Sel Jurnal Penelitian Kesehatan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

51
(FIVE YEARS 31)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan

2580-8923, 2580-8699

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 86-97
Author(s):  
Nora Usrina ◽  
Faisal Bin Abdurrahman ◽  
Asnawi Abdullah ◽  
Radhiah Zakaria ◽  
Maidar Maidar
Keyword(s):  

Status gizi ibu selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Pola konsumsi makan ibu selama hamil berpengaruh terhapat kejadian BBLR dan panjang badan lahir pendek. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh asupan gizi energi dan protein ibu hamil selama trimester III terhadap keluaran kehamilan. Penelitian ini menggunakan metode studi kohort selama 3 bulan. Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu hamil trimester III yang berjumlah 31 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Analisis data yang digunakan yaitu uji regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh asupan energi (koef=0,829; 95% CI: 0,3 – 1,3; p-valuer=0,003) dan asupan protein (koef=11,69; 95%CI: 2,4 – 20,9; p-value=0,015) selama trimester III terhadap berat badan bayi saat lahir. Selain itu, terdapat pengaruh asupan energi (koef=0,003; 95% CI: 0,001 – 0,01; p-valuer=0,004) dan asupan protein (koef=0,053; 95%CI: 0,01 – 0,1; p-value=0,012) selama trimester III terhadap panjang badan bayi saat lahir. Penelitian ini menunjukkan bahwa asupan energi dan protein berpengaruh terhadap hasil keluaran kehamilan, sehingga diharapkan ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan asupan makanan terutama selama kehamilan trimester III.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 75-85
Author(s):  
Yulidar Yulidar ◽  
Rosdiana Rosdiana ◽  
Ulil Amri Manik ◽  
Veny Wilya ◽  
Nur Ramadhan ◽  
...  

Kabupaten Aceh Jaya termasuk wilayah endmeis filariasis. Pelaksanaan Program pemberian  obat  pencegahan massal (POPM) lima putaran dilakukan dari tahun 2011 sampai 2015. Oleh karena gagal pre-TAS pada tahun 2016, maka dilakuakn POPM 2 putaran lagi tahun 2017 dan 2018. Evaluasi pelaksanaan program pengendalian filariasis berjalan dengan baik namun aspek penyebab kegagalan POPM tidak diketahui secara pasti. Banyak hal yang menjadi faktor resiko penularan filariasis diantaranya keberadaan agent, host (manusia dan hewan) dan faktor lingkungan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan gambaran densitas mikrofilaria pada reservoir di wilayah endemis filariasis Kabupaten Aceh Jaya terutama Desa Lhok Bout dan Desa Ligan. Penelitian ini merupakan cross sectional dan jumlah hewan yang tertangkap bersifat purposive sampling pada 100 hewan yaitu kucing dan monyet ekor panjang. Pengumpulan data dilkaukan pada bulan Agustus dan Oktober 2017 di Desa Ligan dan Desa Lhok Bout Kabupaten Aceh Jaya. Hasil pemeriksaan mikroskopis pada 83 kucing dan 17 monyet ekorv panjang adalah 4 slide darah kucing ditemukan positif Brugia malayi dan 2 slide darah monyet ekor panjang ditemukan cacing non Brugia malayi yang dicurigai adalah Dilofillaria sp. Oleh karena, kucing dan amonyet ekor panajng positif terdapat cacing mikrofillaria di dalam darahnya maka Kabuapetn Aceh Jaya termasuk wilayah endemis zoonotik reservoir filariasis. Untuk wilayah yang zoonotic reservoir filariasis, pengendalian filariasis tidak hanya pada agent, host manusia namun juga harus memperhatikan host reservoir.Pengendalian cacing Brugia malayi atau non Brugia malayi pada reservoir juga harus dilakukan untuk pemutusan rantai penularan selain pengendalian vector dan usaha lainnya.  


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 106-116
Author(s):  
Azizah Vonna ◽  
Maya Marlinda ◽  
Suryawati Suryawati

