scholarly journals Penilaian Jaringan Parut Paska Insisi Kulit Menggunakan Patient and Observer Scar Assessment Scales (POSAS): Perbandingan Hasil Penggunaan Monopolar Electrosurgery dan Pisau Bedah

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
David Barends ◽  
Mendy Hatibie ◽  
Christian Manginstar ◽  
Rangga Rawung ◽  
Fima FL Langi

Abstract: Scalpel was once considered as the gold standard in surgical incisions. Electrosurgery has been used as a substitute for scalpels but has not been accepted as standard due to burns and injuries. Patient and observer scar assessment scale (POSAS) is a subjective scar assessment of the patient as well as the observer. This study was aimed to compare post-skin-incision scarring of monopolar electrosurgery and scalpel, and evaluate the appropriateness of scar assessments of the observer and the patient by using POSAS. This was a self-controlled trial design. Post-incision scar tissue assessment was carried out simultaneously by the observer and the patient in the third month after the operation was completed. The paired t test or Wilcoxon rank sum test showed that the differences of assessments of either patient or observer or both were not significant (p=0.05). The correlation test between the total POSAS scores of the patient and observer assessments showed a moderate linear relationship (r=0.51; p<0.001). In conclusion, the use of monopolar electrosurgery and scalpel in performing skin incisions resulted in the formation of equally good scar tissues. The POSAS assessments of patient and observer showed a moderate degree of similarity.Keywords: electrocautery, scar tissue, surgery scalpel, patient and observer scar assessment scale (POSAS)  Abstrak: Pisau bedah dahulu dianggap sebagai standar emas dalam insisi pembedahan. Electrosurgery telah digunakan sebagai pengganti pisau bedah namun belum diterima sebagai standar karena luka bakar dan cedera. Patient and observer scar assessment scale (POSAS) merupakan instrumen penilaian jaringan parut yang bersifat subyektif baik dari pasien maupun observer. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan jaringan parut pasca insisi kulit antara monopolar electrosurgery dan pisau bedah serta mengevaluasi kesesuaian penilaian jaringan parut hasil insisi kulit dari dokter pengamat dan pasien saat keduanya meng-gunakan POSAS. Desain penelitian ialah self-controlled trial. Setiap subjek mendapat dua macam perlakuan secara bersamaan: operasi dengan monopolar electrosurgery dan pisau bedah. Penilaian jaringan parut pasca insisi dilakukan bersamaan oleh observer dan pasien pada bulan ketiga setelah operasi selesai. Hasil paired t test atau Wilcoxon rank sum test terhadap penilaian dalam bentuk skor baik dari pasien atau observer ataupun keduanya terhadap perbedaan jaringan parut oleh penggunaan kedua modalitas tidak bermakna (p>0,05). Uji korelasi antara skor total POSAS dari pasien dan observer menunjukkan adanya hubungan linear sedang (r=0,51; p<0,001). Simpulan penelitian ini ialah penggunaan monopolar electrosurgery mau-pun pisau bedah untuk insisi kulit menghasilkan pembentukan jaringan parut yang sama baik. Penggunaan POSAS dalam penilaian jaringan parut memperlihatkan tingkat kesamaan sedang antara pasien dan observer.Kata kunci: electrocautery, jaringan parut, pisah bedah, patient and observer scar assessment scale (POSAS)

2021 ◽  
pp. 103006
Author(s):  
Mendy Hatibie Oley ◽  
Maximillian Christian Oley ◽  
Billy Johnson Kepel ◽  
Christian Manginstar ◽  
Rangga Rawung ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 42 (1) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Watcharin Chirdchim ◽  
Preecha Wanichsetakul ◽  
Jayanton Patumanond

