scholarly journals Gambaran kebersihan gigi dan mulut pada siswa berkebutuhan khusus di SLB YPAC Manado

e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Christavia J. Motto ◽  
Christy N. Mintjelungan ◽  
Shane H.R. Ticoalu

Abstract: Oral health is an important part of the overall body health. Children with special needs are at risk or have chronic physical, developmental, behavioral, or emotional condition, therefore, they commonly require some assistance in maintaining their cleanliness, especially the oral hygiene. The indicator degree of oral hygiene in Indonesia is the status of oral hygiene degree with an average of Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S) <1.2 obtained from summing the number debris index and calculus index. This study was aimed to describe the dental and oral hygiene in students with special needs at SLB YPAC Manado. This was a descriptive study with a cross sectional design. Subjects were 36 students, aged 10-28 years, cooperative, and had letters of consent signed by their parents or proxy parents, obtained by using total sampling method. Data were analyzed manually and presented in tables, figures, and percentages, grouped based on their characteristics. The results showed that the students with special needs in SLB YPAC Manado had an average score of OHI-S of 1.3 with a total scores of Simplified Debris Index (DI-S) 0.9 and Simplified Calculus Index (CI-S) 0.4 which belonged to the moderate category.Keywords: oral hygiene, students with special needs Abstrak: Kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu bagian penting dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Anak berkebutuhan khusus (ABK) berisiko tinggi atau mempunyai kondisi kronis secara fisik, perkembangan, perilaku atau emosi sehingga memerlukan bantuan dalam menjaga kebersihan diri sendiri khususnya kebersihan gigi dan mulut. Indikator derajat kebersihan gigi dan mulut di Indonesia ialah status derajat kebersihan gigi dan mulut dengan rerata Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) <1,2 yang didapatkan dari menjumlahkan angka debris indeks dan kalkulus indeks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebersihan gigi dan mulut pada siswa berkebutuhan khusus di SLB YPAC Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Subyek penelitian sebanyak 36 siswa berusia 10-28 tahun, kooperatif, serta bersedia menjadi responden berdasarkan surat persetujuan yang ditandatangani oleh orang tua atau wali, diperoleh dengan metode total sampling. Data diolah secara manual dan ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar, dan persentase yang dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya. Hasil penelitian menunjukkan dari 36 siswa berkebutuhan khusus di SLB YPAC Manado didapatkan rerata skor OHI-S 1,3 dengan jumlah skor Debris Index Simplified (DI-S) 0,9 dan skor Calculus Index Simplified (CI-S) 0,4 yang tergolong pada status kebersihan gigi dan mulut sedang.Kata kunci: kebersihan gigi dan mulut, siswa berkebutuhan khusus

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 123-131
Author(s):  
Agno Elman Efzi ◽  
Emilda Sari

Dental and oral hygiene problem is the leading cause of daily activities disruption in children such as missing school, bad learning concentration, appetite and nutritional intake. Knowledge of dental and oral hygiene should be given at early age in family by the parents. The aim of our work was to determine relationship between parents’ knowledge and dental hygiene of the SDLB children (children with special needs). We undertook this research with analytical survey. A cross-sectional design was carried out. The sampling method was total sampling namely parents of children with special needs and the children as many as 80 people. Chi-Square test was performed to analyze the data. The results show that the knowledge of parents about dental and oral hygiene is not good (85%), while the dental and oral hygiene in children with special needs is poor (85%). Based on the Chi-Square Test, it produces a p-value of sig (2-sided) = 0.002 in the test, so it can obtain a p-value (probability value) from the test (p = 0.002 = 0.05) so that Ho is rejected. In conclusion, a relationship between parental knowledge and oral hygiene in children with special needs does exist.  


e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Sarlota Uamang ◽  
Michael A. Leman ◽  
Shane H.R. Ticoalu