Telah dilakukan penelitian yang berjudul Evaluasi Pengetahuan dan Keterampilan Pasien DM tipe 2 dalam Penggunaan Insulin Pen selama 30 hari di Poli Endokrin dan Apotek Terpadu Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan pasien DM tipe 2 dalam penggunaan insulin pen. Penelitian ini bersifat observasional dengan metode cross-sectional. Penelitian dilakukan melalui wawancara dan pengamatan pada pasien DM tipe 2 yang mendapatkan terapi insulin pen. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 88 sampel. Berdasarkan jenis kelamin dan usia, responden lebih banyak perempuan (58%) dan lansia (77,3%). Tingkat pendidikan terakhir responden umumnya pendidikan menengah (50,0%) dan responden lebih banyak bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) (45,5%). Responden umumnya mengalami penyakit penyerta dan/atau komplikasi DM (85,2%). Responden paling banyak mendapatkan terapi insulin mixed (Novorapid flexpen® dan Levemir flexpen®) (78,4%) dan sebagian besar  responden telah menggunakan insulin dalam jangka waktu 1-5 tahun (63,6%). Hanya 8% dari total responden yang menggunakan obat antidiabetik oral bersamaan dengan insulin. Pemeriksaan kadar HbA1c hanya dilakukan oleh sebagian kecil responden (27,3%). Informasi tentang cara penggunaan insulin pen hampir seluruhnya diperoleh dari dokter (92,1%). Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang insulin pen (56,8%).Tingkat pengetahuan yang paling rendah terkait cara penyimpanan jarum insulin pen (21,6%) dan yang paling tinggi terkait waktu injeksi insulin yang dilakukan sebelum makan (97,7%). Hampir seluruh responden masih salah dalam menginjeksikan insulin pen (97,7%). Keterampilan yang paling sering diabaikan oleh responden yaitu keterampilan dalam hal kebersihan dan penyimpanan  insulin pen.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 66-74
Author(s):  
Ulfa Fitriani ◽  
Zuraida Zulkarnain ◽  
Enggar Wijayanti

Hyperuricemia has became the public health issue worldwide. Hematology parameters abnormality is considered to be one of the factors relating the disease such as hyperuricemia. Current study suggest that body mass index (BMI) related to uric acid (UA) levels. The aim of the study was to examine the association between uric acid levels and hematological parameters and BMI among hyperuricemia patients. This was cross sectional study with 50 hyperuricemia patients in Hortus Medicus clinic. Results demonstrate that of the participants, 54% were women but the mean of UA levels was higher in the men (8,41 + 0,80 mg/dL) than in women (7,38 + 0,97 mg/dL). In BMI classified, the mean BMI for men was normoweight, and the women was overweight. The mean of hematology parameters in both of sex were normal range. No significant association were testified between uric acid levels and hemoglobin, hematocrit, erythrocyte, trombocyt, leukocyte and BMI. This study indicate that uric acid has no apparent association with hematology parameters and BMI


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 96-106
Author(s):  
Evan Febriansyah ◽  
Kaifar Nuha ◽  
Shela Kamal

Perempuan merupakan makhluk yang memiliki sistem reproduksi yang cukup unik yaitu mengalami haid setiap bulannya. Perempuan yang mengalami menstruasi, biasanya mengalami nyeri dengan tingkat dan sifat yang berbeda-beda mulai dari nyeri ringan hingga nyeri berat. Kondisi tersebut dinamakan Dismenorhea, yaitu suatu keadaan simptomatik yang meliputi nyeri abdomen, kram dan sakit pada bagian punggung saat menstruasi yang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Angka kejadian dismenorea tipe primer di Indonesia sekitar 54,89% pada wanita usia subur. Mengkonsumsi dark chocolate diketahui dapat meningkatkan jumlah magnesium dalam tubuh dan mengurangi rasa sakit saat menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cokelat hitam terhadap penurunan nyeri dismenorhae primer. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian quasi eksperimen. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah one group pretest–posttest desain. Adapun sampel pada penelitian ini adalah mahasiswi akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh yang mengalami dismenorhea ditetapkan sebanyak 30 orang sebagai kelompok perlakuan dengan teknik pengambilan sampel non-probability sampling, yaitu  quota sampling.KelompokPeneliti akan mendatngi sampel saat sampel mengalami dismenorhea, lalu meminta sampel mengisi ukuran skala nyeri sesuai yang dirasakan, lalu sampel akan cokelat hitam batang 72% sebanyak 35 gram untuk dikonsumsi dan tingkat nyeri akan diukur lagi 2 jam setelah cokelat dihabiskan. Berdasarkan hasil perhitungan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000 kurang dari α (α=0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara skala nyeri dismenorhea sebelum dan sesudah diberikan cokelat hitam. Mengkonsumsi cokelat hitam 72% sebanyak 35 gram berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri haid dismenorhae primer pada remaja.  


