scholarly journals PERBANDINGAN KESTABILAN HEMODINAMIKA ANTARA POSISI LEFT LATERAL 15˚ DENGAN BERBARING TERLENTANG PADA PASIEN SECTIO CAESAREA POST ANESTESI SPINAL

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 71-81
Author(s):  
Kezia Engely Natasha Latupeirrissa ◽  
Ony W. Angkejaya
Keyword(s):  
T Test ◽  

Skripsi ini berjudul “Perbandingan Kestabilan Hemodinamika Antara Posisi Left Lateral 15˚ dengan Berbaring Terlentang Pada Pasien Sectio Caesarea Post Anestesi Spinal”. Skripsi ini merupakan suatu penelitian yang meneliti tentang efektivitas jumlah dosis obat efedrin yang digunakan dalam menjaga kestabilan hemodinamika yang diberikan pada pasien sectio caesarea post anestesi spinal antara posisi left lateral 15º dengan berbaring terlentang di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Indikator penilaian pada skripsi ini meliputi perbandingan posisi, tekanan darah, denyut nadi, dan dosis efedrin yang digunakan pada tiap posisi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode penelitian eksperimental. Lokasi penelitian ini yaitu bertempat di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon dengan jumlah sampel yang digunakan sama dengan populasi. Berdasarkan uji t-test membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sistol dan diastol dari tiap perlakuan. Nilai rata-rata tekanan darah sistol atau mean untuk kelompok Supine adalah sebesar 113,3495 mmHg, sementara untuk kelompok Left lateral adalah sebesar 117,8990 mmHg. Sedangkan nilai rata-rata tekanan darah diastol atau mean untuk kelompok Supine adalah sebesar 67,0155 mmHg, sementara untuk kelompok Left lateral adalah sebesar 72,2500 mmHg. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa hemodinamika pasien sectio caesarea post anestesi spinal dengan perlakuan left lateral 15˚ lebih stabil dibandingan dengan hemodinamika pasien section caesarea post anestesi spinal dengan perlakuan berbaring terlentang.

2016 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Anafrin Yugistyawati

Ibu melahirkan dengan SC membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengembalikan organ-organ tubuh kembali seperti sebelum hamil. Dalam kenyataanya di lapangan, masih sering dijumpai keterlambatan ibu Post SC untuk mobilisasi dini dan perawatan mandiri. Peran dan tanggung jawab perawat sangat diperlukan dalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sebagai upaya untuk menghindari self care deficit, komplikasi perdarahan, dan infeksi Post SC, serta menurunkan angka kematian maternal. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC, penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dan menggunakan rumus Independent Samples T-Test. Sampel berjumlah 20 responden dengan teknik pengambilan sampel Quota Sampling. Uji kemampuan perawatan mandiri dengan menggunakan lembar observasi. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan masa nifas terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC dengan taraf signifikansi 0,000.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 14-20
Author(s):  
Rizful Maulina Maulina

Sectio caesarea merupakan pembedahan dilakukan dengan membuat sayatan yang selalu berhubungan dengan insisi yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Salah satu keluhan yang sering dikemukakan adalah nyeri. Aromaterapi lavender merupakan salah satu pengobatan nonfarmakologi yang dapat mengurangi nyeri karena kandungan yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender untuk penurunan skala nyeri luka ibu post sectio caesarea. Desain penelitian pre experiment design dengan one group pre test-post test design. Populasi dalam penelitian ini ibu post sectio caesarea hari ke 1-2 bulan Juni 2017. Sampelnya ibu post sectio caesarea sejumlah 8 responden. Teknik sampling menggunakan Purposive sampling. Analisis data menggunakan uji t test. Hasil penelitian menunjukkan Sebelum pemberian aromaterapi lavender menunjukkan 100% responden mengalami nyeri sedang. Setelah pemberian aromaterapi lavender menunjukkan bahwa 62,5% responden dengan nyeri sedang dan 37,5% dengan nyeri ringan. Hasil analisa data nilai p value sebesar 0,021 yang kurang dari α (0,05) sehingga H1 diterima yakni  ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri luka ibu post sectio caesarea. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan tenaga medis dapat mengkombinasikan farmakologi dan non farmakologi dalam praktek kebidanan sebagai upaya untuk mengatasi nyeri pada ibu post sectio caesarea.Kata Kunci: sikap orang tua, sikap teman sebaya, akses media, perilaku seksual pranikah beresiko IMS


