Buletin Pengabdian: Bulletin of Community Services
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

12
(FIVE YEARS 12)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM Unsyiah

2807-3975, 2775-958x

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 44-49
Author(s):  
I Irwansyah ◽  
Asbar Asbar ◽  
Amir Zaki Mubarak

ABSTRAKTujuan dilaksanakan pengabdian ini untuk memperkenalkan dan memberikan pelatihan penggunaan perangkat lunak Autodesk Inventor untuk memproduksi gambar teknik berbasis Computer-aided Design (CAD) menurut International Organization for Standardization (ISO). Metode yang dilaksanakan melalui teori, praktik dan diskusi serta penyelesaian tugas perancangan mesin secara mandiri dan berkelompok. Materi pelatihan meliputi gambar kerja, pengenalan dasar CAD, pemodelan gambar two-dimensional (2D) dan three-dimensional (3D), perakitan dan presentasi model 3D. Evaluasi kegiatan dinilai mengacu pada kesiapan penyelesaian tugas perancangan dan kesesuaian hasil gambar menurut standar ISO. Berdasarkan hasil pelatihan CAD tingkat dasar diperoleh capaian dimana peserta telah menyelesaikan materi pembekalan menggambar teknik dan berhasil menyelesaikan tugas perancangan yang diberikan. Tugas proyek perancangan yang diberikan menuntut penguasaan dalam hal membuat model 3D dari gambar sketsa 2D, membuat gambar susunan, membuat gambar kerja dan menyajikannya dalam format presentasi model bergerak. Keberhasilan menyelesaikan tugas tersebut mengindikasikan bahwa para peserta paham dan mampu mengoperasikan perangkat lunak Autodesk Inventor. Kesimpulan, kemampuan dasar ini dapat dijadikan bekal untuk pengembangan diri peserta dalam pengembangan dan penguasaan CAD tingkat lanjut. Kegiatan ini memberikan kontribusi berdasarkan tingginya animo untuk mengikuti pelatihan hingga akhir dan menyelesaikan tugas, dan juga memberikan dampak secara tidak langsung kepada persiapan tenaga terampil CAD pada industri di Aceh.Kata kunci: perancangan berbantuan komputer; gambar teknik 2D/3D; Autodesk InventorABSTRACTThe purpose of this service is to introduce and provide training on the use of Autodesk Inventor software to produce Computer-aided Design (CAD) based technical drawings according to the International Organization for Standardization (ISO). The method is carried out through theory, practice, and discussion, as well as completing machine design tasks independently and in groups. The training materials include working drawings, basic introduction to CAD, two-dimensional (2D) and three-dimensional (3D) drawing modeling, assembly, and presentation of 3D models. Evaluation of activities assessed refers to the readiness to complete the design task and the suitability of the drawings according to ISO standards. Based on the results of the basic level CAD training, there were achievements where participants had completed the technical drawing briefing material and completed the given design task. The design project task given requires mastery in terms of making 3D models from 2D sketch images, making layout drawings, making working drawings, and presenting them in a moving model presentation format. Successful completion of the task indicates that the participants understand and can operate the Autodesk Inventor software. In conclusion, this basic ability can be used as a provision for participants' self-development in the development and mastery of advanced CAD. This activity contributes based on the high interest in participating in training to the end and completing assignments and also has an indirect impact on the preparation of skilled CAD workers in the industry in Aceh.Keywords: computer-aided design; 2D/3D engineering drawing; Autodesk Inventor


Author(s):  
S Syafrudddin

Tujuan kegiatan ini memperkenalkan kepada peternak desa Cot Madhi tentang  pemakaian larutan lugol sebagai alternatif untuk menanggulangi kawin berulang pada sapi. Kegiatan ini melibatkan 10 peternak sapi di desa tersebut yang memiliki sapi diduga kawin berulang  berdasarkan informasi dari inseminator setempat. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan dua metode, yaitu (1) metode pendidikan dan penyuluhan dan (2) demonstrasi dan pelatihan di lapangan. Dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini, peternak mulai menyadari arti pentingnya penanganan reproduksi untuk meningkatkan produktivitas ternak, peserta cukup memahami cara memperoleh larutan lugol di pasaran lokal dan mengencerkannya sesuai dosis yang diinginkan, dan peserta mengerti teknis pengobatan dengan larutan lugol. Kata kunci: kawin berulang; lugol; sapi


