scholarly journals Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Perawat tentang Triage di IGD Dimasa Pandemi Covid-19

2021 ◽  
Vol 8 (03) ◽  
pp. 238-243
Author(s):  
Siska Evi Martina ◽  
Galih Satria ◽  
Donal Nababan ◽  
Rumondang Gultom

Banyaknya pasien yang datang di IGD membuat perawat harus memilah pasien dengan cepat dan tepat sesuai prioritas. Hal tersebut memerlukan pengetahuan dan sikap dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat tentang triage. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di IGD RSUD Dr. H Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi, RSUD Rantau Prapat, dan RSUD Tuan Rondahaim Simalungun dari bulan Januari sampai Agustus 2020. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 46 perawat yang bertugas di IGD RSUD Dr. H Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi, RSUD Rantau Prapat, dan RSUD Tuan Rondahaim Simalungun yang diambil secara total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan korelasi spearman rank pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis univariat menunjukkan mayoritas perawat memiliki pengetahuan tentang triase yang cukup (48%) dan mayoritas perawat bersikap positif (77%). Hasil analisis statistik spearman rank memperoleh nilai koefisien korelasi spearman sebesar 0,753 dengan ρ-value 0,000 < 0,05, sehingga Ha diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat tentang triase di RSUD Dr. H Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi, RSUD Rantau Prapat, dan RSUD Tuan Rondahaim Simalungun.

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 588
Author(s):  
Etlida Wati ◽  
Ulva Arini

<p>Documentation is an activity of recording, reporting or recording an event and activities carried out in the form of providing services that are considered important and valuable. One factor that can influence documentation is the nurse's workload. The purpose of this study is to identify the relationship between nurses' workload and the application of documentation in the Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara. This  research is quantitative with a cross sectional approach descriptive correlation design. Samples were taken with a total sampling of 65 nurses. Instruments to measure documentation using observation sheets. While the nurse workload instrument uses a questionnaire sheet. The analysis technique uses Spearman Rank correlation. Based on the research results of the workload of a nurse in the hospital room , most of them are in the weight category, as many as 46 respondents (70.8%). Application of nursing care documentation in the hospital room Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara, most of them are respondents in the incomplete category as many as 63 respondents (96.9%). There is a significant relationship between nurse workload with the application of documentation, this is evidenced by the results of the Spearman Rank correlation bivariate analysis, which is r = 0.688 with p = 0.000 &lt;0.05. It is hoped that management will motivate nurses to complete the documentation of nursing care</p>


2020 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 469-479
Author(s):  
Esta Pandiangan ◽  
Imanuel Sri Mei Wulandari

Latar Belakang: Sekitar 80% pasien pre operasi mengalami kecemasan yang dapat mempengaruhi perubahan tanda-tanda vital pasien, diperlukan dukungan keluarga yang optimal untuk membantu pasien mengatasi kecemasan yang dihadapi sehingga pasien mampu menjalani proses pengobatan.Tujuan: Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan yang dihadapi oleh pasien pre operasi di Rumah Sakit Advent Bandung.Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dijadwalkan menjalani operasi pada bulan maret 2020, dan terdapat 48 responden yang sesuai dengan kriteria penelitian.Hasil Penelitian: Hasil yang didapatkan adalah sebagian besar dukungan keluarga dalam kategori baik (45,8%), tingkat kecemasan pasien pre operasi sebagian besar berada pada tingkat kecemasan sedang (56,3%), uji spearman rank menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel dengan nilai p value  < 0,05, dengan keeratan hubungan kuat (0,529).Kesimpulan: Dukungan keluarga yang baik mampu mengurangi kecemasan yang dihadapi oleh pasien saat akan menjalani tindakan operasi, hal ini perlu ditingkatkan sehingga mampu mengurangi beban psikologi yang dialami oleh pasien.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 4
Author(s):  
Idah Faridah ◽  
Aria Pranatha ◽  
Aditiya Puspanegara

