scholarly journals Hubungan sosial ekonomi, pola asuh, pola makan dengan stunting pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah

Author(s):  
Basri Aramico ◽  
Toto Sudargo ◽  
Joko Susilo

<p>ABSTRACT</p><p><br />Background: High prevalence of stunted children that indicates nutrition problem in Indonesia is a chronic problem associated with poverty, low education, and lack of service and environmental health. The low birth weight infant will have an impact on growth disorders in children.      </p><p>Objectives: To identify association between social economic aspect of the family, rearing pattern, eating pattern and stunting in elementary school children in Lut Tawar Subditrict Central Aceh Regency.</p><p>Methods: The study were analytic observational with cross sectional design and qualitative method. Data were obtained through observation and interview using questionnaire. Samples were 378 children from 11 elementary school in Lut Tawar Subdistrict Central Aceh Regency. Samples were selected by proportional random sampling. Analysis used chi-square at confi dence interval 95%. Number of samples were 378 children.</p><p>Results: There were association between maternal education and nutritional status (p&lt;0.001) OR=4.06; father education and nutritional status (p&lt;0.001) OR=3.37; number of underfi ves with nutritional status (p=0.007) OR=2.71; income of parent and nutritional status (p&lt;0.001) OR=7.8; rearing pattern and nutritional status (p&lt;0.001)) OR=8.07; eating pattern and nutritional status (p&lt;0.001) OR=6.01. There were dominant association between rearing pattern and nutritional status with OR 8, between eating patern,income of parent and nutritional status with OR of 6.01 There were no association between acces and utilization of health service and nutritional status (p=0,78) OR=0,93.</p><p>Conclusions: There were signifi cant association between rearing pattern, eating pattern, and nutritional status.</p><p>KEYWORDS: stunting, rearing pattern, eating pattern</p><p><br />ABSTRAK</p><p><br />Latar belakang: Tingginya prevalensi anak pendek yang menunjukkan masalah gizi di Indonesia merupakan masalah kronis yang berkaitan dengan kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan kurang memadainya pelayanan dan kesehatan lingkungan.</p><p>Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara aspek sosial ekonomi keluarga, pola asuh, pola makan, dan stunting pada anak sekolah dasar DI Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.</p><p><br />Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional dan metode kuantitatif, jumlah sampel 378 anak, yaitu siswa sekolah dasar kelas I-III pada 11 sekolah dasar. Sampel diambil berdasarkan proportional random sampling, pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner, pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer yaitu analisis univariat, bivariat, dan multivariat.</p><p>Hasil: Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan status gizi (p=0,39) OR=1,22, tidak ada hubungan antara umur dengan status gizi (p=0,25) OR=0,73, tidak ada hubungan antara akses pelayanan kesehatan dengan status gizi (p=0,78) OR=0,93. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi (p&lt;0,001) OR=4,06, ada hubungan antara pendidikan ayah dengan status gizi (p&lt;0,001) OR=3,37, ada hubungan antara jumlah balita dalam keluatga dengan status gizi (p=0,007) OR=2,71. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dan status gizi (p&lt;0,001) OR=7,8. Ada hubungan antara pola asuh dengan status gizi (p&lt;0,001) ) OR=8,07, ada hubungan antara pola makan dengan status gizi (p&lt;0,001) OR=6,01.</p><p><br />Kesimpulan: Ada hubungan yang signifi kan antara pola asuh, penghasilan orang tua, pendidikan orang tua, dan pola makan dengan status gizi. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, umur dan akses pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan status gizi.</p><p><br />KATA KUNCI: stunting, pola asuh, pola makan</p>

