaran matematika,   salah   satunya   yaitu GeoGebra.   GeoGebra   adalah   sebuah perangkat lunak yang dapat menvisualisasikan objek-objek matematika secara cepat, akurat, dan efisien. GeoGebra merupakan salah satu software bantu yang cukup lengkap dan digunakan secara luas. Nama GeoGebra merupakan kependekan dari geometry(geometri) dan algebra (aljabar). Meski dari sisi nama hanya merujuk geometri dan aljabar aplikasi ini tidak hanya mendukung untuk kedua topik tersebut, tapi juga mendukung banyak topik matematika diluar keduanya. GeoGebra pertama kali dikembangkan oleh Markus Hohenwarter dari Austria dan dirilis sebagai perangkat lunak opensource sehingga dapat dimanfaatkan secara gratis dan bebas untuk dikembangkan. Kata Kunci : GeoGebra, Pembelajaran Matematika   ABSTRACT Along with the millenial era marked by a leap of rapid technological developments, so that there will be adjustment of understanding between generations. The previous generation in this case the teacher with his manual instinct, and interacting with the millennial generation / learners or the generation of "era now" with his IT instinct, will surely meet a dead-end if not adjust to each other. Therefore, computer-assisted learning is excellent for integration in learning, especially in this case the concepts of mathematics learning. This is no longer a demand for teachers, but has shifted into obligations and obligations, if the teacher does not want to be called second-level blind libre .. Various computer programs have been developed and can be used in learning mathematics, one of which is GeoGebra. GeoGebra is a software that can visualize math objects quickly, accurately, and efficiently. GeoGebra is one of the aids software that is quite complete and widely used. The name GeoGebra stands for geometry and algebra. Although the name only refers to geometry and algebra these applications not only support for both topics, but also support many mathematical topics outside of both. GeoGebra was first developed by Markus Hohenwarter of Austria and released as an opensource software so it can be used for free and free to develop.  Keywords: GeoGebra, Mathematics Learning


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Ade Faisal ◽  
Tondi Amirsyah Putera ◽  
Mariden Purba

Pembangunan gedung-gedung tinggi menjadi salah satu alternatif yang di pilih karena keterbatasan dan mahalnya lahan diperkotaan sementara tingkat permintaan ruang untuk berbagai kegiatan semakin tinggi. Hal ini menyebabkan gedung-gedung bertingkat sering dibangun saling berdekatan satu dengan yang lainnya. Benturan dapat terjadi pada dua bangunan gedung bertingkat yang bersebelahan apabila jarak antara dua bangunan lebih kecil dari simpangan maksimum yang terjadi akibat beban gempa. Studi ini bertujuan untuk mencari jarak aman antara dua bangunan tinggi yang bersebelahan. Gedung yang direncanakan 2 model menggunakan SRPM dengan material beton bertulang yang terletak di kota Medan dengan kondisi tanah sedang. Model  pertama (Model 1) direncanakan memiliki tinggi 28,5 meter terdiri dari 8 lantai, sedangkan Model kedua (Model 2) direncanakan memiliki tinggi 35,5 meter terdiri dari 10 lantai. Analisa yang digunakan pada studi ini yaitu analisis dinamik riwayat waktu. Nilai simpangan yang terjadi pada gedung  8 lantai (Model 1) untuk arah x sebesar 80,87 mm dan untuk arah y sebesar 79,35 mm. Simpangan yang  terjadi pada gedung 10 lantai (Model 2) untuk arah x sebesar 113,33 mm dan untuk arah y sebesar 112,39 mm. Hasil analisa yang dilakukan menunjukkan jarak aman antara gedung 8 lantai dengan gedung 10 lantai adalah sebesar 2,1 meter, sedangkan jarak aman antara gedung 10 lantai dengan gedung 10 lantai adalah sebesar 2,2 meter.  Kata Kunci : Analisis Riwayat Waktu, Benturan Antar Gedung, Jarak Antar Gedung, Simpangan  ABSTRACT The construction of tall buildings became one of alternative that was chosen because of the urban land limitations and the cost. At the same time the space demand for various urban activities is increased. It is caused the high-rise buildings are often built very close to one another. The collision can be occurred if two adjacent building if the distance between the two building is smaller than the maximum drift caused by the earthquake action. This study aims to plan a safe distance between two adjacent high-rise buildings. The planned building two models using Moment Resisting Frame with reinforced concrete material that is located in the city Medan with moderate soil conditions. The first model (Model 1) has a height of 28.5 meters is planned consists of 8 floors, while the second model (Model 2) planned to have a height of 35.5 meters consists of 10 floors. The analysis used in this study is the analysis of dynamic time history. The displacement value which occurred on 8 storey building (Model 1) to the x direction by 80.87 mm and for the y direction by 79.35 mm. The displacement occurs in the building 10 floors (Model 2) to the x direction of 113.33 mm and for the y direction of 112.39 mm. The results of analysis indicate that the safe distance between 8 storey building with 10 floors of the building is 2.1 meters, while the safe distance between buildings 10 floors with 10 storey building is 2.2 meters. Keywords: Time History Analysis, Clash Between Buildings, Distance Between Buildings, Deviation


