scholarly journals THE DIFFERENCES IN THE EFFECTIVENESS OF PROVIDING THICK BLANKETS AND ELECTRIC BLANKETS WITH REDUCING SHIVERING INCIDENCE ON POSTOPERATIVE PATIENTS IN SURGICAL INSTALLATIONS DR. SITANALA HOSPITAL TANGERANG, INDONESIA IN 2019

2021 ◽  
Vol 5 (4) ◽  

Introduction: Post Anesthetic Shivering (PAS) or the incidence of post-anesthetic shivering is reported to be around 33-65% in patients undergoing general anesthesia and about 33-56,7% in patients undergoing spinal anesthesia. The treatment can be done pharmacologically with drugs and non-pharmacologically one of them with a warm blanket. The purpose of this study was to determine the differences in the effectiveness of giving thick cloth blankets and 380C electric blankets with a reduction in the incidence of shivering in postoperative patients at the Surgical Installation dr. SitanalaTangerang Hospital. Methods: The research method was a quantitative study with a quasi-experimental design with a pre-test post-test with control group design. The number of samples were 30 patients. Data was collected by observing shivering responses. The intervention was carried out by firing 380C electric blankets and thick cloth blankets. Result: The results showed that of the 15 postoperative patients before being given an electric blanket, almost half were 7 (46,7%) having grade 3 shivering, where as in patients given thick cloth blankets almost half were 6 (40%) having grade 2 shivering. Electrical heating is almost half that is 6 (40%) does not experience shivering (grade 0), where as in patients given regular blankets almost half are 6 (40%) experiencing grade 2 shivering. Statistical test results were obtained (p-value = 0.001, ? : 0.05) and (p-value = 0.005, ?: 0.05). Conclusion: there was an electric warm blanket or thick cloth blanket that influences the incidence of shivering in postoperative patients at the Surgical Installation dr. Sitanala Tangerang Hospital, but electric blankets are more effective than thick blankets. Suggestion is that the hospital is expected to make an intervention to provide electric warm blankets with a temperature of 380C postoperatively can be used as a fixed procedure for the service of surgical patients to prevent complications of shivering

2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
Author(s):  
I Gede Agunk Teddy Pratama ◽  
Made Budiawan ◽  
I Nyoman Sudarmada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan three corner drill terhadap kelincahan dan power otot tungkai. Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan rancangan the non-randomized pretest-posttest control group design. Subjek penelitian yang digunakan siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMPN 2 Pekutatan. Data post-test kelincahan dan power otot tungkai pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dianalisis dengan uji-t independent pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan program SPSS 16.0. Berdasarkan hasil uji-t independent didapatkan hasil : (1) untuk variabel kelincahan, hasil perbandingan kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan nilai thitung = -2,948 , dengan nilai signifikansi 0,009, (2) untuk variabel power, hasil perbandingan kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan nilai thitung = 3,176, dengan nilai signifikansi 0,005. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis penelitian “pelatihan three corner drill berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan dan power otot tungkai pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMPN 2 Pekutatan” diterima. Dari hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa : (1) Pelatihan three corner drill berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Pekutatan (2) Pelatihan three corner drill berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Pekutatan. Kata Kunci : kelincahan, daya ledak, three corner drill The purpose of this research was to find out the effect of three corner drill training toward the increased agility and power muscle of legs. The type of research was a quasi-experimental and the design of research was the non-randomized pretest-posttest control group design. The subjects were man’s student football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan. Agility and muscle power of legs posttest to the treatment group and the control group were analyzed by independent t-test at significance 0,05 with SPSS 16.0. Based on independent t-test results were showed : (1) to the agility variable, the comparison of the treatment and the control group values obtained t = -2,948, with a significance value of 0,009, (2) to muscle power of legs variable, the comparison of the treatment and the control group values obtained t = 3,176, with a significance value of 0,005. Calculated significance value smaller than the value of 0,05 (Sig < 0.05), thus the research hypothesis "three corner drill training affect the increased agility and muscle power of legs in football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan " was received. From the analyzed and discussion were concluded that : (1) three corner drill training effect the increased agility in football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan, (2) three corner drill training effect the increased muscle power of legs in football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan. keyword : Agility, power, three corner drill


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 139-144
Author(s):  
Widiyanti Sarimunadi ◽  
Bunga Tiara Carolin ◽  
Rosmawaty Lubis

