Jurnal Privat Law
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

127
(FIVE YEARS 100)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Sebelas Maret

2715-5676, 2337-4640

2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 295
Author(s):  
Renita Ivana ◽  
Diana Tantri Cahyaningsih

<p>Abstract<br />This article aims to find out the basis of the judge’s consideration of the Divorce Decision with the  Provision of Child Custody to the father. This writing also includes normative legal research that is prescriptive. The research approach uses the Law approach (state approach) and case approach. Legal material collection techniques use legal material collection techniques with the study of documents or library materials (library study). The results of the study explained that judges’ consideration arose from the six divorce decisions that the authors examined was by prioritizing the best interests principle for  children, the judge giving custody of underage children to the father. This is not in accordance with the  rules of the invitation that apply because the child under the age of custody is in the hands of the mother. But because of the bad behavior of the mother, abandoning the child, forgetting her responsibilities as a mother which is all the basis of the judge’s consideration in making decisions regarding the granting of custody of minors to the father.<br />Keywords: Divorce; Consideration of Judges; Child Custody</p><p>Abstrak<br />Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim terhadap Putusan Perceraian dengan  Pemberian Hak Asuh Anak kepada bapak. Penelitian hukum ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat preskriptif. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan Undang-undang (state approach) dan pendekatan kasus (case approach). Teknik pengumpulan bahan hukum menggunakan teknik pengumpulan bahan hukum dengan studi dokumen atau bahan pustaka (library study). Hasil penelitian menjelaskan bahwa pertimbangan hakim yang muncul dari keenam Putusan Perceraian yang penulis teliti adalah dengan mengedepankan asas kepentingan terbaik bagi anak, hakim memberikan hak asuh anak di bawah umur kepada bapak. Hal tersebut tidak sesuai aturan Perundang-undangan yang  berlaku karena anak di bawah umur kedudukan hak asuhnya berada di tangan ibu. Namun karena perilaku ibu yang buruk, menelantarkan anak, melupakan tanggung jawabnya sebagai ibu. Sehingga menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan mengenai pemberian hak asuh anak di bawah umur kepada bapak.<br />Kata Kunci: Perceraian; Pertimbangan Hakim; Hak Asuh Anak</p>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 187
Author(s):  
Haruli Dwicaksana ◽  
. Pujiyono

<p>Abstract<br />This article aims to know the use of cryptocurrency can replace conventional money as a means of  payment in Indonesia. This article belongs to the type of normative legal research that is prescriptive to produce a new concept in resolving the problems faced by supported by a legal approach and a case approach. The data used is secondary data with primary binding and fundamental material. Data collection techniques using library studies. The data analysis technique used by the authors is a silogism analysis. The results showed that cryptocurrencies are difficult to substitute for conventional currency use as a means of payment in Indonesia because there is no centralized authority governing as well as the value of a relatively unstable cryptocurrency from Conventional currency that has been circulating in Indonesia is the rupiah, it is difficult to use cryptocurrency as a means of payment at the least level of Use daily.<br />Keywords: Payment Tools; Paymeny Systems; Conventional Currency; Cryptocurrency.</p><p>Abstrak<br />Artikel ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan cryptocurrency dapat menggantikan uang  konvensional sebagai alat pembayaran di Indonesia. Artikel ini termasuk ke dalam jenis penelitian hukum normatif yang bersifat preskriptif untuk menghasilkan konsep baru dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, didukung dengan pendekatan undang-undang dan pendekatan kasus. Data yang digunakan merupakan data sekunder dengan bahan hukum primer yang sifatnya mengikat dan mendasar. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan penulis merupakan analisis silogisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cryptocurrency sulit untuk menggantikan kegunaan mata uang konvensional sebagai alat pembayaran di Indonesia karena tidak ada otoritas terpusat yang mengatur serta nilai dari cryptocurrency yang relatif tidak stabil dari mata uang konvensional yang sudah beredar di Indonesia yaitu rupiah, maka sulit untuk menggunakan cryptocurrency sebagai alat pembayaran di tingkat paling kecil yaitu penggunaan sehari-hari.<br />Kata Kunci: Alat Pembayaran; Sistem Pembayaran; Uang Konvensional; Cryptocurrency.</p>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 324
Author(s):  
Yusuf Yuniarto ◽  
Dona Budi Kharisma