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Sri Frapanti

ABSTRAKPenerapan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam bidang pembangunan konstruksi teknik sipil mengalami perkembangan yang pesat dengan berkembangnya zaman sehingga menuntut kita untuk lebih kreatif terutama dalam hal perancangan struktur. Di Indonesia, tantangan yang dihadapi dalam kontruksi gedung bertingkat adalah adanya resiko akibat gempa. Salah satu metode untuk menganalisis beban gempa adalah analisis pushover. Analisis pushover merupakan prosedur analisis untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kekakuan dan kekuatan dinding dengan melakukan eksperimen kuat tekan dari beberapa tipe batu bata yang diambil  benda uji batu bata dari Lubuk Pakam dan dibandingkan dengan beberapa negara. Stuktur bangunan dimodelkan sebagai portal 2 dimensi yang terdiri dari 2 variasi  model dengan 1 bentang dan 3 bentang yaitu Portal terbuka, Portal  berdinding. dengan menggunakan analisa Pushover dan bantuan Program ETABS. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi dinding pengisi yang terbuat dari dinding bata mempengaruhi kekakuan lateral struktur bangunan.  Kata Kunci : Portal Terbuka, Portal  Berdinding, Tipe Batu Bata, Analisis Pushover, Kekakuan Elastis Dan Pasca Elastis   ABSTRACT Developed rapidly with the development of the era that requires us to be more creative especially in terms of structural design. In Indonesia, the challenge faced in the construction of high-rise buildings is the risk due to the earthquake. One method to analyze earthquake loads is pushover analysis. Pushover analysis is an analytical procedure to determine the collapse behavior of a building against earthquake. The research was conducted to find out how big the effect of stiffness and strength of the wall by doing a compressive strength experiment of some brick type taken by brick test object from Lubuk Pakam and compared with some countries. The structure of the building is modeled as a 2-dimensional portal consisting of 2 variations of the model with 1 span and 3 spans of open portal, walled portal. using Pushover analysis and ETABS Program assistance. The results of the analysis in this study indicate that the contribution of wall filler made of brick walls affect the lateral stiffness of the building structure. Keywords: Open Portal, Walled Portal, Brick Type, Pushover Analysis, Elastic Stiffness And Post Elastic.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Syafiatun Siregar ◽  
Nahesson Panjaitan

Program Studi S1 Teknik Sipil Unimed pada tahun ajaran semester Ganjil 2017/2018 menerima mahasiswa baru untuk pertama kalinya. Peranan sosialisasi dan promosi dilakukan agar program studi dapat dikenal luas oleh masyarakat Kota Medan khususnya dan umumnya propinsi Sumatera Utara serta secara regional di seluruh Nusantara dapat mengenal progam studi ini. Tujuan dari kegiatan adalah untuk mensosialisasikan keberadaan Program Studi, untuk mengenalkan dan mempromosikan program Studi di wilayah Kota Medan dan Kabupaten Kota sekitarnya dan untuk memetakan mahasiswa baru Program Studi S1 Teknik Sipil Unimed.  Metode yang dilakukan dengan cara mengunjungi dan mempresentasikan materi sosialisasi dan promosi program studi Teknik Sipil  di beberapa sekolah,  menyebarkan informasi melalui brosur ke beberapa sekolah umum dan kejuruan yang berada di Sumatera Utara. Hasilnya adalah jumlah mahasiswa baru yang terdaftar pada program studi Teknik Sipil S1 berjumlah 86 orang dari jumlah peminat sebanyak 1431 orang dengan tingkat persaingan cukup tinggi yaitu 1 : 28. Daerah asal mahasiwa sudah secara regional mencakup pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Informasi keberadaan Teknik Sipil S1 PTB FT Unimed diketahui melalui sekolah, Web, jejaring sosial, alumni dan lain-lain, Umumnya Program studi S1 Teknik Sipil merupakan pilihan pertama dari mahasiswa baru. Kata Kunci : Program Studi S1 Teknik Sipil, Sosialisasi Dan Promosi, Unimed  ABSTRACT The Civil Engineering (S1) Study Program Unimed in the year of Odd semester 2017/2018 accepts new students for the first time. The role of socialization and promotion is done so that the study program can be widely known by the people of Medan City in particular and generally the province of North Sumatra and regionally throughout the archipelago can be familiar with this study program. The purpose of the activity is to socialize the existence of the Study Program, to introduce and promote the Study program in the area of Medan City and the surrounding Kota District and to map the new students of Unimed Civil Engineering S1 Program. The methods are undertaken by visiting and presenting the socialization materials and promotion of Civil Engineering courses in some schools, disseminate information by distributing flyers to public and vocational schools located in North Sumatra.  The result is the number of new students enrolled in the Civil Engineering program (S1) amounted to 86 people from the number of applicants as many as 1431 people with a high level of competition is 1: 28. The origin of students already regionally covers the island of Sumatra and Java. Information on the existence of Civil Engineering (S1) PTB FT Unimed known through schools, Web, social networking, alumni, and others. Generally, Civil Engineering (S1) study program is the first choice of new students. Keywords: Civil Engineering Study Program (S1), Socialization and Promotion, Unimed.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Tondi Amirsyah Putera ◽  
Ade Faisal ◽  
Suprayetno .