Author(s):  
Yunasri Usman ◽  
Siti Wajizah ◽  
A Allaily

ABSTRAKPengabdian ini bertujuan memperkenalkan cara pengolahan pakan komplit dengan teknologi fermentasi kepada peternak sapi dan kerbau. Pengabdian ini dilakukan kepada masyarakat peternak yang berada di Desa Keude Panga, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh. Pengabdian ini dilakukan oleh 3 orang dosen, 25 orang peserta [G1] dan dihadiri juga oleh beberapa perwakilan dari pejabat dinas terkait. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi (selama 1 hari) dan praktek pembuatan pakan komplit yang difermentasi selama 21 hari. Pengolahan yang diperkenalkan berupa teknologi fermentasi dengan menggunakan bahan-bahan berupa rumput gajah, daun lamtoro (petai cina), bungkil kelapa, ampas tahu, dedak kasar, urea, molasses, garam, dan Effective Microorganism (EM 4) yang kemudian disusun sesuai formula menjadi pakan komplit. Bahan yang digunakan merupakan bahan baku lokal yang ada di  Aceh dan yang tersedia di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Hasil kegiatan pengabdian memberikan dampak positif kepada peternak berupa pengetahuan dan keterampilan tentang pengolahan pakan dengan teknologi fermentasi menggunakan bahan pakan lokal. Kesimpulannya peternak dapat memanfaatkan limbah pertanian dan industri yang ada di sekitarnya, sehingga potensi nutrisi limbah dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan dengan teknologi fermentasi. Kata Kunci: complete feed, Desa Keude Panga, fermentasi, pengabdian, teknologi ABSTRACTThe community service activity aimed to introduce complete feed processing methods with fermentation technology to cattle and buffalo farmers. This activity was targeted to farmers’ community  in Keude Panga Village, Aceh Jaya Regency, Aceh Province. This community service was attended by 3 lecturers, 25 participants, and several representatives from related service officials. The activity was carried out using the lecture method, discussion (for 1 day) and hand on training of complete fermented feed preparation for 21 days. The processing introduced was in the form of fermentation technology using materials such as elephant grass, lamtoro (chinese petai) leaves, coconut cake, tofu dregs, coarse bran, urea, molasses, salt, and Effective Microorganisms (EM 4) which were then formulated into a complete feed. Ingredients used were locally available in Aceh and \ and available at the Laboratory of Nutrition Science and Feed Technology, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. As a result, farmers gain knowledge and skills about feed processing with fermentation technology using local feed ingredients. In conclusion, farmers can take advantage of agricultural and industrial wastes in the vicinity, whose nutritional potential can be maintained and improved by fermentation technology. Key Word: Complete feed, Keude Panga Village, Fermentation, Service, Technology [G1]Peserta yang dimaksud disinia apakah peternak yang berdomisili di Desa keude panga? Sebaiknya langsung disebutkan target sasarannya