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 24-38
Author(s):  
Muhammad Arif Hendrawan ◽  
Andri Dwi Hernawan ◽  
Ismael Saleh

Berdasarkan data situasi dan analisis gizi di Indonesia pada tahun 2017, status gizi balita diukur dengan indeks tinggi badan per umur (TB/U). Provinsi dengan persentasebalita pendek dan sangat pendek terbesar adalah Kalimantan Barat (32,5%) dan terendah adalah Sumatera Selatan (14,2%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak usia 4-6 tahun di desa kuala 2 wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 242 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 orang anak usia 4-6 tahun, diambil menggunakan random sampling serta menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukan faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan anak berdasarkan indikator TB/U, yaitu riwayat ASI eksklusif (p=0,004) berat badan lahir rendah (BBLR) (p=0,003), imunisasi dasar (p=0,000), penyakit infeksi (p=0,000). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan pertumbuhan anak berdasarkan indikator TB/U yaitu usia saat hamil (p=0,103). Serta terdapat hubungan yang signifikan antara pertumbuhan anak berdasarkan indikator TB/U dengan perkembangan anak (p=0,000).Saran kepada Puskesmas Sungai Durian untuk melakukan kegiatan sosialisasi di masyarakat serta membuat program khususnya tentang pentingnya deteksi dini gangguan tumbuh kembang anak, sehingga diharapkan dapat mengatasi gangguan tumbuh kembang anak di wilayah kerja puskesmas.   According to the Indonesian ministry of health, 2017 the nutritional status of children under five as measured by the height per age index, the province with the largest proportion of short and very short children under five is West Kalimantan (32.5% ) and the lowest was South Sumatra (14.2%). The purpose of this study was to determine the factors that influence the growth and development of children aged 4-6 years in Kuala Village 2, the working area of Sungai Durian Health Center. This study was an observational analytic study with a cross sectional design. The population in this study was probably 242 people. The sample in this study may be 69 children aged 4-6 years, taken using random sampling and using chi-square test statistics. The results showed the factors associated with growth based on the indicator of height / age, namely a history of exclusive breastfeeding (p = 0.004), low birth weight (LBW) (p=0.003), basic immunization (p=0.000), infectious diseases (p = 0.000). Meanwhile, the factor that was not related to children's growth based on the indicator of height / age was the age at pregnancy (p = 0.103). As well as the significant relationship variable between children's growth based on the indicator of height / age with child development (p=0.000) It is suggested to Sungai Durian Public Health Center to carry out socialization activities in the community and create a program specifically on the importance of early detection of child developmental disorders, so that it is hoped that it can overcome child development disorders in the working area of the puskesmas.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 15-23
Author(s):  
Rinni Gusnimar ◽  
Nora Veri ◽  
Cut Mutiah

Infeksi nifas menjadi salah satu penyebab kematian ibu di negara berkembang termasuk Indonesia. Beberapa penyebab pemicu terjadinya infeksi nifas seperti pelayanan kebidanan, daya tahan tubuh, perawatan nifas, gizi, anemia dan kebersihan genetalia. Pada masa nifas penting untuk merawat luka perineum karena kuman bisa masuk melalui luka bekas jahitan pada perineum agar tidak menyebabkan infeksi. Salah satu alternatif terapi nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk penyembuhan luka perineum masa nifas adalah daun binahong. Tujuan penelitian ini menguji pengaruh daun binahong dalam mempercepat penyembuhan luka perineum pada masa nifas. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental dengan pendekatan posttest only control group design. Posttest only control group design merupakan pengumpulan data dilakukan sesudah perlakuan. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 orang ibu nifas sesuai dengan kriteria inklusi. Data diobservasi berupa derajat kesembuhan luka perineum dengan menggunakan instrumen lembar observasi penyembuhan luka perineum pada skala REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge dan Approximation). Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh pemberian rebusan Daun binahong terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Rerata hasil uji Uji statistik Mann Whitney, pada kelompok perlakuan adalah 11,83 lebih rendah dibandingkan pada kelompok kontrol, yaitu 21,8 (p-value = 0,001). Penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh pemberian rebusan daun binahong mampu mempercepat penyembuhan luka perineum dibandingkan iodine povidone 10%. Daun binahong dapat menjadi alternatif terapi komplementer pada ibu nifas yang mengalami luka robekan perineum.   One of the main causes of maternal death in developing countries is puerperal infection. Midwifery care, body immunity, postnatal care, nutrition, anemia and genetalia hygiene are factors that trigger puerperal infections. The perineal rupture if not treated properly will cause an infection in the suture wound in the perineum. Wound care is important because germs can enter through the suture marks on the perineum and cause infection. Non-pharmacological therapies that can be used to accelerate wound healing are Anredera cordifolia. The research design was quasi experimental with posttest approach Only Control Group Design, namely data collection was done after treatment. The total sample was 32 postpartum mothers according to inclusion criteria. The data observed in this study were the degree of healing of perineal wounds using the REEDA scale perineal wound healing observation sheet instrument (Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge and Approximation). Based on the results of the Mann Whitney test, the mean rank of the results in the treatment group was 11.83 lower than the control group, namely 21.8 (p-value = 0.001). Effect of giving Anredera cordifolia leaves on the healing of perineal wounds in postpartum mothers significantly. Care with giving Anredera cordifolia leaves can accelerate the healing of perineal wounds compared to 10% iodine povidone. Anredera cordifolia leaves can be used as a complementary therapy for postpartum mothers who experience perineal torn wounds.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 1-14
Author(s):  
Era Wandira ◽  
Sarmalina Simamora ◽  
Mona Rahmi Rulianti

