scholarly journals Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dan terapi murottal Al-Qur’an terhadap tekanan darah dan respirasi pada pasien pre operasi

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 10-17
Author(s):  
Asri Bashir ◽  
Arlina Dewi ◽  
Azizah Khoiriyati

Teknik relaksasi nafas dalam dan terapi murottal Al-Qur’an salah satu terapi non farmakologi yang efektif untuk menurunkan tekanan darah dan respirasi pada pasien pre operasi. Desain penelitian ini menggunakan metode pra eksperimen dengan desain pre-test and post-test with control group desain, metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti dengan mendapatkan responden sebanyak 60 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah dan respirasi berdasarkan analisis Wilcoxon test pada kelompok intervensi rata-rata terjadi pengaruh yang sangat signifikan dengan nilai p value sistol 0,000, diastol 0,033 dan respirasi 0,000 artinya data tersebut signifikan p value < 0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol nilai p value untuk sistol 0,139, diastol 0,065 dan respirasi 0,893 data pada kelompok kontrol menunjukkan p value > 0,05 artinya tidak terjadi pengaruh yang signifikan sebelum dan setelah penelitian. Kesimpulan Teknik relaksasi nafas dalam dan terapi murottal Al-Qur’an ada pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah dan respirasi pada pasien pre operasi.

2018 ◽  
pp. 134-141
Author(s):  
Luhur Arifian ◽  
Joko Kismanto

ABSTRAK Pada penyakit asma, serangan umumnya datang pada malam hari, tetapi dalam keadaan berat serangan dapat terjadi setiap saat tidak tergantung waktu. Inspirasi pendek dan dangkal, mengakibatkan penderita menjadi sianosis, wajahnya pucat dan lemas, serta kulit banyak mengeluarkan keringat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian posisi Semi fowler terhadap respiration rate pada pasien asma bronkial di Puskesmas Air Upas Ketapang   Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan Quasi Eksperimental dengan Pre and post test with control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 48 orang yang mengalami asma bronkial di Puskesmas Air Upas Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 42 responden. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon.   Hasil penelitian menunjukkan uji Wilcoxon dengan nilai p value 0,000 sehingga ada pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap respiration rate pada pasien asma bronkial di Puskesmas Air Upas Ketapang   Kata Kunci: posisi semi fowler, respiration rate, asma bronkial     ABSTRACT In asthma, the attacks usually come at night, but in a state of severe attacks can occur at any time does not depend on time. Inspiration short and shallow, resulting in the patient became cyanotic, his face pale and limp, and skin a lot of sweat. This study aimed to determine the effect of semi fowler position against respiration rate in patients with bronchial asthma in the Main Clinic Air Upas Ketapang. This research used the quasi experimental quantitative method with the pre and post test with control group design. It’s population was 48 asthma sufferers at the main clinic Air Upas Ketapang of west Borneo. The samples of research were determined through the purposive sampling technique and consisted of 42 respondents who were divided into two groups: 21 in the control group and 21 in the experimental group. The data of research were analyzed by using the Wilcoxon’s analysis.The results showed the Wilcoxon test with p value of 0.000 so that there is the effect of semi fowler position against respiration rate in patients with bronchial asthma in the Main Clinic Air Upas Ketapang.   Keywords: position semi fowler, respiration rate, bronchial asthma  


2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Novita Wulan Sari ◽  
M Margiyati ◽  
Ainnur Rahmanti

AbstrakLansia merupakan fase dimana seseorang yang telah mengalami tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia. Masa lansia adalah masa dimana lansia mengalami kemunduran secara fisik, mental dan sosial. Kemunduran fisik yang dialami salah satunya dapat menderita penyakit diabetes mellitus. Ketidakteraturan lansia dalam mengelola penyakit diabetes mellitus dapat mengganggu self-management. Pengelolaan self-management tersebut dapat ditangani oleh tenaga kesehatan salah satunya perawat. Penanganan yang dapat perawat berikan adalah dengan memberdayakan masyarakat sekitar dengan salah satu intervensi adalah self-help group (SHG). Metode penelitian yang penulis gunakan adalah quasi-experiment dengan bentuk rancangan pre-post test with control group. Pengambilan sample  menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 90 orang. Metode SHG diberikan dalam 5 sesi selama 1 bulan. Materi yang diberikan berupa pengetahuan, nutrisi, pengobatan oral, dan aktivitas fisik pada lansia dengan DM. Analisis data yang digunakan adalah Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan menggunakan Uji Wilcoxon terdapat peningkatan self-management dari 5,37 menjadi 6,58 dengan p value < α=0,05. Berdasarkan uji Mann-Whitney terdapat pengaruh SHG terhadap self-management dengan p-value=0,000<0,05. Metode SHG dalam penelitian ini efektif dalam meningkatkan self-management pada lansia yang menderita DM. Instrument yang digunakan adalah DSMQ (Diabetes Self-management Questionnaire).Kata kunci: diabetes mellitus, lansia, self-management, self-help group (SHG) Enhancement Self-Management of Elderly with Diabetes Mellitus through Self-Help Group (SHG) AbstractElderly is a phase where someone has experienced the final stages of development from the human life cycle. The period of the elderly is the last lifetime, where at this time a person experiences physical, mental and social setbacks. Physical deterioration experienced by one of them can suffer from diabetes mellitus. The irregularity of the elderly in managing diabetes mellitus can interfere with self-management. Management of self-management can be handled by health workers, one of whom is a nurse. The handling that nurses can give is to empower the surrounding community with one of the interventions is self-help group (SHG). The method in this study was a quasi-experiment with a pre-post test with control group design. The sampling technique used was purposive sampling with the number of respondents as many as 90 people. The SHG method is given in 5 sessions for 1 month. The material provided was in the form of knowledge, nutrition, oral medication, and physical activity in the elderly with DM. Analysis of the data used is the Wilcoxon Test. The results showed that using the Wilcoxon Test there was an increase in self-management from 5.37 to 6.58 with p value <α = 0.05. Based on the Mann-Whitney test there is an effect of SHG on self-management with p-value = 0,000 <0.05. The SHG method in this study was effective in increasing self-management in elderly people suffering from DM. The instrument used was DSMQ (Diabetes Self-Management Questionnaire). Keywords  : diabetes mellitus, elderly, self-management, self-help group (SHG)


