scholarly journals Efektifitas Pemberian Tablet Fe dan Buah Pisang Ambon Dalam Meningkatkan Kadar Hemoglobin

2018 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 45-50
Author(s):  
Erni Muslikah ◽  
Sulastri Sulastri

: An effort to overcome anemia can be done by administering iron tablets containing 30-60 mg of iron and 400 mg of folic acid. Ambon bananas contain iron, vitamin B6, and vitamin C which can provide antioxidant benefits in enhancing the immune system and help maximize iron absorption. This study aims to determine the effectiveness of Fe tablets and ambon bananas with Fe tablets in increasing hemoglobin levels. This type of research is a quasi quasi-pretest-posttest two group design experiment. The number of samples is 30 respondents. The distribution of the sample is 15 respondents given Fe tablets and ambon bananas and 15 respondents only given Fe tablets. The results of this study Paired Sample T-Test, the significance value or p-value of Fe tablets and ambon bananas amounted to 0,000, with an average Hb pre-test 10,540 g / dl and post-test 13,840 g / dl or an increase of 3.3 g / dl and the significance value or p-value of Fe tablets of 0,000, with an average Hb pre-test 11,060 g / dl and post-test 12,267 g / dl or an increase of 1.2 g / dl. The conclusion of this study showed that there was a significant difference in the increase in hemoglobin levels between the Fe tablet and ambon banana groups and the Fe tablet group.

2016 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Nuriah Arma ◽  
Yanwirasti Ariadi ◽  
Lisma Evareny

AbstrakBayi baru lahir memiliki 80 ml darah dari plasenta pada 1 menit setelah kelahiran dan 100 ml pada 3 menit setelah lahir, volume ini akan memasok 40-50 mg/kg ekstra besi untuk memiliki 75 mg/kg besi tubuh bayi yang cukup bulan yang dapat mencegah kekurangan zat besi pada tahun pertama kehidupan. Oleh karena itu pemotongan tali pusat yang terlalu cepat setelah persalinan akan mengurangi kandungan besi sekitar 15-30%, sedangkan bila ditunda 3 menit dapat menambah volume sel darah merah sekitar 58%. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya perbedaan kadar Hb (hemoglobin) dan Ht (hematokrit) akibat perbedaan waktu penjepitan tali pusat. Penelitian ini dilakukan di tempat Bidan Praktek Mandiri Kota Padang. Jenis penelitian eksperimental dengan post-test only controll group design. Pengambilan sampel secara consecutive sampling sampai tercapai jumlah 36 bayi yang terbagi atas 18 bayi baru lahir pada tiap kelompok. Data dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian didapatkan rerata kadar Hb dan Ht pada kelompok penjepitan 3 menit setelah lahir lebih tinggi daripada penjepitan 1 menit. Terdapat perbedaan kadar Hb yang bermakna antara kelompok penjepitan 3 menit setelah lahir daripada 1 menit dengan nilai P=0,004.  Ada terdapat perbedaan Ht yang bermakna antara kelompok penjepitan 3 menit dan 1 menit dengan nilai P=0,001. Kesimpulan penelitian ini ialah kadar Hb dan Ht lebih baik pada penjepitan tali pusat ditunda 3 menit setelah lahir dibandingkan dengan penjepitan 1 menit setelah lahir.Kata kunci: hemoglobin, hematokrit, penjepitan tali pusat AbstractThe newborns contain 80 ml of blood from the placenta in 1 minute after birth and 100 ml in 3 minute after birth. This volume supply 40 to 50 mg/kg of extra iron to have 75 mg/kg of body iron baby full-term that can prevent iron deficiency in the first year of life. Therefore, cutting the umbilical cord too soon after birth will reduce the iron of content about 15 to 30%, whereas when delayed 3 minute its can increase the volume red blood cells about 58%. The objective of this study was to prove the difference of hemoglobin and hematocrit level between 3 minutes and 1 minute cord clamping.  Experimental research was conducted with post-test only control group design of 36 newborns. Data were analyzed by t-test. The result of this study showed that the mean of hemoglobin and hematocrit level in 3 minutes of clamp are higher  than 1 minute of clamp.There was a significant difference of hemoglobin level between 3 minutes cord clamping group and 1 minute cord clamping group with p value is 0.004. There was also a significant difference of hematocrit level between 3 minutes cord clamping group and 1 minute cord clamping group with p value is 0.001. The conclusion is the hemoglobin and hematocrit level are better in cord clamping delayed in 3 minutes after birth than clamping in 1 minute after birth. Keywords: hemoglobin, hematocrit, cord clamping


