scholarly journals Hubungan Karakteristik Penjamu dan Breeding Place dengan Kejadian DBD Di Kabupaten Serdang Bedagai

Syntax Idea ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 789
Author(s):  
Hetti Citra Marbun ◽  
Sri Malem Indirawati ◽  
Nurmaini Nurmaini

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan daerah endemis DBD. Pada tahun 2019 jumlah kasus DBD sebanyak 183 kasus dengan 1 kasus meninggal (Incidence Rate 29,6 per 100.000 penduduk dan CFR = 0,5). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik penjamu dan breeding place dengan kejadian demam berdarah dengue di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2020. Metode penelitian adalah analitik observasional dengan desain case control. Sampel penelitian adalah anak yang berusia 0 bulan sampai 17 tahun yang berjumlah 84 orang. Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan kebiasaan memakai obat anti nyamuk (OR= 4,580), perilaku pemberantasan sarang nyamuk (OR = 3,100) dan keberadaan breeding place dengan (OR = 4,000). Sementara itu tidak ada hubungan umur dan jenis kelamin dengan kejadian DBD. Maka, dari hasil penelitian tersebut disarankan bagi masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai agar selalu membiasakan memakai obat anti nyamuk di rumah namun tidak disarankan menggunakan obat anti nyamuk bakar dikarenakan tidak ramah lingkungan dan sebaiknya masyarakat menggunakan lotion anti nyamuk, elektrik, obat anti nyamuk semprot dan sebaiknya di rumah menggunakan kawat kasa. Mengurangi tempat penampungan air, menguras TPA secara rutin, dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk seminggu sekali.

2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Sitti Washliyah ◽  
Dantje Tarore ◽  
Christina Salaki

Hubungan Tempat Perindukan dengan Kepadatan Larva Aedes aegypti sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kalumata Kota Ternate (Relationship of the Breeding Place with the Density of Aedes aegypti Larva as a Dengue Haemorhagic Fever Disease Vector in the Working Area of Kalumata Puskesmas Ternate City) Sitti Washliyah¹*), Dantje Tarore1), Christina Salaki1**)¹)Program Studi Entomologi Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115*Email:[email protected]**Email korespondensi: [email protected] Diterima 2 Juli 2019, diterima untuk dipublikasi 5 Agustus 2019 Abstrak Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor primer. Pengendalian tempat perindukan nyamuk Ae. aegypti lebih banyak dititikberatkan pada penutupan dan abatisasi bak mandi serta penguburan barang-barang bekas di sekitar rumah penduduk yang berpeluang sebagai penampung air hujan, sementara penampung air lainnya belum mendapat perhatian yang lebih memadai, padahal peluang untuk dijadikan sebagai habitat Ae. aegypti cukup besar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan tempat perindukan dengan kepadatan larva dan membandingkan kepadatan populasi larva pada setiap tempat perindukan nyamuk Ae. aegypti. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan analisa uji chi square yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kalumata Kota Ternate. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tempat perindukan nyamuk dengan kepadatan larva berdasarkan karakteristik jenis, warna, bahan, letak dan kondisi. Kesimpulannya yaitu terdapat hubungan antara tempat perindukan dengan kepadatan larva Ae.aegypti sebagai vektor penyakit demam berdarah dengue.Kata kunci: Identifikasi, tempat penampungan air, survey jentik.  AbstractDengue hemorrhagic fever is a disease caused by mosquitoes species Aedes aegypti and Aedes albopictus as primary vectors. Control of breeding sites for Ae mosquitoes. aegypti is more focused on the closure and abatement of bathtubs and the burial of used goods around people's homes that have the opportunity to collect rainwater, while other water reservoirs have not received more adequate attention, even though the opportunity to be used as Ae habitat. aegypti is quite large. The purpose of this study was to determine the relationship between breeding sites with larval density and compare larval population densities at each breeding site of the Ae mosquito. aegypti. Type of quantitative research method with cross sectional approach and analysis of chi square test conducted in the working area of Kalumata Health Center, Ternate City. The results showed that there was a relationship between mosquito breeding sites and larval density based on the characteristics of the species, color, material, location and condition. The conclusion is that there is a relationship between breeding sites and the density of Ae.aegypti larvae as a vector of dengue hemorrhagic fever.Keywords: Identification, water reservoir, larva survey.


