scholarly journals The Effect of Adding Varoius Doses Mat Powder Lime Peel (Citrus Aurantifolia) Mosquito Aedes Sp. Mortality

2018 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Eka Wahyu Pusparini

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is currently endemic in most parts of Indonesia. In 2014 the number of dengue patients reported as many as 100.347 cases with the number of deaths as many as 907 people (IR/Morbidity = 39,8 per 100.000 population and CFR/Mortality = 0.9%). One effort to reduce mosquito bites by using organic pesticides from Mat powder lime peel (Citrus aurantifolia). This study aimed to determine the effect of the use of lime peel powder Mat as mosquito repellent for deadly mosquito vector Aedes sp. This research to design experiments Quasi Post Test Only With Control Group, which will result in the analytic analysis using One-Way Anova test and LSD with a signifi cance level (α) = 0.05. Statistical analysis One Way Anova with a signifi cance value of 0.000 means that there was a signifi cant difference between the weight variation Mat bark powder lime (Citrus aurantifolia) against the percentage of deaths Aedes sp. and the greater the weight gain greater mortality rate. The result LSD best weight in the average lethal mosquito Aedes sp. was 4 grams with the death persentation are 97%.

2020 ◽  
Vol 13 (01) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Gempita Cahya aulia tambunan ◽  
Aparna Dutt ◽  
Sayra Nadhifa ◽  
Firdha Amelia ◽  
Ermi Girsang

There are various potential natural anti-diabetic drugs; one of them is lime peel or Citrus amblycarpa. This study was aimed to explore the anti-diabetic activity and phytochemical content of lime peels. This study was an experimental study that used the post-test only control group design. The lime peels that were collected from the Berastagi fruit market in Medan, North Sumatera were extracted using 70% ethanol by maceration methods. The phytochemical screening identified the presence of phenolic, steroid/triterpenoid, terpenoid, saponin, flavonoid, tannin, and alkaloid. Meanwhile, the anti-diabetic activity of lime peels was evaluate using the α-glucosidase enzyme that was gotten from Saccharomyces cerevisiae by α-glucosidase enzyme inhibition methods. Percent of inhibition was express as Mean ± SD and analyzed by One Way ANOVA, Tukey HSD Post Hoc Test, and followed by linear regression. The result of this study showed that there is a significant difference in percentage inhibition α-glucosidase enzyme in each concentration, and it had an IC50 Value amount of 125.93 ± 9.14 µg/mL. The phytochemical content of the lime peels was flavonoid, phenol, steroid/triterpenoid, and alkaloid. Hence, the lime peel has anti-diabetic activity by inhibition of the α-glucosidase enzyme.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 71-78
Author(s):  
Irwan Irwan ◽  
Melinda Akuba

AbstrakKecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit antara lain sebagai vektor mikro organisme pathogen, inang perantara beberapa spesies cacing, menyebabkan reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan kelopak mata, disentri, diare, cholera, virus hepatitis Adan polio. Selama ini untuk menanggulangi masalah serangga, masyarakat menggunakan insektsisida sintetis akan tetapi berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Mengingat besarnya dampak insektisida sintetismaka sebagai gantinya dapat digunakan insektisida alami seperti jeruk nipis dan mentimun. Jeruk nipis memiliki kandungan senyawa alkaloid dan limonoid sebagai racun perut, saponinmengganggu perkembangan dan pergantian kulit serangga. Mentimun memiliki senyawa alkaloid dan saponin sebagai insektisida karena bersifat antifeedant. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah kombinasi perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia)dan mentimun (Cucumis sativus L.) efektif terhadap mortalitas kecoa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen sungguhan (true experimental) dengan desain post test only control group guna untuk mengujiefektifitas kombinasi perasan jeruk nipis dan mentimun terhadap mortalitas kecoa dengan sampel 60 kecoa. Hasil penelitian menunjukkanpada kombinasi volume jeruk nipis dan mentimunberturut-turut 25 mL+75 mL, 50 mL+50 mL dan 75 mL+ 25 mL dengan persentase mortalitas kecoaberturut-turut yaitu 40%, 80% dan 100%. Berdasarkan hasil uji One Way Anova dengan nilai sig 0,002 0,005 yang berarti H0 ditolak artinya kombinasi perasan jeruk nipis dan mentimun efektif terhadap mortalitas kecoa. Disarankan kepada masyarakat untuk menggunakan jeruk nipis dan mentimun untuk mortalitas kecoa karena kedua bahan tersebut mudah didapat, aman bagi lingkungan dan kesehatan.


