scholarly journals Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Dismenorea Pada Remaja Putri Di SMAS Inshafuddin Banda Aceh

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 270
Author(s):  
Ulfa Husna Dhirah ◽  
Aris Natri Sutami

Salah satu tanda seorang perempuan telah memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Salah satu gangguan yang berhubungan dengan menstruasi yaitu dismenorea. Dismenorea adalah nyeri pada bagian perut, kram, dan sakit punggung bawah sbelum dan selama menstruasi. Di SMAS Inshafuddin Banda Aceh terdapat 37 siswi yang mengalami dismenorea. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan intensitas dismenorea. Rancangan penelitian ini adalah Quasi-Eksperiment dengan desain One- Group Pre-Post   Test Design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 37 responden. Alat yang digunakan adalah wong baker face pain Rating Scale untuk mengetahui intensitas nyeri. Analisa yang digunakan adalah wilcoxon karena hasil sebaran data berdistribusi tidak normal dengan hasil p = 0,000, dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Nialai rata-rata dismenorea sebelum diberikan kompres hangat adalah 4,70 dan nilai rata-rata setelah pemberian kompres hangat adalah 0,70. Terdapat Penurunan intensitas dismenorea diperoleh nilai p = 0,000(< α 0,05). Ada pengaruh kompres hangat terhadap penurunan intensitas dismenorea. Diharapkan bagi institusi pendidikan Universitas Ubudiyah Indonesia dapat dijadikan sebagai bahan untuk kegiatan proses pembelajaran tentang terapi kompres hangat untuk menurunkan intensitas dismenorea.Kata kunci : Dismenorea, Kompres hangat, Remaja Putri.

2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 47-54
Author(s):  
Yumnun Nisak ◽  
Harnanik Nawangsari ◽  
Agustina Maunaturrohmah

Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi. Keluhan yang sering muncul pada saat menstruasi adalah nyeri haid (dismenore). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh abdominal stretching terhadap intensitas nyeri haid pada remaja putri di SMK kesehatan BIM Jombang. Desain penelitian ini menggunakan Pra experimental One Group Pra Test – Post Test Design. Populasi penelitian ini adalah semua remaja putri yang mengalami nyeri haid (dismenore) dengan jumlah sampel sebanyak 56 responden dengan teknik sampling cluster random sampling. Variabel independen latihan abdominal stretching dan variabel dependen intensitas nyeri haid pada remaja putri. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument Numeric Pain Rating Scale (NRS ) sebelum dan sesudah pemberian latihan abdominal stretching. Pengolahan data dengan editing, koding, skoring, tabulating dan analisis dengan menggunakan Uji Wilcoxon dengan tingkat kesalahan alpha 0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikan latihan abdominal stretching hampir setengah responden mengalami nyeri sedang sebanyak 23 responden (41%) dan sesudah diberikan latihan abdominal stretching hampir setengah responden mengalami tidak nyeri sebanyak 24 responden (43%). Hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga H1 diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh latihan abdominal stretching terhadap intensitas nyeri haid pada remaja putri.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Evelin Malinti ◽  
Febri A Nabuasa