2015 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Daslina Daslina ◽  
Eryati Darwin ◽  
Aziz Djamal

Abstrak Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri penyebab infeksi terbanyak yang resisten terhadap antibiotik. Glutamin adalah asam amino yang terdapat dalam tubuh yang salah satu fungsinya dapat memodulasi imunitas tubuh. Tujuan penelitian ini adalah menentukan potensi glutamin dalam meningkatkan kemampuan sistem imun terhadap infeksi P. aeruginosa. Penelitian eksperimental dengan post test only control group design telah dilakukan terhadap 24 ekor mencit usia 6-8 minggu dengan berat 30 gr. Mencit dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kontrol (K) danperlakuan (P) yang diberi glutamin dengan dosis 30 mg/kg/hari selama 14 hari. Isolasi makrofag peritoneum mencit dilakukan pada hari ke-15 dan dilakukan uji fagositosis menggunakan latex dan bakteri P. aeruginosa. Pengamatan dilakukan terhadap persentase makrofag aktif terhadap latex dan P. aeruginosa. Hasil pengamatan dan analisisstatistik menggunakan metode t-test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kontrol dan perlakuan (p<0.05). Persentase makrofag aktif terhadap latex adalah 0,63 ± 0,058 (K) dan 0,84 ± 0,04 (P), sedangkan terhadap P. aeruginosa adalah 0,56± 0,07 (K) dan 0,80± 0,03 (P). Terlihat bahwa angka persentase fagositosis terhadap P.aeruginosa lebih kecil karena adanya kemampuan bakteri untuk menghadapi makrofag dibandingkan latex. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa asam amino non-esensial glutamin memiliki pengaruh untuk meningkatkan kemampuan sistem imun tubuh. Kata kunci: glutamin, fagositosis makrofag, Pseudomonas aeruginosa Abstract Pseudomonas aeruginosa is the most common cause of bacterial infections that are resistant to antibiotics. Glutamine is an amino acid  in the body that able to modulate the body's immune function. The objective of this study was to determine the potential of glutamine in enhancing the ability of the immune system against infection of P.aeruginosa. Experimental research with post test only control group design was conducted on 24 male minutes 6-8 weeks of age weighing 30 grams. Mice were divided into two groups: control (K) and treatment (P) are given glutamine at a dose of 30 mg / kg / day for 14 days. Isolation of peritoneal macrophages of mice performed on day-15 and testedusing latex and bacterial phagocytosis of P. aeruginosa. Observations were made of the percentage of activated macrophages toward latex and P. aeruginosa. The observation result and statistical analysis using t -test showed a significant difference between the control and treatment (p <0.05). The percentage of active macrophages to latex was0.63 ± 0.058 (K) and 0.84 ± 0.04 (P), while to P. aeruginosa is 0.56 ± 0.07 (K) and 0.80 ± 0.03 (P). That seein it percentage of phagocytosis against P. aeruginosa smaller than compared to latex. Because of the ability of bacteria to confront macrophages. The conclusion from this study is a non-essensial amino acid glutamine has the effect to increase the ability of the body's immune system. Keywords: glutamin, immunity phagocytosis macrophage, Pseudomonas aeruginosa 


2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Agus Muslim ◽  
Fitri Arofiati

Latar belakang : Tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja. Jika tidak ditangani secara baik dan benar akan mengakibatkan komplikasi. Salah satu tindakan terapi komplementer untuk tekanan darah tinggi adalah dengan terapi nafas dalam dan terapi spiritualitas. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh latihan terapi nafas dalam dan terapi spiritualitas terhadap tekanan darah sistole dan diastole serta denyut nadi pada pasien hipertensi. Metode : Desain menggunakan quasy experiment pre dan post test with control group design. Penelitian ini dilakukan di Desa Darungan Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, dengan sampel 36 responden. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. dan uji homogenitas dan normalitas (levene test dan kolomogorov smirnov) serta analisa bivariate menggunakan paired sample t test dan independent sample t test untuk uji beda mean dua kelompok. Hasil : Terdapat penurunan nilai rerata mean tekanan darah systole, diastole, dan denyut nadi secara signifikan pada kelompok pemberian terapi nafas dalam dan spiritual dengan p Value < 0.05, kecuali pada kelompok kontrol; bahwa perubahan systole dan dan denyut nadi tidak ada perubahan secara signifikan, sedangkan mean diastole terjadi perubahan secara signifikan. Hasil uji indpendent t-test didapatkan data bahwa perubahan penurunan mean systole, diastole dan denyut nadi antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol secara signifikan berbeda. Kesimpulan : Latihan terapi nafas dalam dan terapi spiritualitas berpengaruh secara signifikan terhadap tekanan darah sistole dan diastole serta denyut nadi pada pasien hipertensi.