Struktur bangunan bertingkat rawan terhadap gaya lateral, terutama akibat gaya yang ditimbulkan oleh gempa. Indonesia juga termasuk ke dalam wilayah yang memiliki instensitas terjadi gempa yang tinggi. Dalam menghitung struktur bangunan bertingkat ada 2 cara, yakni dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) dan kombinasi SRPM dengan shear wall. Pada proses perencanaan umumnya dinding geser dimodelkan sebagai element solid pada program komputer. Pemakaian element solid ini akan memakan waktu analisa seiring dengan semakin bertambahnya tinggi bangunan. Dinding geser juga dapat dimodelkan dengan element garis (line). Untuk itu studi ini bertujuan membandingkan hasil yang diperoleh bila dinding geser dimodelkan sebagai element solid dan element garis. Pada studi ini terdapat 3 pemodelan struktur, yaitu 1 model strktur tanpa dinding geser, dan 2 model truktur dengan dinding geser (model dinding geser solid element dan model dinding geser  line element). Semua input beban, tingkat kekakuan dan dimensi struktur adalah sama, yang berbeda hanyalah model shear wall yang digunakan. Gedung ini memiliki tingggi 40 meter (10 lantai), tinggi tiap lantai 4 meter. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh bahwa terjadi perbedaan perioda getar, simpangan, gaya geser dasar dan gaya-gaya dalam karena pemodelan sistem struktur penahan gaya geser yang berbeda-beda.  Kata Kunci : Dinding Geser, Pemodelan Struktur, Simpangan   ABSTRACT The structure of multi-storey buildings are vulnerable to lateral force, especially due to the force created by the earthquake. Indonesia is also included in the territory which has instensitas an earthquake is high. In calculating the structure of multi-storey buildings there are two ways, namely as moment resisting frame system (MRF) and combination of MRF with shear wall. The development of science and technology has given rise to one of the solutions to improve the performance of high-level structure, namely the installation of shear walls to add structural rigidity and absorbs shear forces along with the high structure. The goal of this studi is to determine the difference of some parameters made of a combination of structural design of the building with MRF and MRF with shear wall. In this study, there are 3 modeling of structures, namely 1 models structure without shear walls, and two models of structures are at the shear wall (solid element model of shear walls and shear wall model line element). All input load, stiffness and dimensional structure is the same, just different shear wall models used. This building has 40 meters (10 floors) of height, which is the height of each floor 4 meters. The results of the analysis indicates that the significant deviation occurs due to system modeling of shear wall is different. Keywords: Shear Wall, Structure Modelling, Displacement


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Sheila Hani ◽  
Rini .

