FALASIFA : Jurnal Studi Keislaman
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

84
(FIVE YEARS 62)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Wilayah IV Surabaya

2527-8711, 2085-3815

2021 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
pp. 130-141
Author(s):  
Abdul Hadi

This paper on the dynamics of Islamic education and the liberalization of education departs from the regulation of Islamic education that entered the vortex of western libelism. Liberalization of education is a new formula to formulate the concept of education ideally so that in the process of teaching and learning a teacher must understand the development of his students critically and sustainably. Islamic education and education liberalization is an attempt to change or reform the order of education so that the world of education is more advanced and provides fresh colors so that Islamic education runs dynamically. Liberalization of education does not mean free but must be in line with islamic educational values that must be adapted to the times so as not to be left behind to keep up with the development of the world of education. While in Islamic education the concept of essence in accordance with the values in the Islamic concept is oriented not only to the world but also at the same time to achieve success, happiness, and benefit in the afterlife. Tulisan ini tentang dinamika pendidikan Islam dan liberalisasi pendidikan hal ini berangkat dari regulasi pendidikan Islam yang masuk pada pusaran libelisme barat. Liberalisasi pendidikan merupakan formula baru untuk merumuskan konsep pendidikan secara ideal sehingga dalam proses belajar-mengajar seorang guru harus memahami perkembangan anak-anak didiknya secara kritis dan berkelanjutan. Pendidikan Islam dan liberalisasi pendidikan adalah suatu usaha untuk merubah atau mereformasi tatanan pendidikan sehingga dunia pendidikan lebih maju dan memberikan warna segar agar pendidikan Islam berjalan secara dinamis. Liberalisasi pendidikan bukan berarti sebebas-bebasnya tetapi harus sejalan dengan nilai-nilai pendidikan Islam yang harus disesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga tidak tertinggal untuk mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Sementara dalam pendidikan Islam konsep hakiki yang sesuai dengan nilai dalam konsep Islam berorientasi tidak hanya untuk dunia semata melainkan juga sekaligus untuk meraih kesuksesan, kebahagiaan, dan kemaslahatan di alam akhirat.


2021 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
pp. 45-61
Author(s):  
Ifa Afida ◽  
Eka Diana ◽  
Dhevin M.Q Agus Puspita

The focus of this study is how the concept of independent learning which is a policy in education in Indonesia is currently associated with Paulo Friere's critical education and its implementation in learning Islamic Religious Education. For Paulo Friere, independent learning is a teaching process that frees students from all kinds of colonialism, such as the banking system.  Freire's construction of education leads to education which will lead people out of the shackles of oppression. In line with that, the Merdeka Learning Program according to the Minister of Education and Culture will be the direction of future learning that focuses on improving the quality of human resources. Merdeka Learning is the beginning of the idea of ​​improving the monotonous national education system. Overall, the humanistic values ​​promoted by the Minister of Education and Culture's policies and the educational concepts offered by Friere are very relevant to be applied in education in Indonesia, especially Islamic Religious Education through the elements of educators, students and educational goals. Fokus kajian ini adalah bagaimana konsep merdeka belajar yang menjadi kebijakan pada pendidikan di Indonesia saat ini dikaitkan dengan pendidikan kritis Paulo Friere dan implementasinya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bagi Paulo Friere, merdeka belajar adalah proses pengajaran yang membebaskan peserta didik dari segala macam penjajahan, seperti banking system.  Konstruksi pendidikan Freire mengarah kepada pendidikan yang nantinya menghantar orang keluar dari belenggu penindasan. Selaras dengan itu, Program Merdeka Belajar menurut Mendikbud akan menjadi arah pembelajaran ke depan yang fokus pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Merdeka Belajar merupakan permulaan dari gagasan untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan monoton. Secara menyeluruh, nilai humanis yang diusung oleh kebijakan mendikbud dan konsep pendidikan yang ditawarkan Friere sangat relevan untuk diaplikasikan dalam pendidikan di Indonesia, khususnya Pendidikan Agama Islam melalui unsur pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan


2021 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
pp. 75-90
Author(s):  
Asripa Asripa ◽  
Devy Habibi Muhammad ◽  
Ari Susandi

The purpose of this research is to understand the thoughts of Gus Dur and Nurcholish Majid about pluralism. In Indonesian society, which is pluralistic, friction between understandings in various structures of community groups is unavoidable. For this reason, it is important to understand how Gus Dur and Nurcholish Majid think in terms of pluralism. And what are the similarities and differences in their thinking. This study uses a qualitative descriptive approach and the type of research is library research. Data collection comes from several books and scientific works in the form of journals that are relevant to the themes in the research. The data processing in this study was analyzed in accordance with a count approach (statistics) but through the presentation of thoughts, opinions of experts, or information related to the problem. Gus Dur's idea of ​​pluralism has the main goal of creating harmonization of a pluralistic Indonesian society. And according to Nurcholish majid pluralism is a positive value and grace from God to mankind to enrich the growth of diverse cultures.      Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memhami pemikiran Gus dur dan Nurcholish Majid tentang pluralisme. Dalam masyarakat indonesia yang mejemuk  pergesekan antar paham diberbagai struktur kelompok masyarakat tidak dapat dihindari. Untuk itu penting memahami bagaimana pemikiran Gus Dur dan Nurcholish Majid dalam hal pluralisme. Serta apa saja persamaan dan perbedaan dalam pemikiran keduanya. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian kepustakaan (library reseach). Pengumpulan data bersumber dari beberapa buku dan karya ilmiah berupa jurnal yang relevan dengan tema yang ada dalam penelitian. Adapun Pengolahan data dalam penelitian ini  dianalisis sesuai dengan pendekatan hitungan (statistik) tetapi memalui penyajian pemikiran,pendapat para ahli, atau informasi yang berhubungan dengan permasalahan. Gasasan pluralisme Gus Dur memiliki tujuan utama yaitu menciptakan harmonisasi masyarakat Indonesia yang majemuk. Dan  menurut Nurcholish majid pluralisme merupakan nilai positif dan rahmat dari Tuhan kepada umat manusia untuk memperkaya pertumbuhan budaya yang beraneka ragam. 


2021 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
pp. 33-44
Author(s):  
Nurul Widya Agustin ◽  
Ari Susandi ◽  
Devy Habibi Muhammad

The goal of this research was to examine how traditional games can help Cambodian Probolinggo PAUD kids improve gross motor abilities while also teaching Islamic values. To address important issues, the author employs qualitative research methods such as observation, documentation, and interviews to gather data. In addition, data triangulation will be used to evaluate the information gathered (sources and techniques). One of the most important parts of an individual's total development is physical motor development. Traditional games have been shown to benefit children's gross motor nerves by requiring them to use their physical abilities in order to play. Traditional games can also be used as cultural heritage because people recognize that they are original games passed down from their forefathers and that they must be conserved so that they do not become extinct and forgotten. Traditional games help Cambodian Probolinggo PAUD children learn Islamic educational ideals. When the youngsters are at home, religious adherence and honesty are also indicators. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana permainan tradisional dapat membantu anak PAUD Kamboja Probolinggo meningkatkan kemampuan motorik kasar sekaligus mengajarkan nilai-nilai Islam. Untuk mengatasi masalah penting, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif seperti observasi, dokumentasi, dan wawancara untuk mengumpulkan data. Selain itu, triangulasi data akan digunakan untuk mengevaluasi informasi yang dikumpulkan (sumber dan teknik). Salah satu bagian terpenting dari perkembangan total individu adalah perkembangan motorik fisik. Permainan tradisional telah terbukti bermanfaat bagi saraf motorik kasar anak-anak dengan mengharuskan mereka menggunakan kemampuan fisik mereka untuk bermain. Permainan tradisional juga dapat dijadikan sebagai warisan budaya karena masyarakat mengakui bahwa permainan tersebut merupakan permainan asli yang diturunkan dari nenek moyang dan harus dilestarikan agar tidak punah dan terlupakan. Permainan tradisional membantu anak-anak PAUD Kamboja Probolinggo mempelajari cita-cita pendidikan Islam. Ketika anak-anak berada di rumah, sinyalnya sama-sama religius dan jujur.