2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Nur Fauziah ◽  
Umi Rahayu ◽  
Imam Thohari

Tindakan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue dilakukan dengan pengendalian terhadap vektor melalui pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti yang dapat dikombinasikan dengan perilaku menguras, menutup dan mengubur (3M) sehingga akan menjadi lebih efektif dalam mencegah penyakit DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keberadaan kontainer dengan perilaku 3M (menguras, mengubur, menutup) penghuni terhadap kejadian penyakit DBD.Jenis penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan menggunakan studi Case Control dan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tenggilis dengan besar sampel sebanyak 20 rumah penderita DBD tahun 2016 dan 20 rumah kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yang kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi binary logistic dengan derajat kesalahan (α) sebesar 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variabel yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Tenggilis adalah Sikap (p value : 0,013<0,05) dan Tindakan (p value : 0,027<0,05)  terkait 3M serta Keberadaan Kontainer (p value : 0,038<0,05). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue adalah Pengetahuan terkait 3M (p value : 0.376>0,05). Variabel yang paling mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue adalah Sikap responden terkait 3M.Hendaknya masyarakat meningkatakan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan kesadaran akan pentingnya menguras bak mandi secara rutin. Sedangkan bagi instansi Puskesmas dapat lebih sering memberikan edukasi dan informasi terkait penyakit demam berdarah dengue  kepada masyarakat. Kata kunci : DBD, Kontainer, 3M


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Ismalia Husna ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Guntur Batara Kencana

<em>World Health Organization </em>(WHO) melaporkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus DBD khususnya di negara tropis seperti Indonesia. Di Bandar Lampung terjadi instabilitas pada <em>Incidence Rate </em>(IR) dari tahun 2010-2015 dan Tanjung Senang merupakan wilayah dengan angka kasus tertinggi yaitu 138 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah<em> Dengue</em> (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian <em>case control</em>. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 sampel dari 50 kasus DBD dan 50 kontrol. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu <em>total sampling </em>pada kelompok kasus dan <em>random sampling </em>pada kelompok kontrol. Analisa data yang digunakan adalah <em>chi-square test. </em>Hasil analisis statistik menggunakan uji <em>Chi-square </em>menunjukan variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah pengetahuan (<em>p-value=</em>0,02; OR=0,40; 95% CI:0,35 – 1,72) dan jumlah kontainer (<em>p-value=</em>0,01; OR=3,02; 95% CI:1,26-7,20). Variabel yang tidak berhubungan antara lain pendidikan, pekerjaan, perilaku, ketersediaan tutup kontainer, keberadaan kawat kassa dan jarak antar rumah karena <em>p value</em> &gt; 0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan jumlah container merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kelurahan Way Kandis.


2019 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Pariono Sinaga ◽  
Hartono Hartono

Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit tular vektor yang menyerang masyarakat perkotaan (aedes aegypti) dan masyarakat pedesaan (aedes albopictus). Salah satu daerah endemis DBD di Kota Medan adalah wilayah kerja Puskesmas Medan Johor dimana setiap tahunnya di wilayah tersebut selalu ditemukan kasus baru DBD dan jumlah kasus DBD selalu meningkat pada akhir tahun karena musim penghujan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan case control.  Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas medan johor yaitu sebanyak 20.968 KK. Sampel dalam penelitian ini dibagi dua kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total population untuk kelompok kasus yaitu sebanyak 20 responden dan purposive sampling untuk kelompok kontrol sebanyak 20 orang dengan perbandingan 1:1. Hasil penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), menggantung pakaian dan tidur siang/sore dengan kejadian DBD dengan masing – masing p-value < dari α (0,027<0,05), (0,022<0,05), (0,027<0,05). tidak ada hubungan kasa pada ventilasi, menggunakan obat/anti nyamuk  dan menggunakan kelambu dengan kejadian DBD dengan masing – masing  p-value > dari α (0,197>0,05), (0,311>0,05), (0,053>0,05). Kesimpulannya adalah ada hubungan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), menggantung pakaian dan tidur siang/sore dengan kejadian DBD. Disarankan kepada masyarkat untuk selalu aktif melakakukan tindakan – tindakan pencegahan penyakit DBD.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 40-50
Author(s):  
Hermanto Putra