Profesi kesehatan pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit yang paling rentan mengalami burnout adalah perawat. Faktor individu dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya Burnout. Faktor individu salah satunya adalah self efficacy sedang faktor lingkungan disebabkan stres kerja Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Self Efficacy dan stress kerja dengan Burnout pada perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik korelasional dan rancangan cross sectional yang menggunakan 70 orang sampel perawat dan yang termasuk ke kriteria inklusi sebanyak 58 orang sampel dengan teknik Total Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory, Self Efficacy dan stres kerja. Hasil penelitian menunjukkan 55,2% responden memiliki self efficacy sedang, 70,7% responden mengalami stres kerja ringan, 81% responden mengalami burnout sedang. Berdasarkan hasil uji statistik dengan Spearman Rank diperoleh dengan p = 0,278 dan p=0,120 (p > 0,05), hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang kuat antara self-efficacy dan stres kerja dengan burnout. Dari hasil penelitian ini diharapkan para perawat mampu menghindari dan memanajemen stress agar tidak terjadi Burnout serta tetap menunjukkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas. Implikasi utuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan mempertimbangkan faktor individu, faktor lingkungan, faktor organisasi yang dapat mempengaruhi burnout. Rumah sakit dapat melakukan kegiatan untuk meningkatkan self efficacy perawat melalui pelatihan kompetensi, menurunkan stres kerja dan burnout melalui kegiatan refreshing, dan rotasi kerja.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 124
Author(s):  
Fathiya Hanisya ◽  
Dikha Ayu Kurnia

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhi sisi psikologi penderitanya. Stres merupakan salah satu akibat dari penyakit kronis. Stres memiliki dampak negatif pada penderita diabetes melitus karena menyebabkan keadaan hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan awal mula dari kerusakan fungsi kognitif, salah satunya kerusakan pada fungsi memori. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stres dengan fungsi memori. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan 85 responden penderita diabetes melitus di Kecamatan Sawangan Depok. Stres dinilai menggunakan Depression, Anxiety, Stress scale 42 khususnya pada subscale stres sebanyak 14 pernyataan. Sedangkan fungsi memori dinilai menggunakan digit span forward and backward. Uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dan fungsi memori pada penderita diabetes melitus di Kota Depok (p<0,05). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk menekankan manajemen stres dalam tatalaksana diabetes melitus dan penilaian awal tingkat stres sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pada penderita diabetes melitus. Kata kunci: stres, fungsi memori, diabetes melitus, depok AbstractDiabetes mellitus is a chronic disease that affect psychological side of individual with diabetes. Stress is one of the result of chronic disease. Stress has a negative impact on people with diabetes melitus because it causes a state of hyperglycemia. Hyperglycaemia is the beginning of cognitive function impairment, one of which is damage to memory function. This study aims was to determine the relationship between stress and memory function. The design of this study was correlative analytic with cross sectional approach, using 85 respondents with diabetes mellitus in Kecamatan Sawangan Depok. Stress was assessed using Depression, Anxiety, Stress scale 42 (DASS 42), especially on stress subscales consists of 14 statements. While the memory function was assessed using the forward and backward digit span. Bivariate analysis test using Spearman Rank test stated that there was a significant relationship between stress and memory function in people with diabetes mellitus in Depok City (p <0,05). This study recommends to health practitioners to emphasize stress management in the management of diabetes mellitus and early assessment of stress levels prior to health education in people with diabetes mellitus. Keywords: stress, memory function, diabetes mellitus, depok


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 402
Author(s):  
Iskim Luthfa ◽  
Nurul Fadhilah