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Edriani Fitri ◽  
Ratih Annisa ◽  
Dian Nitari ◽  
Dewi K. Mubela ◽  
Kasih Santika ◽  
...  

Abstract: Betel leaf can be used as an antiseptic. Its chemical contents are saponins, flavonoids, polyphenols, and essential/aetheric oil. Saponins may act as antimicrobials by damaging cytoplasmic membranes and lead to cell death. The flavonoids are thought to act by of denaturing bacterial cell proteins and damaging the cell membranes irreversibly. Medically, 10% povidone iodine could speed up wound healing. However, traditionally, a number of plants have been used to prevent inflammation and to improve wound healing. This study was aimed to determine the effectiveness of betel leaf on wound healing in rabbits. This was an experimental study with the post control only controlled group design. Samples were obtained randomly. The Mann-Whitney test showed a P-value of 0.000 on wound healing and a P-value of 1.000 on infection. Conclusion: There was a significant difference in improvement of wound healing between betel leaf and 10% povidine iodine application but there was no significant difference between them in prevention of infection.Keywords: betel leaf, incision wound, povidone iodineAbstrak: Daun sirih bisa digunakan sebagai antiseptik. Kandungan kimia dari tanaman sirih ialah saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba dengan merusak membran sitoplasma dan membunuh sel. Senyawa flavonoid diduga memiliki mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi. Secara medis, untuk mempercepat penyembuhan luka bisa diolesi povidone iodine 10%, tetapi secara tradisional sejumlah tanaman telah digunakan untuk mencegah peradangan dan penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas daun sirih terhadap penyembuhan luka pada kelinci. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan post test only controlled group design. Sampel penelitian diambil secara acak (random). Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan nilai P=0,000 pada parameter penyembuhan luka dan memiliki perbedaan bermakna sedangkan pada parameter infeksi nilai P 1,000 (P >0,05) tidak memiliki perbedaan bermakna. Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna dalam penyembuhan luka antara aplikasi daun sirih dan povidine iodine 10% tetapi tidak dalam terjadinya infeksi. Kata kunci: daun sirih,luka insisi , povidone iodine


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 056-062
Author(s):  
Maria Magdalena Setyaningsih ◽  
Emy Sutiyarsih ◽  
Eli Lea Widhia Purwandhani ◽  
Marta Indah Tri Rahayu

Menopause merupakan masa kritis kehidupan wanita, pada periode ini terjadi perubahan fisik maupun psikis. Pada periode inilah seorang wanita merasa dirinya menjadi tua dan takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami, dengan bertambahnya usia masalah ini tidak harus terjadi. Tujuan penelitian adalah  menganalisis  Pengaruh  Pemberian  Paket  “Affection”  Terhadap Aktifitas  Seksual  Pada  Pasangan  Menopause.  Metode  yang  digunakan adalah Quasy eksperiment dengan desain penelitian Pretest Post test One Group  Design.  Populasi  dan  sampelnya  adalah  wanita  menopause  yang memiliki suami dan tidak menderita penyakit yang dapat mempengaruhi aktifitas seksual, sebanyak 20 wanita di dusun Wonosari sebagai kelompok perlakuan dan 20 wanita di dusun Sukosari sebagai kelompok kontrol dengan tehnik Simple Random Sampling. Berdasarkan hasil uji paired sample t test pada kelompok kontrol nilai signifikansi sebesar 0.514 > alpha 0.05 (p > 0.05), bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan aktifitas seksual pada wanita menopause pada pre dan post intervensi. Pada kelompok perlakuan hasil uji t independent  nilai signifikansi sebesar 0.023 (p<0.05), bahwa terdapat pengaruh pemberian paket “Affection” terhadap peningkatan aktifitas seksual pasangan menopause. Aktifitas seksual wanita menopause pada kelompok perlakuan lebih tinggi daripada sebelum diberikan intervensi.  Oleh karena itu dianjurkan bagi petugas puskesmas untuk menindaklanjuti dengan me- ngembangkan program promosi kesehatan melalui penyebarluasan peman- faatan paket “Affection” bagi pasangan menapouse.  Menopause is a critical period of a woman’s life, during this period physi- cal and psychological changes might occur. During this period, a woman felt herself getting old and afraid if she cannot fulfill her husband sexual needs.  This  case  suppose  not  happend  eventhough  the  age  of  a  woman increasing.  The  purpose  of  the  research  is  to  analyze  Effects  of  Giving Affection  Packages  on  Sexual  Activities  in  Menopause  Couples.  That method used is Quasi experiment with Pretest Post test One Group Design research  design.  The  population  and  the  sample  is  menopausal  women who have  husbands and do not suffer from a disease that can affecting sexual activity, there were 20 women in Wonosari district as a treatment group  and  20  women  in  Sukosari  district  as  a  control  group  with  the Simple Random Sampling technique. Based on the results of study on paired sample t test in the control group with a significance value of 0.514 & gt; alpha  0.05  (p &  gt;  0.05),  there  was  no significant  difference  in  sexual activity in postmenopausal women in the pre and post intervention. On the treatment group the results of the independent t test significant value of 0.023 (p & lt; 0.05), there was an influence on giving “Affection” package to menopausal couples in the case of sexual activity. Women’s sexual activ- ity  on  menopausal  age  in  the  treatment  group  was  higher  than  before given intervention. Therefore It is recommended for puskesmas officers to follow up by developing health promotion programs through disseminat- ing the application of the “Affection” package for menapouse couples.