Malaria adalah suatu penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina, menyerang manusia di seluruh negara dunia. Malaria merupakan salah satu penyakit yang tidak pernah hilang (emerging) yang menunjukkan kecenderungan meningkatnya kasus di beberapa negara.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor lingkungan, faktor perilaku, lingkungan biologis dan faktor pelayanan kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Leuser. Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan pendekatan Case Control. Populasi dalam penelitian ini yaitu yang menderita malaria dan yang tidak menderita malaria di Puskesmas Leuser Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2019 sebanyak 64 orang kontrol dan 64 orang kasus dengan tenik sample random sampling. Pengumpulan data yang dilakukan dengan data primer, sekunder dan tersier. Analisis data yang dilakukan dengan analisis univariat, bivariat (uji Chi Square), dan multivariat (uji regesi berganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor suhu udara dengan nilai Sig 0,722 dan OR 0,827, mayoritas terdapat faktor genangan air dengan nilai Sig 0,001 dan OR 3,667, faktor Jarak Rumah dengan Breading Place dengan nilai Sig 0,001 dan OR 3,432, faktor kandang hewan dengan nilai Sig 0,001 dan OR 3,695, faktor pencahayaan terhadap kejadian malaria mayoritas <60 lux sebanyak 37 responden (57,8%) yang menderita dan 38 responden (59,4%) yang tidak menderita dengan nilai Sig 0,858 dan OR 1,067, faktor Dinding Rumah dengan nilai sig 0,008 dan OR 3,051, faktor obat anti nyamuk dengan nilai sig 0,014 dan OR 0,193, faktor kebiasaan keluar rumah malam hari dengan nilai sig 1,000 dan OR 0,860, faktor penyuluhan dengan nilai sig 0,042 dan OR 2,945, faktor penyemprotan rumah dengan nilai sig 0,204 dan OR 2,231,dan faktor pengobatan dengan nilai Sig 0,030 dan OR 5,073. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada pengaruh faktor genangan air, jarak rumah dengan breeding place, keberadaan kandang hewan, dinding rumah, penggunaan obat nyamuk, penyuluhan,dan pengobatan terhadap kejadian malaria. Variabel paling dominan terhadap kejadian malaria adalah genangan air. Bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat diharapkan adanya diharapkan adanya kebijakan demi terciptanya tujuan utama dalam pencapaian target dalam pencegahan kejadian malaria, terutama mengenai genangan air yang sudah menjadi hal biasa ada di lingkungan masyarakat di wilayah Puskesmas Leuser Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh.


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Ivan Tinarbudi Gavinov ◽  
Vivi Cahyani Putri

DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di indonesia, DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Kejadian paling tinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Kabupaten Bantul. Di wilayah kerja puskesmas Kasihan II di desa Tirtonirmolo dan desa Ngestiharjo Kabupaten Bantul  terdapat 29 kasus DBD pada Tahun 2017. Mengetahui faktor-faktor terjadinya DBD dan angka kejadian DBD serta mengetahui informasi terkait kejadian penyakit DBD dengan menggunakan metode SIG di wilayah kerja puskesmas kasihan II Kabupaten Bantul. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Case Control dengan Sampel 58 yaitu 29 kasus dan 29 kontrol terhadap kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II,Bantul,Yogyakarta pada bulan Oktober 2018. Analisa data yang digunakan adalah analisis kuantitatif menggunakan Chi Square. Faktor lingkungan dan faktor perilaku masyarakat mempengaruhi terjadinya penyakit DBD yang dapat meningkatkan risiko terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD) dan peta buffer yang menjelaskan jarak terbang nyamuk pada jarak 100 meter, 300 meter dan 500 meter, dan berdasarkan analisis spasial menunjukkan adanya klaster. Faktor yang dapat meningkatkan DBD keberadaan barang bekas, pagar rumah yang dapat menampung air, ventilasi atau cahaya matahari yan masuk dalam rumah, responden yang pernah menderita DBD, penularan DBD melalui tetangga atau teman sekolah, kebiasaan menutup tempat penampungan air.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Abdurrakhman abdurrakhman Abdurrakhman

ABSTRACT : The House index and Container Index in the buffer area of ​​the working area of ​​Balikpapan Sepinggan Airport is still above 1%, so the potential for the spread of dengue disease. Mobilization of people, goods and transportation equipment will increasingly affect the transmission of disease in ports and airports, especially for vector-borne diseases. This study aims to analyze the risk factors associated with larvae density of Aedes aegypti and describe the larvae index in the buffer zone of the Sepinggan Balikpapan Airport This study was a descriptive study with a cross sectional design. The sample in this study was 121 houses with a proportionate stratified random sampling, the research location was in the buffer zone of Sepinggan Balikpapan Airport in November 2018. The variables studied were houses with positive larvae containers, breeding sites and PSN behavior and larvasidation. The data was analyzed using the chi square test. There was a relationship between houses with larvae positive Aedes aegypti, behavior of Mosquito Nest Eradication (PSN) and larvasidation with larvae density of Aedes aegypti but not for breeding sites (p = 0.00 and 95% CI = 0.64), and   (p = 0.00 and 95% CI = 0.34). The description of several Aedes aegypti larvae index, namely House Index (HI) = 57.02%, Container Index (CI) = 24.36%, Bruteau Index (BI) = 148.76, and Flick Free Numbers (ABJ) = 42.98 %. Houses with larvae of Aedes aegypti larvae and PSN and larvasidation behavior were associated with larvae density of Aedes aegypti. The index of HI, CI and BI larvae is of high value so there is a risk of DBD transmission


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 39-44
Author(s):  
Ermawati Ermawati ◽  
Hafni Bachtiar