Author(s):  
Irma Yunawati ◽  
Hamam Hadi ◽  
Madarina Julia

<p><strong>ABSTRACT</strong></p><p><em><strong>Background</strong>: School age children are the future generation. Improvement the quality of human resources should be done early. One of factors affecting the quality of human resources is the nutritional status. Breakfast contributes in nutritional intake (15-25% RDA). Skipping of breakfast makes the body decreasing of glucose. It makes body to unload supplies of energy from fat tissue and cause of weight reduction.</em></p><p><em><strong>Objectives</strong>: To determine the relationship between breakfast habits with the nutritional status of elementary school children in Nusa Tenggara Timur Province.</em></p><p><em><strong>Methods</strong>: This was an observational study with cross-sectional design. This study used the secondary data of Alma Ata Centre for Healthy Life and Food (ACHEAF) 2013. The subjects were children from elementary school of classes between II-VI in Amanuban Barat and Kie Subdistrict, Timor Tengah Selatan</em><br /><em>District with total sample of 313 students. Sample were selected by cluster random sampling technique using computer generated random number software. Data analysis used chi-square test with a confidence interval (CI) of 95% to the level of significance of p&lt;0.05. Analysis by logistic regression was done if it</em><br /><em>showed significance result.</em></p><p><em><strong>Results</strong>: The proportion of breakfast habits of school children was 82.11%. Most widely consumed breakfast type (78,32%) was rice (rice porridge and rice) and the other (21.68%) were non-rice eating breakfast (bose corn, yam/cassava, boiled bananas, instant noodles, corn porridge, bread/cooky). The contribution of breakfast energy intake is 13.94% RDA and protein intake was 14.4% RDA. There was no relationship between breakfast habits and nutritional status of elementary school children.</em></p><p><em><strong>Conclusions</strong>: Breakfast habits was not related with the nutritional status of school children in Amanuban Barat and Kie Sub-district.</em></p><p><strong>KEYWORDS</strong><em>: breakfast habits, nutritional status, school children</em></p><p><strong>ABSTRAK</strong></p><p><em><strong>Latar belakang</strong>: Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) harus dilakukan sejak dini. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas SDM yaitu status gizi. Sarapan memiliki kontribusi dalam memenuhi asupan gizi, menyumbangkan 15-25% </em><em>AKG. Melewatkan sarapan membuat tubuh kekurangan glukosa sehingga tubuh membongkar persediaan tenaga dari jaringan lemak tubuh dan menyebabkan penurunan berat badan.</em></p><p><em><strong>Tujuan</strong>: Mengetahui hubungan kebiasaan sarapan terhadap status gizi anak sekolah dasar di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.</em></p><p><em><strong>Metode</strong>: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder Alma Ata Centre for Healthy Life and Food (ACHEAF ) 2013. Subjek penelitian adalah anak sekolah dasar kelas II-VI di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan total sampel sebanyak 313 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling menggunakan software computer generated random number. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan confi dence interval (CI) 95% pada tingkat kemaknaan p&lt;0,05 dan hasil analisis data yang bemakna dilanjutkan dengan uji regresi logistik.</em></p><p><em><strong>Hasil</strong>: Proporsi kebiasaan sarapan anak sekolah adalah 82,11%. Jenis sarapan yang paling banyak dikonsumsi adalah sarapan beras (bubur nasi dan nasi) sebesar 78,32% dan sebanyak 21,68% mengonsumsi sarapan non-beras (jagung bose, ubi/singkong, pisang rebus, mie instan, bubur jagung, roti/kue). Kontribusi asupan energi sarapan sebesar 13,94% AKG dan asupan protein sarapan sebesar 14,4% AKG. Tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi pada anak sekolah.</em></p><p><em><strong>Kesimpulan</strong>: Kebiasaan sarapan tidak berhubungan dengan status gizi anak sekolah di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie.</em></p><p><strong>KATA KUNCI</strong><em>: kebiasaan sarapan, anak sekolah, status gizi</em></p>


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 35
Author(s):  
Suzanna Suzanna ◽  
Indah Budiastutik ◽  
Marlenywati Marlenywati

