Gorontalo Journal of Infrastructure and Science Engineering
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

33
(FIVE YEARS 19)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Gorontalo

2614-4638, 2615-6962

Author(s):  
Yoel Frenky Silitonga

Various community problems that often occur in life are waste problems, including plastic bottle waste. Plastic waste is now possible to be recycled again and one way to help the recycling process is to make a PET (polyethylene terephthalate) plastic waste shredding machine that can be used by home industries and is expected to increase work efficiency. The research method using the RE (Reverse Action) method begins with the design and fabrication of a plastic chopping machine. From the results of the design of the machine has dimensions of 450mm high and 500mm wide. In the chopping area, the engine has 28 blades which are driven by two shafts, where one shaft is driven and the other is driven through the gears. The transmission system uses sprockets and chains. The main driving force for the plastic chopping machine uses an electric motor with a power of 2 HP and a rotation of 35 rpm. From the test results, 1 kg of plastic cups can be chopped in 2 minutes, while 1 kg of plastic bottles can be chopped in 1.5 minutesBerbagai persoalan masyarakat yang sering terjadi dalam kehidupan adalah masalah sampah, antara lain sampah botol plastik. Sampah plastik kini sangat memungkinkan untuk bisa didaur ulang kembali dan salah satu cara untuk membantu proses daur ulang tersebut adalah membuat mesin pencacah sampah plastik jenis PET (polyethylene terephthalate) yang mampu digunakan industri rumah tangga dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja. Metode penelitian menggunakan metode RE (Reverse Action) diawali dengan melakukan perancangan dan fabrikasi mesin pencacah plastik. Dari hasil perancangan mesin memiliki dimensi tinggi 450mm dan lebar 500mm. Pada area pencacahan mesin mempunyai 28 pisau yang digerakan oleh dua poros, dimana satu poros sebagai penggerak dan satu  lagi poros yang digerakan melalui roda gigi.. Sitem transmisi menggunakan sprocket dan rantai. Penggerak utama mesin pencacah plastik menggunakan motor listrik dengan daya 2 HP dan putaran poros pisau pencacah 35 rpm. Dari hasil pengujian yang dilakukan 1kg gelas plastik dapat dicacah dalam waktu 2 menit, sedangkan untuk 1kg botol plastik dapat dicacah dalam waktu 1,5 menit.


Author(s):  
Denis Abdur Rofik

This study aims to apply a kind of aeration in a fish pond called Microbubble Generator (MBG) to the cultivation of fish. Microbubble Generator (MBG) carried on based on the principle of a tube venturi in which water circulates through a channel narrows so that air that is sucked into a device and driven by water flowing to make micro is the size of bubbles. Microbubble Generator (MBG) Tested in fish breeding research center Subang (BRPI), the results highlight the potential promised Microbubble Generator (MBG) as aeration affordable to applied in cultivation. Notwithstanding the oxygen dissolved do not differ significantly with aeration conventional, Microbubble Generator (MBG) shows degradation faster than organic content in water and induced a faster growth. Nozzle venturi is made with a different form between the input and output. The input nozzle venturi semicircular 18 mm in diameter than the 3mm in diameter and output, as for the output conical 8mm in diameter and output in the 14mm and the diameter of flow water use semi jet pump. The result of testing Microbubble Generator (MBG) where the initial conditions oxygen content 7,7 mg/l, after Microbubble Generator (MBG) on the run in the 1 hour in which it is dissolved oxygen content increased to 8,8 mg/l, the lowest oxygen content produced 8,0 mg/l and highest oxygen content produced 9,0 mg/lPenelitian  ini bertujuan untuk menerapkan jenis aerasi kolam ikan disebut Microbubble Generator  (MBG) untuk budidaya ikan. Microbubble Generator (MBG) dijalankan berdasarkan prinsip tabung venturi di mana air beredar melalui saluran menyempit  sehingga udara yang tersedot ke dalam perangkat  dan didorong oleh air yang mengalir untuk membuat gelembung  berukuran  mikro. Microbubble Generator (MBG) diuji Di Balai Riset Pemuliaan Ikan Subang (BRPI), Hasil menyoroti  potensi menjanjikan Microbubble Generator  (MBG) sebagai aerasi terjangkau  untuk diterapkan  dalam budidaya. Meskipun tingkat oksigen terlarut tidak berbeda secara signifikan dengan aerasi konvensional, Microbubble Generator (MBG) menunjukkan degradasi  lebih cepat dari kandungan  organik dalam air dan diinduksi pertumbuhan yang lebih cepat. Nozzel Venturi ini dibuat dengan bentuk yang berbeda antara input dan output. Lubang input nozzel venturi berbentuk setengah lingkaran yang berdiameter 18 mm di hulu dan keluaran berdiameter 3 mm, sedangkan untuk lubang output berbentuk kerucut yang berdiameter 8 mm di hulu dan keluaran berdiameter 14 mm dan untuk proses mengalirkan air menggunakan pompa semijet. Hasil dari pengujian microbubble generator (MBG) dimana kondisi awal kadar oksigen 7,7 mg/l, setelah microbubble generator (MBG) dijalankan dalam waktu 1 jam kadar oksigen yang terlarut meningkat menjadi 8,8 mg/l, kadar oksigen terendah yang dihasilkan 8,0 mg/l dan kadar oksigen tertinggi yang dihasilkan 9,0 mg/l.