ABSTRACT: SEFT THERAPY (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) FOR ANXIETY IN DEALING WITH LABORBackground: If the concern and anxiety of pregnant women is not handled seriously, it will have an impact and influence on physical and psychological aspects, both on the mother and the fetus. Pregnant women who experience anxiety in the face of labor are afraid of being operated on, afraid of spending a lot of money, fear of not being able to care for their babies properly, fear of their baby dying, fear of pain during delivery. One of the techniques for dealing with anxiety is SEFT therapy.Objective: to determine the effect of Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) on anxiety in dealing with labor process.Methodology: this research is a quasi-experimental design with pre and post-test with control group design. The sample in this study was 25 trimester III pregnant women. The sampling technique was using purposive sampling technique. The research instrument used the DASS 42 questionnaire. The results of the data normality test were normally distributed so that the data were analyzed using the paired t-test.Results: The results showed that the average score of maternal anxiety before therapy was 13.48 (moderate) while after therapy was 7.88 (normal). The bivariate test results obtained p value 0,000.Conclusions: Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) can overcome the anxiety of pregnant women in facing labor.Suggestions: It is hoped that this therapy can be applied in the practice of midwifery to care for pregnant women, especially pregnant women who experience trauma or have anxiety in their pregnancy. Keywords: anxiety, pregnant women, spiritual emotional freedom technique. ABSTRAK Latar Belakang: Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu maupun janin. Ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan disebabkan karena ibu takut dioperasi, takut akan mengeluarkan biaya yang banyak, takut tidak bisa merawat bayinya dengan baik, takut bayinya meninggal, takut kesakitan saat persalinan. Salah satu teknik untuk menghadapi kecemasan adalah denga terapi SEFT.Tujuan: Mengetahui pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap kecemasan dalam menghadapi persalinan.Metodologi penelitian: Penelitian ini merupakan quasi-experimental dengan rancangan pre and post test with control group design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 ibu hamil trimester III. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS 42. Hasil uji normalitas data berdistribusi normal sehingga dianalisis data menggunakan uji paired t-test.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata kecemasan ibu sebelum terapi 13,48 (Sedang) sedangkan sesudah terapi menjadi 7,88 (normal). Hasil uji bivariate didapatkan p value 0,000.Kesimpulan: Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) mampu mengatasi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan.Saran: Diharapkan terapi ini dapat diaplikasikan dalam praktik kebidanan perawatan ibu hamil khususnya ibu hamil yang mengalami trauma atau mempunyai kecemasan dalam kehamilannya. Kata kunci: Kecemasan, ibu hamil, Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 11-23
Author(s):  
Suyani S

Pendahuluan. Nyeri punggung pada ibu hamil bisa disebabkan karena perubahan hormonal yang menimbulkan perubahan pada jaringan lunak penyangga dan penghubung sehingga menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot. Sekitar 50-72% dari ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilanya. Rumusan masalah pada penelitian ini adakah pengaruh kinesio tapping terhadap nyeri punggung pada ibu hamil. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kinesio tapping terhadap intensitas nyeri punggung pda ibu hamil trimester III di Puskesmas Gamping I Yogyakarta. Metode. Metode penelitian menggunakan Quasi Experimental dengan desain penelitian non equievalent pre dan post test control group design secara kuantitatif dilakukan pada 30 responden yang merupakan ibu hamil trimester III di Puskesmas Gamping I Yogyakarta serta dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 15 responden kelompok perlakuan dan 15 responden kelompok kontrol. Hasil. Hasil analisis uji T didapatkan nilai p value 0,047< 0,05 sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan kinesio tapping terhadap intensitas nyeri punggung pada ibu hamil trimsester III di Puskesmas Gamping I Yogyakarta. Kesimpulan. Hendaknya penelitian ini dapat dijadikan suatu intervensi non farmakologi untuk melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil trimester III dengan nyeri punggung.   Kata Kunci: kehamilan, kinesio tapping, nyeri punggung


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 095-106
Author(s):  
Muhammad Saleh Nuwa ◽  
Stefanus Mendes Kiik