Abstract: Caries is one of the dentine diseases which causes tooth cavity. In people with chewing betel habit, caries occurs due to less of oral hygiene. Chewing betel habit is inherited from generation to generation to prevent tooth decay, albeit, this habit can cause caries as an impact of chewing betel inappropriately including the frequency, duration, and number of betles consumed. This study was aimed to obtain the caries status of students from Mimika who had chewing betel habit in Manado. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Subjects were 45 students from Mimika that had chewing betel habit obtained by using total sampling method. The results showed that the average of DMF-T index of subjects was 5,9 (D/Decay 222, M/Missing 30, F/Filling 15). The majority of subjects had that habit for >5 years, 1-5 times of chewing per day, and less than 5 betels consumed per day. Conclusion: Status of caries in students of Mimika who had chewing betel habit in Manado was classified in high category.Keywords: caries status, chewing betel habit Abstrak: Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang menyebabkan kavitas pada gigi. Karies gigi pada penyirih terjadi karena kurangnya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Kebiasaan menyirih merupakan kebiasaan masyarakat peramu yang diturunkan dari generasi ke generasi untuk merawat gigi namun dapat menyebabkan karies gigi pada penyirih akibat pola menyirih yang tidak teratur seperti frekuensi menyirih, lamanya menyirih dan jumlah pinang yang dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status karies gigi pada mahasiswa asal Kabupaten Mimika yang mempunyai kebiasaan menyirih di Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Subyek penelitian berjumlah 45 mahasiswa dengan kebiasaan menyirih berasal dari Kabupaten Mimika, diperoleh dengan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukkan rerata indeks DMF-T pada subyek penelitian yaitu 5,9 dengan nilai D (Decay) 222, M (Missing)30, F (Filling) 15. Mayoritas subyek peneltian telah menyirih >5 tahun, frekuensi menyirih 1-5 kali sehari, dan jumlah pinang yang dikonsumsi sehari <5 buah. Simpulan: Status karies pada mahasiswa asal Kabupaten Mimika yang mempunyai kebiasaan menyirih di Manado tergolong kategori tinggi. Kata kunci: status karies, kebiasaan menyirih


e-GIGI ◽  
2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Randy Gopdianto ◽  
A. J. M Rattu ◽  
Ni Wayan Mariati

Abstract: Mouth is an ideal place for bacteria growth because of temperature, moisture and leftovers. Dental and oral hygiene is determined by leftovers (food debris), plaque, calculus and stains on the surface of the tooth. In an effort to maintain dental and oral hygiene, preferable given since elementary school age because that age is an ideal momentto train the child’s ability to brush teeth. The purpose of this research is to know the status of dental and oral hygiene according to the habit of brushing teeth before going to bed at night in SD Negeri 1 Malalayang. Method of this study was descriptive study with cross-sectional design. Sample was taken by giving a questionnaire to find out the behavior of brushing teeth and do the OHIS examination according to Green and Vermillion to the students of class IV, V dan VI. Result of the study showed, the majority of respondents were female 35 people (64%) and male 20 people (36%), based on age of the respondents are aged 8 years 7 people (13%), 9 years old 12 people (22%), 10 years old 25 people (45%) and 11 years old there were 11 people (20%). Based on the assement of the examination OHIS, 35 respondents has goog result (64%), 15 respondents had moderate result (27%) and 5 respondents had poor result (20%). Conclusion: Students in grade IV, V and VI have good dental and oral hygiene.Keywords: oral hygiene status, brushing teeth behaviorAbstrak: Mulut merupakan suatu tempat yang ideal bagi perkembangan bakteri karena temperatur, kelembapan dan sisa makanan. Kebersihan gigi dan mulut ditentukan oleh sisa makanan (food debris), plak, kalkulus, dan noda (stain) pada permukaan gigi. Dalam usaha menjaga kebersihan mulut sebaiknya diberikan sejak usia sekolah dasar karena usia tersebut merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan anak termasuk menyikat gigi. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui status kebersihan mulut menurut kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam pada anak di SD Negeri 1 Malalayang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan yang digunakan ialah cross sectional. Pengambilan sampel dengan cara memberikan kuesioner untuk mengetahui perilaku menyikat gigi dan melakukan pemeriksaan OHIS menurut Green and Vermillion pada siswa-siswi kelas IV, V dan VI. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar respoden berjenis kelamin perempuan 35orang (64%) dan jenis kelamin laki-laki 20 orang (36%). Berdasarkan usia terdapat responden umur 8 tahun 7 orang (13%), umur 9 tahun sebanyak 12 orang (22%), kemudian usia 10 tahun mempunyai 25 orang (45%), dan umur 11 tahun terdapat 11 orang (20%). Berdasarkan penilaian dari pemeriksaan OHIS sebanyak 35 responden (64%) berkategori baik, 15 responden (27%) berkategori sedang, dan berkategori buruk 5 responden (9%). Simpulan: Siswa-siswi kelas IV, V dan VI memiliki kebersihan gigi dan mulut yang baik.Kata kunci : status kebersihan mulut, perilaku menyikat gigi