<p>Abstract<br />This article aims to know the contractual relationship between PT JIEP and PT Yamaha Indonesia in the  perspective of the Book of Private Law Regulation and Government Regulation Number 142 of 2015 concerning Industrial Estates and challenges and obstacles faced by PT JIEP in carrying out contractual relationships. This research is a descriptive empirical law research. The research location is at PT JIEP. The research types and source of data include primary and secondary data. Methods for data collection are through depth interview and literature study. The technique analysis data is qualitative with interactive model analysis. The results of this research shows that the Challenges and obstacles faced by PT JIEP in conducting contractual relations is: (a) lack of the active role for PT JIEP in Industrial Relations Disputes; and (b) there is no clear action written in the agreement if there is delay in lease payment and deposit.<br />Keywords: Legal Contract; Industrial Area; Industrial Relation Dispute.</p><p>Abstrak<br />Artikel ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kontraktual antara PT JIEP dan PT Yamaha Indonesia  ditinjau dalam perspektif KUHPerdata dan Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri dan tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh PT JIEP dalam menjalankan hubungan kontraktual. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di PT. Jakarta Industrial Estate Pulogadung. Jenis dan sumber data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian ini menjelaskan Tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh PT JIEP dalam melakukan hubungan kontraktual adalah: (a) kurangnya peran PT JIEP secara aktif dalam Perselisihan Hubungan Industrial; dan (b) tidak adanya tindakan yang jelas yang tertulis dalam perjanjian apabila terdapat keterlambatan pembayaran sewa dan deposit.<br />Kata Kunci: Kontrak; Kawasan Industri; Perselisihan Hubungan Industrial.</p>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 194
Author(s):  
Lidwina Tessa Kurnia Prihantiwi ◽  
, Pujiyono

<p>Abstract<br />This article  has the main  problem  with  the causes  of banks  not allowing  copyright  as a Fiduciary  Guarantee in Banking Credit Transactions in Indonesia. Besides, this article aims to find out the solutions that must be done so that copyright can become a Fiduciary Guarantee. This article is empirical legal research and has a descriptive nature. The types of data used are primary and secondary. Data collection techniques used were interviews  and literature studies, then the technical analysis used was the deductive method . The results showed that several things cause copyright as a fiduciary guarantee  in bank credit transactions  not yet allowed by banks. The first cause is regulatory constraints, intellectual property rights assessment constraints such as copyright, constraints according to banking, constraints according  to the OJK, constraints  on people’s  evaluation  of copyright.  From  the various causes, the authors also describe solutions to overcome these causes so that there is a bright spot on Copyright Problems as a Fiduciary Guarantee in Banking Credit Transactions.<br />Keywords: Copyright; Fiduciary Guarantee; Banking Credit</p><p>Abstrak<br />Artikel ini memiliki pokok masalah tentang penyebab perbankan belum memperbolehkan Hak Cipta   sebagai  Jaminan  Fidusia  dalam Transaksi  Kredit  Perbankan  di Indonesia.  Selain itu artikel  ini bertujuan  untuk  mengetahui  solusi  yang  harus  dilakukan  agar Hak  Cipta  dapat menjadi  Jaminan  Fidusia.  Artikel  ini adalah  penelitian  hukum  empiris  dan memiliki  sifat deskriptif. Jenis data yang digunakan  yaitu primer dan sekunder. Teknik pengumpulan  data yang digunakan  adalah wawancara  dan studi kepustakaan,  selanjutnya  teknis analisis yang digunakan  adalah metode  deduktif.  Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa  ada beberapa  hal yang menyebabkan hak cipta sebagai jaminan fidusia dalam transaksi kredit perbankan belum diperbolehkan oleh bank. Penyebab yang pertama adalah kendala regulasi , kendala penilaian hak kekayaan intelektual seperti hak cipta, kendala menurut perbankan, kendala menurut OJK, kendala penilaian  masyarakat  terhadap hak cipta. Dari berbagai   penyebab tersebut, penulis juga memaparkan solusi-solusi mengatasi penyebab tersebut agar ada titik terang atas Problematika Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia dalam Transaksi Kredit Perbankan.<br />Kata Kunci: Hak Cipta; Jaminan Fidusia; Kredit Perbankan</p>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 222
Author(s):  
Sari Tri Suprapto ◽  
Dona Budi Kharisma