Abstract: Analyze Factors Related To The Nutrional Status On Children Aged 6-59 Months. Nutritional problem among infants is considered as the main health issue. Children under the age of 5 regarded to vulnerable age group. This study aimed at figuring out the  factors related to nutritional status of children aged 6-59 months at publich health centre in North Singkawang in Singkawang city. Cross sectional approach was carried out in this study. As many as 96 children aged 6-59 months were employed as the samples.  This study was conducted from March to may 2014. Meanwhile, proportional random sampling was utilized as the data collection technique. Then, the data were statistically analyzed by using chi square test.The study revealed were significant correlation of maternal education (p value=0,000), maternal nutritional knowledge (p value=0,022), parenting styles (p value=0,000), infectious disease (p value=0,000), energy intake (p value=0,000), protein consumption (p value=0,000), and nutritional status of children aged 6-59 months at publich health centre in Singkawang Utara. There were correlation of maternal age during pregnancy (p value= 0,877), number of children (p value=0,938), eating pattern p value=0,688), and nutritional status of children. Suggestion As a result, local institutions and public health centers are encouraged to enhance  health information, particularly infants nutrition. Therefore, mothers with children under the age of 5 become aware of the nutritional status of their children.Abstrak: Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Usia 6-59 Bulan. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan terutama anak balita, karena balita merupakan kelompok rawan. Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak usia 6-59 bulan di Puskesmas Kecamatan Singkawang Utara Kota Singkawang. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 96 balita usia 6-59 bulan yang dilaksanakan bulan Maret sampai dengan Mei 2014. Teknik pengambilan sampel proporsional random sampling. Pengolahan dan analisa data menggunakan komputerisasi. Uji statistik yang digunakan uji chi square.Ha sil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu (p value=0,000), pengetahuan gizi ibu (p value=0,022), pola asuh (p value=0,000), penyakit infeksi (p value=0,000), asupan energi (p value=0,000) dan asupan protein (p value=0,000) dengan status gizi balita di Puskesmas Kecamatan Singkawang Utara Kota Singkawang dan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu saat hamil (p value=0,877), jumlah anak (p value=0,938) dan pola makan (p value=0,668) dengan status gizi balita.Disarankan pada ibu yang memiliki balita untuk bisa lebih meningkatkan pengetahuan melalui membaca buku menu seimbang dan media informasi seperti televisi, majalah, internet dll. Serta meningkatkan konsumsi Energi sebanyak 1600 gr/hr, Protein sebanyak 35 gr/hr (AKG, 2013). 


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 82
Author(s):  
Suryanda Suryanda

Abstract: Nutritional Status Associated With Menarche On Female Students Of Public Elementary School 02 Prabumulih. The most influential factor on secondary sexual development is a hormone in which its formation influenced by good nutritional status, so it accelerates the formation of hormones that affect the arrival of menarche.The purpose of research was to determine correlation of nutritional status with the incidence of menarche on female students of public elementary school 02 Prabumulih. It was descriptive analytic research with cross-sectional method. The population in this study were female students of 4 classes V grade and 4 classes of VI grade, with totally 211 female students who attended in Public Elementary School 02 Prabumulih. This research used random sampling technique and calculation of sample size obtained by 64 female students. Data were obtained through check list questionnaire and body mass index measurement. The result were 43 people (67,2%) had menarche and 21 other had not menarche yet (32,8%), while 38 (59,4%) had normal nutritional status and 26 people (31,6%) had abnormal status were 11 people (42,3%) obese, skinny 15 people (57,7%) under weight. Statistical test using chi square with 95% confidence level (a = 0.5) indicates there was correlation between nutritional status with the incidence of menarche.Abstrak: Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Menarche Siswi Sdn 02 Kota Prabumulih. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan seksual sekunder adalah hormon dimana pembentukannya dipengaruhi oleh status gizi yang baik, sehingga dapat mempercepat pembentukan hormon-hormon yang mempengaruhi datangnya menarche. Tujuan penilitian yaitu untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian menarche siswi SDN 02 Kota Prabumulih. Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode cross-sectional. Populasi adalah siswi kelas V terdiri dari 4 kelas dan VI terdiri dari 4 kelas berjumlah 211 siswi yang bersekolah di SDN 02 Kota Prabumulih tahun 2016. Penelitian ini menggunakan teknik random sampling dan perhitungan besar sampel didapatkan 64 siswi. Data diperoleh melalui kuesioner berbentuk check list dan pengukuran Indeks Massa Tubuh. Didapatkan hasil 43 orang (67,2%) telah mengalami menarche dan 21 orang belum mengalami menarche ( 32,8%), sedangkan 38 (59,4%) orang status gizi normal dan 26 orang (31,6%) status gizi tidak normal, yaitu obesitas 11 orang (42,3%) sedangkan kurus 15 orang (57,7%). Uji statistik menggunakan chi square dengan tingkat kepercayaan 95 % (a=0.5) menunjukkan terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian menarche di SDN 02 Kota Prabumulih. 