2013 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Niyan Nidyawati ◽  
Dinar A. Wicaksono ◽  
Joenda S. Soewantoro

Abstract: Knowledge has an important role in improving people’s behavior. Awareness of oral hygiene is essential for its good maintainance; therefore, prevention of oral diseases, improvement of immunity, reparation of oral functions and appetite can be achieved. In general, the elderly have a decline in their immune system, which makes them more susceptible to diseases, including oral diseases; thus, maintaining an oral hygiene status is very valuable. This study aimed to reveal the level of knowledge about oral hygiene, and the oral hygiene status among the elderly in Rurukan, East Tomohon. This was a descriptive study with a cross sectional design. Samples were obtained by using a total sampling method. Total samples were 71 elderly, but only 50 met the inclusion criteria. The results showed that 27 elderly had low levels of oral hygiene knowledge, while 23 elderly had good levels of knowledge. The status of oral hygiene was poor in 34 elderly, moderate in 13, and good in 3. Conclusion: Most of the elderly in Rurukan, East Tomohon, had low levels of oral hygiene knowledge and poor status of oral hygiene. Keywords: knowledge, oral hygiene, elderly.     Abstrak: Pengetahuan berperan penting dalam perkembangan perilaku seseorang. Pengetahuan yang baik mengenai kebersihan mulut sangat penting untuk mencegah penyakit gigi dan mulut, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memperbaiki fungsi mulut untuk memperbaiki nafsu makan. Pada lanjut usia (lansia) terjadi penurunan daya tahan tubuh yang menyebabkannya rentan terhadap penyakit. Menjaga kebersihan mulut merupakan salah satu cara menjaga kondisi tubuh lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan dan kebersihan mulut pada masyarakat lansia di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan cross sectional design. Dengan metode total sampling diperoleh 71 sampel penelitian tetapi hanya 50 yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan kebersihan mulut masyarakat lansia masih sangat minim. Untuk tingkat pengetahuan mengenai kebersihan mulut diperoleh 27 orang lansia dengan tingkat pengetahuan kurang, sedangkan 23 lainnya dengan tingkat pengetahuan baik. Untuk status kebersihan mulut diperoleh 34 orang lansia dengan hasil buruk, 13 dengan hasil sedang, dan 3 dengan hasil baik. Simpulan: Sebagian besar masyarakat lansia di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur memiliki tingkat pengetahuan kurang dan status kebersihan mulut buruk. Kata kunci: pengetahuan, kebersihan mulut, lansia.


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Ireine S. Waworuntu ◽  
John . Porotu'o ◽  
Olivia A. Waworuntu