Background: An incision inside the umbilicus is popular used in single port surgery intra-umbilical skin incision surgeries have been proven efficient and safe. When compared to infra-umbilical skin incisions, an incision wound was invisible after the operation. Why not use intra-umbilical skin incision in postpartum tubal sterilization. Objective: To compare aesthetic scores of an incision wound, surgical time and complications in postpartum sterilization under infra-umbilical and intra-umbilical skin incision. Methods: This was a randomized controlled trial conducted in Prapokkhlo Hospital, Chanthaburi, Thailand. Patients (n = 58) with informed consents were randomly assigned to one of the two skin incision techniques for postpartum sterilization (n = 29 for each arm). Surgical times were recorded. Both the patients and an independent physician made wound aesthetic assessments one week after the operation using the Patient and Observer Scar Assessment Scores (POSAS), which compares the wound to the nearby skin. T tests and exact probability statistical tests were used for statistical analysis. Results: The surgeon’s POSAS scores in intra-umbilical incisions were significantly closer to normal skin than those in infra-umbilical incisions (6.8 ± 1.5 vs 12.5 ± 5.0; P < .001). A similar finding was observed for patient POSAS scores (6.5 ± 1.2 vs 15.4 ± 5.0; P < .001). The operation times were also shorter (9.1 ± 2.8 vs 11.8 ± 4.7 minutes; P = .009). Neither intra-abdominal injuries nor wound infections were observed. Conclusions: Postpartum sterilization using intra-umbilical skin incision was more efficient in regard to aesthetic concerns and operation time.


2021 ◽  
Vol 12 (5) ◽  
pp. 49-52
Author(s):  
G Bhuvaneswari ◽  
Guna J Priya

Leucorrhea is a major gynaecological disorder that impacts women in both aspects, mentally and physically. The coriander seeds, water is used as a non-pharmacological approach to reduce the clinical symptoms of Leucorrhea. The present study aims to determine the effectiveness of coriander seeds soaking water among women with Leucorrhea. A total of 30 samples were collected using the purposive sampling technique and women with symptoms of Leucorrhea were used as samples. The demographic data and clinical variables were collected from the samples, followed by pretest were conducted by using standardized Leucorrhea assessment scale and numerical itching scale. After a period of intervention with coriander seeds water. Post-test was done by using the same Leucorrhea assessment scale. The study depicts that the pretest mean score of symptoms was 21.53 with a standard deviation of 5.34 and the posttest mean score of symptoms was 17.83 with a standard deviation of 3.96. The calculated paired ‘t’ test value of t = 3.022 was found to be statistically significant at p < 0.01 level. It also depicts that the pretest mean score of itching was 6.23 with a standard deviation of 2.61 and the posttest mean score of symptoms was 4.27 with a standard deviation of 1.74. The calculated paired ‘t’ test value of t = 3.079 was found to be statistically significant at p < 0.01 level. This infers that there was significant improvement was observed that coriander seeds, water on Leucorrhea were found to be effective in reducing the level of symptoms and itching among women with Leucorrhea


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Kartika Kartika

Latar belakang: Penggunaan minyak pijat telah dipraktikkan sejak dulu selama beberapa generasi di India dan negara Asia. Penggunaan minyak pada pijat bayi dapat memberikan manfaat. Minyak dapat memberikan kehangatan dan nutrisi. Minyak kelapa murni merupakan asam lemak rantai sedang yang memiliki mekanisme penyerapan yang berbeda sehingga dapat dengan mudah dimetabolisme oleh tubuh. Penelitian penggunaan minyak topikal (minyak kelapa murni) pada pijat bayi dapat meningkatkan berat badan. Tujuan: Mengetahui pengaruh pijat bayi menggunakan VCO dibandingkan minyak mineral terhadap peningkatan berat badan bayi usia 1-2 bulan. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat double blind dengan rancangan randomized controlled trial (RCT). Penelitian dilakukan bulan Agustus sampai Oktober 2016 di wilayah kerja Puskesmas Jetis Yogyakarta. Responden sebanyak 60 bayi yang memenuhi kriteria inklusi (usia 1-2 bulan, partus spontan, berat lahir 2.500-4.000 gram dan usia kehamilan 37-42 minggu) dialokasikan secara acak (random) untuk 2 kelompok, (1) pijat dengan VCO (n=30) dan (2) pijat dengan minyak mineral (n=30). Pijat dilakukan oleh ibu 15 menit sebanyak 2 kali sehari (pagi dan sore) selama 4 minggu dengan ukuran minyak 5 ml setiap pijat. Berat badan diukur dengan timbangan bayi tidur dengan ketelitian 0,05 kg. Validitas dan reliabilitas tingkat pengetahuan ibu dilakukan dengan uji korelasi pearson (rhitung) dan product moment (rtabel). Hasil uji validitas rhitung ada pada rentang 0,379-0,47 dan rtabel 0,374 (sig. rhitung>rtabel) dan pada uji reliabilitas diperoleh rhitung 0,395 and rtabel 0,374 (sig. rhitung>rtabel). Analisis data dilakukan dengan analisis univariabel dan bivariabel menggunakan paired t-test dan independent t-test. Hasil Penelitian: Perlakuan pijat baik menggunakan VCO dan minyak mineral dapat meningkatkan berat badan. Pijat menggunakan VCO meningkatkan berat badan rata-rata sebesar 1.173,3 gram (95% CI: 1.140,9-1.205,7) dengan nilai ρ=0,0001 (sig. ρ