Beton merupakan salah satu bahan yang sering digunakan untuk pembangunan struktur bangunan, jembatan dan lain-lain. Beton terdiri dari campuran agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air, dan semen. Selain bahan tersebut, beton biasanya juga dicampur dengan bahan tambahan. Dalam penelitian ini digunakan serat batang pisang batu sebagai bahan tambahan dalam campuran beton.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi campuran serat batang pisang dalam beton, serta mengetahui perilaku keretakan beton saat dilakukan pengujian setelah adanya tambahan serat batang pisang pada campuran beton.Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan variasi serat batang pohon pisang, yaitu 0% (beton normal); 2,5% dan 5%. Serat pisang dari batang pohon dikeringkan dan dipotong dengan panjang 5 cm dan ketebalan 3 mm. Dalam pengujian ini digunakan dua model benda uji, yaitu benda uji silinder berukuran 15x30 cm dan model pelat berukuran 100x100x10 cm. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan beton yang dilakukan setelah beton mencapai umur 14 dan 28 hari dan pengujian susut yang dapat dilihat secara visual. Dari hasil pengujian secara visual dapat dilihat bahwa benda uji 3 yaitu beton dengan kandungan pisang 5% memiliki retak yang sangat halus dibandingkan dengan benda uji 2 (2,5%) dan dan benda uji 1 (0%). Untuk pengujian kuat tekan, benda uji 3 memberikan nilai 105 Mpa, benda uji 2 164 Mpa dan Benda uji 1 320 Mpa. Hasil kuat tekan berbanding terbalik dengan kemampuan menahan retak. Maka dapat disimpulkan bahwa penambahan serat pisang mengurangi kuat tekan beton namun menambah kemampuan beton menahan keretakan yang terjadi. Kata Kunci : Beton, Kuat Tekan, Serat Pisang   ABSTRACT Concrete was one of material which often used in building construction, bridge and others. Concrete was a combination of sand, coarse, water and cement. Beside those material, concrete also mixed with additive. In this research, banana trunk fiber were added as a additive mixture. This study was aimed to get the composition of banana trunk fiber mix, and also to know the crack behavior during compression test and shrunk.Experimental method were used with variated banana trunk fiber divided into three percentage, 0%; 2,5% and 5%. Banana trunk fiber made from skin of banana trunk tree which dried and cut into 5 cm length and 3 mm thickness. In this experiment, two mold concrete models were used. They were silinder mold with size15x30 cm and plate size 100x100x10 cm. the compressive test were held after they reach 14 and 28 days and after that day, we could see the shrunk visually. As visual, we could see that sample 3 with 5% banana trunk fiber had finer crack than sample 2 with 2,5% banana trunk fiber, and sample 2 had finer crack than sample 1 without addictive. The result of compressive strength for sample 3 was 105 Mpa, for sample 2 was 164 Mpa and for sample 1 was 320 Mpa. Compressive strength result was inversely to crack resistance. It concluded that the addition of banana trunk fiber could reduce compressive strength, but could raise the concrete ability in crack resistance Keywords: Concrete, Compressive Strength, Banana Trunk Fiber


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Herianto . ◽  
KInanti Wijaya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar Konstruksi Bangunan siswa SMK Negeri 1 percut sei tuan Tahun Ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X jurusan teknik gambar bangunan yang terdiri dari kelas TGB 1 dan TGB 2 yang berjumlah 60 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling, dimana keseluruhan populasi dijadikan sampel. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah objektif tes berbentuk pilihan berganda yang berjumlah 25 soal dengan 4 opsi jawaban. Hasil analisis data setelah diberikan perlakuan dengan masing-masing model pembelajaran menunjukkan bahwa kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah memperoleh nilai rata-rata sebesar 84,80, dan standar deviasi sebesar 5,82. Sedangkan kelas yang diajarkan dengan model konvensional memperoleh nilai rata-rata  sebesar 72,07 dan standar deviasi  sebesar 3,74. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik uji-t Dari perhitungan hipotesis diperoleh thitung sebesar 3,89 dan ttabel sebesar 1,68. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa thitung > ttabel (3,89 > 1,68) maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak. dan minat belajar siswa dengan model konvensional memiliki rata-rata 61,63 dan pembelajaran berbasis masalah 83,61 mengalami peningkatan 26,28% Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap minat dan hasil belajar Konstruksi Bangunan Kata Kunci : Berbasis Masalah, Hasil Belajar, Minat Belajar, Model Konvensional,  Pembelajaran   ABSTRACT This study aims to determine the effect of problem-based learning on learning outcomes of  Building Construction students SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Year of Teaching 2017/2018. This type of research is experimental research. Population in this research is all class X student majoring in building drawing techniques consisting of TGB 1 and TGB 2 class of 60 people. Sampling in this study was done by total sampling technique, where the entire population was sampled. The research instrument used to collect the data is the objective of multiple choice test consisting of 25 questions with 4 answer options.  The results of the data analysis after the handling given to each study model shows that the class is taught by a problem-based learning model scored an average of 84.80, and a standard deviation about 5.82. While the classes taught by the conventional model obtain an average value about 72.07 and standard deviation about 3.74. Hypothesis testing is done by using t-test statistic. From the calculation of the hypothesis obtained t-count of 3.89 and t-table of 1.68. The result of hypothesis testing shows that t-hitung> t-table (3.89> 1.68) then the alternative hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (H0) is rejected. And students' learning interest with conventional model has an average of 61.63 and problem based learning 83,61 experienced an increase of 26,28%. From these results it can be concluded that there is a positive and significant effect of problem-based learning model on Building Construction interest and learning outcomes.Keywords: Problem Based, Learning Outcomes, Interest In Learning, Conventional Model, Learning


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document