scholarly journals PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE

2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 877-884
Author(s):  
Israini Suriati ◽  
Ilmawati Ilmawati

Pendahuluan: Healt education atau biasa disebut dengan Pendidikan  kesehatan merupakan upaya memberikan penjelasan kepada perorangan, kelompok atau masyarakat untuk menumbuhkan pengertian, dan kesadaran mengenai perilaku sehat atau kehidupan yang sehat. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sehingga dari masa ini sangat diperlukan Pendidikan kesehatan tentang menstruasi guna mengatasi adanya kecemasan dan ketidakfahaman tentang perubahan yang terjadi. Tujuan:  Mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap kecemasan menghadapi menarche di SDN 473 Toangkajang Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Quasy Experiment dengan desain penelitiannya adalah Pre-test-post-test group. Tehnik pengambilan data dengan tehnik Total Sampling melalui instument kuesioner baku berdasarkan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), dengan subyek 31 responden. Uji analisis pada penelitian ini adalah uji statistic Paired T-test.Hasil: Tingkat kecemasan responden menurun yang dibuktikan dengan adanya jumlah responden yang tadinya paling banyak berada pada tingkat kecemasan berat (54.8%) akhirnya mengalami perubahan yaitu sebagian besar responden 51.6% sudah tidak lagi cemas dalam menghadapi menarche.             Kesimpulan: Terdapat adanya pengaruh yang signifikan antara kecemasan menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi pada siswi kelas V di SDN 473 Toangkajang dengan dengan taraf signifikasi 5% sebesar 0,000 Kata kunci: Pendidikan kesehatan, kecemasan, menarche.

2018 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Ira Ocktavia Siagian

Tingkat ansietas yang dirasakan oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis maupun psikologis. Terapi relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi relaksasi yang digunakan untuk menurunkan ansietas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap tingkat ansietas pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Penelitian ini menggunakan pre eksperimental design, yaitu dengan cara one group pre test-post test design terhadap 35 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tingkat ansietas responden menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Hasil penelitian didapatkan tingkat ansietas sebelum diberikan terapi relaksasi otot progresif yaitu kategori ansietas berat sekali (5,7%), berat (40%), sedang (34,3%), ringan (20%) tidak ada ansietas (0%). Tingkat ansietas setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif yaitu ansietas berat sekali (0%), ansietas berat (0%), ansietas sedang (17,1%), ringan (57,2%), tidak ada ansietas (25,7%). Hasil analisa bivariat menggunakan wilcoxon didapat p value 0,000 < α = 0,05. Berarti ada pengaruh pemberian terapi relaksasi otot progresif terhadap tingkat ansietas pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Adapun saran yang dapat dilakukan untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian menggunakan kelompok kontrol seperti contohnya relaksasi otot progresif dengan terapi thought stopping untuk melihat efektivitas kegunaannya dalam menurunkan tingkat ansietas pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 118
Author(s):  
Durrotun Munafiah ◽  
Wa Ode Srie Lestari ◽  
Witri Hastuti

Persalinan adalah  proses lahirnya janin beserta plasenta yang diawali dengan adanya kontraksi uterus yang teratur menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks dimana janin dan plasenta didorong menuju jalan  lahir dari rahim. Saat dalam proses  persalinan seorang ibu akan mengalami nyeri lalu menimbulkan stress dan rasa cemas sehingga terjadi pelepasan hormon yang berlebihan dan mengeluarkan banyak energi serta mengalami perubahan pada  fisiologis maupun psikologis ibu. Salah satu carauntuk menangani kecemasan ditinjau dari cara non farmakologi yaitu menggunakan aroma terapi.  Tujuan penelitianmenganalisapengaruh essential thyme terhadap kecemasan ibu bersalin kala I fase aktif. Jenis  penelitian ini quasy eksperimental dengan  rancangan post test only control group designdengan sampel penelitian pasien ibu bersalin kala I fase aktif diruang bersalin RSUD K.R.M.T Wongsonegoro. Pengambilan data  responden menggunakan  lembar observasi  Hamilton Rating scale for anxiety (HARS). Data dianalisis dengan mann-whitney nilai signifikan P<0.05. Tingkat kecemasan ibu bersalin kelompok intervensi median 13.00 dan kelompok kontrol median sebesar 28.00. Hasil uji mann-whitney menunjukkan nilai p-value =0.000. Ada pengaruh essential thyme terhadap kecemasan ibu bersalin kala I fase aktif. Kata kunci: essential thyme; kecemasan; persalinan


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 8-15
Author(s):  
Anisa Oktiawati ◽  
Ita Nur Itsna ◽  
Jumrotun Ni’mah

Kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal sehingga membutuhkan perawatan dan perhatian khusus sehingga menimbulkan perasaan cemas pada ibu karena setiap ibu yang setelah melahirkan. Salah satu cara mudah untuk mengurangi kecemasan yaitu dengan terapi Emotional Freedom Technique (EFT). Data rekam medis RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal kasus BBLR dari Bulan Januari sampai September 2019 sejumlah 421 kasus. Tujuan penelitian ini adalah  mengetahui tingkat kecemasan sebelum dan sesudah penerapan EFT. Penelitian ini menggunakan quasi experimental dengan rancangan penelitian menggunakan One group pra-post test design. Sampel dalam penelitian ini adalah 28 Ibu yang memiliki BBLR. Alat ukur kecemasan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A).  Uji statistik yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil uji statistik di dapatkan p value 0,000 artinya ada pengaruh EFT terhadap tingkat kecemasan pada ibu yang memiliki BBLR.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 40-51
Author(s):  
Dianita Primihastuti ◽  
Shinta Wurdiana Rhomadona

Kondisi menjelang persalinan merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan kecemasan. Terdapat 4 Kala dalam fase persalinan. Kala 2 persalinan adalah kala pengeluaran yang dimulai dari pembukaan lengkap sampai dengan lahirnya bayi. Peanut ball merupakan Bola yang digunakan dalam terapi fisik yang berbentuk seperti kacang yang dapat meningkatkan kemajuan persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat kecemasan dan mengetahui lama persalinan kala 2 pada ibu bersalin. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan Quasy experiment (post test only design). Sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Besar sampel kelompok kontrol dan perlakuan masing-masing 15 sampel. Prosedur pengambilan data dilakukan menggunakan kuisioner, lembar partograf, dan skala pengukuran tingkat kecemasan Hamilton Rating Scale Anxiety (HRS-A). Analisis data menggunakan Uji statistik Mann-Whitney. Sebagian besar Ibu bersalin yang menggunakan peanut ball memiliki tingkat kecemasan sedang (54%). Ibu bersalin yang menggunakan peanut ball sebagian besar (80%) lama waktu kala 2 berlangsung sekitar 60 menit Terdapat perbedaan signifikan lama persalinan kala 2 yang menggunakan peanut ball dan yang tidak menggunakan peanut ball dengan nilai α =0,000 atau α <0,05.Dengan demikian dapat disimpulkan penggunaan peanut ball dapat mengurangi kecemasan pada ibu bersalin dan mempengaruhi lama persalinan kala 2.


1993 ◽  
Vol 38 (8) ◽  
pp. 571-573 ◽  
Author(s):  
Jean Goulet ◽  
Pierre Lalonde ◽  
Germain Lavoie ◽  
François Jodoin

This study verifies the effect of the neuroleptic treatment teaching module, the French translation of the Medication Management Module produced by the social skills training programs. Twenty patients from an outpatient clinic (with schizophreniform or schizoaffective schizophrenia) were assigned at random to a test group (n = 10)ora control group (n = 10). The pre-test evaluation found that the two groups were the same with regard to 13 significant parameters. The experimenters used French translations of well-known instruments, and the double-blind method was applied to their respective observations throughout the study. Results were obtained by applying the neuroleptic treatment teaching module three hours per week for two to three months. The post-test evaluation revealed that patients who had been exposed to the education module had an improved understanding of schizophrenia and the medication required to treat it than patients who had not been exposed. The dose of medication prescribed between pre- and post-test evaluations were able to more effectively stabilize patients who had received education than patients who had not. Nevertheless, the education module continues to have no significant effect on the symptomatology (according to the Brief Psychiatric Rating Scale) and final SAS-II social scores of schizophrenics.


2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 9-18
Author(s):  
Abdul Wakhid ◽  
Ana Puji Astuti ◽  
Maya Kurnia Dewi