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 897-904
Author(s):  
I Indriyati ◽  
Vitri Dyah Herawati

AbstractThe increasing number of deliveries during the COVID-19 pandemic has made mothers think hard about cesarean section surgery, thus requiring adaptive coping strategies. Coping strategy is a method or method used by each individual to overcome and control situations or problems experienced such as caesarean section surgery during the COVID 19 pandemic. The purpose of this study was to determine the effectiveness of coping strategies on pain levels in postoperative Sectio Caesarea patients during the COVID pandemic. 19. This type of research is a quasi-experimental research design with One Group Pretest-Postest test Design. The population and sample in this study were postoperative Sectio Caesarea patients who were treated at Slamet Riyadi Hospital Surakarta as many as 35 patients with incidental sampling technique. The data analysis technique used is the Paired t-test. The results of this study are (1) coping strategies that are classified as poor 28 respondents (80.0%) and good 7 respondents (20.0%); (2) The level of pain in patients with postoperative Sectio Caesarea before the procedure which was classified as moderate pain was 19 people (54.3%) and severe pain was 16 people (45.7%); (3) The level of pain in postoperative Sectio Caesarea patients after the procedure was classified as no pain as many as 2 people (5.7%), mild pain 27 people (77.1%) and moderate pain as many as 6 people (17.1% ); (4) Coping strategies are able to reduce the degree of pain in postoperative patients with Sectio Caesarea (thit = 28.945; p = 0.000). The conclusion is that there is an effectiveness of coping strategies to reduce the level of pain in postoperative patients with Sectio Caesarea.Keywords: Coping strategy; painful; sectio caesarea AbstrakMeningkatnya angka persalinan pada masa pandemi COVID-19membuat ibu menjadi berfikir keras menghadapi operasi section caesarea sehingga membutuhkan strategi koping yang adaptif. Strategi koping merupakan cara atau metode yang dilakukan tiap individu untuk mengatasi dan mengendalikan situasi atau masalah yang dialami seperti operasi section caesarea pada masa pandemic COVID 19.Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui efektifitas strategi koping terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi Sectio Caesareapada masa pandemic COVID 19. Jenis penelitian ini quasi eksperimental dengan rancangan penelitian One Group Pretest-Postest test Design. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pasien post operasi Sectio Caesarea yang di rawat di Rumah Sakit Slamet Riyadi Surakarta sebanyak 35 pasien dengan teknik insidental sampling. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji Paired t-test. Hasil penelitian ini adalah (1) Strategi koping yang tergolong kurang baik 28 responden (80,0%) dan baik 7 responden (20,0%); (2) Tingkat nyeri pada pasien post operasi Sectio Caesareasebelum tindakan yang tergolong nyeri sedang ada 19 orang (54,3%) dan nyeri berat sebanyak 16 orang (45,7%); (3) Tingkat nyeri pada pasien post operasi Sectio Caesareasesudah dilakukan tindakan yang tergolong tidak ada nyeri sebanyak 2 orang (5,7%), nyeri ringan 27 orang (77,1%) dan nyeri sedang sebanyak 6 orang (17,1%); (4) Strategi koping mampu penurunan derajat tingkat nyeri pada pasien post operasi Sectio Caesarea (thit = 28,945; p = 0,000). Kesimpulannya adalah Terdapat efektifitas strategi koping terhadap penurunan derajat tingkat nyeri pada pasien post operasi Sectio Caesarea.Kata Kunci: Strategi koping; Nyeri;Sectio caesarea


Jurnal NERS ◽  
2016 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 134 ◽  
Author(s):  
Diah Astutiningrum Astutiningrum ◽  
ELsi Hapsari ◽  
Purwanta Purwanta