Author(s):  
Megi Fauzi Ilhamsyah

In making plastic waste machine shredder, it is necessary to design the transmission system, with the goal of making it easier to make the output needed to the community, especially in household production. The transmission system used in shredder machines is to use a reducer gearbox which will be distributed on the drive shaft. In order for the transmission to be calculated as expected, enough power is needed to drive the machine. In this case, of course, special calculations are needed to find accurate data so that the shredder machine can work as expected. Power on electric motors, of course, there are many types on the market. In the end, it is necessary to determine the specifications of the electric motor which is suitable for this shredder machine. The transmission system is obtained from the results of precise calculations and analysis to produce output for shaft rotation. The transmission system or commonly referred to as the gearbox must determine the ratio which will produce the expected output rotation. Based on the analysis of the planning and calculations that have been carried out on this shredder type plastic waste chopping machine with reference to the research objectives, the power data required for the shredder type plastic waste chopping machine is 1.3 kW so a motor with a capacity of 1.5 kW is needed. The rotation of the motor takes 1400 rpm with a 1:20 gearbox (reducer) to produce an output of 70 rpm which is then distributed through the sprocket and chain with a 1: 2 ratio by producing an output rotation of the blade shaft of 35 rpm. And the transmission system on this machine uses a chain and sprocketPada pembuatan mesin pencacah limbah plastik diperlukan adanya perancangan pada sistem transmisinya, dengan tujuan agar memudahkan dalam membuat output yang dibutuhkan di masyarakat khususnya pada produksi rumah tangga. Pada sistem transmisi yang digunakan pada mesin pencacah adalah dengan menggunakan gearbox reducer yang nantinya akan didistrbusikan pada poros penggerak. Agar transmisinya dapat dihitung sesuai dengan yang diharapkan diperlukan daya yang cukup untuk menggerakan mesin tersebut. Dalam hal ini tentunya diperlukan perhitungan khusus untuk mencari data yang akurat agar mesin pencacah tersebut dapat bekerja dengan yang diharapkan. Daya pada motor listrik tentunya banyak jenis-jenis yang ada di pasaran. Pada akhirnya diharuskan untuk menentukan spesifikasi motor listrik yang cocok untuk diterapkan pada mesin pencacah plastik ini. Sistem transmisi didapatkan dari hasil perhitungan dan analisa yang tepat sehingga menghasilkan output untuk putaran poros. Sistem transmisi atau biasa disebut dengan gearbox harus ditentukan perbandingan yang nantinya akan mengeluarkan putaran output yang diharapkan. Berdasarkan dari analisa perencanaan dan perhitungan yang telah dilakukan pada mesin pencacah limbah plastik tipe shredder ini dengan merujuk pada tujuan penelitian, dapat diambil data daya yang dibutuhkan untuk mesin pencacah limbah plastik tipe shredder adalah 1.3 kW jadi diperlukan motor yang kapasitas 1,5 kW. Putaran pada motor dibutuhkan 1400 rpm dengan gearbox (reducer) 1:20 sehingga menghasilkan output 70 rpm yang kemudian didistribusikan melalui sproket dan rantai dengan rasio 1:2 dengan menghasilkan putaran output pada poros pisau sebesar 35 rpm. Dan sistem transmisi pada mesin ini menggunakan rantai dan sproket.