Author(s):  
Dewa Ketut Meles

ABSTRACT                Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) ini bertujuan mengetahui peningkatan berat badan berbagai jenis sapi menggunakan pakan tanpa hijauan dan growth promotor di era pandemic coronavirus disease 2019 (COVID-19) pada UMKM penggemukan sapi potong.  Hal ini diperlukan guna mengetahui jenis sapi yang peningkatan berat badannya paling baik. Metode pengumpulan data pada PPPUD ini adalah dengan wawancara/kuesioner, pembuatan pakan tanpa hijauan, growth promotor serta fermentor. Pakan hasil PPPUD diaplikasikan pada 5 jenis sapi potong yaitu sapi lokal, sapi peranakan ongole, sapi madura, sapi peranakan Limousin dan sapi peranakan Simental.  Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Pebruari – hingga bulan Juni 2021. Hasil dari PPPUD ini adalah meningkatkan SDM peternak sapi potong dalam pengolahan pakan tanpa hijauan, growth promotor dan fermentor, jenis sapi potong yang peningkatan berat badannya bagus. Ditemukan permasalahan di era pandemi COVID-19 terhadap peternak sapi potong yaitu sumber daya manusia dalam pengolahan pakan tanpa hijauan guna menekan biaya produksi dan mengantisipasi kemarau berkepanjangan. Langkah pemerintah dapat mengambil keputusan untuk mengatasi permasalahan tersebut seperti pemberian bantuan modal usaha, penangguhan pembayaran pinjaman, hingga mendampingi peternak sapi potong.. Kesimpulan kegiatan ini adalah pengolahan pakan tanpa hijauan, growth promotor dan feremntor di era pandemi COVID-19 guna menekan biaya produksi.serta pemasaran ternak secara daring dengan pembayaran secara nontunai.     Sapi peranakan Limousin dan peranakan Simental mempunyai peningkatan berat badan yang baik dibandingkan sapi lokal, sapi peranakan ongole dan sapi madura. Keywords: complete feed, tape jerami, growth promotor, sapi potong ABSTRACT  The Regional Superior Product Development Program (RSPD)) aims to determine the increase in body weight of various types of cattle using feed without forage and growth promoters in the era of the coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic in beef cattle fattening SMEs. This is necessary to determine the type of cow with the best weight gain. Data collection methods at RSPD are by interview/questionnaire, making feed without forage, growth promoter and fermenter. The feed from RSPD was applied to 5 types of beef cattle, namely local cattle, Ongole crossbreeds, Madura cattle, Limousin crossbreeds and Simmental crossbreeds. This activity is carried out from February – until June 2021. The result of this RSPD is to increase the human resources of beef cattle breeders in processing feed without forage, growth promoters and fermenters, types of beef cattle with good weight gain. Problems were found in the COVID-19 pandemic era for beef cattle farmers, namely human resources in processing feed without forage in order to reduce production costs and anticipate prolonged droughts. The government's steps can take decisions to overcome these problems, such as providing business capital assistance, deferring loan payments, to assisting beef cattle farmers. The conclusion of this activity is the processing of feed without forage, growth promoters and fermentors in the era of the COVID-19 pandemic in order to reduce production costs. and online marketing of livestock with non-cash payments. Limousin and Simental crossbreeds had good weight gain compared to local cattle, Ongole crossbreeds and Madura cattle. Keywords: complete feed, straw tape, growth promoter, Beef cattle


Author(s):  
Madi Hartono ◽  
Muhammad Mirandy Pratama Sirat ◽  
Purnama Edy Santosa ◽  
Siswanto Siswanto ◽  
Ratna Ermawati ◽  
...  

Provinsi Lampung mempunyai peluang yang cukup strategis untuk pengembangan ternak unggas karena ketersediaan sumber daya alam yang mendukung. Populasi ternak unggas pada tahun 2019 sebesar 59.371.472 ekor di seluruh kabupaten/kota dengan jumlah populasi unggas tertinggi berada di Kabupaten Lampung Selatan sebesar 24.450.000 ekor (41,18%) (BPS Provinsi Lampung, 2020). Desa Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu desa yang memiliki kelompok ternak unggas yang berdasarkan hasil survei memiliki pengetahuan dan keterampilan peternak tentang manajemen pemeliharaan dan kesehatan ternak unggas serta ketersediaan vaksinator yang masih minim sehingga produktivitas ternak menjadi rendah oleh penyakit Avian Influenza (AI) dan Newcastle Disease (ND). Kedua penyakit tersebut dapat berdampak tingkat kematian unggas tinggi (diatas 90%) secara cepat (sekitar 4 hari) dan bersifat zoonosis (menular ke manusia) yang dapat menyebabkan kematian, sehingga dampak ekonomi yang akan diakibatkan sangat besar terhadap penurunan kesejahteraan masyarakat yang memelihara unggas sebagai mata pencaharian utama keluarga. Berbagai dampak yang dapat terjadi tersebut dapat diatasi dengan berbasis pelaksanaan metode yaitu: 1) Diseminasi atau penyebarluasan informasi dan ilmu pengetahuan mengenai manajemen pemeliharaan dan kesehatan ternak unggas terkait arti penting vaksinasi, 2) Pembentukan kader vaksinator untuk memudahkan akses bagi masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi berdasarkan pengetahuan yang benar, rutin dan terjadwal, serta 3) Pelaksanaan vaksinasi terhadap unggas yang dipelihara oleh masyarakat untuk pencegahan penyakit AI dan ND. Sasaran kegiatan pengabdian ini yaitu kelompok ternak dan masyarakat pemilik ternak unggas di Desa Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian dengan cara membandingkan perubahan nilai pada evaluasi awal (pre-test) dan evaluasi akhir (post test). Kesimpulan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu kegiatan ini memberikan manfaat yang luar biasa terhadap persentase pengetahuan dan kemampuan peternak sebelum kegiatan 41,65% dan setelah kegiatan dilaksanakan menjadi 91,53% yaitu berada pada kategori tinggi. Pemeriksaan kesehatan oleh tim pengabdian dan penerapan vaksinasi ND dan AI oleh kader vaksinator dilakukan pada 420 ekor unggas yang dipelihara oleh peternak di Desa Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.Kata Kunci : Avian Influenza, Diseminasi, Kader Vaksinator, Newcastle Disease, Vaksinasi