Latar Belakang : Kemoterapi  membuat pasien yang didiagnosa menderita kanker memiliki perasaan gelisah, cemas dan takut akan bayang-bayang kematian yang menghantui setiap saat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Spiritual Guided imagery and music (SGIM) terhadap kecemasan pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Metode : Jenis Penelitiani ini adalah  Quasi experimental dengan rancangan one group pre and post test with control group design. Penelitian  dilaksanakan diruangan kemoterapi pada 30 pasien yang mendapatkan terapi SGIM dan 30 sebagai kelompok kontrol.  Skore kecemasan  diukur sebanyak 3 kali yaitu 1 hari  dan 30 menit sebelum kemoterapi serta 1 hari setelah kemoterapi. Kecemasan diukur menggunakaan skala HARS. Data dianalsisi dengan uji GLM repeated mesure dengan bantun SPSS 21. Hasil : sebanyak   73,3 % dan  26,7 pasien memiliki kecemasan berat dan sedang  saat pre test    menjadi kecemasan  sedang (56,7%) dan kecemasan ringan   (43,3%) pada pengukuran 30 menit sebelum kemoterapi dan pada akhir pengukuran berada pada kecemasan ringan (63,4 %) dan tidak ada kecemasan (33,3 %) dan  sisanya 3,3 % masih mengalami kecemasan berat pada kelompok SGIM.  Analisis uji GLM repeated measure post hock banferoni diketahui p value = 0,001, dengan nilai r square =0,29. Hal ini menunjukan ada pengaruh SGIM terhadap penurunan kecemasan pasien kanker yang menjalani kemoterapi dengan besar sumbangan   pengaruh sebesar 29% sisanya dipengaruhi variabel yang lain. Kesimpulan : Pemberian Terapi SGIM menurunkan  kecemasan pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Rekomendasi penelitian adalah SGIM dapat diaplikasikan sebagai salah satu terapi  komplementer dalam pemberian intervensi keperawatan di rumah sakit untuk menurunkan kecemaasan  pasien terutama pada saat pertama kali melakukan kemoterapi. Background : Chemotherapy make patients who diagnosed with cancer have feelings of aneasy, anxiety and fear of the shadows of death that haunts every time. The aim of this study was to investigate the effect of Spiritual Guided imagery and music (SGIM) on the anxiety of cancer patients undergoing chemotherapy. Method : This is a Quasi experimental research study with one group pre and post test design with control group design. The study was conducted in a chemotherapy room in 30 patients who received SGIM therapy and 30 as a control group. Anxiety scores  were measured 3 times: 1 day and 30 minutes before chemotherapy and 1 day after chemotherapy. Anxiety is measured using the Hamilton Anciety Rating Scale (HARS). Data were analyzed by GLM repeated mesure  test with SPSS 21. Results : as many as 73.3% and 26.7 patients had severe and moderate anxiety during the pre test becoming moderate anxiety (56.7%) and mild anxiety (43.3%) at the measurement 30 minutes before chemotherapy and at the end of the measurement had mild anxiety (63.4%) and (33,3 %) had no anxiety, and the rest  3.3% still have experience  of severe anxiety in the SGIM group. The Analysis of  GLM repeated measure test with   post hock banferoni known p value = 0.001, with the  r sguare value = 0.29. This shows that there is an effect of SGIM on anxiety reduction of cancer patients during chemotherapy with  a contribution of 29% ,and the rest are affected by  other variables. Conclusion :  SGIM Therapy reduces anxiety of cancer patients undergoing chemotherapy. The research recommendation is that SGIM can be applied as one of the complementary therapies in providing nursing interventions in hospitals to reduce patient anxiety, especially at the  first time undergoing chemotherapy


Author(s):  
Nur Eni Lestari ◽  
Yeni Koto

Introduction: Bullying is still a problem and continues to increase especially in school-aged children. If cases of bullying do not get any immediate treatment, it will cause various problems from psychological, psychosomatic, social, academic issues, and even present a risk of suicide. The purpose of this study was to determine the effectiveness of bullying curriculum for prevention and management of bullying in school-aged children. Methods: The study used a quantitative study method with a quasi-experimental of pre and post-test without control group design. The population of this study was students of grade-five in one of primary school in Jakarta. The samples of this study used total sampling consisting of 30 respondents. The instrument of this study used the instrument of bullying that was modified by the researchers and has passed the validity and reliability test. The analysis of this study used McNemar test. Results: The result of this study shows that there were bullying incidents occurred for as much as 100% before the intervention and as much as 60% after the intervention. The result of bivariate test of this study shows the value of p=0.000. Conclusions: The implementation of curriculum of bullying is effective for prevention and management of bullying in school-aged children.