Abstract<br />This article aims to determine the factors that hinder the effectiveness of the application of the Indonesian <br />National Standard (SNI) on children’s toys. The research methodology used is empirical research, which<br />is researching secondary data at first, then continuing research on primary data in the field or the<br />community. Legal research materials used are primary and secondary legal materials, the technique<br />used in gathering legal materials is depth interviews and document studies or library materials. The<br />results showed that there were factors that hindered the effectiveness of the implementation of the <br />Indonesian National Standard (SNI), which was due to the community being indifferent or not paying <br />attention to the importance of standardization in children’s toys besidesthe lack of merchant knowledge<br />to the importance of SNI in children’s toys.In the application of SNI, there are inhibiting factors, namely<br />the Law factor indicated by the absence of regional regulations governing mandatory SNI on children’s<br />toys, law enforcement factors namely the lack of work ethic in law enforcement, facility and infrastructure<br />factorsare indicated by communication tools that do not yet support the role of law enforcers to maximize<br />their performance, community factors many people who do not know the importance of SNI in children’s<br />toys due to the lack of socialization they get, cultural factors are shown by the legal culture or immature<br />legal habits of society so that the effectiveness of the mandatory forefront of SNI is not running optimally.<br />Keywords: SNI; Children Toys; Effectiveness.<br />Abstrak<br />Artikel ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat efektivitas penerapan <br />Standar Nasional Indonesia (SNI) pada mainan anak. Metodologi penelitian yang digunakan adalah<br />penelitian empiris, yaitu meneliti data sekunder pada awalnya, untuk kemudian dilanjutkan penelitian<br />terhadap data primer di lapangan atau terhadap masyarakat. Bahan penelitian hukum yang digunakan<br />adalah bahan hukum primer dan sekunder, teknik yang digunakan dalam pengumpulan bahan hukum<br />adalah depth interview dan studi dokumen atau bahan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan terdapat<br />faktor yang menghambat efektivitas penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu dikarenakan<br />masyarakat acuh atau tidak memperhatikan betul pentingnya standardisasi pada mainan anak selain<br />itu  kurangnya pengetahuan pedagang terkait pentingnya SNI pada mainan anak. Dalam penerapan<br />SNI terdapat faktor-faktor yang menghambat yaitu faktor Undang-Undang ditunjukkan dengan belum<br />adanya peraturan daerah yang mengatur tentang wajib SNI pada mainan anak, faktor penegak hukum<br />yaitu masih kurangnya etos kerja pada penegak hukum, faktor sarana dan prasarana ditunjukkan<br />dengan alat komunikasi yang belum menunjang peranan penegak hukum untuk memaksimalkan<br />kinerjanya, faktor masyarakat yaitu banyak masyarakat yang belum mengetahui pentingnya SNI pada<br />mainan anak dikarenakan kurangnya sosialisasi yang mereka dapatkan, faktor kebudayaan ditunjukkan<br />dengan budaya hukum atau kebiasaan hukum masyarakat yang belum matang sehingga efektivitas <br />penerapan wajib SNI tidak berjalan dengan maksimal. <br />Kata Kunci: SNI; Mainan Anak; Efektivitas.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 310
Author(s):  
Stefanie Waringga Y. ◽  
Albertus Sentot Sudarwanto