2012 ◽  
Vol 27 (2) ◽  
pp. 12-16
Author(s):  
Michael Paolo M. Tapangco ◽  
Waynn-Nielsen Destriza ◽  
Bernardo D. Dimacali ◽  
Mildred B. Olveda

Objective:  Topical cepae extract-heparin sodium-allantoin gel is one of the  many non-invasive scar treatments available to improve the appearance and physical attributes of scars. This paper aims to compare the effectiveness of topical cepae extract-heparin sodium-allantoin gel versus placebo based on appearance and physical attributes of hypertrophic thyroidectomy scars. Methods:             Design: Randomized, double-blinded, split-scar controlled trial             Setting: Out-Patient Department of a Tertiary Government Hospital             Participants:  20 patients with hypertrophic thyroidectomy scars had each side of the scar randomly assigned treatment with topical extract.-cepae-heparin sodium-allantoin gel or placebo (glycerine gel). Each product was applied two times daily for 6 weeks, and scars were evaluated prior to initiation of treatment and after 6 weeks by patients and one observer. Pre- and post-treatment photo documentation and scar evaluation using a local language translation of the Patient and Observer Scar Assessment Scale  (POSAS) were completed for each side of the scar.   Results:  There was no significant  difference in effectiveness of topical cepae extract-heparin sodium-allantoin gel versus placebo for both the patient scale (p = 0.91)  and observer scale (p = 0.87)  in appearance and physical attributes of a thyroidectomy scar. Conclusions: Topical cepae extract-heparin sodium-allantoin gel was not proven to be superior to the placebo as scar therapy in all parameters assessed by the Filipino translation of POSAS. The small sample size, duration of hypertrophic scar, duration of treatment, and validity and reliability of the Filipino translation of POSAS may have affected our results; and periodic subjective and objective assessments with multi-observer evaluation of scars and pre- and post- treatment photographs may be considered for further studies. Keywords: Topical Cepae Extract-Heparin Sodium-Allantoin Gel, Glycerine, Patient and Observer Scar Assessment Scale, thyroidectomy scar, scar


2019 ◽  
Vol 11 (4) ◽  
pp. 277-284
Author(s):  
Vitrianingsih Vitrianingsih ◽  
Sitti Khadijah