1970 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Endang Triyanto ◽  
Rahmi Setiyani ◽  
Rahmawati Wulansari

Periode pubertas merupakan masa kritis bagi remaja. Perubahan akibat pubertas sering menimbulkan berbagai perilaku maladaptive seperti membolos, membangkang, dan tawuran. Keluarga sebagai lingkungan utama remaja memegang peranan penting dalam membentuk perilaku remaja. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh optimalisasi dukungan keluarga terhadap perilaku adaptif pada usia pubertas. Desain quasi experimentaldengan pendekatan pre-post test without control group design. Responden dipilih secara purposive samplingdi Rempoah Baturaden. Perilaku adaptif remaja meningkat dari 60% menjadi 97% setelah diberikan perlakuan dukungan keluarga. Kesulitan orang tua dalam memberikan dukungan adalah ketika mengarahkan untuk belajar, menjalin komunikasi terbuka, dan menghadapi emosi remaja. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh optimalisasi dukungan keluarga yang signifikan terhadap peningkatan perilaku adaptif remaja (p value0.001). Orang tua hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan untuk melaksanakan dukungan keluarga kepada anak remaja.Kata kunci:Dukungan, keluarga, perilaku, pubertas, remaja Abstract The period of puberty is a critical period for adolescents. The consequence of changing puberty is often arise a dis-adaptif behaviour such as a shirker, protester, gang fighter. Family as the primary environment teenager plays an important role in shaping adolescent behavior. The research objective was to identify the influence of family support for adaptive behavior of adolescent puberty. Quasi-experimental design approach without pre-posttest control group design was applied. Respondents was selected by purposive sampling in Baturaden. Adaptive behavior that increased from 60% to 97% after optimization family support. Difficulties of parents in providing family support when directed to learn, to establish open communication, and teenagers emotional. There is the influence of family support optimization significantly to the increase of adaptive behavior adolescents with p value of 0.001. Parents should always increase their knowledge to implement family support to teenagers.Key words: Behavior, family, puberty, support, teenagers


Author(s):  
Dewi Wijayanti

Education is one of the basic factors that can condition a person to be able to improve their abilities, knowledge, skills and attitude. The process of understanding patients with diabetes mellitus can occur through health education, by providing information, so there will be an awareness of individuals to behave in accordance with the knowledge they have. This study aims to analyze the effect of foot gymnastics education on self care in patients with diabetes mellitus at Panembahan Senopati Hospital, Yogyakarta. This quasi-experimental study used pre-test and post-test with control group design. The results showed that foot gymnastics education affected self care in patients with diabetes mellitus, with a p-value = 0.000. Keywords: diabetes mellitus; foot gymnastics education; self care ABSTRAK Edukasi merupakan salah satu faktor dasar yang dapat mengkondisikan seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan sikap diri. Proses pemahaman pasien diabetes mellitus dapat terjadi melalui pendidikan kesehatan, dengan memberikan informasi, sehingga akan timbul kesadaran pada individu untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh edukasi senam kaki terhadap self care pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Panembahan Senopati, Yogyakarta. Penelitian eksperiment kuasi ini menggunakan pre-test and post-test with control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi senam kaki berpengaruh terhadap self care pada pasien diabetes mellitus, dengan p-value = 0,000. Kata kunci: diabetes mellitus; edukasi senam kaki; self care


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Dwi Heppy Rahcmawati ◽  
Betie Febriana