2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
MENTARI AMENDA SAPUTRI ◽  
HERIN SETIANINGSIH

<p class="Default">Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Gaya hidup masyarakat terutama dalam mengkonsumsi diet yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar LDL yang dapat menyebabkan  penyakit kardiovaskular. Rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>)<em> </em>yang banyak dibudidayakan di Indonesia mengandung flavonoid dan triterpenoid yang diduga dapat menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) <em> </em>terhadap kadar LDL pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni laboratorik dengan rancangan penelitian <em>Post Test Control Group Design. </em>Sampel yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang dibagi ke dalam tiga kelompok: kelompok yang diberi diet standar selama 28 hari (K1), kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari (K2), dan kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari dan pada hari ke-15 sampai hari ke-28 diberi ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) dengan dosis 140mg/200grBB/hari (K3). Hasil analisis statistik <em>One Way Anova </em>menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar LDL yang signifikan antara ketiga kelompok pada penelitian ini (p&lt;0,001). Kadar LDL pada K2 (=16,00±3,29) meningkat secara bermakna dibandingkan dengan K1 (=10,62±1,77). Sedangkan kadar LDL pada K3 (=6,88±2,42) menurun secara bermakna dibandingkan dengan K2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) berpengaruh terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Kata kunci</strong> : diet tinggi lemak, LDL, <em>Kappaphycus alvarezii</em></p>


Author(s):  
Michael Josef Kridanto Kamadjaja ◽  
Sherman Salim ◽  
Birgitta Dwitya Swastyayana Subiakto

Objective: This study was to determine OPG and RANKL expression after hydroxyapatite (HA) scaffold from crab shells (Portunus pelagicus) application in tooth socket of Cavia cobaya. Methods: This study was a post-test only control group design. Twenty four Cavia cobaya was divided into 4 groups. The lower left incisor was extracted and given a combination of HA and gelatin scaffold. Experimental animals were sacrificed on the 7th and 14th day. The amount of OPG and RANKL expression was calculated under a light microscope at 1000x magnification. The statistical analysis was done by One Way ANOVA Test and Tukey HSD. Results: Compared to other groups, the lowest and the highest level of OPG and RANKL were in P14 group. Conclusion: HA scaffold from crab shells (Portunus pelagicus) can increase OPG expression and decrease RANKL expression in the process of regenerating alveolar bone after tooth extraction.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 440
Author(s):  
Kharisma Putra D ◽  
Hasmiwati Hasmiwati ◽  
Arni Amir

Salah satu upaya untuk mengurangi kasus DBD adalah dengan pengendalian vektor DBD dengan larvisida. Temephos merupakan salah satu insektisida yang telah digunakan lebih dari 30 tahun dan berfungsi mengendalikan larva vektor. Penggunaan temephos yang tidak sesuai aturan dapat menyebabkan penurunan kerentanan pada vektor DBD.  Tujuan penelitian ini  adalah untuk  menilai  status  kerentanan larva Aedes aegypti di tiga kecamatan di Kota Padang. Penelitian ini menggunakan post  test  only  with  control  group design. Telur diambil dan dipelihara di laboratorium hingga mencapai larva instar III/IV. Uji kerentanan untuk temephos dilakukan berdasarkan standar WHO. Hasil penelitian menunjukkan pada Kecamatan Kuranji, kematian larva pada konsentrasi 0,005 mg/L sebesar 10%, 0,01 mg/L sebesar 45%, 0,02 mg/L sebesar 86%, dan pada konsentrasi 0,03 mg/L sebesar 100%. Pada Kecamatan Koto Tangah, kematian larva pada konsentrasi 0,005 mg/L sebesar 24%, 0,01 mg/L sebesar 48%, 0,02 mg/L sebesar 99%, dan pada konsentrasi 0,03 mg/L sebesar 100%. Pada Kecamatan Padang Timur pada konsentrasi 0,005 mg/L didapatkan kematian larva sebesar 12%, pada 0,01 mg/L sebesar 43%, pada 0,02 mg/L sebesar 99%, dan pada 0,03 mg/L sebesar 100%. Hasil uji One way-Anova adalah bermakna dengan nilai p<0,05 pada ketiga kecamatan dan LC99 sedikit diatas 0,02 mg/L. Simpulan penelitian ini adalah status kerentanan Aedes aegypti terhadap temephos di tiga kecamatan berkisar antara rentan dan toleran, belum mencapai resisten sehingga temephos masih dapat digunakan dalam pengendalian vektor DBD.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 95-99
Author(s):  
Deri Kermelita

Aedes spp mosquito is the primary vector  or the main transmitter of dengue fever. it’s existence cause public health disturbing. Many research are being done to find ways of controlling mosquitoes, one of them by using a mosquito trap attractants. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the addition of attractants to modified mosquito trap to the Aedes aegypti mosquitoes control. The study design using analytical methods with a "post-test only control group design". The number of mosquitoes that are used at each observation cage was 30, with 9 times  repetition.  One way ANOVA used to analized the data then followed by LSD test. Results modifications mosquito trap attractants addition of palm sugar solution mixed with yeast bread is more effective (ρ = 0.000) of the yeast mixed tape.