<p><em>People with diabetes mellitus are at risk of developing complications, so that it affects the quality of life. These complications can be minimized through self-care management. This study aims to determine the relationship between self management with the quality of life for people with diabetes mellitus. This research is a kind of quantitative research with correlation study. This research used cross sectional design. The sampling technique uses non probability with estimation consecutive sampling. The number of respondents in this research are 118 respondents. Instrument for measuring self management used diabetes self management questionnaire (DSMQ), and instruments to measure quality of life used quality of life WHOQOL-BREEF. The data obtained were processed statistically by using spearman rank test formula and p value of 0,000 There is a significant relationship of self management with the quality of life of people with diabetes mellitus.</em></p><p> </p><p><em>Penderita </em><em>Diabetes mellitus </em><em>beresiko mengalami komplikasi yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Komplikasi tersebut dapat diminimalkan melalui manajemen perawatan diri (self management). Penelitian ini bert</em><em>ujuan </em><em>untuk</em><em> menganalisis hubungan self management dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus. </em><em>Jenis p</em><em>enelitian ini </em><em>adalah</em><em> deskriptif korelasi</em><em> dengan desain cross sectional</em><em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability </em><em>sampling </em><em>dengan pendeka</em><em>t</em><em>an consecutive sampling</em><em>.</em><em> </em><em>J</em><em>umlah </em><em>sampel sebanyak</em><em> </em><em>118 responden.</em><em> </em><em>Instrumen </em><em>penelitian </em><em>untuk mengukur self management </em><em>menggunakan</em><em> </em><em>diabetes self management questionnaire</em><em> (DSMQ), </em><em>dan instrumen untuk mengukur kualitas hidup menggunakan </em><em>quality of life </em><em>WHOQOL-BREEF.</em><em> Analisis data menggunakan spearman rank dan didapatkan hasil nilai </em><em>p value 0,000</em><em> dan r 0,394.Terdapat </em><em>hubungan </em><em>antara </em><em>self management</em><em> dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus</em><em> dengan arah korelasi positif.</em></p>


2013 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 219-228
Author(s):  
Elvira Sari Dewi ◽  
◽  
Bella Cendie Asteria ◽  
Yulian Wiji Utami

The COVID-19 pandemic has caused changes in a variety of sectors, including education. Changes in online learning methods during the COVID-19 pandemic can increase the risk of sedentary behavior in students. Sedentary behavior is one of the factors related to constipation. This study aims to determine the relationship between sedentary behavior and the incidence of constipation during the COVID-19 pandemic in students at Universitas Brawijaya. This research is correlation research with a cross-sectional approach. Sampling used total sampling with a sample of 87 students according to the inclusion and exclusion criteria. Sedentary behavior was measured using the International Physical Activity Questionnaire – Short Form (IPAQ-SF) and the incidence of constipation was measured using the Constipation Scoring System (CSS). The correlation between sedentary behavior and the incidence of constipation was statistically analyzed using the Spearman Rank test with alpha=0.05. The results show that As many as 82.8% of students at Universitas Brawijaya have sedentary behavior and 17.2% are constipated. There was a correlation between sedentary behavior and the incidence of constipation (p=0.020; r=+0,249). In conclusion, there is a relationship between sedentary behavior and the incidence of constipation during the COVID-19 pandemic in students at Universitas Brawijaya.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 155-162
Author(s):  
Nur Laily Sholihah ◽  
Inayatul Aini

Pendahuluan Metode hypnobirthing dapat dilakukan mulai masa kehamilan dapat mengurangi mual, muntah dan pusing di trimester pertama, mengatasi rasa tidak nyaman selama hamil dan sakit saat melahirkan tanpa efek samping terhadap janin. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 27 maret 2018 di Desa meweng Kecamatan Diwek jumlah ibu hamil dari bulan Januari-Maret berjumlah 35. Hasil dari wawancara 10 ibu hamil didapatkan 7 ibu hamil belum pernah mendengar tentang hypnobirthing, dan 3 ibu hamil pernah mendengar tentang hypnobirthing tetapi belum pernah melakukan hypnobirthing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan minat ibu hamil dalam mengikuti hypnobirthing di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Metode Penelitian Jenis penelitian menggunakan Analitik Correlational, rancangan penelitian menggunakan Cross Sectional, teknik penelitian menggunakan Total Sampling dengan jumlah populasi 30 dan jumlah sampel 30 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang hypnobirthing dan variabel dependen adalah minat ibu hamil dalam mengikuti hypnobirthing. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pengolahan data editing, coding, scoring dan tabulating dengan uji statistik Spermank Rank. Hasil Penelitian Hasil penelitian sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup tentang hypnobirthing (53,3%), sebagian besar mempunyai minat sedang dalam mengikuti hypnobirthing (63,3%). Uji Spearman Rank menunjukkan ρ value=0,013<α(0,05), sehingga H1 diterima. Kesimpulan Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan minat ibu hamil dalam mengikuti Hypnobirthing di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.              