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26-32
Author(s):  
I Iswahyudi ◽  
M Muslimah ◽  
A Abdurrachman

ABSTRAKTujuan kegiatan pengabdian ini adalah memberikan pelatihan produksi bersih dan manajemen usaha kepada kelompok usaha garam rakyat di Desa (Gampong) Kuala Idi Cut Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur. Prosedur pelaksanaan kegiatan teridiri dari; koordinasi kegiatan, sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan. Kelompok masyarakat yang menjadi mitra pada kegiatan ini adalah Kelompok Putik Meulu.  Kelompok tersebut merupakan salah satu kelompok usaha garam rakyat, dengan anggota kelompok terdiri dari inong balee (janda) yang kehidupan ekonominya serba kekurangan. Kelompok ini telah menjalankan usahanya sejak tahun 2000 dan mampu memproduksi garam setiap hari sekitar 200 kilogram dari lima dapur dengan aset sekitar Rp 23.500.000. Hasil yang didapatkan, dengan adanya pelatihan produksi bersih garam dan berbagai macam manajemen pengelolaan usaha mampu merubah pola pikir mitra terkait dengan proses produksi garam. Dimana dapur garam dibuat permanen, diberi pagar keliling sehingga terhindar dari hewan yang masuk ke dapur garam. Dari aspek produksi, rata-rata produksi garam meningkat menjadi 90 kg/hari. Selain itu, garam yang dihasilkan juga berwarna putih dan bebas dari kotoran. Kesimpulan, dengan adanya pelatihan produksi bersih garam dan berbagai macam manajemen pengelolaan usaha diharapkan dapat membuka pola pikir petani garam mitra untuk menggunakan teknologi yang maju agar produktivitas garamnya meningkat.Kata kunci: garam rakyat, manajemen usaha, produksi bersih garam ABSTRACTThe purpose of this service activity is to provide training in clean production and business management to the people's salt business group in Kuala Idi Cut Village, Darul Aman Sub-District, East Aceh District. The procedure for implementing activities consists of; coordination of activities, socialization, training, and mentoring. The community group that is a partner in this activity is the Putik Meulu Group. The group is one of the people's salt business groups, with group members consisting of inong balee (widows) whose economic life is completely deprived. This group has been running its business since 2000 and is able to produce around 200 kilograms of salt every day from five kitchens with assets of around Rp 23,500,000. The results obtained, with training in clean salt production and various kinds of business management, are able to change the mindset of partners related to the salt production process. Where the salt kitchen is made permanent, it is given a fence around so as to avoid animals entering the salt kitchen. From the production aspect, the average salt production increased to 90 kg/day. In addition, the resulting salt is also white and free from impurities. In conclusion, with training in salt clean production and various kinds of business management, it is hoped that it will open the mindset of partner salt farmers to use advanced technology to increase their salt productivity.Keywords: people's salt, business management, clean salt production


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 7-11
Author(s):  
Eva Ayuzar ◽  
M Muliani ◽  
Saiful Adhar ◽  
Arief Rahman