Studi memperkirakan emesis gravidarum terjadi pada 50-90% kehamilan. Mual muntah pada kehamilan memberikan dampak yang signifikan bagi tubuh dimana ibu menjadi lemah, pucat dan cairan tubuh berkurang sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi). Keadaan ini dapat memperlambat peredaran darah dan berakibat pada kurangnya suplay oksigen serta makanan ke jaringan sehingga dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Salah satu terapi yang aman dan dapat dilakukan untuk mengurangi keluahan mual muntah pada ibu hamil adalah pemberian aromaterapi lemon. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas aroma terapi lemon untuk menangani emesis gravidarum. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi experiment  dengan  one group pre-post test design. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum di Kecamatan Berbah, Sleman. Jumlah sampel 20 ibu hamil trimester pertama yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengukuran mual muntah dilakukan debelum dan setelah  pemberian aromaterapi lemon menggunakan Indeks Rhodes. Analisa data menggunakan uji Paired t-test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata skor mual muntah sebelum pemberian aromaterapi lemon berdasarkan Indeks Rhodes pada Ibu Hamil dengan emesis gravidarum yaitu 22,1 dan terjadi penurunan skor setelah pemberian aromaterapi lemon menjadi 19,8. Ada pengaruh pemberian aromaterapi lemon dengan pengurangan mual muntah pada ibu hamil (p-value = 0.017). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pemberian aromaterapi lemon efektif untuk mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama.  Kata kunci: aromaterapi lemon, emesis gravidarum THE EFFECTIVENESS OF LEMON AROMATHERAPY FOR HANDLING EMESIS GRAVIDARUM   ABSTRACT Studies estimate that nausea and vomiting (emesis gravidarum) occur in 50 – 90% of pregnancies. Nausea and vomiting of pregnancy have a significant impact on the body in which it makes a mother becomes weak, pale, and decreasing body fluid so that the blood becomes thick (hemoconcentration). This situation can slow down blood circulation and inflict the lack of oxygen and food supplies to the body tissues so that it can endanger the health of the mother and fetus. One of the therapies that is safe and can be conducted to reduce nausea and vomiting of pregnancy is by giving the lemon aromatherapy treatment. The research aims to determine the effectiveness of the aroma of lemon therapy to deal with emesis gravidarum. This study applied quasi-experimental research with one group pretest-posttest design. The population of this study was pregnant women who experienced emesis gravidarum. Furthermore, samples were 20 mothers from Berbah, Sleman taken by using a purposive sampling technique. Nausea and vomiting were assessed between before and after giving lemon aromatherapy using the Rhodes Index. The data were analyzed using the paired t-test. The mean score of nausea and vomiting before giving lemon aromatherapy on mother with emesis gravidarum based on the Rhodes Index was 22.1. However, it decreased after given lemon aromatherapy treatment to 19.8. Therefore, there was an effect on giving lemon aromatherapy treatment toward the decrease of nausea and vomiting for pregnant women (p-value = 0.017). Lemon aromatherapy is effective to reduce emesis gravidarum.  Keywords: lemon aromatherapy, emesis gravidarum


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Retno Issroviatiningrum ◽  
Shanti Wardaningsih ◽  
Novita Kurnia Sari

ABSTRAK Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan keperawatan khususnya untuk mendukung peserta didik menjadi perawat profesional memerlukan proses pembelajaran dengan menggunakan fasilitas keterampilan klinis. Practice based simulation model didasarkan pada teori belajar konstruktif yang menegaskan bahwa pengetahuan tidak pasif ditransfer dari pendidik kepada peserta didik, tetapi dibangun oleh peserta didik melalui pengolahan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan mereka. Dengan metode simulasi di laboratorium dapat mendorong mahasiswa untuk menggunakan critical thinking dalam mengambil keputusan dalam mengatasi masalah tanpa merugikan pasien yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh practice based simulation model terhadap critical thinking pada mahasiswa semester VI di FIK Unissula Semarang. Penelitian ini menggunakan metode Quasy – Experiment dengan pendekatan pretest-posttest with control group design. Pengambilan sampel dengan teknik  simple random sampling dengan jumlah 21 responden baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Analisis data menggunakan uji Paired T-Test dan Independent Samples T-Test. Hasil penelitian selisih peningkatan critical thinking pada kelompok intervensi sebanyak 11.95 poin dan pada kelompok kontrol 2.05. Practice based simulation model berpengaruh terhadap critical thinking dengan nilai p=0.00<0.05. Disimpulkan bahwa practice based simulation model mempengaruhi critical thinking pada mahasiswa semester VI FIK Unissula Semarang. Kata kunci: Practice based simulation model, critical thinking