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 745-457
Author(s):  
Muhammad Saputra

Latar belakang : Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Klien gangguan jiwa dicirikan dengan siklus kekambuhan yang mencapai 60-75% dari keseluruhan penderita. Kekambuhan klien masih tinggi dapat dipengaruhi faktor kesiapan keluarga dalam menerima klien gangguan jiwa.Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesiapan keluarga menerima klien dengan gangguan jiwa terhadap angka kekambuhan pada klien gangguan jiwa di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Sambang LihumMetode penelitian :  analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh keluarga (keluarga inti) klien gangguan jiwa di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum yang berjumlah 1.751 orang. Sampel sebagian dari populasi sebanyak 97 orang dengan teknik pengambilan puposive sampling. Analisis data melalui uji Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95%.Hasil penelitian Didapatkan keluarga klien gangguan jiwa sebagian besar siap dalam menerima klien gangguan jiwa sebanyak 77 orang (79,4%) dan angka kekambuhan klien gangguan jiwa sebagian besar kategori sedang sebanyak 65 orang (67%). Ada hubungan kesiapan keluarga dalam menerima klien dengan angka kekambuhan pada klien gangguan jiwa di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Provinsi Kalimantan Selatan (p value = 0,000; r = 0,744).Saran : rumah sakit hendaknya memberikan sosialisasi misalnya melalui kegiatan peningkatan home visite kepada keluarga pasien untuk meningkatkan kesiapan keluarga untuk menerima klien. Kata Kunci : Angka Kekambuhan, Kesiapan Menerima Klien.Background : Mental disorders is one of the problems of public health in Indonesia. The mental impairment client is characterized by a relapse cycle that reaches 60-75% of the sufferer. Client relapse is still high can be influenced by family readiness factor in receiving the client's mental disorders.Research objectives : PEnelitian aims to know the family readiness relationship to receive clients with a mental impairment on the number of relapse in Mental disorders in the clinic of mental illness in Sambang LihumResearch method :       cross sectional analytic. Population is the whole family (core family) of the clients of mental disorders in the polyclinic of the Sambang Lihum psychiatric hospital amounting to 1,751 people. Samples of a portion of the population of 97 people    with        puposive    samplingtechniques. Analysis of data by Test  Spearman Rank    with a trust rate of 95%.The results obtained by the family of mental disorders clients are mostly ready in receiving clients of mental disorders as much as 77 people (79.4%) and the number of mental impairment clients of most categories is currently 65 people (67%). There is a family readiness relationship in accepting clients with a number of relapse on the client's mental disorder in the clinic of health care Sambang Lihum South Kalimantan Province (P  value  = 0.000; r = 0.744).Suggestion : RHospital should provide socialization e.g. through  home visite   Improvement activities to the patient family to improve the family readiness to receive clients. Keywords: number of relapse, readiness of accepting clients


2018 ◽  
Vol 9 (02) ◽  
pp. 154
Author(s):  
Dewi Ratna Sari ◽  
Sutanta .

