scholarly journals Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Di Ruang Sakura Rumah Sakit TK II Pelamonia Makassar

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 41-46
Author(s):  
Harmawati

Tuberkulosis merupakan penyakit yang sangat diperhitungkan di negara berkembang, diperkirakan sepertiga populasi di dunia sudah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Di Sulawesi Selatan penderita tuberkulosis mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebanyak 13.029 kasus dibandingkan pada tahun 2014 sebanyak 12.454 kasus. Angka Case Notification Rate menunjukkan Kota Makassar merupakan kabupaten/kota dengan angka CNR tuberkulosis tertinggi yaitu 254 per 100.000 penduduk. Penyakit ini dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia yaitu oksigenasi, jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi salah satunya yaitu efusi pleura, pleuritis serta obstruksi jalan napas. Untuk penanganan bersihan jalan napas dapat dilakukan dengan pemberian tehnik batuk efektif. Penelitian ini bertujuan menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien TN. F dengan tuberkulosis paru dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi di Ruang Sakura TK II Pelamonia Makassar. Pengumpulan data dan instrument dengan menggunakan format pengkajian yang didalamnya berisi pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar ceklis. Didapatkan selama tiga hari, masalah bersihan jalan napas teratasi, mampu mengeluarkan sekret dengan batuk efektif dan frekuensi pernapasan 24x/menit.  Pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. F dapat terpenuhi dengan memberikan tindakan mandiri dan pemberian obat, sehingga bersihan jalan napas kembali efektif. Kepada perawat agar melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

2018 ◽  
Vol 7 (04) ◽  
pp. 185-189
Author(s):  
Darmawansyah Darmawansyah ◽  
Wulandari Wulandari

TB paru merupakan penyakit paru akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis, yang menyebabkan kematian hampir disebagian besar negara di seluruh dunia. Case Notification Rate BTA positif baru dan semua kasus dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami peningkatan. Angka Kematian TB Paru di Provinsi Bengkulu sebesar 35 kasus selama pengobatan. Di Kabupaten Lebong kasus TB Paru terjadi peningkatan pada pekerja tambang emas tradisional dari 32% kasus meningkat menjadi 37% kasus. Di Kabupaten Lebong belum pernah dilakukan deteksi dini kuman Mycobacterium tuberculosis pada pekerja tambang emas tradisional, dimana kasus TB Paru di Kabupaten Lebong masih tinggi, maka perlu dilakukan deteksi kuman Mycobacterium tuberculosis untuk pemberatasan penyakit TB Paru  dengan menggunakan metode kultur bifasik agar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya kuman Mycobacterium tuberculosis pada media kultur bifasik agar pada sputum pekerja tambang emas tradisional. Penelitian ini mengunakan pre experimental study untuk melakukan identifikasi kuman Mycobacterium tuberculosis dalam sputum dengan metode kultur bifasik agar. Sampel penelitian sebanyak 270 responden dengan kriteria inklusi sebagai penambang emas tradisional di Lebong tambang. Analisis yang digunakan adalah analisis distribusi frekuensi dan persentase variabel penelitian. Hasil penelitian didapatkan 270 sputum yang diperiksa menunjukan 49 (18,1%) responden yang positif teridentifikasi kuman mycobacterium, 99 (36,7%) responden berpendidikan SMP, dan 176 (65,2%) responden memiliki umur produktif. Diharapkan kepada instansi kesehatan melaksanakan deteksi dini TB Paru pada pekerja tambang emas tradisional secara rutin, selain itu melaksanakan upaya preventif, promotif, dan kuratif untuk eliminasi TB Paru.


2019 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 92-101
Author(s):  
Wahid Tri Wahyudi ◽  
Suprihatin Suprihatin