Latar Belakang: Parenting Self Efficacy (PSE) merupakan keyakinan orang tua terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melakukan tugas yang berhubungan dengan mengasuh anak. Rasa sakit setelah persalinan SC dapat mengurangi kemampuan dan menurunkan keyakinan ibu dalam merawat bayi. Konseling  pada ibu postpartum merupakan upaya meningkatkan keyakinan diri dalam mengasuh bayi.Tujuan: menguji pengaruh  konseling  yang diberikan pada ibu postpartum dengan SC  terhadap peningkatan  PSE.Metode: Penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan pre-test and post-test with control group. Jumlah subjek penelitian sebanyak 66 subjek terbagi menjadi kelompok eksperimen 33 dan kontrol 33. Subjek yang sesuai kriteria inklusi, diberikan kuesioner dan dilakukan pre-test dengan parenting self efficacy scale (PSES), melakukan konseling  dan memberi booklet pada kelompok eksperimen dan memberi booklet saja pada kelompok kontrol. Pengukuran dilakukan dengan instrumen parenting self efficacy scale (PSES).  Uji statistik yang digunakan  adalah  paired t-test dan independent sample t-testHasil Penelitian: Peningkatan skor PSE yang bermakna setelah dilakukan intervensi  pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (6,19±0,93 Vs 7,54±0,71, P=0,001; 5,56±0,85 Vs 5,87±0,68, P=0,001).  Perubahan skor setelah intervensi secara bermakna lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibanding kelompok kontrol (1,35±0,58 Vs 0,31±0,26, p= 0,000) Kesimpulan: Konseling dengan menggunakan booklet berpengaruh terhadap  parenting self efficacy pada ibu postpartum dengan SC.  Kata kunci : Parenting Self Efficacy, konseling, postpartum, section caesarea


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 36-40
Author(s):  
Arisda Candra Satriyawati ◽  
Syaifurrahman Hidayat ◽  
Yulia Wardita ◽  
Nor Arifah

Dhikr Jahar Therapy Reduces Anxiety in Pre-Operative Sectio Caesarea Mothers. Mothers often experience anxiety before cesarean section surgery. Non-pharmacological therapy with dhikr Jahar can be a complementary therapy option to reduce anxiety. This study aimed to explain the effect of dhikr therapy on reducing maternal anxiety levels before SC surgery. The research method uses Quasy Experiment with Pre-Post Test With Control Group Design. The respondents' determination was carried out by total sampling, namely pre-cesarean section surgery pregnant women in March-June 2019 at Garam Islamic Hospital, Kalianget (n=24). Statistical test using Paired T-Test, Wilcoxon Test, and Independent T-Test. The results of the Paired T-Test showed that there were differences in the level of anxiety of patients before SC before and before being given dhikr therapy in the intervention group (p = 0.000); there was an average decrease of 9.917. The Wilcoxon test results showed no difference (change) in the level of anxiety of patients before and before being given therapeutic communication in the control group the value (p = 0.636); the decrease that occurred was 0.83. In the Independent T-Test results, there was no difference in the level of anxiety before SC before and before being given treatment in the intervention group and the control group (p = 0.211). There is an effect of providing dhikr Jahar therapy to reduce maternal anxiety levels before SC surgery.


Author(s):  
Agus Sarwo Prayogi

Abstract Preoperative anxiety often associated with incorrect understandings of the surgery or the lack of information about the events that will be experienced by the patient before, during and even after the surgical procedure. Surgery is sectio caesarea a potential or actual threat to the integrity of the person who can evoke physiological stress reactions and psychological health education is needed on spinal anesthesia to patients sectio caesarea pre-anaesthesia using the booklet. The purpose of research known effect of health education using booklet spinal anesthesia to anxiety in patients sectio caesarea. This type of research quasi-experiment without a control group. The sampling techniques in this study using purposive sampling, using questionnaires APAIS sample of 24 respondents. Data were analyzed using paired t-test. Before the results are given health education using booklet spinal anesthesia most respondents experiencing severe anxiety before undergoing anesthesia. After being given health education using booklet spinal anesthesia most respondents experiencing mild anxiety. Results of paired t-test p-value 0,000 <0,05. There was a significant effect of health education using booklet giving spinal anesthesia to anxiety in patients sectio caesarea.Keywords: booklets, anxiety, sectio caesarea, health education.


2018 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
Author(s):  
Neila Sulung