Abstract: Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). In Indonesia, there are about 430.000 new cases, of which 61.000 cases ended in death. This disease has many clinical varieties, therefore, a gold standard for the right and exact diagnosis is needed. The examination of sputum by using Ziehl-Neelsen staining must be more improved for public health service. This study aimed to determine the profile of Mycobacterium tuberculosis (acid-fast bacteria) among patients with coughing ≥2 weeks at Ranotana, Wenang and Sario Primary Health Cares (PHCs) by using Ziehl-Neelsen staining. This was a descriptive study with a cross sectional design. Samples were obtained by using total sampling method during the period of September 2015 - December 2015. The results showed that there were 38 cases of coughing ≥2 weeks as follows: 15 cases at Wenang PHC, 13 cases at Ranotana PHC, and 10 cases at Sario PHC. The examination of acid-fast bacteria from the 38 cases of three PHCs showed that 1 case (2.7%) had acid-fast bacteria (++). Conclusion: In this study, there was only one case (2,7%) with positive Mycobacterium tuberculosis. Keywords: cough more than two weeks, tuberculosis, BTA Abstrak: Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Indonesia memiliki sekitar 430.000 kasus baru dimana 61.000 kasus berakhir dengan kematian. Penyakit ini memiliki gejala klinis yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan standar baku untuk menegakkan diagnosis lebih cepat dan akurat. Pemeriksaan sputum dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen harus lebih ditingkatkan pada pelayanan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran Mycobacterium tuberculosis (basil tahan asam, BTA) dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen pada pasien batuk ≥2 minggu di Puskesmas Wenang, Puskesmas Ranotana, dan Puskesmas Sario Kota Manado. Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan cara total sampling pada kurun waktu September 2015 - Desember 2015. Hasil penelitian mendapatkan 38 kasus batuk ≥2 minggu yaitu 15 kasus di Puskesmas Wenang, 13 kasus di Puskesmas Ranotana dan 10 kasus di Puskesmas Sario. Pada pemeriksaan (BTA) di Puskesmas Wenang, Puskesmas Ranotana dan Puskesmas Sario didapatkan BTA (++) 2,7% sedangkan BTA (-) 97,3%.Simpulan: Pada penelitian ini didapatkan 1 kasus (2,7%) Mycobacterium tuberculosis positif


e-GIGI ◽  
2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Waraney Mamengko ◽  
Shirley E. S. Kawengian ◽  
Krista V. Siagian

Abstract: Cavity is a classic problem that has existed since long time ago which is one of the causes of tooth ache. Caries is a disease that involves enamel, dentin and cementum. Caries caused by microorganism action on fermented carbohydrate. The prevalence of active caries in Indonesia and in some countries is still high. Caries can occur among all ages, including children. Factors that cause caries regarding to the attitude and the nature of children who like to eat snacks and sweet foods that can cause dental caries. This study aimed to describe the consumption of snacks and status of caries in children aged 3-5 years in the Rinegetan village Tondano. This was a descriptive study with a cross sectional design. There were 52 children aged 3-5 years obtained by using total sampling method. Data were obtained by using def-t index and questionnaire. The results showed that snacks consumed by the children were: candy (75%) and milk (73,07%). The average of dental caries amog the children aged 3-5 years in the Rinegetan village, Tondano, was 2.36 (low category).Keywords: caries, children, snacks, def–t indexAbstrak: Gigi berlubang merupakan masalah klasik yang sejak dahulu sudah ada yang menjadi salah satu penyebab seseorang merasakan rasa sakit gigi. Karies merupakan suatu penyakit yang menyerang jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Prevalensi terjadinya karies aktif pada penduduk Indonesia dan di bebera panegara di dunia adalah cukup tinggi. Karies dapat dialami oleh semua usia termasuk anak-anak. Faktor penyebab karies salah satunya yang dapat diteliti berkaitan dengan sikap maupun sifat dari anak-anak yang suka mengonsumsi jajanan makanan yang manis-manis dapat menyebabkan karies pada gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsumsi jajanan dan status karies pada anak umur 3-5 tahun di kelurahan Rinegetan Kecamatan Tondano Barat. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Rinegetan Kecamatan Tondano Barat pada bulan September 2015. Sampel terdiri dari 52 anak umur 3-5 tahun diperoleh dengan total sampling method. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen yaitu lembar pemeriksaan def-t dan kuesioner. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa konsumsi jajanan yang masuk dalam kategori paling sering yaitu permen (75%) dan susu (73,07%). Status karies gigi anak berusia 3-5 tahun di Kelurahan Rinegetan, Kecamatan Tondano Barat rata-rata 2,36 yag termasuk dalam kategori rendah.Kata kunci : karies, anak-anak, jajanan, indeks def-t


e-GIGI ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Rifon I. Mokodompit ◽  
Krista V. Siagian ◽  
P. S. Anindita