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 68
Author(s):  
Andina Dwinanda ◽  
Nita Afriani ◽  
Hardisman Hardisman

Kadar kolesterol berlebihan dalam tubuh akan mengakibatkan penumpukan lemak di hepar. Salah satu alternatif obat tradisional yang dapat menurunkan kadar kolesterol adalah tanaman seledri. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa fraksi air herba seledri dapat menurunkan kadar kolesterol total pada keadaan hiperkolesterol. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh pemberian jus seledri terhadap gambaran mikroskopis hepar yang diinduksi diet hiperkolesterol pada tikus percobaan. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan desain post test control group. Sampel berjumlah 25 ekor tikus yang terdiri atas 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan 1, perlakuan 2 dan perlakuan 3. Masing-masing perlakuan diberikan diet hiperkolesterol yang dibuat dari minyak babi sebanyak 2 gram dan kuning telur puyuh rebus 1 gram selama 14 hari. Selanjutnya diberikan jus seledri dengan dosis masing-masing kelompok perlakuan yaitu 0,72ml/200gBB; 1,44ml/200gBB; dan 2,16ml/200gBB yang diberikan dua kali sehari selama 14 hari berikutnya. Histopatologi hepar tikus diamati dengan menghitung jumlah sel yang mengalami perlemakan. Analisis data menggunakan uji one way Anova terhadap semua kelompok. Hasil analisis memperlihatkan terjadi perubahan jumlah sel berlemak yang bermakna secara statistik antara kelompok kontrol dengan ketiga kelompok perlakuan dengan nilai p<0,05. Simpulan penelitian ini adalah jus seledri dapat mengurangi perlemakan sel hepar akibat penumpukan lemak dengan dosis efektif yaitu 0,72ml/200gBB.


2020 ◽  
Vol 19 (03) ◽  
pp. 126-133
Author(s):  
Siska Toloan Toloan ◽  
Harimat Hendarwan

Masa nifas adalah hal sangat penting untuk diperhatikan guna untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Dan Lochea Pada Ibu Pasca Bersalin Yang Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini Dan Mobilisasi Dini Di Praktek Bidan Mandiri Kota Depok Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian Quasy Exsperimental dengan pendekatan post test only control group design. Populasi yang diambil yaitu 65 ibu pasca bersalin. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Federer setiap variabel bebas terdiri atas 3 kelompok dan setiap kelompok sebanyak 9 sampel sehingga jumlah total sampel 27 ibu pasca bersalin. Pengumpulan data berupa data primer dan uji yang digunakan yaitu uji One Way Anova. Dapat dilihat dari nilai signifikan uji One Way Anova pada penurunan tinggi fundus uteri hari pertama sampai hari kesepuluh dengan nilai signifikan yaitu p-value < 0,05 yang artinya H0 ditolak atau ada perbedaan secara signifikan dan dilihat. Hasil post hoc test tidak terdapat perbedaan signifikan pada kelompok inisiasi menyusu dini, inisiasi menyusu dini dan mobilisasi dini dan kelompok inisiasi menyusu dini, mobilisasi dini dan senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri.


2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 218
Author(s):  
Khoiriyanti Wulandari ◽  
Mei Ahyanti

<p>Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) or Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by a virus which is very dangerous because it can cause the patient to die within a few days. Bandar Lampung city itself is a dengue endemic area. According to data from the Lampung Provincial Health Office, in 2015, from 15 there were 2,996 deaths in 31 people. The study aimed to knowing the effectiveness of bintaro seed extract (Cerbera manghas) as larvacide in III instars Aedes aegypti larvacides experimental research with post test only control group design. The sampling method was purposive sampling. Independent variables were bintaro seed extract (dose and time), the dependent variable was Aedes aegypti larvAedes The results showed that from 5 types of doses with 5 repetitions, the death result of Aedes aegypti larvae with a dose of 0% had no mortality, a dose of 0.1% with an average of 12.55, a dose of 0.5% with an average of 15.15 , 1% dose with an average of 18.20, a dose of 1.5% with an average of 22.15, and a dose of 2% with an average of 25. At the time of contact, the death result of the larvae was found with an average 6-hour contact time. an average of 8.70, 12 hours with an average of 14.13, 24 hours with an average of 18.37 and 48 hours with an average of 20.83. According to the results of statistical tests, the most effective effect of bintaro seed extract dosage is at a dose of 1.5% and contact time of 6 hours.<strong></strong></p>


Author(s):  
Vivien Novarina Kasim ◽  
Mochammad Hatta ◽  
Rosdiana Natzir ◽  
Veni Hadju ◽  
Yusminah Hala ◽  
...  

Lime (Citrus aurantifolia) is a traditional plant that is widely used as antibacterial. This study to prove the effect of lime peel extract (LPE) on the growth of bacterial colonization of S. Typhi medited by activity of IL-6. True experimental pre-post test design, mice were divided into; LPE 510 mg/kgbw, LPE 750 mg/kgbw, positive and negative control. The examination was carried out 3 times, the 5th day before the intervention, the 10th day after the intervention and the 30th day after maintenance. Intervention LPE for 5 days can decreased the number of S. Typhi colonies, even maintenance for 20 days after the intervention showed no bacterial growth . IL-6 pro-inflammatory cytokine activity increased on examination day 5 after S.Typhi injection and decreased after intervention on day 10, significantly different between pre and post at all groups except negative controls (p=0.15). The speed of decrease in IL-6 levels was greatest at the LPE 750 mg/kgbw (velocity=-5.64%). LPE decreased serum levels of IL-6 and inhibit the growth of S. Typhi colony in mice Balb/c. LPE have potential as antibacterial and anti-inflammatory.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document