CRYOTHERAPY DAN INTENSITAS NYERI PADA INJEKSI INTRAKUTAN Abstrak Cryotherapy merupakan aplikasi terapi suhu rendah atau dingin yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti mengurangi pembengkakan pada trauma, peradangan dan mengurangi nyeri. Cryotherapy juga telah digunakan untuk menangani nyeri pada prosedur penyuntikan seperti penyuntikan subkutan dan intravena. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan efek dari cryotherapy kering dan basah pada intensitas nyeri injeksi intrakutan. Metode: yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi ekperimen dengan post-test design. Pemilihan sample menggunakan teknik purposive sampling untuk memperoleh total 54 responden yang dibagi kedalam dua kelompok. Penelitian ini membandingkan intensitas nyeri kedua kelompok menggunakan numerical pain rating scale. Masing-masing kelompok mendapatkan aplikasi cryotherapy pada area penyuntikan selama 5 menit sebelum dilakukan injeksi intrakutan. Kelompok I diberikan aplikasi cryotherapy dalam bentuk es batu dalam plastik es yang dibungkus kantong kain. Kelompok II diberikan aplikasi washlap yang telah dicelupkan dalam air es. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata intensitas nyeri pada kelompok I berada pada kategori nyeri sedang, dan kelompok II berada pada kategori nyeri berat terkontrol. Uji t-independen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada intensitas nyeri diantara kedua kelompok (p<0.05). Dengan demikian aplikasi cryotherapy dengan es batu selama 5 menit lebih efektif mengurangi intensitas nyeri pada injeksi intrakutan. Aplikasi cryotherapy dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri pada injeksi intrakutan. CRYOTHERAPY AND PAIN INTENSITY ON INTRACUTANEOUS INJECTION  Abstract Cryotherapy is an application of low or cold temperature therapy that is used for various purposes such as reducing swelling in trauma, inflammation and reducing pain. Cryotherapy has also been used to treat pain in injection procedures such as subcutaneous and intravenous injections. In particular, this study aimed to evaluate the differences in the effects of dry and wet cryotherapy on the pain intensity of intracutaneous injection. The method used in this study is quasi experiment with post-test design. The sample selection uses a purposive sampling technique to obtain a total of 54 respondents divided into two groups. This study compared the intensity of pain between the two groups using the numerical pain rating scale. Each group received an application of cryotherapy in the injection area for 5 minutes before intracutaneous injection. Group I was given the application of cryotherapy in the form of ice cubes in ice plastic wrapped in a cloth bag. Group II was given the washlap application which had been dipped in ice water. The results showed that the average pain intensity in group I was in the moderate pain category, and group II was in the category of heavily controlled pain. Independent t-test showed that there were significant differences in pain intensity between the two groups (p <0.05). Thus the application of cryotherapy with ice cube for 5 minutes is more effective in reducing pain intensity in intracutaneous injection. The application of cryotherapy can be done to reduce pain in intracutaneous injection.  


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Zeny Fatmawati ◽  
Elis Fatmawati

ABSTRAKDismenorea merupakan rasa nyeri pada daerah perut bagian bawah sampai kepanggul, yang disebabkan oleh produksi zat kimia yang bernama prostaglandin yang dinyatakan dapat meningkatkan nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Jus remakuda terhadap penurunan Intensitas dismenore pada remaja putri. Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen one group pre test post test design Populasi adalah semua siswi SMPN 1 Tembelang, Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel  60 remaja putri SMPN 1 Tembelang Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01-30 September 2021 di SMPN I Tembelang Kabupaten Jombang. lembar observasi skala nyeri Numeric Ratting Scale (NRS) dan Wong Baker Pain Rating Scale untuk mengukur intensitas dimenore, data di analisa menggunakan uji WilcoxonHasil : Setelah di berikan pemberian jus Remakuda selama 5 hari pada remaja putri yang sedang menstruasi dan mengalami dismenore di dapatkan  nilai Z :-7.103 dan p: 0.000  Jus Remakuda berpengaruh terhadap Penurunan Intensitas Dismenore pada remaja putri, Kata Kunci: jus remakuda; dismenore; remaja ABSTRACT Dysmenorrhea is pain in the lower abdomen to the pelvis, which is caused by the production of a chemical called prostaglandin which is stated to increase pain. The research design was a pre-experimental one group pre-test post-test design. The population was all students of State Junior High School 1 of  Tembelang. The sampling technique used in this study was purposive sampling with a sample of 60 young women at State Junior High School 1 of  Tembelang. The study was conducted on 01-30 September 2021. at SMPN I Tembelang, Jombang Regency. This research instrument used an observation sheet for the Numeric Rating Scale (NRS) pain scale and the Wong Baker Pain Rating Scale to measure the intensity of dysmenorrhea, the data were analyzed using the Wilcoxon test. After being given Remakuda juice for 5 days, young women who are menstruating and experiencing dysmenorrhea get Z value: -7.103 and p: 0.000 Remakuda juice has an effect on reducing the intensity of dysmenorrhea in adolescent girls. Keyword : remakuda juice; dysmenorrhea; adolescents