2021 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
pp. 121-129
Author(s):  
M. Mahbubi ◽  
Fikri Aldo Noviantoro ◽  
Muhammad Anwari ◽  
Rifki Arif

Education, which is currently full of competitive competition, makes students easy to experience stress, resulting in discrimination against moral values. The importance of moral values in education motivates students to behave well and create a balanced life. Islamic Religious Education has religious activities and also personal values to apply and get used to good behavior not only at school but also in the community. As one of the means of implementing self-reliance to achieve learning targets carried out at MI Nurul Munim is a learning method through storytelling or storytelling because these methods are very effective for student learning by imitating the character traits told by the teacher. In addition to implementing learning MI Nurul Munim also carries out extra activities such as istighosah activities as a religious means to increase devotion to Allah SWT. One of the prudential implementations implemented at MI Nurul Muim is the etiquette of kissing hands to maintain the value of politeness and etiquette to teachers, but this has problems due to health protocols to anticipate the spread of covid-19. Pendidikan yang saat ini penuh dengan persaingan yang kompetitif membuat siswa mudah mengalami stres, sehingga terjadi diskriminasi terhadap nilai-nilai moral. Pentingnya nilai moral dalam pendidikan memotivasi siswa untuk berperilaku baik dan menciptakan kehidupan yang seimbang. Pendidikan Agama Islam memiliki kegiatan keagamaan dan juga nilai-nilai pribadi untuk diterapkan dan dibiasakan berperilaku baik tidak hanya di sekolah tetapi juga di masyarakat. Sebagai salah satu sarana pelaksanaan kemandirian untuk mencapai target pembelajaran yang dilakukan di MI Nurul Munim adalah metode pembelajaran melalui storytelling atau mendongeng karena metode tersebut sangat efektif untuk pembelajaran siswa dengan meniru sifat-sifat karakter yang diceritakan oleh guru. Selain melaksanakan pembelajaran MI Nurul Munim juga melaksanakan kegiatan ekstra seperti kegiatan istighosah sebagai sarana keagamaan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Salah satu penerapan kehati-hatian yang diterapkan di MI Nurul Muim adalah etika berciuman untuk menjaga nilai kesopanan dan tata krama kepada guru, namun hal ini terkendala karena protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran covid-19.


2021 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
pp. 62-74
Author(s):  
Titin Nurhidayati ◽  
M. Nafiur Rofiq

At the end of 2019 almost all countries were affected by thevirus outbreak Covid-19which caused a fairly high death rate. Coronaviruses (CoV) cause flu to more serious illnesses such as (MERS-CoV) and (SARS-CoV). The outbreak of this virus has caused paralysis of vital sectors such as economic, social, political, cultural and even religious. This pandemic condition makes everyone adapt to new habits. Therefore, the termappears new normal or a new life orderwhich is often heard due to this pandemic. This pandemic requires the state to issue rules and policies. With the outbreak of the covid-19 virus, we as believers do not need to worry about dealing with it, but we must remain vigilant. Always ask for protection from God, pray, strive to do what is recommended to prevent the transmission of the covid-19 virus outbreak, by always maintaining cleanliness and always washing hands, Large-Scale Social Restrictions, rest assured that the healing that will be given God, always be patient and grateful, and trust in God and always believe in the healing that will be given by God  Pada akhir tahun 2019 terjadi hampir di seluruh negara terkena wabah virus covid-19 yang menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi. Coronaviruses (CoV) menyebabkan timbulnya penyakit flu sampai yang lebih serius seperti (MERS-CoV) dan (SARS-CoV). Mewabahnya virus ini menyebabkan kelumpuhan sektor vital seperti ekonomi, sosial, politik, budaya dan bahkan agama. Kondisi pandemi ini membuat setiap orang untuk beradaptasi kebiasaan baru. Karenanya muncul istilah new normal atau tatanan kehidupan baru yang sering sekali terdengar akibat pandemi ini. pandemi ini mengharuskan negara menerbitkan aturan dan kebijakan. Dengan adanya wabah virus covid-19 ini kita sebagai seorang mukmin tidak perlu khawatir dalam menghadapinya, tetapi kita harus tetap waspada. Selalu meminta perlindungan kepada  Allah Swt, berdoa, berikhtiar dengan melakukan hal yang dianjurkan untuk pencegahan penularan wabah virus covid-19 tersebut, dengan selalu menjaga kebersihan dan selalu mencuci tangan, Pembatasan Sosial Berskala Besar, yakinlah kesembuhan yang akan diberikan Allah SWT, selalu bersabar dan bersyukur, serta tawakal kepada Allah Swt dan selalu yakin akan kesembuhan yang akan diberikan oleh Allah SWT.                             