2019 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 189
Author(s):  
Aisyah Nanda Amirah ◽  
Mahmud Aditya Rifqi

Background: Wasting is one of the nutritional problems that occur in toddlers. Wasting can inhibit the toddler’s growth and effected to their productivity in the future. Mothers have a significant role to affect the nutritional status of their child. The characteristics and nutrition knowledge of mother have a necessary influence in optimizing the nutritional status of the child. Objective: This study aimed to analyze the association of maternal characteristics and nutrition knowledge with nutritional status (WHZ) among 6-59 months of toddlerMethods: This study was an observational study with a cross-sectional study design. The study was conducted in October 2018 in Kesamben Village, Ngoro Sub District, Jombang. The research sample was 91 toddlers aged 6-59 months. The sample selection was done by random sampling technique. The independent variables were maternal characteristics (employement status and education) and nutrition knowledge of mother. The dependent variable was the nutritional status of toddler with anthropometric index weight for height (WHZ). The statistical test used were chi square and spearman test.Results: The results of the study showed a significant relationship between maternal employment and nutritional status (WHZ) of children aged 6-59 months (p = 0.001) while maternal education (p = 0.080) and mother’s nutrition knowledge (p = 0.593) were not relatedConclusion: Nutritional status of toddler is influenced by maternal employment. Unemployed mother can spend more time to control the diary intake of their child and improve their optimal nutritional status.ABSTRAK Latar Belakang: Wasting adalah salah satu permasalahan gizi yang terjadi pada balita. Wasting dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan balita serta mempengaruhi produktivitasnya kelak. Ibu berperan besar dalam mempengaruhi pemenuhan kebutuhan asupan anak. Karakteristik serta pengetahuan gizi ibu mempunyai peranan dalam mencapai status gizi yang sesuai untuk anak.Tujuan: Menganalis hubungan karakteristik ibu (pendidikan dan pekerjaan) dan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi (BB/TB) dari balita usia 6-59 bulanMetode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan desain cross-sectional. Penelitian dilselenggarakan pada bulan Oktober 2018 di wilayah kerja dari Puskesmas Kesamben Ngoro Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sampel penelitian yaitu 91 balita usia 6-59 bulan. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Variabel independen adalah karakteristik ibu (pendidikan dan pekerjaan) dan pengetahuan gizi ibu. Variabel dependen yang diteliti adalah status gizi balita dengan indeks antropometri berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Uji statistik yang digunakan yaitu chi square dan uji spearman.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dan status gizi anak usia 6-59 bulan (p = 0,001) sedangkan pendidikan ibu (p = 0,080) dan pengetahuan gizi ibu (p = 0,593) tidak berhubunganKesimpulan: Status gizi balita (BB/TB) berhubungan terhadap pekerjaan ibu. Ibu yang tidak bekerja dapat meluangkan lebih banyak waktunya untuk mengontrol asupan makanan anak dan dapat berdampak pada status gizi anak yang optimal.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 33-37
Author(s):  
Rosyanne Kushargina ◽  
Nunung Cipta Dainy

Background: Adequate nutrition plays an important roles for children on school age to developed and maintain their growth and health. Many factors could affect the nutritional status of school children, one of them is the school location.Objectives: To analysis the correlation between school location with nutritional status of elementary school students.Method: The research design used was a cross-sectional design. 80 subjects were observed from two different schools namely SDN 1 Cikelet Garut (Urban) and SDN Pesanggrahan 02 Pagi Jakarta Selatan (Rural). The relationship of school location and gender with nutritional status were analyzed using Chi Square. Independent Sample T-test used to analyze nutritional status based on different locations.Result: In rural there are 25% of children with over nutritional status (weight/age). There are still stunted child both in urban (7.50%) and rural (10%), but based on weight/height nutritional status, almost all subjects in both urban (92.50%) and rural (97.50%) in obese category. Chi Square analysis showed that the school location was significantly related (P 0.05) only with the weight/age nutritional status. Gender is significantly related to height/age nutritional status. The majority of boys (15,4%) are shorter than girls (2,4%). The results of the Independent Sample T-test based on location, showed that the nutritional status of subjects in urban was significantly different (P0.05) from the nutritional status of subjects in rural. In line with this, based in gender there is significantly different (P0.05) in nutritional status between boy and girl.Conclusions: The results of this study indicate that differences in school locations are related to the nutritional status of elementary school students.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Ester Verninde ◽  
I Gede Mustika ◽  
Purwaningtyas Kusumaningsih