ABSTRAK               Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk menambah pengetahuan ibu-ibu di Desa Ulee Pulo, Kabupaten Aceh Utara, Indonesia tentang teknik pengolahan hasil budidaya tambak yaitu ikan bandeng yang diolah menjadi kerupuk bawang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode survei dan sosialisasi langsung. Tahapan kegiatan terdiri dari penentuan lokasi dan kelompok, persiapan bahan dan alat, pengolahan dan uji organoleptik (skoring). Komponen uji organoleptik terdiri dari rasa, aroma, tekstur, warna dan gurih. Panelis yang memberikan penilaian uji organoleptik meliputi perangkat desa, dosen, dan masyarakat sebanyak 25 panelis. Kuisioner digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan kegiatan. Berdasarkan hasil observasi secara langsung pelatihan ini telah meningkatkan pengetahuan perempuan kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam mengolah bandeng menjadi kerupuk bawang. Selain itu, nilai tambah bandeng bisa meningkat terutama saat panen melimpah. Hasil uji organoleptik skoring menunjukkan bahwa nilai skoring warna 5 (coklat kekuningan), aroma 4,3 (aroma khas bandeng), tekstur 5 (renyah), rasa asin 5 (asin ideal), rasa gurih 4,6 (gurih).   Kata kunci; Bandeng, kerupuk bawang, pemberdayaan perempuan ABSTRACT The purpose of this community service is to increase the knowledge of women in the village of Ulee Pulo, North Aceh Regency, Indonesia about processing techniques of pond cultivation products, namely milkfish onion crackers. This community service activity used a survey method and direct outreach. The survey consisted of determining the location and the group, while the outreach consisted of preparing materials and tools, processing, and organoleptic testing (scoring test). The components of the organoleptic test consisted of taste, odor, shape, color, and savory. Panelists who gave organoleptic test assessments included village apparatus, lecturers, and the community with a total of 25 panelists. Questionnaires were used to see the level of success of the activity. The observation results of the activity, it is known that this activity can improve the knowledge of women in family welfare empowerment group (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga/PKK) in processing milkfish into onion crackers. Also, the added value of milkfish can increase especially when the harvest is abundant. Organoleptic test results showed that color score 5(Yellow-brown), odor 4,3 (the scent of milkfish), tekstur 5 (crunchy), salty taste 5 (salty ideal), savory taste 4,6 (tasty). Keyword : milkfish, onion crackers, women empowerment


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 33-37
Author(s):  
Arman Sayuti ◽  
Budianto Panjaitan ◽  
S Syafruddin ◽  
R Roslizawaty ◽  
T. Armansyah ◽  
...  

ABSTRAKKegiatan pengabdian bertujuan membentuk sistem kemitraan dengan peternak melalui pemberian bantuan kambing terbatas selama enam bulan atau satu kali siklus reproduksi dengan introduksi teknologi manipulasi ovulasi dan inseminasi buatan sehingga penguatan modal usaha dapat ditingkatkan. Pada kegiatan ini dilibatkan sepuluh orang khalayak sasaran dari Desa (Gampong) Ajee Rayeuk, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Kriteria khalayak sasaran yaitu 1) mempunyai pendapatan terendah, 2) mempunyai pengalaman beternak kambing, baik memelihara ternak kambing milik pribadi atau memelihara ternak kambing milik orang lain, 3) mempunyai kandang minimal untuk empat ekor ternak, dan 4) mempunyai anggota keluarga yang mampu dan mempunyai waktu untuk fokus mengurus dan memelihara ternaknya. Pengadaan kambing bantuan dilakukan oleh tim pengabdi berdasarkan kriteria sudah pernah beranak, sehat secara klinis, dan berumur 3 tahun, sehingga masih memiliki produktivitas yang tinggi. Jumlah pengadaan kambing sebanyak 30 ekor yang diberikan masing-masing tiga ekor untuk tiap khalayak sasaran. Kambing-kambing tersebut mendapat perlakuan manipulasi dan inseminasi buatan.Kata kunci: Ajee Rayeuk, kambing, peternak ABSTRACTThe community service activity aims to establish a partnership system with breeders by providing limited goat assistance for six months or one reproductive cycle with the introduction of artificial insemination and ovulation manipulation technology, thus the strengthening of business capital can be increased. This activity involved ten target audiences from Ajee Rayeuk Village, Ingin Jaya Sub-District, Aceh Besar District. Criteria for the target audience were 1) having the lowest income, 2) having experience in raising goats whether their own goats or other people goats, 3) having a pen for at least 4 livestock and, 4) having family members who are able and have time to focus on managing and caring for their livestock. The community service team was procuring goats based on the criteria that the goat have given birth, clinically healthy, and 3 years old,  so the goats had a high productivity performance. The total number of goats provided was 30 goats, with three goats for each target audience. The goats were then subjected to ovulation manipulation technology and artificial insemination.Keywords: Ajee Rayeuk, goats, breeders


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 21-25
Author(s):  
S Suryawati ◽  
Hilda Maysarah ◽  
Iflan Nauval ◽  
Nani Safuni ◽  
Vera Nova ◽  
...  