Logoterapi merupakan terapi untuk menemukan makna positif dibalik sebuah kejadian yang tidak diharapkan. Logoterapi dilaksanakan secara individu maupun berkelompok dalam bentuk konseling dan berorientasi pada pencarian makna hidup individu. Tujuan logoterapi meningkatkan makna pengalaman hidup individu yang diarahkan kepada pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan pre-experiment dengan metode pre and post test group, artinya pengumpulan data dilakukan terhadap responden untuk membandingkan kualitas hidup sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yaitu pengambilan seluruh sampel dengan tetap memperhatikan kriteria yang telah ditetapkan. Jumlah pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Ungaran sebanyak 21 orang dan di RSUD Ambarawa sebanyak 25 pasien. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t test dependent. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 46 responden didapatkan rata-rata skor kualitas hidup pasien yang mejalani hemodialisis sebesar 60.22 dengan skor terrendah 55 dan skor tertinggi 69. Bahwa dari 46 responden didapatkan rata-rata skor kualitas hidup pasien yang mejalani hemodialisis sebesar 88.72 dengan skor terrendah 79 dan skor tertinggi 103. Hasil uji statistik dengan uji t test dependent diketahui ada pengaruh logoterapi terhadap kemampuan memaknai hidup pada klien yang menjalani hemodialisis di RSUD Kabupaten Semarang (p value: 0,0001). Saran perlunya peningkatan kemampuan perawat dalam memberikan layanan kesehatan termasuk pemberian atau pemanduan penemuan makna hidup bagi pasien hemodialysis, agar selain dengan hemodialysis, ada faktor internal dari pasien yang dapat dijadikan sebagai motivasi untuk sembuh dari penyakit.   Kata Kunci: Logoterapi, kualitas hidup   IMPROVE THE QUALITY OF LIFE OF PATIENTS WITH RENAL FAILURE WHO UNDERWENT HEMODIALYSIS   ABSTRACT Logotherapy is a therapy to discover the positive meaning behind an unexpected event. Logotherapy is carried out individually or in groups in the form of counseling and oriented to the search for the meaning of individual life. This study aims to improve the quality of life of patients with renal failure who underwent hemodialysis. This research was conducted by using pre-experiment with pre-post test study. The sampling technique was done by the convenience sampling. The number of patients undergoing hemodialysis as many as 46 respondents. Data analysis was done by using test t test dependent. The result showed that from 46 respondents got the mean of quality of life of patients who had hemodialysis 60.22 with lowest score 55 and highest score 69. Whereas from 46 respondents got the mean score of life quality of patients who had hemodialysis 88.72 with score the lowest score 79 and the highest score 103. The result of statistical test with t test dependent is known there is influence of logoterapi to the ability of meaningful life on client who undergo hemodialysis at Semarang Regency hospitals (p value: 0.0001). Advice on the need to improve the nurse's ability to provide health services, including the provision or guidance of the discovery of the meaning of life for hemodialysis patients, in addition to hemodialysis, there are internal factors of the patient that can be used as a motivation to recover from illness.   Keywords: Logotherapy, quality of life, kidney failure.  


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 164-170
Author(s):  
Dewi Nurlaela Sari ◽  
Aay Rumhaeni

ABSTRAK Sectio caesarea merupakan tindakan alternatif dalam proses persalinan untuk menyelamatkan ibu dan janin. Ibu Bersalin dengan operasi sectio caesarea dilakukan pembedahan pada dinding abdomen dan dinding rahim. Dampak yang paling sering muncul dirasakan oleh postpartum dengan post operasi sectio caesarea adalah  nyeri. Nyeri akan berdampak pada bounding attachment terganggu, mobilisasi terbatas, Activity Daily Living (ADL) terganggu serta berpengaruh  terhadap Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Asuhan yang diberikan terbatas pada terapi farmakologi dibandingkan  non farmakologi. Foot massage adalah salah satu terapi non farmakologi yang dapat membantu menutup gerbang di posterior horns dari sumsum tulang belakang dan memblokir bagian dari nyeri ke sistem saraf pusat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di RS AMC. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pre test post test design. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 27 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS) dan prosedur kerja foot massage. Responden dilakukan foot massage selama 20 menit selama 2 hari. Data di analisis dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah klien post operasi sectio caesarea berada di skala nyeri 6 sebelum dilakukan foot massage dan hampir setengah memiliki skala nyeri 3 sesudah dilakukan foot massage dan didapatkan nilai p value = 0.000, sehingga disimpulkan ada pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea. Diharapkan rumah sakit dapat menjadikan foot massage sebagai salah satu alternatif manajemen non farmakologi dalam penanganan nyeri.   Kata kunci: Foot Massage; Post Partum; Nyeri; Sectio Caesarea      


2020 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 404-409
Author(s):  
Inna Sholicha Fitriani ◽  
Nurhidayati Nurhidayati

