scholarly journals THE ISLAMIC EDUCATION STRATEGIES INLOCAL CULTURE PERSPECTIVE OF WEST SUMATERA SOCIETY

2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Zulfani Sesmiarni ◽  
Junaidi Junaidi ◽  
Darul Ilmi ◽  
Wedra Aprison

<p>Sijunjung is one of regencies in West Sumatera which has great potential resources. However, these graces are not followed by the society’s thankfulness through performing Islamic values. Based on the fact, the researchers were interested to do a research related to Islamic education strategies in local culture perspective in Koto VII sub-district Sijunjung regency. The research was aimed at helping the society to be aware of making the best use of the potential things and thanks God through performing Islamic values and avoiding all God’s prohibitions. The research included some elements they were <em>Tali Tigo Sapilin</em> which consisted of <em>niniak mamak</em><em>, alim ulama </em>and <em>cadiak pandai</em>, the youth, and adults. The research was in Focus Group Discussion. The research finding was that Minangkabau philosophy in west Sumatera was in line with Islamic education strategies in <em>Kitabullah</em>.</p>

2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 120
Author(s):  
Maslamah Maslamah

This research was motivated by the  competitions phenomenon between  universities  to get the public/stakeholders trust. That’s the public trust have more influence on development of educational institution. Based on those phenomena, Researcher chose the Magister Program of  PAI (Islamic Education) IAIN (State Islamic Institution) Surakarta as field of research. The Magister Program of PAI (MPAI) as new program must built good image for stakeholders.This research was conducted to reveal the perception of Stakeholders on the Magister Program of PAI IAIN Surakarta. This research used qualitative design to analyze  data. The data was obtained through  interview and Focus Group Discussion (FGD), and used the triangulation technic to obtain the data’s validity .The results of this research are the stakeholders internal judged that, 1. MPAI can accommodates the hopes of the graduates of S1,  and teachers in the surrounding area can continue their studies to Magister program; 2. the vision, mission and MPAI curriculum will be able to respon community demans in the future; 3. MPAI still does not have adequate  facilities yet; 4  some stakeholders see that most of the MPAI lectures had the feasibility standard to teach at MPAI; but others don’t agree with the judge.   Key word: Perseption, Stakeholders.


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 23-46
Author(s):  
Reski Anwar

Types of punishment provided for in the book the law of criminal law, namely criminal subject matter which consists of a criminal to death, imprisonment. As for the types of sanction or punishment in Islamic criminal law includes the law of jarimah adultery, penalty jarimah qadzaf, jarimah punishment of theft, jarimah punishment. Indonesia at the moment very much in need of a great variety of study on the concept of criminal sanctions in order to reduce islamic values through this Focus Group Discussion or conference, etc. Of a will can contribute to the renewal of a criminal law reform And there should have been a kind of work for punishment of the formulations in the form of social as well as the completion of matter outside the court (restorasi justice).


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Samsuri Samsuri ◽  
Marzuki Marzuki

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber nilai-nilai karakter kewargaan multikultural yang menjadi basis nilai pembinaan karakter kewargaan multikultur dan menyajikan model pembinaan karakter kewargaan multikultur dalam program kurikuler berdasar identifikasi kebutuhan di Madrasah Aliyah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah studi dokumentasi, focus group disscussion bersama para guru dalam MGMP PKN MA se-Daerah Istimewa Yogyakarta, dan observasi pelaksanaan pembentukan karakter kewargaan multikultural di sekolah sampel. Guru yang terlibat berjumlah 30 orang dari 21 sekolah. Instrumen pengumpulan data berupa dokumentasi rencana pelaksanaan pembelajaran, panduan observasi, dan panduan FGD, sedang analisis data dilakukan dengan teknik deskripsi kualitatif. Hasil penelitian memaparkan pembentukan karakter kewargaan multikultural di MA dan upaya mengharmonikan identitas Islam dan kebangsaan di MA. Penguatan integrasi nilai-nilai Islam dan kebangsaan ke dalam wajah multikultural pendidikan Islam Indonesia modern perlu dielaborasi lebih lanjut. Kata kunci: pendidikan karakter, kewargaan multikultural, kurikulum, madrasah aliyah, IslamCHARACTER BUILDING FOR MULTICULTURAL CITIZENSHIP WITHIN THE CURRICULAR PROGRAMS IN MADRASAH ALIYAH, YOGYAKARTA Abstract: This study was aimed to identify the sources for multicultural citizenship character values which became the basis for multicultural citizenship character building. This study also presented a model of multicultural citizenship character building in the curricular program based on the identification of the needs in Madrasah Aliyah in Yogyakarta. The study used the documentation study, a focus group discussion with teachers in the association of civic teachers of Madrasah Aliyah in Yogyakarta, and observations of the implementation of the multicultural citizenship character building in the sample school. There were 30 teachers from 21 schools involved. The instruments uesd were in the form of the lesson plans, observation guidelines, and focus group discussion guidelines. The data were analyzed using the qualitative descriptive analysis. The findings showed the multicultural citizenship character building in Madrasah Aliyah and the efforts to harmonize the Islamic and nationalism identities in Madrasah Aliyah. The integration of the Islamic and nationalism values into the modern Indonesian Islamic education needed to be elaborated further. Keywords: character education, multicultural citizenship, curriculum, Madrasah Aliyah