2019 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Budi Rahayu ◽  
Liberty Barokah

Preeklampsia dan eklampsia adalah penyakit pada kehamilan yang menjadi salah satu penyumbang angka kematian Ibu khususnya di Indonesia. Tahapan pertama dari preeklampsia ini adalah terjadi abnormalitas dalam remodelling vaskular trofoblastik mengakibatkan disfungsi endotel, tahap kedua pelepasan faktor plasenta kedalam sirkulasi darah seperti soluble fms-like tyrosine kinase (sFlt-1), TNF-α, IL-6, IL-8, angiotensin II tipe 1 reseptor antibodies (AT1-AA), dan thromboxan (TX) menyebabkan respon inflamasi dan peningkatan aktivasi sel endotel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kakao terhadap kadal IL-8 pada model HUVECs Preeklampsia. Penelitian true experimental dengan pendekatan yang digunakan  post test only control group design yang dikerjakan dilaboratorium dengan invitro. Kultur HUVECs dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing dilakukan replikasi 5x. Pengukuran kadar IL-8 menggunakan ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay). Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan  uji Anova one way pada kadar IL-8, selanjutnya dilakukan uji perbandingan berganda (Multiple Comparisons) dengan uji Beda Nyata Terkecil/BNT (Least Significant Difference/LSD) Hasil penelitian pemberian ekstrak kakao pada kelompok kontrol positif dan 3 dosis kelompok perlakuan ternyata dapat menurunkan secara bermakna (p-value 0.000< α 0.05, Anova One way) kadar IL-8.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 20
Author(s):  
Benedikta Meriana

Jajanan memiliki risiko penyebab terjadinya keracunan pangan. Salah satu usaha untuk mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak aman adalah dengan promosi keamanan pangan kepada anak sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi melalui komik sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam pemilihan jajanan sehat. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan rancangan penelitian pre-test post-test with control group design. Uji hipotesis menggunakan uji paired sample t-test dan independent sample t-test. Hasil penelitian membuktikan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap pada kelompok eksperiment. Selisih peningkatan pengetahuan pada kelompok eksperiment lebih besar yaitu sebanyak 15,89 dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan Selisih peningkatan nilai sikap pada kelompok eksperiment lebih besar yaitu 16,63 poin. Berdasarkan analisa statistik pada pengetahuan dan sikap didapatkan p value= 0,000<0,05. Kesimpulan penelitian ini yaitu media komik terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap anak tentang pemilihan makanan jajanan sehat.