<p>Abstract<br />This article aims to review the responsibilities of a notary who has a position as an Acting Land Acting  Officer (PPAT) in making a Power of Attorney to Charge Mortgage. This legal research uses empirical research methods, namely examining primary data in the field then proceed with secondary data. SKMHT must be made with a notary deed or deed of Land Deed Maker (PPAT), this is in line with what has been written and stipulated in Law Number 4 of 1996 concerning Underwriting Rights (UUHT). Making SKMHT made by a notary is guided by Article 38 of Act Number 2 of 2014 juncto Law Number 30 of 2004 concerning Notary Position, whereas if the manufacture is carried out by PPAT then follow the rules stated in the Regulation of the Head of National Land Agency Number 8 2012 (Perkaban 8/2012). The implementation of related regulations that have been written and stipulated is in fact there is a conflict issue, namely that there is a provision of notaries required to make SKMHT using the SKMHT format which is regulated in Perkaban Number 8 of 2012.<br />Keywords: Responsible; Notary; PPAT; Deed of Power of Attorney to Charge Mortgage</p><p>Abstrak<br />Artikel ini bertujuan mengkaji mengenai tanggung jawab notaris yang memiliki jabatan sebagai Pejabat  Pembuat Akta Tanah (PPAT) di dalam membuat Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT). Penelitian hukum ini menggunakan metode penelitian empiris, yaitu meneliti data primer di lapangan kemudian dilanjutkan dengan data sekunder. SKMHT wajib dibuat dengan akta notaris atau akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), hal ini selaras dengan yang telah tertulis dan ditetapkan di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan (UUHT). Pembuatan SKMHT yang dibuat oleh notaris berpedoman pada Pasal 38 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 juncto UndangUndang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, sedangkan apabila pembuatannya dilakukan oleh PPAT maka mengikuti aturan yang telah tertera di dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2012 (Perkaban 8/2012). Implementasi regulasi terkait yang telah ditulis dan ditetapkan tersebut nyatanya justru terdapat persoalan, yakni bahwa ada ketentuan notaris diwajibkan membuat SKMHT dengan menggunakan format SKMHT yang diatur di dalam Perkaban Nomor 8 Tahun 2012.<br />Kata Kunci: Tanggung Jawab; Notaris; PPAT;  Akta SKMHT</p>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 331
Author(s):  
Yeni Astutik ◽  
Anjar Sri Ciptorukmi Nugraheni

<p>Abstract<br />This article aims to examine the ratification of changes in legal status and gender replacement  procedures in population documents for transsexuals in Indonesia, as well as the legality of marriages for transsexuals in terms of Law Number 1 of 1974 concerning Marriage. The research method used is a type of normative legal research, with a qualitative approach. The legal materials used are primary and  secondary legal materials, with data collection techniques used are literature study or document study  techniques. Based on the results of the study, it was concluded that in Indonesia there are no specific rules regarding sex change, but for judges they cannot refuse a case because the law does not exist or is unclear. Regarding the procedure for changing sexes in population documents regulated in Act Number 23 of 2006 concerning Population Administration and Presidential Regulation of the Republic of Indonesia Number 25 of 2008 concerning Requirements and Procedures for Population Registration and Civil Registration. Then regarding the validity of marriage for transsexuals, from the six  religions  recognized  by  the  government  as  the  official  religion  in  Indonesia,  namely  Islam, Christianity, Catholicism, Hinduism, Buddhism, and Confucianism, do not legalize a marriage carried out by parties, one of whom is a transsexual who has gone through Sex Reassignment Surgery. <br />Keywords: Sex Reassignment; Transsexual; Legality of Marriage.</p><p>Abstrak<br />Artikel ini bertujuan untuk mengkaji pengesahan perubahan status hukum dan prosedur penggantian  jenis kelamin di dokumen kependudukan bagi transeksual di Indonesia, serta keabsahan perkawinan bagi transeksual ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif, dengan pendekatan kualitatif. Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan sekunder, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi kepustakaan atau studi dokumen. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa di Indonesia belum ada aturan khusus mengenai penggantian jenis kelamin, namun bagi hakim tidak boleh menolak suatu perkara karena Undang-Undang tidak ada atau tidak jelas. Mengenai prosedur penggantian jenis kelamin di dokumen kependudukan diatur dalam  Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Kemudian mengenai keabsahan perkawinan bagi transeksual, dari keenam agama yang diakui pemerintah sebagai agama resmi di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, tidak mensahkan suatu perkawinan yang dilaksanakan oleh para pihak yang salah  satunya seorang transeksual yang telah melalui operasi penggantian kelamin.<br />Kata Kunci: Penggantian Kelamin; Transeksual; Keabsahan Perkawinan.</p>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 267
Author(s):  
Diva Satria Bhaskara ◽  
Moch. Nadjib Imanullah