Author(s):  
Mohamad Rifal ◽  
Nurmala Shanti Dera ◽  
Rifaldo Pido

Until 2012, the electrification ratio in Gorontalo Province was 64.35%. The potential of primary energy available in Gorontalo to generate electrical energy is quite large and has opportunities to be developed, be it hydro, solar, or geothermal. The use of sunlight as a source of electrical energy is carried out using solar cells or solar panels. Solar panels can be used to convert solar radiation into electrical energy. The electric voltage generated by the solar panels can be used to charge the battery. Besides, the potential for thermal energy from hot springs can also be used as electrical energy by using a Thermoelectric Generator (TEG). The purpose of this study is to test whether the use of thermoelectric placed on aluminum plates can increase the voltage output of the thermoelectric generator and compare the resulting output voltage between hybrid energy, (solar cell and thermoelectric generator). The method used in this study is to measure the output voltage generated by the solar panels and each TEG every 1 hour. Then measure the total voltage of the hybrid generator. The results showed that the voltage obtained from TEG utilization depends on the temperature received by the TEG. The highest voltage is at TEG 6 at 3.7V at 10.00. the highest hybrid voltage is 37.4 v. Sampai dengan tahun 2012 rasio elektrifikasi di Provinsi Gorontalo sebesar 64,35%[1]. Potensi energi primer yang tersedia di Gorontalo untuk membangkitkan energi listrik cukup besar dan mempunyai peluang untuk dikembangkan baik itu tenaga air, matahari maupun tenaga panas bumi. Pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber energi listrik dilakukan dengan menggunakan solar sel atau panel surya. Panel surya dapat dimanfaatkan untuk mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat dipakai untuk mengisi baterai. Selain itu juga Potensi energi panas dari sumber air panas juga dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik dengan menggunakan Thermoelectric Generator (TEG). Tujuan dari penelitian ini yaitu menguji apakah penggunaan Termoelektrik yang diletakkan pada pelat almunium dapat meningkatkan output tegangan dari  thermoelektrik generator dan membandingkan tegangan output yang dihasilkan antara hybrid energy, (solar cell dan thermoelektrik generator). Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu mengukur tegangan output yang dihasilkan oleh panel surya dan masing-masing TEG tiap 1 jam. Kemudian mengukur tegangan total pembangkit hybrid. Hasil penelitian menunjukan bahwa tegangan yang di dapatkan dari pemanfaatan TEG tergantung dari suhu yang di terima oleh TEG tersebut. tegangan paling tinggi berada pada TEG 6 sebesar 3.7V pada pukul 10.00. tegangan hybrid paling tinggi yaitu 37.4 v.