2019 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 199-208
Author(s):  
Rina Herni Yanti ◽  
Hema Malini ◽  
Netrida Netrida

Gangguan jiwa berat atau skizofrenia setiap tahunnya mengalami peningkatan.Kondisi tersebut dapat menimbulkan masalah perilaku kekerasan.Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi murottal terhadap perubahan perilaku kekerasan pada klien skizofrenia. Desain penelitian adalah Pre Test and Post Test control Group Design, dengan rancangan QuasyExperimental. Penelitian dilakukan terhadap 46 responden yaitu 23 orang kelompok intervensi dan 23 orang kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan carapurvosive sampling.Kelompok intervensi mendapatkan terapi murottal 15 menit dalam sehari selama 7 hari.Hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku kekerasan klien skizofrenia sebelum dan sesudah pemberian terapi murottal (p value 0,000).Ada perbedaan yang signifikan antara perilaku kekerasan klien skizofrenia sebelum dan sesudah kelompok kontrol (p value 0,000). Ada perbedaan yang bermakna antara perilaku kekerasan pada kelompok intervensidengan kelompok kontrol(p value 0,000).Dimana perbedaan perilaku kekerasan lebih besar terjadi pada kelompok intervensi dibanding kelompok kontrol.   Kata kunci :skizofrenia, perilaku kekerasan, terapi murottal THE EFFECT OF MUROTTAL THERAPY ON CHANGES IN VIOLENCE BEHAVIOR IN SCHIZOPHRENIC CLIENTS   ABSTRACT Severe mental disorder or schizophrenia increased gradually. These conditions can lead to violent behavior problems. The objective of the study was to investigate the effect of murottal therapy on changes in violent behavior on schizophrenic clients. The research design Pre Test and Post Test control of Group Design, with Quasy Experimental design. The study was conducted on 46 respondents that is 23 people intervention group and 23 control group. The sampling technique used in this research is non probability sampling by purvosive sampling. The intervention group received murottal therapy 15 minutes a day for 7 days. The results of the study there were significant differences between the violent behavior of schizophrenic clients before and after the intervention murottal (p value 0,000). There is a significant difference between the violent behavior of schizophrenic clients before and after the control group (p value 0,000). There was a significant difference between violent behavior in the intervention group with control group (p value 0,000). Eventhough, in control group there is significant devrence of violent behavior still in intervention group the fifferances is lisher.   Keywords:schizophrenia, violent behavior,murottal therapy


2021 ◽  
Vol 9 (A) ◽  
pp. 393-396
Author(s):  
Gusti Ayu Tirtawati ◽  
Kusmiyati Kusmiyati ◽  
Atik Purwandari ◽  
Amelia Donsu ◽  
Martha Korompis ◽  
...  

AIM: The study aims to determine the effect of Moringa oleifera teabags on increased Hemoglobin (Hb) in adolescent girls. METHODS: The research method used in this research was a pre-post-test one group design, a research design to determine the cause and effect or effect of an intervention. The treatment was carried out by giving M. oleifera teabags 2 times. Specifically, one sachet (3 g) in the morning and one sachet (3 g) in the afternoon, dipped in 250 ml hot water, and added two teaspoons granulated sugar. The treatment was given for 30 days. RESULTS: An increase in the average of Hb (mean) before the intervention was 10.71 g/dl. After 15 days of the intervention, it was 11.03 g/dl. Subsequently, after 30 days of intervention, the average Hb value (mean) was 11.63 g/dl, then the p-value ≤ α, which was 0.000 (p < 0.05), and these results indicated a significant difference between Hb before and after the intervention. CONCLUSION: There was a significant difference between Hb before and after the intervention, meaning that there was an effect of Moringa leaf teabags on the increase in Hb in adolescent females.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 87-91
Author(s):  
Triana Indrayani ◽  
Marlyina Marlyina ◽  
Jenny Anna Siauta

Berdasarkan Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2017 masalah gizi buruk pd balita 0-23 bulan sebesar 3,1%. Stimulasi dalam masa bayi sangat membantu dalam mencapai pertumbuhan yang optimal. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Quasi-Experimental Design, pre dan post test with Control Group Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Random Sampling.Sampel pada penelitian ini adalah bayi yang berusia 3-6 bulan sebanyak 30 Bayi. 15 bayi akan dijadikan kelompok Eksperimen dan 15 bayi akan dijadikan kelompok Kontrol. Data dianalisis menggunakan uji Paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh pijat bayi terhadap perubahan berat badan bayi 3-6 bulan (P value  = 0,000) yang berarti P value< ɑ. Adanya pengaruh pijat bayi terhadap perubahan berat badan bayi 3-6 bulan di Posyandu Deho tahun 2019. Pijat bayi dapat dijadikan intervensi dalam mengoptimalkan pertumbuhan anak


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document