AbstrakProses hidup lansia telah menghadapi berbagai masalah yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologi lansia. Studi terdahulu menemukan bahwa konsep diri dan makna hidup merupakan hal yang paling terpengaruh pada usia lanjut. Jika tidak diatasi, hal ini akan memicu depresi pada lansia. Oleh karena itu, dibutuhkan terapi untuk meningkatkan konsep diri dan kemampuan memaknai hidup lansia. Penelitian ini bertujuan melihat efektifitas logoterapi terhadap peningkatan konsep diri dan kemampuan memaknai hidup lansia di panti. Desain pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan Quasi Experimental Pre-Post Test Without Control Group Design. Jumlah sampel sebanyak 30 responden dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan secara bermakna pada konsep diri (nilai p= 0,000) dan makna hidup (nilai p=0,000) lansia sebelum dan sesudah terapi. Logoterapi merupakan salah satu intervensi yang dapat digunakan pada lansia atau masalah psikososial. Pemberian logoterapi pada lansia berdampak pada peningkatan harga diri lansia dari rendah ke tinggi yaitu sebesar 22 responden artinya73% terjadi peningkatan harga diri-konsep diri dan ini merupakan angka yang cukup tinggi dan bermakna. Kesimpulan logoterapi efektif untuk meningkatkan konsep diri dan makna hidup lansia di Panti Pelayanan lansia di Panti pelayanan sosial pucang gading Semarang. Kata kunci: konsep diri, makna hidup, logoterapi, lansia AbstractThe effectiveness of logotherapy on improving self-concept and the ability to interpret the life of the elderly. The life process of the elderly has faced various problems that can affect the psychological development of the elderly. Previous studies have found that self-concept and the meaning of life are the most affected in old age. If not overcome, this will trigger depression in the elderly. Therefore, therapy is needed to improve self-concept and the ability to interpret the life of the elderly. This study aims to see the effectiveness of logotherapy on improving self-concept and the ability to interpret the life of the elderly in the institution. The design in this study is quantitative with Quasi Experimental Pre-Post Test Without Control Group Design. The number of samples was 30 respondents with simple random sampling technique. The results of this study indicate that there are significant differences in self-concept (p value = 0,000) and the meaning of life (p value = 0,000) the elderly before and after therapy. Logotherapy is one intervention that can be used in the elderly or psychosocial problems. The provision of logotherapy in the elderly has an impact on increasing the self-esteem of the elderly from low to high, which is 22 respondents, meaning that 73% of the increase in the price of self-concept is self and this is a fairly high and meaningful number. Conclusion Effective logotherapy to improve self-concept and the meaning of elderly life in Panti Elderly services at the social service center of Semarang ivory. Keywords: self-concept, meaning of life, logotherapy, elderly


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 106-111
Author(s):  
Trisna Vitaliati

Deteksi dini berkaitan dengan klasifikasi atau kegiatan untuk mendapatkan informasi mengenai ibu hamil sangat membantu persiapan pengendalian resiko terjadinya komplikasi kehamilan. Walaupun timbulnya pre-eklamsi tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan melakukan deteksi dini. Ketidakpatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan dapat menyebabkan tidak dapat diketahuinya berbagai komplikasi kehamilan sehingga tidak segera diatasi, sehingga diperlukan strategi promosi kesehatan dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah ibu primigravida. Hal ini memungkinkan masyarakat dan petugas kesehatan untuk melakukan perawatan yang memadai dan berhasil menurunkan kematian ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis pemberdayaan ibu primigravida untuk deteksi dini pre-eklamsi di Kabupaten Jember. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan rancangan Pre-Post Test Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini diambil secara probability/ random dengan teknik cluster random sampling. Analisa dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan skor rerata perubahan perilaku pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Pada hasil uji Mann Whitney didapatkan nilai p-value<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa program pemberdayaan ibu primigravida berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan perilaku dalam melakukan deteksi dini pre eklamsi. Program pemberdayaan ibu primigravida efektif meningkatkan perilaku deteksi dini pre eklamsia sehingga program ini disarankan dapat diterapkan pada ibu hamil sebagai bagian dari program kesehatan ibu dan anak.


Sebatik ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 405-410
Author(s):  
M Ardan ◽  
Zulkifli Umar ◽  
Abd Kadir ◽  
Dwi Ryan Ariestantia

Di Indonesia, 50-70% wanita mengalami sindrom yang berkembang menjadi depresi postpartum dengan variasi sekitar 5% sampai lebih dari 25% setelah melahirkan. Depresi postpartum adalah suatu keadaan seorang ibu merasa sedih, bersalah, dan bentuk depresi umum lainnya dalam waktu lama setelah melahirkan, hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan ibu untuk merawat dirinya dan bayinya, sehingga diperlukan upaya intervensi oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu postpartum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas intervensi Spiritual Management of Relaxation Therapy (SMARTER) dalam upaya pencegahan depresi ibu nifas. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi-experimental pre-test post-test with control group design yang dibagi menjadi 2 kelompok (17 responden pada kelompok intervensi dan 17 responden pada kelompok kontrol). Hasil uji normalitas data diperoleh data terdistribusi normal, sehingga hasil analisis menggunakan uji t berpasangan menunjukkan bahwa terjadi perbedaan tingkat depresi sebelum dan sesudah intervensi SMARTER pada kelompok intervensi (p-value-0,000) dan control (p-value 0,004), sedangkan hasil analisis menggunakan uji t tidak berpasangan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi sesudah intervensi SMARTER antara kelompok intervensi dan kontrol dengan nilai p-value 0,000. Penelitian ini juga dapat memberikan rekomendasi kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar dapat memberikan pelayanan berupa pelayanan asuhan yang komplementer.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document