Author(s):  
Rifaldo Pido

Hot springs are springs that are generated as a result of the discharge of groundwater from the earth's crust after being heated geothermally. This geological condition contributes significantly to the availability of geothermal energy in Indonesia, especially geothermal energy in Pentadio Village, Gorontalo District, this geothermal energy is one of the tourism objects in Gorontalo Regency, based on the results of field studies that in measuring temperature for several the measurement point which is located at a point distance of 60 cm x 60 cm. Temperature measurements were carried out at the bottom and top 4 points with an internal distance between the bottom point and the top point of 60 cm, a depth of 1.5 m with an area of 2x3 m2. From the results of the measurement of water temperature for the lower temperature (TB) is at a depth of 140 cm, while the measurement of the water temperature for the upper temperature (TA) is at a depth of 145.5 cm from the total depth of hot springs 150 cm. nine hours per day and the results of these measurements show a difference. The highest average value for lower temperature (TB) at a depth of 140 cm is 90oC, while the highest average value for upper temperature (TA) at a depth of 145.5 cm is 87.75 oC Sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah dipanaskan secara geothermal. Kondisi geologi ini memberikan kontribusi nyata akan ketersediaan energi panas bumi di Indonesia khususnya energi panas bumi yang ada di Desa Pentadio Kabupaten Gorontalo, energi panas bumi ini merupakan salah satu objek pariwisata yang ada di Kabupaten Gorontalo, berdasarkan hasil studi lapangan bahwa dalam pengukuran temperatur untuk beberapa titik pengukuran yang berada lokasi dengan jarak titik yaitu 60 cm x 60 cm. Pengukuran temperatur dilakukan di 4 titik bagian bawah dan atas dengan inteval jarak antara titik bawah dan titik atas 60 cm kedalaman 1,5 m dengan luas area 2x3 m2. Dari hasil pengukuran suhu air untuk temperatur bawah (TB) berada pada kedalaman 140 cm, sedangkan pengukuran suhu air untuk temperatur atas (TA)  berada pada kedalaman 145,5 cm dari total kedalaman sumber air panas 150 cm, pengukuran dilakukan selama empat hari dan selama sembilan jam per hari dan dari hasil pengukuran tersebut menunjukan adanya perbedaan. Nilai tertinggi rata-rata untuk temperatur bawah (TB)  pada kedalaman 140 cm adalah 90oC, sedangkan  Nilai tertinggi rata-rata untuk temperatur atas (TA) pada kedalaman 145,5 cm adalah 87,75 oC


Author(s):  
Rahmayanti Rahmayanti

The use of air conditioning energy (AC) as an effort to remove heat in buildings reaches 30% of the total energy needed in the building. To reduce the use of energy in buildings by using natural ventilation because the system does not use mechanics. Field research has been carried out with the result that the openings at Balai Padang are unable to make occupants' comfort. Therefore, the existing openings will be given treatment by wider the existing openings which are 20%, 30%, and 40%. This study purpose to investigate the effect of WWR on histologic comfort. The numerical methodology is based on the solution of the Navier-Stokes equations, using K-epsilon RNG. Numerical results are validated with available field measurement data. The results obtained that by increasing the percentage of openings, the wind speed is also highPenggunaan energi air conditioning (AC) sebagai upaya penghapus panas di dalam bangunan mencapai 30% dari total energi yang dibutuhkan di dalam bangunan. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan energi di dalam bangunan yakni dengan menggunakan penghawaan alami sebagai penghapus panas karena sistemnya yang tidak menggunakan mekanis. Penelitian lapangan telah dilakukan dengan hasil bahwa bukaan yang ada di Balai Padang tidak mampu mencukupi kebutuhan kecepatan angin yang diperlukan untuk mendinginkan fisiologis penghuni. Oleh karena itu, bukaan yang ada akan diberikan perlakuan dengan memperbesar bukaan yang ada yakni 20%, 30% dan 40%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari WWR terhadap kenyamanan fisiologis penghuni.  Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan menggunakan bantuan software CFD (computational Fluid Dimension) berdasarkan persamaan Navier-Stoke, menggunakan K-Epsilon RNG. Eksperimen dilakukan dengan validasi hasil pengukuran lapangan. Hasil yang didapatkan bahwa dengan menambah prosentase bukaan, kecepatan angin juga semakin besar.