Diabetes Melitus (DM) ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah akibat gangguan sekresi maupun hilangnya sensitivitas sel terhadap insulin pada diabetes tipe 2. Salah satu komplikasi diabetes adalah penyakit kardiovaskuler. Sedikitnya 65% penderita DM meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Faktor risiko terjadinya komplikasi kardiovaskuler pada penderita DM adalah tingginya kadar lipid dalam darah. Penderita DM usia 40-75 tahun dan K-LDL >70 mg/dL sebaiknya sudah mendapatkan terapi anti-hiperlipid. Obat yang paling banyak digunakan adalah simvastatin, tetapi statin dapat meningkatkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai hubungan penggunaan simvastatin dengan kadar gula darah penderita DM. Penilaian juga dilakukan terhadap pola makan dan aktifitas fisik. Besar sampel 62 orang mendapat terapi DM, tidak sedang hamil, usia 35-85 tahun. Jenis penelitian ini adalah observasional-analitik, dengan rancangan cross sectional, dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Data dianalisis dengan uji Chi-Square dilanjutkan dengan regresi logisik. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan simvastatin mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kadar gula darah dengan p value < 0,05 dan nilai OR 3,3, demikian juga pola makan dan aktifitas fisik, masing masing dengan nilai OR 4,9 dan 15,1. Namun belum terbukti sebagai faktor yang dominan dalam meningkatkan kadar gula darah (siq 0,150). Penyebab ketidak-normalan kadar gula darah, adalah pola makan dan aktifitas fisik. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan metode riset kuasi eksperimen dan dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat meyakinkan semua pihak dalam menggunakan simvastatin. Rumah sakit diharapkan tetap melakukan pemantauan terapi obat simvastatin pada pasien DM.   Increase blood sugar levels characterized due to secretion disorders and loss of sensitivity of cells to insulin in type 2 diabetes. One of the complications of diabetes is cardiovascular disease. At least 65% of people with diabetes die from cardiovascular disease. The risk factor for cardiovascular complications in diabetes sufferers is high levels of lipids in the blood. Diabetes patients aged 40-75 years and K-LDL> 70 mg/dL should have received anti-hyperlipid therapy. The most widely used drug is simvastatin, but statins can increase blood sugar levels. The purpose was to assess the relationship between the use of simvastatin and the blood sugar levels of diabetes  patients. Assessments also carry out a diet and physical activity. The sample size is 62 people receiving diabetes  therapy, not pregnant, aged 35 to 85 years. This type of research is observational-analytic, with a cross-sectional design, conducted at the Bhayangkara Hospital, Palembang. Data analyzed by using the Chi-square test followed by logical regression. The results showed that the use of simvastatin had a significant relationship with blood sugar levels with p-value <0.05 and an OR value of 3.3, diet and physical activity, with OR values ​​of 4.9 and 15,1 respectively. However, it has not proven to be a dominant faktor in increasing blood sugar levels (sig 0.150). Causes of abnormal blood sugar levels are diet and physical activity. It is necessary to carry out further research with a quasi-experimental research method and a larger sample size, to convince all parties to use simvastatin. It is necessary to continue to monitor simvastatin therapy in diabetes patients by the hospital


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 47-63
Author(s):  
Raisuli Ramadhan ◽  
Fahmi Ichwansyah ◽  
Eka Fitria ◽  
Asnawi Abdullah ◽  
Maidar Maidar ◽  
...  