Prolap organ panggul merupakan kondisi yang mempengaruhi kualitas hidup wanita. Prolaps organ panggul ini dapat disebabkan oleh perlukaan sewaktu proses persalinan, proses penuaan, komposisi jaringan pada seorang wanita, batuk- batuk kronis, atau sering melakukan pekerjaan berat. Pengenalan dini prolaps terkait dengan prognosis pemulihan anatomik dan fungsional organ panggul. Hingga kini, penerapannya dalam dunia klinis belum banyak sehingga pelatihan dan pembelajaran lebih lanjut tentang pelvic organ prolapse quantification (POPQ) jelas diperlukan. Penelitian ini dilakukan dengan metode case control study di polikilinik Obgin RSUP. Dr. M. Djamil Padang mulai bulan September 2013 sampai jumlah sampel terpenuhi sebanyak 98 orang. Dengan 49 orang kelompok kontrol dan 49 orang kelompok kasus .Analisis dilakukan untuk menilai hubungan usia, paritas, pekerjaan dan indek massa tubuh dengan kejadian prolap organ panggul berdasarkan skor POPQ. Data disajikan dalam bentuk tabel. Data diuji dengan t test dan chi square test. Jika p<0,05 menunjukan hasil yang bermakna. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian prolap organ panggul dengan (p<0,05) dan OR 27,871.terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian prolap organ panggul dengan (p<0,05) dan OR 52,970.Dari analisa statistik pekerjaan tidak bisa di uji secara statistik.indek massa tubuh tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap kejadian prolap organ panggul.(p>0,05)


2016 ◽  
Vol 35 (4) ◽  
pp. 322-327
Author(s):  
Presilia Jesica ◽  
Nur Hilal ◽  
Khomsatun Khomsatun

Dermatitis merupakan peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan seperti polutan dan alergen-alergen. Data Dinas Kesehatan Banyumas Tahun 2015 kasus Dermatitis tertinggi Kecamatan Patikraja 1.358 pasien. Bulan Nopember tahun 2015, pasien Dermatitis tertinggi 138 orang di Desa Kedungrandu. Wilayah Desa Kedungrandu merupakan lokasi Tempat Pembuangan Akhir Gunung Tugel dimana tempat pembuangan akhir gunung tugel merupakan yang terbesar di Banyumas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan jenis sumber air dan personal hygiene dengan kejadian Dermatitis  Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan case control dengan 27 responden kasus dan 27 responden kontrol. Variabel penelitian ini sarana sumber air dan personal hygiene yang terdiri dari perilaku mandi, perilaku berpakaian dan perilaku tidur. Analisis menggunakan analisis SPSS versi 1.7 dengan uji chi-square dengan α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis adalah jenis sumber air dengan nilai p value= 0,001, personal hygiene merupakan variabel yang tidak mimiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis di Desa Kedungrandu dengan hasil nilai p value= 1,000. Kesimpulan penelitian yaitu jenis sumber air dapat menjadi salah satu faktor penyebab Dermatitis di Desa Kedungarandu. Peneliti menyarankan dari pihak puskesmas meningkatkan kerja sama dengan pemerintah desa untuk melakukan penyuluhan dan meningkatkan program kesehatan lingkungan.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 21-29
Author(s):  
Lina Marlina
Keyword(s):  

ABSTRAK Usia menikah yang terlalu muda mengakibatkan ibu belum siap dalam mengasuh balita karena kurangnya kematangan ibu dalam mengasuh balita, sehingga pola asuh anak juga sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Dampak dari pola asuh otoriter terhadap anak adalah anak menjadi penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, keperbadian yang lemah, cemas dan menarik diri. Dampak dari pola asuh permisif membuat anak-anak yang agresif tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, serta kurang percaya diri. Desa Karangresik merupakan desa yang paling tinggi angka kejadian pernikahan dini dari Desa yang lainnya di Kecamatan Jamanis. Hasil studi pendahuluan terhadap 5 ibu yang menikah muda di Desa Karangresik, terdapat 2 orang dengan pola asuh otoriter dan 3 orang menggunakan pola asuh permisif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pernikahan dini pada ibu yang mempunyai balita dengan pola asuh anak di Desa Karangresik Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan metode case control dan menggunakan pendekatan “retrospektif”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Desa Karangresik Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Mei tahun 2016 sebanyak 45 responden. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian pernikahan usia muda di Desa Karangresik Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar berada pada kategori tidak menikah di usia dini sebanyak 35 orang (77,8%). Dan pola asuh anak sebagian besar menggunakan pola asuh demokratis sebanyak 27 orang (60%). Analisis bivariat diolah menggunakan Uji Chi Square dengan nilai p = 0,004 (p < 0,005), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pernikahan dini pada ibu yang mempunyai balita dengan pola asuh anak di Desa Karangresik Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu diadakannya penyuluhan kepada setiap para remaja agar tidak menikah di usia muda. Kata Kunci : Pernikahan Dini, Pola Asuh Anak


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document