ABSTRACT: KNOWLEDGE AND DETECTION OF PULMONARY TUBERCULOSIS AMONG COMMUNITY IN LAMPUNG-INDONESIABackground: Tuberculosis of Lung is an infectious disease caused by the bacterium mycobacterium tuberculosis, which most commonly affects the lungs. Mortality and morbidity due to mycobacterium tuberculosis bacteria in indonesia in 2009 there were 1.7 million people died. The incidence of tuberculosis of lung in Lampung until the end of December 2015, tuberculosis of lung is 8,492 cases from the estimated cases in 2015 as many as 32,128. Efforts to prevent the increase in cases of tuberculosis in Indonesia carried out with a description of the case detection efforts can be measured by knowing the number of TB cases found and recorded indicators of Case Notification Rate (CNR).Purpose: This study aims to determine the relationship of knowledge with the early detection tuberculosis of lung in the work area of the Way Kanan public health center district in 2017.Methods: The type of this research is quantitative research with cross sectional approach. The population in this research is all citizens suspect in working area of Public Health Center of Way Kanan regency. Instrument of data collection in this research use questioner. The data analysis used is chi square.Results: The statistical results show that there is a correlation between knowledge with early detection of pulmonary tuberculosis (p value = 0,00).Counclusion: Suggestions in the research are expected to motivate the community to actively participate in lung tuberculosis examination program.Keywords : Pulmonary, tuberculosis, knowledge, detection.Pendahuluan: Tuberkulosis Paru (TB Paru)  adalah  penyakit  menular  yang  disebabkan  oleh  bakteri mycobacterium tuberculosis, yang paling umum mempengaruhi paru-paru. Angka  kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis di indonesia pada tahun 2009 terdapat  1,7  juta  orang meninggal. Angka kejadian TB paru di Lampung hingga akhir Desember tahun 2015, angka penemuan kasus penderita TB paru sebanyak 8.492 kasus dari estimasi kasus di tahun 2015 sebanyak 32.128. Upaya pencegahan peningkatan kasus TBC di Indonesia dilakukan dengan gambaran upaya penemuan kasus dapat diukur dengan mengetahui banyaknya kasus TB yang ditemukan dan tercatat indikator Case Notification Rate (CNR).Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan upaya deteksi dini penyakit tb paru di wilayah kerja puskesmas Negeri Agung kabupaten Way Kanan tahun 2017.Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi  dalam  penelitian  ini adalah semua warga suspect di wilayah kerja puskesmas Negeri Agung kabupaten Way Kanan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 133 pasien. Tehnik pengambilansampel dengan metode Cross sectional.Analisa data menggunakan uji chi square.Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan upaya deteksi dini penyakit tuberkulosis paru (p value = 0,00).Simpulan: Peneliti menganjurkan agar Puskesmas melakukan pencegahan berupa; Melakukan pencegahan deteksi dini melalui pemeriksaan-pemeriksaan sesuai kebijakan yang telah ditetapkan puskesmas dan Memotivasi masyarakat supaya aktif berpartisipasi dalam program pemeriksaan tuberkulosis paru


2020 ◽  
Vol 28 (6) ◽  
pp. 623-633
Author(s):  
Aboma Temesgen Sebu ◽  
Kasahun Takele Genati ◽  
Daniel Biftu Bekalo ◽  
Teshome Kebede Deressa

Abstract Tuberculosis disease burden remains a fundamental global public health concern for decades. The disease may not uniformly distributed with certain geographical areas recording higher notification rate than others. However, the Ethiopian national TB control program does not provide services based on those areas with the greatest notifications but rather on a uniform strategy. Therefore, this study aimed to assess the spatial distribution and presence of the spatio-temporal clustering of the disease in different geographic settings over 8 years in the East Hararge Zone. A retrospective space-time and spatial analysis were carried out at districts of East Hararghe zone based on a total of 34,564 notified TB cases during the study period. The study identified different case notification rate over districts and clustering effects for the purely spatial and spatiotemporal with different estimated relative risks. The study recommends national tuberculosis control program to give attention to highly observed case notification rates specially Babile, Haramaya and Jarso districs of East Hararge Zone to have effective TB intervention in the study area.


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Fransisca T Y Sinaga ◽  
Hernowo Anggoro Wasono ◽  
Debi Arivo ◽  
Rhadila Anjani

Penemuan kasus baru TB BTA (+), seluruh kasus TB, dan Case Notification Rate (CNR) per 100.000 penduduk di Provinsi Lampung pada tahun 2017 sebesar 4.195 kasus terdiri dari 2.587 kasus pada laki-laki dan 1.608 kasus pada perempuan, dan CNR seluruh kasus TB sebesar 51%. Hasil survei di wilayah Puskesmas Kota Bandar Lampung ditemukan peningkatan kasus TB paru pada tahun 2015,2016,2017, dan 2018 dengan hasil masing–masing 125,138,142, dan 157 kasus yang terdiagnosa TB paru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pengobatan pasien TB paru di Puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun 2018. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan survey analitik dengan pendekatan case control. Populasi seluruh pasien TB parugagal pengobatan sebanyak 63 pasien dengan teknik total sampling. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Ada hubungan merokok dengan kegagalan pengobatan pasien TB paru ( p-value 0,000 <α 0,05). OR: 4,180. Ada hubungan perilaku pencegahan dengan kegagalan pengobatan pasien TB paru ( p-value 0,000 < α 0,05).OR: 4,267. Ada hubungan pengawas minum obat dengan kegagalan pengobatan pasien TB paru ( p-value 0,011 < α 0,05). OR: 2,750. Ada hubungan lingkungan dengan kegagalan pengobatan pasien TB paru, diperoleh ( p-value 0,004 <α 0,05). OR: 3,088. Ada hubungan merokok, perilaku pencegahan, pengawas minum obat dan lingkungan dengan kegagalan pengobatan TB paru.