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Umi Mahmudah

Latar Belakang: Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok rawan masalah gizi, baik pada gizi kurang maupun gizi lebih. Pendidikan gizi seimbang perlu diterapkan untuk mengatasi masalah gizi tersebut. Metode pendidikan mendorong peran serta dan keterlibatan anak untuk memberikan motivasi dalam belajar. Berbagai metode pendidikan yang menarik bagi anak antara lain permainan, tebak-tebakan, diskusi kelompok, serta peragaan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi menggunakan media teka-teki silang (TTS) terhadap pengetahuan gizi seimbang pada anak sekolah dasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan pre-posttest with control group. Penelitian dilakukan pada anak Sekolah Dasar Negeri Donohudan I. Pengukuran pengetahuan gizi seimbang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretest dan posttest. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi yang diberikan pendidikan gizi menggunakan teka-teki silang dan kelompok kontrol yang diberikan pendidikan gizi menggunakan ceramah. Pengukuran pengetahuan pretest dilakukan sebelum diberikan pendidikan gizi dan pengukuran pengetahuan posttest diberikan setelah dilakukan pendidikan gizi. Data dianalisis menggunakan Paired T-test dan Independent Sample T-test. Hasil: Terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pendidikan gizi menggunakan media TTS dan media ceramah (p=0,010). Rerata peningkatan pengetahuan gizi menggunakan media TTS lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah pada anak sekolah dasar. Kesimpulan: Ada pengaruh pengetahuan gizi seimbang sebelum dan setelah diberikan pendidikan gizi, baik menggunakan media teka-teki silang maupun menggunakan media ceramah.


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 114-121
Author(s):  
Maryati . ◽  
Eka Rokhmiati Wahyu Purnamasari

Life Review Therapy merupakanterapi psikoterapi untuk menyelesaikan masalah pada lansia yang mengalami depresi, mengekspresikan perasaan yang disupresikan sehingga energy psikis tersebut dilepaskan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Life Review Therapy terhadap tingkat depresi lansia pada warga binaan sosial di PSTW Budi Mulia Jakarta Selatan.Metode yang digunakan adalah quasi experiment, dengan pendekatan Pre Test and Post Test Without Control design. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia dengan jumlah sampel 20 orang dengan teknik purposivesampling. Analisis data menggunakan Paired T Test dengan tingkat signifikan (α0,05). Hasil menunjukan bahwa ada pengaruh Life Review Therapy terhadap tingkat depresi lansiadengan ρValue=0,000. Berdasarkan penelitian tersebut, terapi Life Reviewterbukti dapat menurunkan tingkat depresi sehingga terapi ini dapat dijadikan salah satu acuan terapi untuk menangani depresi pada lansia di PSTW


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Tatiana Siregar ◽  
Nelly Febriani

Latar belakang: Kondisi sasaran pencapaian Indonesia Sehat 2015 dari program MDG’s yang belum tercapai, sehingga dilanjutkan dengan program SDGs menjadikan Indonesia harus banyak berperan dalam semua kegiatan khsusnya di bidang kesehatan. Proses pencapaian cakupan program kesehatan sangat dipengaruhi oleh Health education yang dilakukan petugas kesehatan kepada warga, kesehatan masyarakat. Tujuan: Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku hidup bersih sehat yang  dilaksanakan warga setelah diberikan intervesi health education.  Metode: Metode penelitian dilaksanakan secara quasi experiment pre dan post test.  Teknik mengambil sampel secara purposive Sampling pada 30 reponden kelompook intervensi dan 26 responden kelompok kontrol. Analisa data dilakukan secara paired t test. Hasil: Hasil di dapat ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan dan perubahan perilaku hidup bersih sehat repsonden sebelum dan sesudah diberi penyuluhan p value = 0,000. Saran: Diharapkan pemerintah setempat menggerakkan petugas kesehatan bersama-sama dengan warga melakukan perilaku hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari dengan memfasilitasi  sarana penunjang untuk menjalankan perilaku hidup bersih sehat, dengan maksimal pada warga. Kata kunci: Health eduation,  Perilaku Hidup Bersih Sehat


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document