Author(s):  
Rudi Arsyad

This research tries to use an RCC (Residium Catalytic Cracking) Pertamina waste filler from the oil process in Balikpapan which is expected to increase the resistance of asphalt concrete pavements to damage caused by weather and traffic. The purpose of this study was to analyze the effect of the duration of immersion on the characteristics of hot asphalt mixtures (AC-WC) using Spent Catalyst RCC (Pertamina waste) as a filler. The method used is the Marshall characteristic test with a variation of immersion 2 days, 4 days, 7 days, and 11 days. The results showed that the use of an RCC (Residium Catalytic Cracking) Pertamina waste would affect the asphalt concrete mixture. Asphalt concrete mixture has decreased strength along with the duration of immersion. Longer immersion causes the value of stability to decrease. Soaking stability values within 30 minutes obtained 1,684.27 kg. The immersion stability value within 2 days was reduced to 1,420.09 kgPenelitian ini mencoba menggunakan sebuah filler limbah pertamina RCC (Residium Catalytic Cracking) dari proses minyak di Balikpapan yang diharapkan meningkatkan ketahanan trotoar beton aspal terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca dan lalu lintas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh durasi perendaman terhadap karakteristik campuran aspal panas (AC-WC) yang menggunakan Spent Catalyst RCC (limbah pertamina) sebagai filler. Metode yang digunakan yaitu uji karakteristik Marshall dengan variasi perendaman 2 hari, 4 hari, 7 hari, dan 11 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sebuah limbah pertamina RCC (Residium Catalytic Cracking) akan mempengaruhi campuran beton aspal. Campuran beton aspal mengalami penurunan kekuatan seiring dengan lamanya durasi perendaman. Perendaman yang lebih lama menyebabkan nilai stabilitas berkurang. Nilai stabilitas perendaman dalam waktu 30 menit diperoleh 1.684,27 kg. Nilai stabilitas perendaman dalam waktu 2 hari berkurang ke 1.420,09 kg


Author(s):  
Novi Purwono

Tanjung Laut is water located in the administrative area of Bontang Regency, East Kalimantan. These waters are widely used for ship traffic to and from the Port. To find out the hydrodynamic conditions, especially waves that occur in the sea and propagate into these waters, it is necessary to analyze wave transformations to describe the conditions and impacts that occur due to wave propagation from the high seas that enter the port waters. The purpose of this study is to look at the shipping security channel. The method used in analyzing wind data from BMKG into wave data and modeling with cgwave mathematical models. Wave analysis is carried out with a cgwave model mathematical to determine the hydrodynamic conditions of the waves and to determine the shipping obstacles and to describe the plan waves that occur as one of the bases in determining the elevation of the pier and port breakwater structures. The results showed the conversion of wind speed and direction to be high, the period and direction of waves in the waters of Tanjung Laut in 2006-2016. The maximum significant wave height in the waters of Tanjung Laut occurred in 2007 was 3.91 meters with a period of 7.89 seconds. The results of statistical analysis using the wave recurrence method show that the wave height can occur or exceed for a 50 year return period is 4.80 meters to 5.54 meters, while the 10 year return period is 3.70 meters to 4.17 meters. The results of the waveform simulation with the cgwave are the wave height in the harbor pool ranging from 0.03 meters to 0.06 meters in the direction of waves from the Northeast, 0.03 meters to 0.07 meters in the direction of waves from the East, and 0.05 meters up to 0.09 meters in the direction of waves from the Southeast. Simulation results show that the conditions in the port pond are quite safe and calm against wave attacksTanjung laut merupakan pelabuhan perairan yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Bontang Kalimantan Timur, dimana banyak digunakan untuk lalu lintas kapal yang menuju dan keluar dari Pelabuhan. Untuk mengetahui kondisi hidrodinamika khususnya gelombang yang terjadi di laut dan merambat ke perairan tersebut, perlu adanya analisa transformasi gelombang untuk menggambarkan kondisi dan dampak yang terjadi akibat perambatan gelombang dari laut lepas yang masuk ke kawasan perairan pelabuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat keamanan alur pelayaran. Metode yang digunakan yaitu menganalisa data angin dari BMKG menjadi data gelombang dan pemodelan dengan model matematik cgwave. Analisa gelombang dilakukan dengan model matematik model cgwave untuk mengetahui kondisi hidrodinamika gelombang dan untuk mengetahui hambatan pelayaran serta untuk menggambarkan gelombang rencana yang terjadi sebagai salah satu dasar dalam penentuan elevasi dermaga dan bangunan pemecah gelombang pelabuhan. Hasil penelitian menunjukan konversi kecepatan dan arah angin menjadi tinggi, periode dan arah gelombang di perairan Tanjung laut Tahun 2006-2016. Tinggi gelombang signifikan maksimum di perairan Tanjung Laut terjadi pada tahun 2007 adalah 3,91 meter dengan periode 7,89 detik. Hasil analisa statistik menggunakan metode kala ulang kejadian gelombang, menunjukkan tinggi gelombang dapat terjadi atau terlampaui untuk kala ulang 50 tahun adalah 4,80 meter sampai dengan 5,54 meter, sedangkan kala ulang 10 tahun adalah 3,70 meter sampai dengan 4,17 meter. Hasil simulasi trasformasi dgelombang dengan model cgwave adalah tinggi gelombang di kolam pelabuhan berkisar antara 0,03 meter sampai dengan 0,06 meter dengan arah datang gelombang dari Timur Laut, 0,03 meter sampai dengan 0,07 meter dengan arah datang gelombang dari Timur, dan 0,05 meter sampai dengan 0,09 meter dengan arah datang gelombang dari Tenggara. Hasil simulasi menunjukkan kondisi di kolam pelabuhan cukup aman dan tenang terhadap serangan gelombang.