2021 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Nurul Anam

The spread of radical or terrorist character values ​​has begun to occur in many Islamic educational institutions. This fact must be a concern for Islamic educational institutions, including the MTs Islamic Boarding School (IBS) which is under the auspices of Islamic boarding schools. The IBS-based MTs Al-Qodiri 1 Jember has made efforts to overcome this, one of which is by integrating Sufi values ​​in the subject curriculum. To describe the integration process in the institution, the researchers used a qualitative research approach and the type of case study research. The results of his research indicate that the integration of Sufistic values ​​in subjects at MTs IBS has been carried out well. Sufistic values ​​that have been integrated consist of the values ​​of sincerity, simplicity, ukhuwah Islamiyah, independence and discipline. This integration process is carried out by means of all Sufistic values ​​being internalized in several focus or sub-focus discussions related to other values. The integration of these character values ​​into the subject curriculum is carried out in three aspects, namely into the syllabus, lesson plans and the learning process. This integration model can make it easier for teachers to carry out the process of planting, forming and habituation of Sufi values ​​in the daily lives of students. Penyebaran nilai-nilai karakter radikalis atau teroris sudah mulai banyak terjadi di lembaga pendidikan Islam. Kenyataan ini harus menjadi perhatian bagi lembaga pendidikan Islam termasuk juga lembaga MTs Islamic Boarding School (IBS) yang berada di bawah nauangan pondok pesantren. MTs Unggulan Al-Qodiri 1 Jember yang berbasis IBS ini sudah melakukan upaya untuk mengatasi ini, salah satunya dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai sufistikan dalam kurikulum mata pelajaran. Untuk mendiskripsikan proses integrasi di lembaga tersebut, maka peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa integrasi nilai-nilai sufistik dalam mata pelajaran di MTs IBS sudah dilakukan dengan baik. Nilai-nilai sufistik yang telah diintegrasikan terdiri dari nilai keikhlasan, kesederhanaan, ukhuwah Islamiyah, kemandirian dan kedisiplinan. Proses integrasi ini dilakukan dengan cara semua nilai sufistik diinternalisasikan dalam beberapa fokus atau sub fokus pembahasan yang berhubungan dengan nilai-nilai lainnya. Integrasi nilai-nilai karakter tersebut dalam kurikulum mata pelajaran dilakukan dalam tiga aspek yaitu kedalam silabus, RPP dan proses pembelajaran. Model integrasi ini dapat mempermudah guru untuk melakukan proses penanaman, pebentukan dan pembiasaan nilai-nilai sufistk dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.


2021 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
pp. 10-22
Author(s):  
Riami Riami ◽  
Devy Habibi Muhammad ◽  
Ari Susandi