Pregnancy and abortion can be a stressor that can increase anxiety. The Qur'an is just as a doubt antidote and diseases that are in the chest and it is commonly known as the heart. The Lavender one of essential oil which popular and it is widely used in the field of clinical health which especially addressing psychosomatic in gynecology. The purpose of this research was to determine the potential decrease of anxiety on pregnant women in post-abortion by reading verses syifa and lavender aromatherapy. The research used experimental design of Pre and Post Test-Group with a sample of all pregnant women who had abortion. The total sample was 24 people. The research was conducted in Aisyiyah Hospital and Muhammadiyah Hospital of Ponorogo in Juny - August 2018. The data analysis used T and Wilcoxon test. The result of data analysis were 0,003 <0,05 and there was comparison between potential decrease of anxiety in pregnant women post abortion by reading verses syifa and giving aromatherapy  of lavender.  The comparison showed that the potency of decreasing of anxiety in pregnant woman post abortion by reading ayatus syifa and giving aromatherapy of lavender, 38% decreased anxiety level in pregnant woman post abortion because of lavender therapy and 62% was due to other factor. Then 89%decreased in anxiety level in pregnant woman post abortion because of reading ayatus syifa and 11% due to other factor. Research products can be used as media in the treatment of non pharmacological psikomatic in order to support quality of public health.


2019 ◽  
Author(s):  
Pablo Rodrigo Guzman Cortez ◽  
Matias Marzocchi ◽  
Neus Freixa Fontanals ◽  
Mercedes Balcells-Olivero

BACKGROUND Computerized mental health interventions have shown evidence of their potential benefit for mental health outcomes in young users. All of the studied interventions available in the review and scientific literature can be classified as "serious games". Serious games are computerized interventions designed from the start with the objective of improving specific desired health outcomes. Moreover, there are reports of users experiencing subjective benefits in mental health after playing specific commercial games. These were games not intentionally made with a therapeutic objective in the design process. An example is the videogame "Journey", first released for the Playstation 3 console in 2012 which won "Game of the Year" in the 2013 D.I.C.E awards. The creator of the game describes the game as a short, 2-3-hour narrative experience in which the player goes through the "Hero's Journey" following a classic 3-part structure. There were more than 100 testimonials from players describing how the game helped them cope with psychological or personal issues. Some of them explicitly described recovering from depressive episodes through playing the game. OBJECTIVE To conduct a pilot test of the efficacy of the videogame Journey in reducing depressive symptoms in an acute impatient setting METHODS Depressive symptomatology was measured before and after the intervention using the Hamilton Rating Scale for Depression (HRSD) The intervention was conducted in an isolated room using a Playstation 3 console with the videogame "Journey" developed by Thatgamecompany. No internet access was allowed. The game was played over the course of 4 30-45 min sessions in a two week period. RESULTS The initial score in the Hamilton Rating Scale for Depression (HRSD) was 30, indicating a very severe depression. After the intervention the HRSD score was 10, showing a mild depression. CONCLUSIONS The Videogame Journey, a commercial game first available for the Playstation 3 console in 2012, was not created as a serious game with potential health benefits. Our pilot test is the first case report of a commercial game showing a potential effect in reducing depressive symptoms, which is consistent with the previous informal reports of users online.


2021 ◽  
pp. 263183182110311
Author(s):  
Adarsh Tripathi ◽  
Dhirendra Kumar ◽  
Sujita Kumar Kar ◽  
PK Dalal ◽  
Anil Nischal

Background: Erectile dysfunction (ED) is one of the most common psychosexual disorders in clinical practice, and it results in significant distress, interpersonal impairments, poor quality of life, and marital disharmony. However, there is limited research on ED in India. Therefore, this study aimed to assess the sociodemographic and clinical profile of patients presenting with ED. Method: Cross-sectional evaluation of patients with ED presenting to the psychosexual outpatient department (OPD) of psychiatry department in a tertiary care hospital was done on structured clinical pro forma, Mini-International Neuropsychiatric Interview, International Index of Erectile Function-5, Arizona Sexual Experience, Hamilton rating scale for depression, and Hamilton rating scale for anxiety. Results: The sample included 102 patients. The mean age was 33.38 years. The majority of the patients were married (81.4%), Hindu (82.4%), residing in a rural area (60.8%), and belonging to a nuclear family (62.7%). The majority of the patients had a moderate level of ED (50%) followed by mild-to-moderate ED (26.5%) and severe ED (23.5%). Premature ejaculation (46.1%) and depression (28.4%) were the most common sexual and psychiatric comorbidities. Obesity was common (62.7%), and only a minority had other metabolic dysfunction, namely dyslipidemia (7.8%), diabetes (5.9%), and hypertension (4.9%). Tobacco dependence and alcohol dependence were present in 37.3% and 6.9% cases, respectively. Conclusion: Young adults with moderate-to-severe ED were present for treatment at a tertiary center. Comorbidities of other sexual disorders, psychiatric disorders, and substance use are commonly encountered in such patients. Promotion of early help-seeking should be encouraged. Clinicians should thoroughly assess even the young patients for other sexual, psychiatric, and medical comorbidities.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document