<p>Transfusion reaction is the reaction of the recipient's body to blood donors, blood transfusion reactions can be mild to severe, and could be either fast, medium and slow. Hospital Dr. Achmad Darwis District Lima Puluh Kota every month UTDRS blood for transfusion are 45 to 55 bags. Survey of 30 patients who received a blood transfusion, there are 10 people have reactions such as fever of 4 people, as many as 4 people dizzy, urtikariat (itching) as much as one person and as many as three people shivering. The aim of research to find out the difference Reaction Giving Whoole Blood Transfusion Blood (WB) and Packed Red Cell (PRC) in Patients Sectio Caesare (SC). Type pre-experimental study, the design of Static Group Comparison. The population was patients post SC who receive blood transfusion, with sampling purposive sampling of 20 people. The data collection was done by direct observation, then processed and analyzed using independent t-test. Results that the average transfusion reactions in patients receiving blood transfusions WB is 1.30 and the patients who receive blood transfusion PRC is 0.40. The results of the bivariate no difference Whoole blood transfusion reaction Blood (WB) and Packed Red Cell (PRC) in Patients with Post Sectio Caesarea (SC) (p = 0.009). It was concluded that there is a difference of transfusion reactions in blood transfusions WB and blood transfusions PRC. Expected to medicine and nurse to be more selective in giving blood transfusions to patients and intensive control of blood transfusion process , so that a transfusion reaction can be immediately known. .</p><p> </p><p>Keywords: transfusion reactions, Whoole Blood (WB), Packed Red Cell (PRC)</p><p> </p><p> </p><p>Reaksi Transfusi adalah reaksi tubuh resipien terhadap darah donor, reaksi transfusi darah dapat ringan sampai berat, dan dapat berupa reaksi cepat, sedang, dan lambat. RSUD Dr. Achmad Darwis Kabupaten Lima Puluh Kota setiap bulannya UTDRS mengeluarkan darah untuk transfusi berjumlah 45 sampai 55 kantong. Survey terhadap 30 orang pasien yang mendapatkan transfusi darah, terdapat 10 orang mengalami reaksi berupa demam sebanyak 4 orang, pusing sebanyak 4 orang, menggigil sebanyak 3 orang dan urtikariat (gatal-gatal) sebanyak 1 orang. Tujuan penelitian untuk mengetahui Perbedaan Reaksi Pemberian Transfusi Darah <em>Whoole Blood </em>(WB) dan <em>Packed Red Cell </em>(PRC) pada Pasien Sectio Caesare (SC). Jenis penelitian pra eksperimen, dengan rancangan <em>Statis Group Comparison. </em>Populasi adalah pasien post SC yang mendapatkan transfusi darah, dengan pengambilan sampel secara <em>pu</em><em>rposive sampling </em>sebanyak 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, kemudian diolah dan dianalisa menggunakan <em>t-test independent</em>. Didapatkan hasil rata- rata  reaksi  transfusi  pada  pasien  yang  mendapatkan  transfusi  darah  WB  adalah  1,30  dan  pasien  yang mendapatkan transfusi darah PRC adalah 0,40. Terdapat perbedaan reaksi pemberian transfusi darah <em>Whoole Blood </em>(WB) dan <em>Packed Red Cell </em>(PRC) pada Pasien Post <em>Sectio Caesarea (SC) (p = </em>0,009). Disimpulkan bahwa ada perbedaan reaksi transfusi pada transfusi darah WB dan transfusi darah PRC. Diharapkan dokter dan perawat agar lebih selektif dalam memberikan darah transfusi pada pasien dan intensif dalam mengontrol proses transfusi darah, sehingga adanya reaksi transfusi dapat segera diketahui.</p><p> </p><p>Kata Kunci : Reaksi Transfusi, <em>Whoole Blood </em>(WB), <em>Packed Red Cell </em>(PRC)</p>


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Indah Wulaningsih

Persalinan  sectio  caesaria  menggunakan  anestesi  spinal  yang  menimbulkan  efek  samping  seperti  gangguan eleminasi  uriene  yang dapat menyebabkan  retensi urine. Salah satu asuhan keperawatan  yang dapat diberikan adalah bladder training. Tujuan penelitian   ini untuk mengetahui  pengaruh bladder training terhadap kemampuan  ibu postpartum  section caesarea dalam berkemih di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Metode  atau  desain  penelitian  menggunakan   quasy  experiment  dengan  pendekatan  two  group  pretest  and posttest design.  Sampel penelitian  adalah ibu postpartum  sectio caesarea  sebanyak  38 orang untuk kelompok kontrol dan 38 orang kelompok  perlakuan.  Pengambilan  sampel menggunakan  purposive  sampling.  Instrumen penelitian adalah lembar observasi. Analisa data menggunakan uji Independent T test. Hasil penelitian  ini  rata-rata kemampuan  berkemih (pretest) kelompok  kontrol pre test sebesar 530,08 ml dan post  test  sebesar  596,63  ml.  Rata-rata  kemampuan  berkemih  (pretest)  kelompok  perlakuan  pre  test  sebesar 632,26 ml dan post test sebesar 836,71 ml.  Hasil independent T test diperoleh ρ value sebesar 0,000 < 0,05. Kesimpulan    penelitian  ada pengaruh  bladder  training  terhadap  kemampuan  ibu postpartum  sectio  caesarea dalam berkemih di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Saran  untuk  perawat  perlu  informasi  tentang  bladder  training  dan memberikan  motivasi  kepada  pasien  postoperasi  agar  bersedia  melakukan  bladder  training  untuk  meningkatkan  kemampuan  berkemih  dan mencegah kejadian retensi urine pada pasien.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Astriana Astriana