ABSTRAKTujuan kegiatan ini melatih ibu-ibu anggota masyarakat di Gampong Kajhu, Aceh Besar untuk produksi roti gandum dengan penambahan labu kuning. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu sosialisasi pentingnya gaya hidup sehat melalui focus group discussion oleh tiga pakar di bidang kesehatan (farmakologi klinik, penyakit dalam, dan gizi klinis) dan diskusi seputar teknik produksi, pengemasan, dan pemasaran produk. Hasilnya, proses produksi roti dengan nilai kalori kurang lebih 80 kalori menghasilkan 60 roti tiap kali produksi. Pemasaran dan transaksi (pemesanan) produk memanfaatkan media daring. Nilai penjualan untuk 60 roti per hari adalah Rp 420.000,- dengan keuntungan ± Rp 180.000,-. Hasil ini merupakan hal yang baik untuk anggota kelompok masyarakat Gampong Kajhu karena dapat menambah pendapatan rumah tangga. Kesimpulan, pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat berbasis produk telah menghasilkan produk roti dengan bahan baku gandum dan labu kuning yang secara klinis dan eksperimen (di berbagai penelitian lain) terbukti memiliki khasiat antidiabetes. Kata kunci: pangan fungsional, tanaman berkhasiat, promosi kesehatan ABSTRACTThe purpose of this activity was to train community members in Kajhu Village, Aceh Besar Disrtict to produce wheat bread with the addition of pumpkin. These community service activities were carried out in several stages which were socialization of the importance of a healthy lifestyle through focus group discussions by 3 experts in health field (clinical pharmacology, internal medicine and clinical nutrition) and discussions about production, packaging and product marketing. The result showed that 60 packs of bread with approximately 80 calories were produced every production time. Marketing and transaction (ordering) of products utilized online media. The sales value for 60 breads per day was Rp.420,000, with a profit of ± Rp. 180,000. This result was a good thing for Kajhu Village community group members because it could increase household income. In conclusion, the implementation of this product-based community service program has resulted in bread products with nutritious ingredients of wheat and pumpkin which have been clinically and experimentally (in other researches) proven to have antidiabetic properties.  Keywords: functional food, nutritious plants, health promotion


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
E Erniati ◽  
I Imamshadiqin ◽  
E Erlangga ◽  
Riri Ezraneti ◽  
S Syahrial ◽  
...  

ABSTRAKTujuan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah memberikan sosialisasi dan pelatihan diversifikasi produk olahan ikan bagi istri nelayan di Desa (Gampong) Cot Seurani Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara. Target pelatihan adalah istri nelayan memahami dan kreatif dalam membuat produk olahan ikan sebagai jajanan alternatif yang menyehatkan bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi:  perencanaan program, persiapan, pelatihan pengolahan ikan menjadi produk nugget ikan dan kaki naga. Dari tahap perencanaan program, data survei menunjukkan: 1) istri nelayan Gampong Cot Seurani belum memiliki ketrampilan yang memadai untuk melakukan pengolahan ikan; 2) pada musim tangkapan, biasanya ikan  dijual dengan harga murah; dan 3) anak-anak nelayan yang diwawancarai kurang suka mengonsumsi ikan dan lebih menyukai ayam serta makanan jajanan lainnya. Hasil pengabdian yang dicapai adalah para peserta sudah memiliki keterampilan dan mempraktikkan langsung proses pembuatan nugget ikan dan kaki naga. Disimpulkan bahwa, istri nelayan sudah dapat menyediakan produk makanan berbahan baku ikan untuk anak-anaknya.Kata kunci: olahan ikan, istri nelayan, nugget ikan, kaki naga ABSTRACTThe aim of this service activity was to socialize and train fishermen's wives in Cot Seurani Village, Muara Batu Sub-District, North Aceh District how to process fish. The target of the training was that fishermen's wives understand and are creative in producing fish products as healthy alternative snacks for children during their growth and development stages. This activity had several stages which were program planning, preparation, training to process fish into fish nuggets and dragon feet products. From the program planning stage, the survey showed that: 1) the fishermen's wives did not have sufficient skills to process fish; 2) during the catching season, fish is usually sold at a low price; and 3) the children of the fishermen did not like to eat fish and preferred chicken and other street foods. The result of this service activity was that the participants have already had the skills and practiced directly how to make fish nuggets and dragon feets. In conclusion, the fishermen's wives can now provide fish products for their children.Keywords: processed fish, fishermen’s wifes, fish nuggets, dragon feet


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document