Author(s):  
Viktor Naubnome

This study aims to analyze the tensile strength of steel SS400 with carbon fiber layer thickness variation to the application framework of electric cars, as well as proving the existence of an increase in the strength of the material. The method used to collect data in this study is the experimental method. This study uses tensile testing. a test to refine to be paid out starting on 12 specimens with some variation the thickness of the carbon fibers layer. A gluing naturally occurring carbon fiber use resin. The test results show that the yield strength value of steel SS400 with a 1 mm layer of carbon fiber has a strength of 427,435 N/mm2, the specimen with a layer of 3 mm carbon fiber has a yield strength value of 606,956 N/mm2, and specimens with carbon fiber layer have a thickness of 7 mm yield strength value of 823,230 N/mm2, while on the specimen without using carbon fiber layer showed yield strength smallest value is 345,509 N/mm2. Carbon fiber layer thickness affects the yield strength value specimens SS400. The thicker the layer is given, the higher the yield strength values obtained. Simulation results of failure based on a static test with multiple speed variations, von misses stress value does not exceed the maximum yield strength of the material that is owned by the materials in steel material SS400 with this carbon fiber coating well tested for further testing of the resulting minimum safety factor has a good value or more than one value which means that the construction is declared safe or can be further tested.Penelitian ini bertujuan menganalisis kekuatan tarik baja SS400 dengan variasi ketebalan lapisan karbon fiber untuk aplikasi kerangka mobil listrik, serta membuktikan adanya peningkatan kekuatan pada material. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan pengujian tarik. Pengujian dilakukan pada 12 spesimen dengan beberapa variasi ketebalan lapisan karbon fiber. Perekatan serat karbon menggunakan resin. Hasil pengujian tarik memperlihatkan bahwa nilai yield strength baja SS400 dengan lapisan serat karbon 1 mm memiliki kekuatan 427,435 N/mm2, spesimen dengan lapisan karbon fiber 3 mm memiliki nilai yield strength 606,956 N/mm2, dan spesimen dengan lapisan karbon fiber ketebalan 5 mm memiliki nilai yield strength  823,230 N/mm2, sedangkan pada spesimen tanpa menggunakan lapisan serat karbon menunjukkan nilai yield strength yang paling kecil yaitu 345,509 N/mm2. Ketebalan lapisan karbon fiber berpengaruh terhadap nilai yield strength spesimen baja SS400. Semakin tebal lapisan yang diberikan, maka semakin tinggi pula nilai yield strength yang didapat. Hasil Simulasi kegagalan berdasarkan static test dengan beberapa variasi kecepatan, nilai von misses stress tidak melebihi batas maksimal kekuatan luluh (yield strength) yang dimiliki material dalam artian material baja SS400 dengan pelapisan karbon fiber ini layak diuji lebih lanjut begitu pun untuk hasil safety factor minimum yang dihasilkan memiliki nilai baik atau nilainya lebih dari satu yang artinya kontruksi dinyatakan aman atau dapat diuji lebih lanjut.