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan Indonesia akan mencapai fase eliminasi malaria pada tahun 2030. Tapi, periode tahun 2018-2019 di Provinsi Aceh dilaporkan masih adanya temuan 19 kasus positif infeksi P. knowlesi. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis faktor risiko terhadap kasus infeksi P. knowlesi di Provinsi Aceh periode tahun 2018 s/d 2019. Penelitian observasional dengan desain penelitian kasus kontrol, dilakukan di 4 wilayah kabupaten/ kota yang menjadi lokasi penemuan kasus infeksi P. knowlesi di Provinsi Aceh. Populasinya seluruh masyarakat dari 4 kabupaten/kota yang menjadi lokasi penelitian yang potensial tinggal dekat hutan. Sampel penelitian sebanyak 74 orang (16 kasus: 58 kontrol). Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil uji analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara kebiasaan keluar malam hari (p=0,001) dengan kejadian infeksi P. knowlesi. Selanjutnya tidak ada hubungan antara keberadaan macaca, lingkungan hutan, obat anti nyamuk, kelambu, dan kawat kasa dengan kejadian infeksi P. knowlesi. Hasil analisis multivariat untuk keseluruhan variabel penelitian diketahui bahwa kebiasaan keluar malam hari merupakan prediktor paling dominan terhadap kejadian infeksi P. knowlesi ((OR=11,25) (95% CI: 3,01 – 42,08) p Value =0,000). Hasil penelitian secara umum menyimpulkan bahwa kebiasaan keluar malam hari secara signifikan memiliki pengaruh terhadap kejadian infeksi P. knowlesi di provinsi Aceh.   The Ministry of Health of the Republic of Indonesia has determined that Indonesia will reach the elimination phase of malaria in 2030. But, in period 2018 - 2019 Aceh Province is reported to have found 19 positive cases of P. knowlesi infection. This research aims to dorisk factor analysis of cases P. knowlesi infection in Aceh Province for the period 2018 to 2019. This observational study with a case control research design was conducted in 4 districts/ cities which were the location for finding cases of P. knowlesi infection in Aceh Province. Its populationAll people from the 4 districts / cities that are potential research locations live near the forest. The research sample was 74 people (16 cases: 58 control). Data analysis was performed using logistic regression analysis. The results of the bivariate analysis test showed that there was a relationship between the habit of going out at night (p=0.001) with the incidence of P. knowlesi infection. Furthermore, there is no relationship between the presence of macaca, forest environment, mosquito repellent, mosquito nets, and gauze with the incidence of P. knowlesi infection. The results of multivariate analysis for all research variables showed that nighttime out habits were the most dominant predictor of P. knowlesi infection ((OR = 11.25) (95% CI: 3.01 - 42.08) p value = 0.000). The results of the study generally concluded that the habit of going out at night had a significant effect on the incidence of P. knowlesi infection in Aceh province.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 35-46
Author(s):  
Yasir M. Diah ◽  
Zulfikar Zulfikar ◽  
Izzati Ulfa ◽  
Zain Hadifah

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dari genus flavivirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan kasus penyakit DBD, pemetaan kepadatan nyamuk berdasarkan HI (House Index), CI (Container Index), BI (Breteau Index) dan mengetahui buffer zone sebaran kejadian penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Lhoknga. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan observasi yang disajikan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mendapatkan distribusi spasial kasus DBD. Jumlah populasi adalah seluruh penderita DBD di Kecamatan Lhoknga tahun 2017-2018. Jumlah sampel sebanyak 41 orang pada bulan Maret 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kasus DBD dari tahun 2017 sampai 2018 dikarenakan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai kebersihan lingkungan. Untuk hasil kepadatan nyamuk berdasarkan HI, CI dan BI didapatkan rata-rata Density Figure (DF) sebesar 4,7 artinya kepadatan jentik nyamuk adalah sedang. Kesimpulan: ada penurunan kasus DBD dari tahun 2017 hingga 2018, kepadatan nyamuk adalah sedang serta zona buffer yang sudah terdata.   Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus from the flavivirus genus which is transmitted through the bite of the Aedes aegypti mosquito. This study aimed to map cases of dengue disease, to map mosquito density based on the HI (House Index), CI (Container Index), BI (Breteau Index) and to determine the buffer zone for the spread of dengue disease in the Lhoknga Health Center work area. This research used a descriptive method with an observational approach presented with a Geographic Information System (GIS) to obtain a spatial distribution of DHF cases. The total population is all DHF sufferers in Lhoknga District in 2017-2018. The number of samples was 41 people in March, 2019. The results showed that there was a decrease in DHF cases from 2017 to 2018, due to increased public awareness about environmental cleanliness. The results of mosquito density based on HI, CI and BI were obtained Density Figure (DF) is as much as 4.7, which means that the larva density is moderate. The conclusion is that there was a decrease in DHF cases from 2017 to 2018, the mosquito density is moderate and the buffer zone has been recorded.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document