PLoS ONE ◽  
2021 ◽  
Vol 16 (10) ◽  
pp. e0242446
Author(s):  
Makka Adam Ali ◽  
Ermias Sissay Balcha ◽  
Adugna Abdi Woldesemayat ◽  
Lopisso Dessalegn Tirore

Background Mycobacterium tuberculosis (TB) is the deadliest disease that claims millions of deaths globally. Ethiopia is among the countries heavily hit by the disaster. Despite the effective directly observed treatment and TB infection control (TBIC) measures provided by the world health organization (WHO), the rate of new cases increased daily throughout the country. Healthcare workers (HCWs) are at highest risk serving without having the necessary facility in place while overcrowding of patients exacerbated TB transmission. The study aimed to assess TBIC implementation and analyze case notification rate (CNR) of smear-positive pulmonary TB in the selected health facilities at Dale district, Sidama Zone, Southern Ethiopia. Methods Seven health care facilities have been visited in the study area and smear-positive pulmonary TB notification rate was determined retrospectively during the years 2012 to 2014. Data on smear positive test results and demographic characteristics were collected from the TB unit registries. A structured questionnaire, facility survey, and observation checklists were used to assess the presence of TBIC plans at the health care facilities. Results The overall case notification rate of smear-positive pulmonary tuberculosis was 5.3% among all 7696 TB suspected patients. The odds of being diagnosed with smear-positive TB were 24% more in males than in females (adj OR = 1.24, 95% CI: (1.22, 1.55). Moreover, in the study area, only 28% of the facilities have been practiced TB infection control and 71% of the facilities assigned a focal person for the TBIC plan. The implementation of environmental control measures in the facilities was ranged between 16–83%. N95 particulate respirators were found only in 14% of the facilities. Conclusion TB CNR in Dale district was low. Moreover, implementations of TBIC in Dale district health facilities were poor when the survey was done. Hence, urgent measures should be taken to reverse the burden of TB.


Author(s):  
Ashish Kumar Prakash ◽  
Bornali Datta ◽  
David Ford ◽  
Praveen Tanwar ◽  
Pinky Goyal

2018 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Arum Siwiendrayanti ◽  
Dyah Mahendrasari Sukendra ◽  
Dwi Arofah