<p>Abstract<br />This article wants to find out how Rich Richie Ride Garage gives consumer right protection to their  consumer, some times the consumer who cuztomised their bike disappointed for Rich Richie Ride Garage because their expectation and ideas of their custom bike isn’t accordance with the reality. In this legal writing, the Author using non doctrinal legal research or   empiric legal research. The nature of empiric showed by data collection. On empirical research that was examined initially secondary legal, then followed by research towards primary legal in field. The result of research and review there are still things that harmful the consumer like progress of modification takes a long time, the result of work isn, accordance with the deal, do something prohibited in the deal. Unfortunately the consumer lack of knowledge about consumer right protection wich cause them to not fully understand the rights belongs them. They even gave up their rights because of their ignorance about consumer right protection.<br />Keywords: Custom Workshop; Consumer Right Protection; Modification Services</p><p>Abstrak<br />Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan konsumen yang diberikan oleh  Rich Richie Ride Garage terhadap para konsumennya, terkadang konsumen dari pemilik kendaraan yang menggunakan jasa dari bengkel kustom merasa kecewa dengan pengerjaan yang tidak sesuai antara hasil jadi kendaraan tersebut dengan rancangan ide–ide dari pemilik kendaraan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penelitian hukum non doktrinal atau penelitian empiris. Dalam hal ini sifat empirisme ditunjukkan dengan perolehan data yang terkait dengan perlindungan konsumen dari Rich Richie Ride Garage. Pada penelitian hukum sosiologis atau empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat. Dari hasil penelitian dan kajian diketahui masih terjadi wanprestasi berupa hasil yang tidak sesuai dari perjanjian, melakukan pekerjaan yang dilarang dalam perjanjian, perjanjian tidak dipenuhi secara keseluruhan, dan yang utama dalam masalah waktu pengerjaan yang merugikan para konsumen. Tetapi yang sangat disayangkan adalah ketidaktahuan para konsumen mengenai aturan hukum perlindungan konsumen menyebabkan para konsumen kurang memahami hak-hak yang seharusnya didapatkan. Bahkan, terdapat pula konsumen yang melepaskan haknya dalam hal penggantian ganti rugi oleh penjual dikarenakan ketidaktahuan konsumen akan hak perlindungan hukum bagi konsumen<br />Kata Kunci: Bengkel Kustom; Perlindungan Konsumen; Jasa Modifikasi</p>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 303
Author(s):  
Rima Agustina ◽  
Ambar Budhisulistyawati