ABSTRAK<br />Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu factor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dua diantaranya yang berperan penting yaitu factor kesehatan dan gizi. Tingkat prestasi pada anak SD di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebiasaan sarapan, pedidikan ibu dan status gizi terhadap tingkat prestasi anak kelas IV dan V SD Inpres Weetebula II. Desain Cross Sectional yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2018 dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan cara simple random sampling pada siswa kelas IV dan V (37 responden). Data kebiasaan sarapan menggunakan kuesioner, pendidikan ibu menggunakan data sekolah, status gizi menggunakan pengukuran antropometri, sedangkan tingkat prestasi menggunakan nilai raport. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan pagi terhadap status gizi berpengaruh (nilai p=0,000), pendidikan ibu terhadap status gizi tidak berpengaruh (nilai p=0,520), status gizi tidak berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,638), kebiasaan sarapan berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,044), pendidikan ibu tidak berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,334). Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara kebiasaan sarapan terhadap status gizi dan tingkat prestasi dan tidak ada pengaruh antara kebiasaan sarapan, pendidikan ibu dan status gizi terhadap tingkat prestasi.<br />Kata kunci :kebiasaan sarapan, pendidikan ibu, status gizi dan tingkat prestasi. Siswa SD<br />ABSTRACT Human resources (HR) are one of the main factors needed in carrying out national development. Two of them have important roles, namely health and nutrition factors. The level of achievement in elementary school children is influenced by internal and external factors. The purpose of this study was to determine the effect of breakfast habits, maternal education and nutritional status on the level of achievement of grade IV and V children of SD Inpres Weetebula II. Cross Sectional Design conducted in May-June 2018 with a sampling technique using probability sampling by means of simple random sampling for students in grades IV and V (37 respondents). Data on breakfast habits using questionnaires, maternal education using school data, nutritional status using anthropometric measurements, while the achievement level uses report cards. The results of this study indicate that the habit of breakfast to nutritional status has an effect (p value = 0,000), maternal education on nutritional status has no effect (p value = 0.520), nutritional status does not affect the level of achievement (p value = 0.638), influential breakfast habits towards the level of achievement (p value = 0.044), maternal education does not affect the level of achievement (p value = 0.334). This study shows that there is an influence between breakfast habits on nutritional status and level of achievement and no influence between breakfast habits, maternal education and nutritional status on achievement levels.<br />Keywords: breakfast habits, maternal education, nutritional status and level of achievement. Elementary students


2013 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Alania Rosari ◽  
Eka Agustia Rini ◽  
Masrul Masrul

AbstrakMalnutrisi pada anak masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Data dari WHO pada tahun 2010 menunjukkan sebanyak 18% anak usia di bawah lima tahun di negara berkembang mengalami underweight. Keadaan kurang gizi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun. Sebaliknya, penyakit infeksi juga dapat memengaruhi status gizi karena asupan makanan menurun, malabsorpsi, dan katabolisme tubuh meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara diare dengan status gizi balita. Jenis penelitian ini adalah studi observasional dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu dan balita usia 12-60 bulan yang bertempat tinggal di Kelurahan Lubuk Buaya. Sampel yang diambil sebanyak 145 orang dengan metode proportionate random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner untuk mengetahui riwayat diare dalam sebulan terakhir dan penimbangan berat badan. Data diolah dengan uji statistik chi square menggunakan program SPSS 17.0. Hasil analisis univariat menunjukkan terdapat balita berstatus gizi baik (84,1%), status gizi kurang (13,8%), dan status gizi buruk (2,1%). Terdapat 25,5% balita yang pernah mengalami diare dengan rerata durasi diare 3,0 hari. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara diare dengan status gizi (BB/U) balita di Kelurahan Lubuk Buaya (p=0,742). Penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara diare dengan status gizi balita di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.Kata kunci: status gizi balita, diareAbstractMalnutrition in children is still a major health problem in the world. Data from WHO in 2010 showed 18% of children under five years old in developing countries are underweight. Malnutrition may increase the risk of infectious disease because the immune system is decreased. Otherwise, infectious disease can also affect the nutritional status because of decreased food intake, malabsorption, and increased body catabolism. This study aimed to determine association between diarrhea and nutritional status of children. The study was an observational study with cross sectional design. The population is mother and children aged 12- 60 months residing in Lubuk Buaya Village. There are 145 samples taken with proportionate random sampling method. Data were collected with questionnaire to determine the history of diarrhea in the last month and weighing. The data were processed with chi square test by using SPSS 17.0 program. Results of univariate analysis showed that there are children with good nutritional status (84,1%), underweight (13,8%), and poor nutritional status (2,1%). There are 25,5% children had diarrhea with average duration of illness 3,0 days. Results of bivariate analysis showed no significant association between diarrhea and nutritional status (weight/age) of children in Lubuk Buaya Village (p = 0,742). This study showed no association between diarrhea and nutritional status of children in Lubuk Buaya Village, Koto Tangah Subdistrict, Padang City.Keywords: nutritional status of children, diarrhea