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 75-85
Author(s):  
Ika Subekti Wulandari ◽  
Endar Setyaningsih ◽  
Anissa Cindy Nurul Afni

Pada masa perawatan di rumah sakit, anak prasekolah dapat mengalami hospitalisasiakibat adanya tindakan invasif seperti pemasangan infus. Pemasangan infus merupakantindakan yang sering menimbulkan nyeri pada anak. Diperlukan terapi nonfarmakologidengan teknik distraksi bercerita agar anak bisa lebih kooperatif dalam pemasangan infus.Storytelling dengan boneka tangan dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres dan kecemasandalam mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh metode storrytelling dengan boneka jari terhadap tingkat nyerianak usia prasekolah saat pemasangan infus di rawat inap Puskesmas Weru. Penelitian iniadalah quasi eksperimental design dengan rancangan post test only design. Pengambilansampel dengan incidental sampling sejumlah 19 anak kelompok perlakuan dan 19 anakkelompok kontrol. Tingkat nyeri diukur dengan wong-baker faces pain rating scale. Analisisdata menggunakan uji mann withney. Hasil uji analisis mann withney didapatkan nilai pvalue 0,000 artinya ada perbedaan tingkat nyeri antara kelompok perlakuan dan kelompokkontrol. Kesimpulannya adalah ada pengaruh memberikan perlakuan strorytelling denganboneka jari terhadap tingkat nyeri anak usia prasekolah saat pemasangan infus. Bagiperawat atau tenaga kesehatan lainnya diharapkan untuk melakukan teknik distraksibercerita sebagai terapi nonfarmakologi saat melakukan tindakan invasif agar tingkat nyerianak lebih rendah atau berkurang.


2020 ◽  
Vol 11 (SPL4) ◽  
pp. 66-69
Author(s):  
Mary Minolin T ◽  
Sivasakthi S ◽  
Subha E ◽  
Suganthi S

Dysmenorrhea or agonising uterine cycle is one of the most common significant reasons for school non-attendance among young girls since it influences their scholarly presentation, school and sports exercises. Dysmenorrhea is the most well-known gynaecologic issue among youth girls, with a predominance of 60% to 93%. The examination planned for evaluating the adequacy of Billig's exercise in diminishing dysmenorrhea among young girls. A quantitative methodology with the quasi-experimental design was embraced for the investigation. Sixty young girls with age between 12-17 years were enlisted by convenient sampling. The pain was surveyed by Numerical pain rating scale from both study and control gathering, After the pretest, Billig's exercise was given to the study group on the day preceding period, day one and day two of uterine cycle, 5 — multiple times for 20 minutes every day. Following one month on next uterine cycle, Post-test was done to evaluate the degree of dysmenorrhoea among the two gatherings by utilizing the same numerical pain rating scale. The mean score of post-test pain level was 1.2 in the study group, and 2 in the control group and the determined 't' esteem was 5.03. This infers that there was a more critical distinction in the menstrual agony level after taking Billig's exercise among young girls of exploratory gathering. This examination unmistakably expresses that there is a critical impact of Billig's exercise in a decrease of agony during the monthly cycle among young girls.