Latar belakang: Case Notification Rate (CNR) Kabupaten Batang tahun 2013 sebesar 73,8/100.000 penduduk. Berdasarkan CNR-nya Kabupaten Batang masuk peringkat ke-9 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Selain itu, pada tahun 2012-2014 tren kasus baru TB paru BTA positif selalu menurun, kemudian meningkat tahun 2015, dan turun kembali di tahun 2016. Namun, tren tersebut tidak menggambarkan tren kasus baru di tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Batang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara spasial dan temporal persebaran kasus baru Tb paru BTA positif ditinjau dari kepadatan penduduk, ketinggian wilayah, cakupan rumah sehat, dan cure rate tahun 2012-2016.Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan studi ekologis menggunakan pendekatan spasial dan temporal. Sampel dalam penelitian ini adalah semua kasus baru TB paru BTA positif dari tahun 2012-2016. Hasil: Penyebaran kasus baru tidak menunjukkan pola khusus pada pemetaan berdasarkan ketinggian dan kepadatan penduduk. Sebagian penyebaran kasus baru menunjukkan pola penyebaran mengikuti pola cure rate, dan hampir seluruhnya mengikuti pola cakupan rumah sehat. Cure rate tinggi tidak diikuti oleh penurunan jumlah kasus baru pada wilayah dengan cakupan rumah sehat rendah.Simpulan: Persebaran kasus baru TB paru BTA positif dipengaruhi oleh faktor cakupan rumah sehat. Sedangkan faktor yang lainnya tidak mempengaruhi persebaran kasus baru Tb paru BTA positif di Kabupaten Batang Tahun 2012-2016. ABSTRACTTitle: Spatial and Temporal Analysis of AFB Smear-Positive Pulmonary Tuberculosis New Cases Distribution in Batang RegencyBackground: Case Notification Rate (CNR) of Batang Regency in 2013 is 73.8 / 100.000 population. Based on its CNR, Batang regency is ranked 9th of 35 regencies / cities in Central Java. In addition, in 2012-2014, the trend of new AFB smear-positive cases of pulmonary tuberculosis always decrease, then increase in 2015, and decrease again in 2016. However, the trend does not reflect the trend of new cases in each sub-district. The purpose of this research is to descript the spread of new cases of AFB smear positive pulmonary tuberculosis spatially and temporally in terms of population density, altitude, coverage of healthy house, and cure rate of 2012-2016.Method: The type of research used in this study is analytic quantitative with ecological studies using spatial and temporal approach. The samples in this study were all new cases of AFB smear positive pulmonary tuberculosis in 2012-2016. Result: The distribution of new cases did not indicate a specific pattern on mapping based on altitude and population density. Some of the new case distributions showed the pattern of distribution following a cure rate pattern, and almost entirely following the pattern of healthy house coverage. High cure rates were not followed by a decrease in the number of new cases in areas with low coverage of healthy house.Conclusion: The distribution of new cases of AFB smear positive pulmonary tuberculosis is influenced by healthy house coverage factor. While other factors did not affect the distribution of new cases of AFB smear positive pulmonary tuberculosis in Batang Regency in 2012-2016


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 689
Author(s):  
Deri Zarwita ◽  
Rosfita Rasyid ◽  
Abdiana Abdiana

Keberhasilan penanggulangan TB Paru di Indonesia ditentukan melalui 3 indikator yaitu Case Notification Rate (CNR), Case Detection Rate (CDR) dan Succes Rate. Capaian pada tahun 2015 dan tahun 2016 di Propinsi Sumatera Barat masih jauh dari target Standar Pelayanan Minimal (SPM). Tahun 2017 Puskesmas Balai Selasa penemuan kasus terendah sebanyak 18 kasus. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penemuan pasien TB Paru dalam penanggulangan TB di Puskesmas Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2018 sampai April 2019 dengan metode kualitatif. Pengumpulan data primer didapatkan dari wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang dan peserta FGD sebanyak 20 orang. Hasil penelitian didapatkan bahwa kebijakan yang dipakai dalam penemuan penderita TB paru adalah kebijakan pusat dengan stretegi DOTS, namun belum disosialisasikan kepada semua tenaga kesehatan. Untuk tenaga pelaksana di puskesmas mencukupi secara kuantitas dan kualitas, hanya koordinator TB masih diberikan tugas rangkap, dana penemuan penderita TB masih kurang untuk kegiatan sweeping, sarana untuk pemeriksaan dahak belum ada di Puskesmas Balai Selasa. Pada proses perencanaan, penemuan penderita TB belum direncanakan secara terinci di dalam Plan Of Acion (POA), pelaksanaan penemuan penderita TB masih bersifat pasif, monitoring dan evaluasi belum dilakukan secara maksimal di puskesmas. Pelaksanaan penemuan pasien TB di Puskesmas Balai Selasa masih belum optimal dan cakupan penemuan penderita juga masih rendah.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-14
Author(s):  
Ni Putu Ayu Widiasari ◽  
Ida Ayu Jasminarti Dwi Kusumawardani ◽  
Ida Bagus Ngurah Rai

Background: Success rate of Indonesia Tuberculosis (TB) treatment did not evenly distribute to every province in 2016, although various program had been carried out by Indonesia Government. Bali’s Case Notification Rate (CNR) and Success Rate (SR) of TB also did not reach target in 2017. Successful control of TB can be influenced by community’s level of knowledge and perception about TB. Our research objective was to know communities level of knowledge and perception about TB in Denpasar, Bali. Method: This was cross-sectional research. Our sample was Denpasar communities who visited Puputan Renon Field Car Free Day (CFD) at 25 March 2018. Sample was chosen by consecutive sampling. Results: Our research result was almost (62%) of respondent had poor knowledge about TB and 67% respondent had right perception about TB. Conclusion: We can conclude that Denpasar communities had poor level of knowledge and good perception about TB.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document