<p>Abstract<br />This article aims to determine the suitability of the consumer financing agreement made by PT Bussan  Auto Finance (BAF) with the regulations stipulated in the Civil Code. As for analyzing these problems is done by using normative methods with approaches used through the statute approach. The legal material analysis technique used by using the syllogism method is by using the deduction method which is the opposite of submitting a major premise and then submits a minor premise and from then draws a conclusion. The results of this study indicate that the consumer financing agreement of PT Bussan  Auto Finance (BAF) is in accordance with the terms of the agreement stipulated in the Civil Code. The  conditions are as follows: (1) Their agreement is binding, agreement can be seen through the signatures of the parties in the agreement; (2) The ability to make an engagement, the parties must include a National Identity Card (KTP) to prove their skills; (3) A certain subject matter, namely regarding the financing of a motorized vehicle; (4) A reason that is not prohibited, the financing made is a reason that is lawful and does not conflict with the law. Then the agreement is valid and binding and applies as a law for the parties who make it.<br />Keywords: Agreement; Consumer Financing Agreement; Financing Company.</p><p>Abstrak<br />Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perjanjian pembiayaan kosumen yang dibuat  oleh PT Bussan Auto Finance (BAF) dengan peraturan yang diatur dalam KUH Perdata. Adapun untuk menganalisis permasalahan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode normatif dengan pendekatan yang digunakan melalui pendekatan undang-undang (statute approach). Teknik analisis bahan hukum yang digunakan dengan menggunakan metode silogisme yaitu dengan penggunaan metode deduksi yang bepangkal dari pengajuan premis mayor kemudian diajukan premis minor dan dari kemudian ditarik suatu kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perjanjian pembiayaan konsumen PT Bussan Auto Finance (BAF) telah sesuai dengan syarat-syarat perjanjian yang diatur dalam KUH Perdata. Adapun syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut: (1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri, kesepakatan dapat dilihat melalui tanda tangan para pihak dalam perjanjian; (2) Kecakapan untuk membuat perikatan, para pihak wajib mencantumkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk membuktikan kecakapannya; (3) Suatu pokok persoalan tertentu, yakni mengenai pembiayaan sebuah kendaraan bermotor; (4) Suatu sebab yang tidak terlarang, pembiayaan yang dilakukan tersebut merupakan suatu sebab yang halal dan tidak bertentangan dengan undang-undang. Maka perjanjian tersebut sah dan mengikat serta berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. <br />Kata Kunci: Perjanjian; Perjanjian Pembiayaan Konsumen; Perusahaan Pembiayaan</p>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 341
Author(s):  
Ilham Bagaskara Aji ◽  
, Pujiyono

<p>Abstract<br />This article describes and examines the problem, first, the legal standing of the Arbitration Online  according to Law No. 30 of 1999 concerning Arbitration and Alternative Dispute Resolution. Secondly, there are legal problems if online arbitration is carried out in Indonesia. This research is prescriptive normative legal research. Types of data and sources of research material include primary and secondary legal materials. The data collection technique used is the study of literature and through Cyber media, furthermore the technical analysis used is the deductive method. The results show that online arbitration can actually be carried out in Indonesia. Through Law No. 11 of 2008 concerning Electronic Information and Transactions that were changed using Law No. 19 of 2016 concerning Amendments to Law No. 11 of 2008 and Government Regulation No. 71 of 2019 concerning the Implementation of Electronic Transactions and Systems the government has provided the means and foundation for carrying out online arbitration. Online arbitration has advantages in the speed and efficiency of dispute resolution times. However, online Aribtrase also has some disadvantages such as how to registering decisions in court, the presence of witnesses in court, piracy and hacking, and unequal electronic means.<br />Keywords: Alternative Dispute Resolution; Online Arbitration; Electronic Document; Law No. 30 of 1999</p><p>Abstrak<br />Artikel ini ini mendeskripsikan dan mengkaji permasalahan, pertama, kedudukan hukum Arbitrase  Online menurut UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Kedua, problem hukum apabila arbitrase online dilaksanakan di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif bersifat preskriptif. Jenis data dan sumber bahan penelitian meliputi bahan hukum primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan melalui Cyber media, selanjutnya teknis analisis yang digunakan adalah metode deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arbitrase online sebenarnya sudah dapat dilaksanakan di Indonesia. Melalui Undang- Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elekronik yang diubah menggunakan Undang- Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang- Undang No. 11 Tahun 2008 serta Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Sistem dan Transaksi Elektronik pemerintah telah memberikan sarana dan landasan untuk melaksanakan arbitrase online. Arbitrase online memiliki kelebihan dalam kecepatan dan efisiensi waktu penyelesaian sengketa. Akan tetapi arbitrase online juga memiliki beberapa kekurangan seperti bagaimana pendaftaran putusan di pengadilan, kehadiran para saksi dalam persidangan, pembajakan dan peretasan, dan sarana elektronik yang kurang merata.<br />Kata Kunci: Alternatif Penyelesaian Sengketa; Arbitrase Online; Dokumen Digital; UU No. 30 Tahun 1999</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document