ABSTRAK Latar Belakang : Upaya dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri pada ibu pos sectio caesarea salah satunya menggunakan  teknik Abdominal Breathing. Teknik ini  di percaya mampu  merangsang tubuh untuk melepaskan opoid endogen yaitu endofin dan enkefalin yang dapat mengurangi rasa nyeri dan teknik ini mudah dilakukan tanpa menggunakan alat relaksasi.  Sebagai pusat rujukan di kota metro Rumah Sakit Ahmad Yani Metro Tahun 2017 persalinan SC  sebanyak 181 (47%) dari 404 persalinan.Tujuan : Mengetahui ada  pengaruh tekhnik abdominal breathing terhadap penurunan skala  nyeri ibu post SC  di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro .Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan desain Purposive Sampling rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu sectio caesarea berjumlah 30 orang, dengan teknik sampling Purposive Sampling. Data diambil dengan lembar observasi. Analisa data univariat dan bivariat uji t (t-test).Hasil : dari hasil analisis data terhadap 30 responden Rata-rata nyeri post SC  sebelum diberikan Abdominal breathing  adalah 6,47  dengan standar deviasi 0,507. Rata-rata nyeri post SC  setelah diberikan Abdominal breathing  adalah 4,33 dengan standar deviasi 0,802. Ada pengaruh tekhnik Abdominal breathing  terhadap nyeri post SC  (t-test > t hitung, 17,147> 1.725,  p–value < 0,05).  Dengan penurunan sebesar 2,133.Kesimpulan :Ada pengaruh teknik abdominal breathing terhadap penurunan skala nyeri ibu post section caesaria di RSUD. Jendral Ahmad Yani  Metro. Kata kunci: Abdominal Breathing, skala nyeri,Sectio caesarea


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Cut Yuniwati

Sectio Caesarea is surgery to give a birth of a fetus through the abdominal wall. This surgery has an impact on the pain that is caused by the incision. Pain management ncluding the usagenon-pharmacological and pharmacological approaches. Onenon-pharmacological approaches are breathing in relaxation techniques and foot-hand massage techniques. The purpose of this study was to look at the effectiveness of breathing relaxation and foot and hand massage techniques for postpartum caesarean delivery in Langsa Hospital in 2018. The designs used in this study were quasi-experimental, pre-test and post-test designs Tests used in bivariate analysis with statistical tests Paired sample t-test and t-test Independent. The results of the Statistical Test using the Independent T-test obtained an effective Foot And Hand Massage technique for reducing pain intensity with a P value of 0,000. Foot and hand massage techniques can promote blood circulation, reduce pain, reduce the number of drugs and side effects. Hand and foot massage techniques are cheaper, low risk, and easy to apply. AbstrakSectio Caesarea (SC) merupakan tindakan pembedahan sebagai upaya lahirnya janin melalui dinding abdomen. Tindakan pembedahan berdampak terhadap munculnya rasa nyeri akibat irisan. Penatalaksanaan nyeri diantaranya menggunakan pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Salah satu pendekatan non farmakologis adalah teknik relaksasi nafas dan foot and hand massage. Tujuan penelitian ini adalah melihat efektifitas teknik relaksasi pernapasan dan foot and hand massage pada ibu pasca salin section caesarea di RSUD Langsa Tahun 2018. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi eksperimen, pre-test and post-test desain. Uji yang digunakan pada analisis bivariat dengan uji statistic Paired sample t-test dan uji T-Independent. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil Uji Statistik mengunakan Uji Independen T-test didapatkan teknik foot and hand massage efektif untuk pengurangan intensitas nyeri dengan nilai P value 0,000. Teknik pijat kaki dan tangan dapat meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi jumlah obat dan efek samping. Teknik foot and hand massage lebih   murah, berisiko rendah, dan mudah diterapkan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document