Abstract: Loss of teeth can be caused by various diseases such as caries and periodontal disease. Losing teeth can lead people to emotional impact as well as impaired functions of speaking, chewing, and aesthetics. The use of denture to replace missing teeth is important to avoid these impacts. This study aimed to determine patients’ perception as users of removable acrylic based denture in Kotamobagu. This was a descriptive study with a cross sectional design. Population were 203 users of removable acrylic based denture at dentist services in Kotamobagu. Samples were 67 respondents obtained by using Solvin formula and simple random sampling method. In this study we used questionnaire consisted of 25 questions. The results showed that the patient’s perception was in good category based on competence, access, needs, time, and budget.Keywords: patient’s perception, removable denture, dentist serviceAbstrak: Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh berbagai penyakit seperti karies dan penyakit periodontal. Kehilangan gigi dapat menimbulkan dampak emosional serta terganggunya fungsi bicara, pengunyahan, dan estetika. Penggunaan gigi tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang penting dilakukan untuk menghindari dampak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pasien pengguna gigi tiruan lepasan berbasis akrilik yang menggunakan jasa dokter gigi di Kotamobagu. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi yaitu pasien pengguna gigi tiruan lepasan berbasis akrilik yang menggunakan jasa dokter gigi di Kotamobagu yang berjumlah 203 jiwa. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin menghasilkan 67 sampel, dan metode pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Studi ini menggunakan kuesioner yang berjumlah 25 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan kompetensi, akses, kebutuhan, waktu, dan biaya persepsi pasien termasuk kategori baik.Kata kunci : persepsi pasien, gigi tiruan lepasan, jasa dokter gigi


e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Joshua D.G. Tulandi ◽  
Lydia Tendean ◽  
Krista V. Siagian

Abstract: Elderly is the final step of evolution in human life in which the function of oral cavity starts to degrade and impact life, as well as to reduce the aesthetic and phonetic functions. However, the loss of aesthetic and phonetic functions in the elderly stage can be restored by using dentures. This study was aimed to assess the perception about denture aesthetic and phonetic functions among elderly people at International Full Gospel Fellowship Church in Manado. This was a descriptive study with a cross sectional design. There were 73 respondents in this study obtained by using total sampling method and consisted of elderly people who used dentures and agreed to fill the questionnaires. Data were analyzed descriptively and presented in tables. The results showed that based on satisfaction of using denture, the perception of the respondents had the highest score of 361 points (good category). Based on the aesthetic function, the perception of the respondents had the score of 330.3 points (good category); and based on the phonetic function, the perception of the respondents had the score of 334 points (good category). Conclusion: The perception of aesthetic and phonetic functions of dentures among the elderly people at International Full Gospel Fellowship Manado belonged to good category.Keywords: elderly, perception, denture, aesthetics, phonetics Abstrak: Lansia (lanjut usia) merupakan tahap akhir perkembangan dalam kehidupan manusi dimana mulai terjadinya penurunan fungsi pada rongga mulut yang berdampak pada kehidupan lansia dan penurunan fungsi estetik dan fonetik. Kehilangan fungsi estetik dan fonetik pada lansia dapat dikembalikan dengan pemasangan gigi tiruan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi lansia terhadap fungsi estetik dan fonetik gigi tiruan lepasan di komunitas Gereja International Full Gospel Fellowship Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Pada penelitian ini digunakan 73 responden yaitu lansia yang memakai gigi tiruan, diperoleh dengan metode total sampling, dan bersedia mengisi kuesioner. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif kemudian disajikan berdasarkan distribusi dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan persepsi lansia berdasarkan kepuasan pada penggunaan gigi tiruan memiliki skor tertinggi yaitu 361 termasuk kategori baik, persepsi lansia berdasarkan fungsi estetik memiliki skor sebanyak 330,3 termasuk kategori baik,dan persepsi lansia terhadap fungsi fonetik sebanyak 334 termasuk kategori baik. Simpulan: Persepsi lansia terhadap fungsi estetik dan fonetik gigi tiruan lepasan di komunitas Gereja International Full Gospel Fellowship Manado termasuk kategori baik.Kata kunci: persepsi, lansia, gigi tiruan, estetik, fonetik