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Cut Affianijar ◽  
Agus Hendra Al Rahmad ◽  
Alfridsyah Alfridsyah ◽  
Suryana Suryana

Background: Wasting is nutritional status in school children. In the community it is known as thin nutrition which is an important public health problem because it has a big impact. Thin nutrition can increase the risk of illness and death in children.Objectives: To  determine  the  risk  factors  for  wasting  nutrition  in  children  of  Kulam  Data Elementary School in Lhoknga District.Methods: This study is descriptive analytic with cross-sectional research design. The number of samples is 57 people. The research variables consisted of diet, energy intake, protein intake and nutritional status with the incidence of wasting nutrition in school children in Kulam Data Elementary School Lhoknga District. Aceh Besar District. The study was conducted in June 2019. Data analysis used a chi-square test with a desired level of confidence of 95%. Research data is presented in tabular and textual forms.Results: The results of the study showed that more energy intake was in the sufficient category (84.4%). While the diversity of food consumption is more in the medium category which is equal to 64.7%. There is an influence between energy intake on the incidence of wasting nutrition in school children (p= 0.022) and there is an influence  between  the  diversity of  food  consumption  on  the  incidence  of  wasting  in  school children (p= 0.041).Conclusion: Regarding energy intake, the diversity of food consumption with balanced wasting nutrition. To  avoid  malnutrition,  treatment  is  needed  from  the  school,  health  center,  and parents. This is necessary so that children can meet the nutritional needs of energy sources, proteins, fats in accordance with the portion of balanced nutrition.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Desy Dwi Anugraheni ◽  
Bibit Mulyana ◽  
Farapti Farapti

Background: School-age children are critical period which are energy and nutritional needs must be adequate, because they are on growing and developing period. Children tend to spend more time at school because of fullday school rule, so they would skip lunch at school. Therefore, the quality of packed lunch is needed to fulfill the lunch’s children at school.   Objectives: This study aimed to analyze the relationship of packed lunch contribution and energy total with nutritional status (BMI/A) in elementary school students at SD Muhammadiyah 4 Surabaya.Methods: The cross sectional study was conducted between April-Mei 2018 in Muhammadiyah 4 elementary school Surabaya. The sample of the study were a group of fourth and fifth grade with total of 108 student that chosen by simpel random sampling.  The data collected through interview using a questionnaire and recall for 2 days. Person corelation was used to analyze statistically.Results: The average of students energy total is 1614.2 kcal which packed lunch contributed 558.7 kcal or 27.8% total energy requirement. Therefore, this study showed 45.3% students were overweight and obesity. There was a significant association between packed lunch contribution (p=0.000) and energy total (p=0.000) with nutritional status among elementary school children.Conclusions: The nutritional status of elementary children is influenced by the contribution of packed lunch and daily energy total. Therefore higher contribution of packed lunch and daily energy total absoutely the children's nutritional status are also higher.ABSTRAKLatar Belakang: Anak usia sekolah merupakan usia kritis yang kebutuhan energi dan zat gizinya harus tercukupi, karena pada usia ini anak mengalami tumbuh dan berkembang. Anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu seharian penuh di sekolah karena aturan fullday, sehingga waktu makan siang mereka juga terlewati disekolah. Oleh karena itu, diperlukan bekal makanan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan makan siang di sekolah.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kontribusi bekal makanan dan total energi dengan status gizi (IMT/U) pada anak sekolah dasar di SD Muhammadiyah 4 Surabaya.Metode: Penelitian cross sectional dilakukan di SD Muhammadiyah 4 Surabaya pada bulan April-Mei 2018. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 dengan jumlah 108 siswa dan dipilih secara simple random sampling. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan  recall selama 2 hari. Analisis hubungan yang digunakan adalah korelasi Pearson.Hasil: Rata-rata total energi siswa adalah 1614,2 kkal dengan kontribusi bekal makanan sebesar 558,7 kkal atau 27,8% dari total kebutuhan energi. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa  sebanyak 45,3% siswa memiliki status gizi lebih. Terdapat hubungan yang signifikan antara kontribusi bekal makanan (p=0,000) dan total energi (p=0,000) dengan status gizi pada anak sekolah dasar.Kesimpulan: Status gizi anak sekolah dasar dipengaruhi oleh kontribusi bekal makanan dan total energi sehari. Sehingga semakin tinggi kontribusi bekal makanan dan total energi sehari maka status gizi anak juga semakin tinggi.