ABSTRAKPerawat yang bekerja di unit gawat darurat (UGD) harus memiliki sikap, ketrampilan dan kemampuan untuk mengatur kemampuan fungsional dalam berbagai kondisi. Perawat harus mampu memprioritaskan perawatan pasien atas dasar pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi perawat dalam penilaian awal. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triage, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sikap dan pengetahuan perawat dalam pelaksanaan triage di UGD RSUD Wonosari. Penelitian ini menggunakan survei analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 15 perawat yang bekerja di ruang gawat darurat, dengan metode pengambilan sampel secara total sampling. Instrumen penelitian berupa kuisioner, metode analisa data menggunakan uji spearman rank dan regresi linier berganda. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan antara sikap dengan pelaksanaan triage di UGD RSUD Wonosari, hal ini ditunjukkan dari hasil uji Spearman rank dengan nilai sig 0,354>p-value 0,05. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan triage di UGD RSUD Wonosari. Hal ini ditunjukkan dari nilai rank spearman 0,004 < p-value 0,05. Sehingga pelaksanaan triage dipengaruhi faktor lain yang tidak terangkum dalam analisis ini. Kesimpulan tidak ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan triage di UGD RSUD Wonosari. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan triage di UGD RSUD Wonosari.Kata Kunci: sikap, pengetahuan, pelaksanaan triageNURSE’S ATTITUDE AND KNOWLEDGE RELATED WITH IMPLEMENTATION OF TRIAGEABSTRACTNurses working in emergency units must have the attitude, skills and ability to organize functional abilities under various conditions. Nurses should be able to prioritize patient care on the basis of clinical decision-making where skills are important to nurses in the initial assessment. To support it requires knowledge, attitude and skills in terms of separation of types and gravity of patients in triage, so that in the handling of patients can be more optimal and directed. The purpose of this research is to know the relationship of attitude and knowledge of nurses in the implementation of triage in emergency units Wonosari Hospital. This research uses analytic correlation survey with cross sectional approach. The study population was 15 nurses working in the emergency room, with sampling method in total sampling. The research instrument is questionnaire, data analysis method using spearman rank test and multiple linear regression. The result of this research shows that there is no correlation between attitude with triage implementation in emergency units Wonosari Hospital, it is shown from Spearman rank test with sig value 0,354> p-value 0,05. There is a relationship between knowledge with triage implementation at Wonosari Hospital emergency department. It is shown from spearman rank value 0,004 <p-value 0,05. So the implementation of triage is influenced by other factors not summarized in this analysis. Conclusion there is no relation between attitude with triage implementation in Wonosari Hospital emergency department. There is a relationship between knowledge with triage implementation in emergency units Wonosari Hospital.Keywords: attitude, knowledge, implementation of triage


2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Irene Ubro

Abstract: Humans need a certain amount of energy in order to support the growth and activity. Energy can arise due to combustion derived from carbohydrates, fats and proteins in foods consumed by the body, therefore to have enough energy one should consume enough and balanced food.Nutritional status is a state of the body that is the final result of a balance between the nutrients into the body and its utilization. Adolescence (10-19 years) is a period that is often prone to nutritional problems, because in this period there is less and over nutrient intake. This study aims to determine the relationship between energy intake and Student’s Nutrition Status of  Faculty of Medical Education, University of Sam Ratulangi Manado Year 2013. This study was an observational analytic using cross - sectional approach. Results of statistical analysis using the Spearman rank test shows that, the value of the correlation coefficient (r) of - 0.234 on IMT and 0.077 on WHR and p value of < α = 0.05 on IMT and 0.514 > α = 0.05 on WHR. From the results it is concluded that there is a significant relationship between energy intake with BMI, while the relationship between energy intake with WHR there is no significant relationship. Keywords : Energy Intake, Nutritional Status    Abstrak: Manusia membutuhkan energi dalam jumlah tertentu guna untuk menunjang proses pertumbuhan dan melakukan aktifitas. Energi dapat timbul karena adanya pembakaran yang diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein dalam makanan yang di konsumsi oleh tubuh, karena itu agar energi tercukupi perlu  mengkonsumsi makanan yang cukup dan seimbang. Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.Masa remaja (10-19 tahun) merupakan masa yang sering rentan terhadap masalah gizi, dikarenakan pada masa ini terjadi asupan gizi kurang dan asupan gizi lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan energi dengan status gizi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional (potong lintang). Kesimpulan: Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji spearman rank menunjukkan bahwa, nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,234 pada IMT dan 0,077 pada WHR serta nilai p sebesar < α = 0,05 pada IMT dan 0,514 > α = 0,05 pada WHR. Dari hasil tersbut disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara asupan energi dengan IMT sedangkan hubungan antara asupan energi dengan WHR tidak terdapat hubungan yang bermakna. Kata Kunci : Asupan Energi, Status Gizi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document