2015 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 36-43
Author(s):  
Hesti Wahyuni ◽  
Setyawati Setyawati ◽  
Iin Inayah

ABSTRAK Pendahuluan: Sirkumsisi merupakan tindakan yang memerlukan persiapan, salah satunya tindakan anestesi. Selama sirkumsisi, rasa nyeri akan dirasakan hanya pada saat penyuntikan anestesi. Perawat sering kesulitan melakukan prosedur penyuntikan anestesi sirkumsisi karena anak sering menolak dilakukan tindakan keperawatan yang akan menimbulkan rasa nyeri. Salah satu manajemen non farmakologi untuk menurunkan nyeri pada anak adalah terapi slow deep breathing sambil bermain meniup baling-baling. Tujuan: mengidentifikasi pengaruh terapi slow deep breathing dengan bermain meniup baling-baling terhadap intensitas nyeri pada anak yang dilakukan penyuntikan anestesi sirkumsisi. Metode: Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan control group post test. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak yang dilakukan penyuntikan anestesi sirkumsisi di Klinik Khitan Kencana Medika. Sampel yang digunakan berjumlah 36 anak, 18 anak kelompok intervensi dan 18 anak kelompok kontrol. Respon nyeri diukur menggunakan Faces Pain Rating Scale. Hasil: penelitian dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan  ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol dengan p-value < 0,001 dan nilai signifikansi alpha £ 0,05. Kesimpulan penelitian ada pengaruh terapi slow deep breathing dengan bermain meniup baling-baling terhadap intensitas nyeri pada anak yang dilakukan penyuntikan anestesi sirkumsisi.   Kata kunci: anak, nyeri, penyuntikan anestesi sirkumsisi, slow deep breathing   ABSTRACT Introduction: Circumcision is treatment which needed preparation, one of them is anesthesia treatment. As long as circumcision treatment, pain will be feel only at the time anesthesia circumcision injection. Nurses often have difficult to make action procedure of anesthesia circumcision injection because children often refuse to procedures which will occurs pain feeling. One of non pharmacology managements to reduce pain on children by giving children breath is playing with a blow vane. Objective: The purpose of study to identify the effect of slow deep breathing therapy by playing with a blow vane to pain intensity on children with anesthesia circumcision injection. Methods: This study used a quasi experimental design by control group post test. Populations were all children who had been performed anesthesia circumcision injection in Kencana Medika Circumcision Clinic. Used 36 samples consist of 18 samples were in intervention and control group. Pain response was measured by Faces Pain Rating Scale. Result: The results were analyzed using the Mann-Whitney showed there are significant differencebetweenthe interventionandcontrolgroups with ap-value of0.000 and α £ 0.05. The conclusioniseffect of slow deep breathing theraphy by playing with a blow vane to pain intensity on children with anesthesia circumcision injection. Keywords: anesthesia circumcision injection, children, pain, slow deep breathing Full printable version: PDF


Author(s):  
Rosalina Setianto

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha. Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim dan servik serta adanya ischemia otot rahim. Beberapa pengelolaan nyeri persalinan secara farmakologis sebagian besar merupakan tindakan medis. Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulangi rasa nyeri adalah dengan massage effleurage yang merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Studi yang dilakukan oleh National Birthday Trust terhadap 1000 wanita menunjukan 90% wanita merasakan manfaat relaksasi dan untuk mengetahui pengaruh massage effleurage terhadap pengurangan rasa nyeri pada persalinan Kala I Fase Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Kemalang. Metode penelitian adalah quasi eksperimental dengan pre and post test without control group desain. Sampel penelitian sebanyak 30 responden yang diambil dengan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan kuesioner skala nyeri Numerical Rating Scale (NRS) Masaage Effleurage dan Wong – Baker FACES Pain Rating Scale. Analisis data menggunakan uji paired t-test. Skala nyeri pretest adalah sedang sebanyak 22 orang (73,3%) dengan rata-rata sebesar 5,50 sedangkan post test adalah sedang sebanyak 20 orang (66,7%) dengan rata-rata sebesar 4,60. P value sebesar 0,001 (p < 0,05). Ada Pengaruh massage effleurage terhadap pengurangan rasa nyeri pada persalinan Kala I Fase Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Kemalang.