e-GIGI ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Bayu R. E. Warouw

Abstract: Tooth extraction is a mostly performed treatment in dental practice because most patients come with bad tooth condition that cannot be taken care anymore. The obstacle of tooth extraction is the society’s knowledge. Lack of knowledge causes doubt about going to the dentist. This study aimed to determine the overview of the knowledge and attitude levels of the people in North Molompar Village, South East Minahasa about tooth extraction. This was a descriptive study with a cross sectional design. There were 87 samples obtained by using the Slovin formula with random sampling method. Data presented in the form of a diagram based at the frequency distribution. The results showed that the knowledge level of tooth extraction in North Molompar was 55% good, obtained from scoring result of 481, and the attitude level of tooth extraction was 69% good, obtained from scoring result of 604. Conclusion: Levels of knowledge and attitude of the people in North Molompar Village, South East Minahasa, about tooth extraction were categorized as good. Keywords: tooth extraction, knowledge, attitude.     Abstrak: Pencabutan gigi merupakan tindakan yang sering dilakukan dalam praktek kedokteran gigi karena kebanyakan pasien datang dengan keadaan gigi yang sudah tidak  bisa dirawat lagi. Hambatan yang dialami dalam upaya pencabutan gigi ialah pengetahuan masyarakat mengenai hal-hal yang menyangkut pencabutan gigi. Pengetahuan yang kurang memadai membuat masyarakat ragu untuk berobat ke dokter gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencabutan gigi di Desa Molompar Utara Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang. Jumlah sampel sebanyak 87 responden diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin dan penarikan sampel berupa acak sederhana. Data disajikan dalam bentuk diagram berdasarkan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pencabutan gigi di Desa Molompar Utara yaitu 55% dapat dikatakan baik (hasil skoring 481) dan sikap masyarakat tentang pencabutan gigi di yaitu 69% dapat dikatakan baik (hasil skoring 604). Simpulan: Tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat di Desa Molompar Utara terhadap pencabutan gigi tergolong baik. Kata kunci: pencabutan gigi, pengetahuan, sikap.


e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Fitri K. Wulandari ◽  
Damajanty H.C. Pangemanan ◽  
Christy N. Mintjelungan

Abstract: Oral health plays an important role in the body health status. This study was aimed to determine the behavior about dental and oral health care among the people at Paniki, Sitaro. This was a descriptive study with a cross sectional design. Population consisted of people living at Paniki, Sitaro aged 18-60 years. There were 92 respondents obtained by using purposive sampling method. Data were collected by using questionnaire and examination of simplified oral hygiene index (OHI-S). The results showed that 60.8% of respondents had good behavior of dental and oral health care, and 75% of respondents had OHI-S evaluation as poor category. Conclusion: In general, people of Paniki, Sitaro had good behavior about dental and oral health care but their dental and oral hygiene was in poor category.Keywords: behavior of dental and oral hygiene maintenance Abstrak: Kesehatan gigi dan mulut berperan penting bagi kesehatan tubuh umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pemeliharaan dan status kebersihan gigi dan mulut masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang, dilakukan terhadap masyarakat usia 18-60 tahun di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro. Jumlah responden 92 orang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data didapat melalui pengisian kuisioner dan pemeriksaan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro sebanyak 60,8% tergolong baik. Penilaian OHI-S dari masyarakat Paniki sebanyak 75% tergolong buruk. Simpulan: Pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro tergolong baik tetapi status kebersihan gigi dan mulut tergolong buruk.Kata kunci: Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document