Author(s):  
Urfan Maronci

The purpose of the research is to analyze the impact of static load on the composite concrete and void-asphalt pavement by reviewing the deflection, stress, and strain. The static loading method was used as a testing method for this research, which was conducted by suppressing composite pavement with a static load to collapse. Three variants of test specimens; variant I was a layer of soil without the concrete and void asphalt with a size of 100 cm x 100 cm x 40 cm; variant II was layers of soil and concrete without void asphalt with a size of 100 cm x 100 cm x 55 cm (40 cm of soil and 15 cm of concrete); variant III was layers of soil, concrete and void asphalt with a size of 100 cm x 100 cm x 60 cm (40 cm of soil, 15 cm of concrete and 5 cm of void asphalt). The results indicated that stress occurs on the soil layer invariant I was 0,359 MPa vertically and 0.0037 horizontally with the surface tension of 2.90 MPa; variant II was 0,191 MPa vertically, and 0,00277 MPa horizontally and surface tension result was 2,90 MPa; variant III was 0,187 MPa vertically and 0,0148 horizontally. This demonstrated that the addition of concrete and void-asphalt layers can reduce vertical tension in the soil, however, horizontal tension impact was unknown as a result of very low voltage. Maximum strain occurred in the concrete of variant II of -0.000107 for the press and 0.000152 for drag area due to the surface tension of 2.90 MPa, while concrete of variant III shows the lesser strain of -0,000144 for the press and 0.000170 for drag area due to surface tension of 4.13 MPa. The result demonstrated that adding void-asphalt on the concrete will contribute to the increase of deflection and the surface tension can be increased up to the decayed limit without significantly adding a strain valuePenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beban statik pada perkerasan komposit beton dan aspal berongga dengan meninjau lendutan, tegangan dan regangan. Metode pengujian yang digunakan yaitu, metode pembebanan statik. Melalui metode ini perkerasan komposit ditekan dengan menggunakan beban statik hingga runtuh. Benda uji terdiri atas tiga variasi, variasi I berupa lapisan tanah tanpa diberikan lapisan aspal berongga dan beton dengan ukuran benda uji 100 cm x 100 cm x 40 cm, variasi II berupa lapisan tanah dan beton tanpa lapisan aspal berongga, dengan ukuran tanah 100 cm x 100 cm x 55 cm (40 cm untuk tanah dan 15 cm untuk beton), variasi III berupa lapisan tanah, beton, dan aspal berongga, dengan ukuran 100 cm x 100 cm x 60 cm (40 cm untuk tanah,15 cm untuk beton dan 5 cm untuk aspal berongga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan yang terjadi pada tanah dasar pada benda uji I adalah sebesar  0.359 MPa arah vertikal dan 0.0037 MPa arah horizontal dengan tegangan permukaan 0.926 MPa, benda uji II 0.191 MPa arah vertikal dan 0.00277 MPa arah horizontal dengan tegangan permukaan 2.90 MPa, benda uji III 0.187 MPa arah vertikal dan  0.0148 arah horizontal. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan lapisan beton dan aspal berongga dapat mengurangi tegangan arah vertikal yang terjadi di dalam tanah namun tegangan arah horizontal tidak dapat diketahui pengaruhnya akibat tegangan yang terlalu kecil. Regangan maksimum yang terjadi pada beton pada benda uji II adalah sebesar -0.000107 untuk daerah tekan dan 0.000152 untuk daerah tarik akibat tegangan permukaan sebesar 2.90 MPa sedangkan pada benda uji III sebesar -0.000144 untuk daerah tekan dan 0.000170 untuk daerah tarik akibat tegangan permukaan sebesar 4.13 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan aspal berongga di atas beton dapat memberikan peningkatan kontribusi lendutan, dan pada saat tegangan permukaan bertambah sampai batas hancur maka nilai regangan tidak ditambahkan secara signifikan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document