Education is the process of internalizing knowledge and children or students. However it is not only that which needs to be conveyed by educators and parents,the issue of morality or character is also very important to instill. Moral education is the basis for growing an efficient generation.Moral Education must be instilled early,because at this stage children have a greater capacity to absorb a certain stimuli. Educators must be able to use the best way to develop ideal moral education in order to succeed in moral education. In fact,they must understand the attitudes that need to be taken to complete the implementation and indoctrination of moral education for early childhood.This research uses literature study and qualitative descriptive analysis.According to Ibn Miskawaih this research has the aim of fostering students with good moral and moral qualities. Acquire sufficient  knowledge through training and practice.   Pendidikan adalah proses internalisasi pengetahuan pada anak-anak atau peserta didik. Namun, bukan hanya itu juga yang perlu disampaikan oleh pendidik dan orang tua, masalah moral atau karakter juga sangat penting untuk di tanamkan. Pendidikan moral merupakan dasar untuk menumbuhkan generasi yang efisien. Pendidikan moral harus ditanamkan lebih awal, karena pada fase ini anak mempunyai kapasitas yang lebih besar untuk menyerap suatu rangsangan tertentu. Pendidik harus dapat menggunakan cara yang terbaik untuk mengembangkan pendidikan moral yang ideal agar berhasil dalam pendidikan moral.Bahkan, mereka harus memahami sikap yang perlu dilakukan untuk melengkapi implementasi dan indoktrinasi pendidikan moral bagi anak usia dini. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dan analisa deskriptif kualitatif. Adapun penelitian ini menurut Ibnu Miskawaih mempunyai tujuan untuk membina peserta didik dengan kualitas akhlak dan akhlak yang baik. Memperoleh pengetahuan yang cukup melalui pelatihan dan praktek.


2021 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
pp. 91-108
Author(s):  
Nanang Budianto ◽  
Amak Fadholi

Epistemology of Islamic Education is an effort, method, or steps to gain educational knowledge based on the Qur'an and As-Sunnah. The influence of Western education on Islamic education is that it is only physically advanced, but spiritually dry. The measure of educational outcomes is only seen from how much knowledge is absorbed by students, but not on the self-awareness of students to act in accordance with the knowledge they have. The Islamic education system must place the Qur'an and As-Sunnah as a guide in which direction the educational process is moved. The renewal of the epistemology of Islamic education should be developed to improve the quality of human resources. Islamic education must be able to produce scientists who think creatively, authentically and originally, not by remembering or repeating but by thinking. In an effort to build the epistemology of Islamic education, experts and policy makers in Islamic education should carry out a comprehensive renewal of the methods or approaches used to build Islamic education Epistemologi Pendidikan Islam adalah upaya, cara, atau langkahlangkah untuk mendapatkan pengetahuan pendidikan yang berdasarkan Alquran dan As-Sunah. Pengaruh pendidikan Barat terhadap pendidikan Islam yaitu hanya maju secara lahiriyah, tapi kering secara rohaniyah. Ukuran hasil pendidikan hanya dilihat dari seberapa banyak pengetahuan yang diserap peserta didik, tetapi tidak pada kesadaran diri peserta didik untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Sistem pendidikan Islam harus menempatkan Alquran maupun As-Sunah sebagi pemberi petunjuk ke arah mana proses pendidikan digerakkan. Pembaharuan epistemologi pendidikan Islam seharusnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan Islam harus mampu melahirkan ilmuwan yang berfikir kreatif, otentik dan orisinal, tidak dengan cara mengingat atau mengulang tetapi dengan cara berfikir. Dalam upaya membangun epistemologi pendidikan Islam seharusnya para pakar dan pemegang kebijakan dalam pendidikan Islam mengadakan pembaharuan secara komprehensif terhadap metode atau pendekatan yang dipakai membangun pendidikan Islam.


2021 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
pp. 109-120
Author(s):  
Dri Santoso

This article is about muslim religious of teacher thoughts. Mustofa Bisri on the development of Islamic law and his new thoughts on legal issues that he answered. Other important contributions given by muslim religious of teacher Mustofa Bisri is his attitude in issuing fatwas that is not bound by a particular madhhab. This attitude becomes important in the midst of encouraging the development of Islamic legal thought which requires freedom of thought and is not tied to a particular madhhab. Of course the freedom of thought is muslim religious of teacher version. Mustofa Bisri is a freedom that is measured and framed in the maqasid al-shar'iyyah which is the purpose of the revelation of Islamic shari'ah the implication is a fact that there is a gap between the nass-nass of  law that is very limited and the issues of life that are not limited. To provide a solution to the gap that exists today, the Qur'an and al-H} adith as a source of complete Islamic teachings in the sense of the basic principles of law with its various aspects must be understood with the methods of ijtihad with emphasis on the maqasid ash -shari'ah.        


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document