2013 ◽  
Vol 27 (2) ◽  
pp. 118-127
Author(s):  
Idris M Noor

Nowdays, there has been more and moer students of senior high school (SHS) and vocational school (VS) who cannot manage their time well and often do negative activities that tend to be crime. This is caused by the lack of the students awareness to organize and manage their spare time for positive activities. The objective of the research is to find out the information about the students’ activities to use their spare time outside the school hours. This research used mixed method,with evaluation and case study. Sample consisted of 178 teachers, 4103 students, 3747 students’ parents in the eight provinces in 2011. Tool of research are questionnair, documentation guide, focus group discussion (FGD) guide, and interview guide. Research finding is that the students tend to choose activities they are interested in or the activities they motivate in, students are not independent both in their thought and action based on their potential, and the collaboration between parents and school is very low.


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Widyaparwa ◽  
2017 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Novita Sumarlin Putri

Tindak tutur komisif merupakan salah satu aspek pragmatik yang harus diperhatikan oleh penerjemah ketika menerjemahkan teks. Hal itu dilakukan agar menghasilkan terjemahan yang berkualitas dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan mendiskripsikan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan kalimat yang mengakomodasi tindak tutur komisif dengan pendekatan pragmatik. Data yang digunakan ialah tuturan komisif dan hasil penilaian kualitas terjemahan. Data bersumber dari novel Insurgent karya Veronica Roth dan informan. Data dikumpulkan dengan cara analisis dokumen, kuesioner dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, data dianalisis dengan cara analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan dalam novel Insurgent mempunyai nilai keakuratan dan keberterimaan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan pada setiap jenis tindak tutur komisif memiliki dampak terhadap kualitas keseluruhan terjemahan kalimat yang mengandung tindak tutur komisif.Commissive speech act is one of the pragmatic aspects to regard by the translator in translating the text. It aims to produce a qualified translation in regarding accuracy and acceptability aspects. According to the aspects, this research aims to describe accuracy and acceptability of translation in sentences which accommodate commissive speech act using pragmatic approach. The data used is commissive speech and qualitative translation value result. The sources of the data are an Insurgent novel by Veronica Roth and informants. The data were collected through document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion then analyzed the domain, taxonomic, componential analysis, and cultural theme. The result shows that translation in the Insurgent novel has high accuracy and acceptability values. This research concludes that the accuracy and acceptability level in each commissive speech act has an impact on quality of whole translated sentences which contain commissive speech act.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Author(s):  
Dewi Novianti ◽  
Siti Fatonah

Social media is a necessity for everyone in communicating and exchanging information. Social media users do not know the boundaries of age, generation, gender, ethnicity, and religion. However, what is interesting is the user among housewives. This study took the research subjects of housewives. Housewives are chosen as research subjects because they are pillars or pillars in a household. If the pillar is strong, then the household will also be healthy. Thus, if we want to build a resilient and robust generation, we will start from the housewives. A healthy household starts from strong mothers too. This study aims to find out the insights of the housewives of Kanoman village regarding the content on smartphones and social media and provide knowledge of social media literacy to housewives. This study used a qualitative approach with data collection techniques using participant observation, interviews, focus group discussion (FGD), and documentation. The results of the study showed that previously housewives had not experienced social media literacy. Then the researchers took steps to be able to achieve the desired literacy results. Researchers took several steps to make them become social media literates. They become able to use social media, understand social media, and even produce messages through social media.


2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Theresia Martina Marwanti

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran ketahanan sosial dalam menghadapi perubahan sosial pada komunitas adat Kampung Pulo, yang meliputi profil komunitas, perlindungan sosial, partisipasi komunitas dan penyelesaian konflik terkait dengan perubahan sosial. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). Penentuan sumber data ada 6 informan dilakukan secara purposive. Pemeriksaan keabsahan data, melalui uji kredibilitas dan uji konfirmabilitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan reduksi data, kategorisasi dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan perlindungan sosial warga komunitas ini  bersifat tradisional maupun kontemporer. Dalam hal partisipasi, hampir semua warga masyarakat adat ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi perubahan sosial. Konflik yang terjadi diantara warga komunitas adat dalam menghadapi perubahan masih ditemukan, namun tidak sampai ke permukaan dan tidak menimbulkan gejolak. Secara umum komunitas adat Kampung Pulo, memiliki ketahanan sosial yang sudah baik, sehingga mampu menjadi benteng pengamanan bagi perubahan sosial dalam kehidupannya. Kata kunci: ketahanan sosial, komunitas adat, perubahan sosial


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document