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Andy Muharry ◽  
Isti Kumalasari ◽  
Eka Rosmayanti Dewi

AbstrakBalita merupakan kelompok usia yang memerlukan asupan gizi yang cukup baik karena pada masa ini terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Kekurangan gizi pada masa ini akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan. Beberapa faktor yang terkait dengan status gizi balita yaitu kondisi sosial ekonomi, pendidikan ibu, jumlah anak dan pengetahuan ibu. Adapun prevalensi gizi kurang di wilayah kerja Puseksmas Nelayan lebih tinggi dari rata-rata prevalensi gizi kurang di Kota Cirebon yaitu sebesar 10,9%. Tujuan penelitian yaitu menganalisis faktor yang mempengaruhi status gizi balita usia 12-24 tahun. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah balita usia 12-24 bulan. Sampel berjumlah 93 orang diambil dengan teknik  proportional random sampling. Instrumen penelitian berupa lembar kuesioner. Analisis data dilakukan dengan analisis univariabel, bivariabel dan multivariabel. Hasil analisis dengan chi square didapatkan variabel yang hubungan dengan status gizi balita yaitu pengetahuan ibu (p=0,003; OR=3,68) pendapatan keluarga (p=0,003; OR=3,702). Faktor yang paling berpengaruh terhadap status gizi balita yaitu keaktifan posyandu. Pengetahuan ibu yang kurang tentang gizi balita, pendapatan keluarga yang rendah dan keaktifan posyandu yang tidak aktif merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi balita usia 12-24 bulan. Ibu agar tetap aktif mebawa balita ke posyandu dan meningkatkan pengetahuan tentang gizi balita. Kata kunci: pengetahuan, pendapatan keluarga,  keaktifan posyandu, status gizi, balita AbstractToddlers are the age group that needs a good enough nutritional intake because there is a process of growth and development very rapidly. Malnutrition will lead to failure of physical growth and development of intelligence. Several factors related to the nutritional status of toddlers are socio-economic conditions, maternal education, number of children and mother's knowledge. The prevalence of less nutrition in the working area of Nelayan Public Health Centers is higher than the average prevalence of malnutrition in Cirebon City. The purpose of this research to analyze  factors that influence the nutritional status of toddlers. This research uses analytic design with cross sectional approach. The population is children aged 12-24 months. A sample of 93 people was taken with proportional random sampling technique. The research instrument is a questionnaire. Data were analized by univariable, bivariable and multivariable. The result showed that the correlation between nutrition status of toddler was maternal knowledge (p = 0,003; OR = 3,68), family income (p = 0,003; OR = 3,702). The most influential factor on the nutritional status of toddlers is the activeness of posyandu.  Mother to remain active to bring toddlers to posyandu and improve knowledge about child nutrition. Keywords: knowledge, family income, activeness of posyandu, nutritional status, toddler 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document