2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 82
Author(s):  
Rika Kartika ◽  
Yusi Sofiyah ◽  
Iyep Dede Supriyatna

AbstrakHospitalize merupakan suatu keadaan yang mengharuskan anak untuk tinggal dan dirawat di rumah sakit untuk menjalani pengobatan. Pemberian terapi pada anak salah satunya dengan melakukan tindakan invasif dapat menimbulkan nyeri pada anak. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh metode cerita menggunakan boneka tangan terhadap skala nyeri pada anak usia prasekolah saat dilakukan  tindakan. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain preeksperimental (posttest only control design), sampel dalam penelitian responden yang dilakukan tindakan invasif. jumlah responden 13 orang kelompok kontrol dan intervensi dengan teknik Simple random sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan lembar observasi skala nyeri Wong Baker Face Pain Rating Scale. Analisis yang digunakan yaitu uji Mann-Whitney U tes, terdapat pengaruh yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p-value 0,002; α = 0,005). Terapi tersebut merupakan teknik distraksi yang mudah dilakukan sehingga diharapkan rumah sakit dapat menerapkannya. Kata Kunci : Boneka tangan, Metode cerita, Prasekolah, Skala nyeri, Tindakan invasif.Daftar acuan: 20 buku  Abstract      Hospitalization is a condition that requires a child to stay and be admitted in hospital for get a treatment or therapy. There for childrens are doing an invasive procedure like that can raise the pain. The purpose of this research is to identification an effect of story using hands puppet in pain scale towards pre school age. Type of this research is quantitative with a pre-experimental as a research design (post test only control design). The sample of this research is a respondent who do the invasive procedure and not in a bad condition with 13 responden control and intervention group by using simple random sampling. Data collection was done using pain scale observation sheet or Wong Baker Face Pain Rating Scale. This research used analysis Mann – Whitney U test.  The result of this research showed there was a significant effect between the control group and the group intervention was seen in this result (p-value 0,002;α = 0,005). Therapy is an easy distraction technique, so the hospital can supposed to apply this intervention.Keyword : Hands puppet, The story, Preschool,  Pain scale, Invasif action, References: 20 book 


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 164-170
Author(s):  
Dewi Nurlaela Sari ◽  
Aay Rumhaeni

ABSTRAK Sectio caesarea merupakan tindakan alternatif dalam proses persalinan untuk menyelamatkan ibu dan janin. Ibu Bersalin dengan operasi sectio caesarea dilakukan pembedahan pada dinding abdomen dan dinding rahim. Dampak yang paling sering muncul dirasakan oleh postpartum dengan post operasi sectio caesarea adalah  nyeri. Nyeri akan berdampak pada bounding attachment terganggu, mobilisasi terbatas, Activity Daily Living (ADL) terganggu serta berpengaruh  terhadap Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Asuhan yang diberikan terbatas pada terapi farmakologi dibandingkan  non farmakologi. Foot massage adalah salah satu terapi non farmakologi yang dapat membantu menutup gerbang di posterior horns dari sumsum tulang belakang dan memblokir bagian dari nyeri ke sistem saraf pusat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di RS AMC. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pre test post test design. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 27 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS) dan prosedur kerja foot massage. Responden dilakukan foot massage selama 20 menit selama 2 hari. Data di analisis dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah klien post operasi sectio caesarea berada di skala nyeri 6 sebelum dilakukan foot massage dan hampir setengah memiliki skala nyeri 3 sesudah dilakukan foot massage dan didapatkan nilai p value = 0.000, sehingga disimpulkan ada pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea. Diharapkan rumah sakit dapat menjadikan foot massage sebagai salah satu alternatif manajemen non farmakologi dalam penanganan nyeri.   Kata kunci: Foot Massage; Post Partum; Nyeri; Sectio Caesarea      


2019 ◽  
Vol 20 (4) ◽  
pp. 472.e1-472.e12 ◽  
Author(s):  
Victoria J. Madden ◽  
Peter R. Kamerman ◽  
Valeria Bellan ◽  
Mark J. Catley ◽  
Leslie N. Russek ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document