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

<p><em>Buerger Allen Exercise</em> mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>quasy-experiment </em>dengan<em> pre-post test design with control group</em><em>.</em> Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan <em>purposive sampling</em>, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi <em>Buerger Allen exercise</em> sebanyak 12 kali  selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk.Data hasilpengukuran nilai <em>ankle brachial index</em>berupa ratio dan diuji statistik dengan <em>Paired Samples Test</em>. Didapatkan <em>p value</em> 0.001 untuk kelompok perlakuan (<em>p value</em>&lt; 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai <em>ankle brachial index</em> sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Dapat disimpulkan bahwa nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci :penderita diabetes melitus tipe2, <em>Buerger Allen Exercise, Ankle brachial index</em></strong></p><p> </p>


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Fiki Wijayanti ◽  
Natalia Devi Oktarina

ABSTRAK Imunisasi merupakan salah satu cara memberikan kekebalan tubuh pada anak untuk mencegah penyakit. Pemberian imunisasi melalui suntikan dapat menimbulkan efek secara langsung yaitu rasa nyeri pada anak. Nyeri yang disebabkan oleh suntikan imunisasi jika tidak dikelola akan mengakibatkan dampak negatif pada aspek emosional pada anak seperti menangis dan ketakutan. Salah satu intervensi yang dapat dikembangkan dalam menerapkan perawatan atraumatik saat pemberian imunisasi pada anak adalah terapi dekapan ibu. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas terapi dekapan ibu terhadap nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi di Puskesmas Lerep. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Preeksperimen design dengan rancangan pretest-post test control group design. Metode Pengambilan sampling menggunakan Purposive sampling dengan jumlah sampel pada kelompok kontrol sejumlah 30 bayi dan kelompok intervensi 30 bayi. Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang diukur yaitu variabel Nyeri dan pemberian terapi dekapan ibu. Variabel nyeri diukur menggunakan instrument FLACC Pain Assessment Tools. Sedangkan variabel terapi dekapan ibu diukur dengan melakukan observasi saat pemberian imunisai. Uji statistik yang digunakan adalah dengan  t test-independent. Hasil yang didapatkan adalah  p value 0,0001. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ada perbedaan selisih rata-rata nyeri pada kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05). Diharapakan Tenaga Kesehatan di Puskesmas menerapkan tindakan atraumatic care pada bayi yang akan dilakukan imunisasi dengan cara mengikutsertakan ibu dalam kegiatan imunisasi yaitu dengan dekapan ibu. Kata Kunci : Nyeri, Bayi, imunisasi dan dekapan ibu


2022 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 157-167
Author(s):  
Siti Rohimah ◽  
Novia Puspita Dewi

Hipertensi merupakan faktor penyebab utama kematian akibat stroke dan jantung coroner. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen pre-test post-test control group design. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling lansia  hipertensi derajat 1 dan diperoleh 30 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tensimeter. Analisis data menggunakan  paired t-test. Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan rata-rata tekanan darah sistolik pada responden kelompok intervensi sebesar 15 mmHg, sedangkan untuk penurunan rata-rata tekanan darah diastolic sebesar 13 mmHg. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 4,3 mmHg dan penurunan rata-rata tekanan darah diastolik sebesar 4 mmHg. Hasil analisa data  menggunakan uji Independen Sample T-test didapatkan nilai signifikan p-value kelompok intervensi = 0,000 dengan ? = 0,05 .Karena p-value < 0,05 maka ada pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis Tahun 2021. Kesimpulan penelitian ini adanya pengaruh aktivitas jalan kaki selama 30 menit terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 22-29
Author(s):  
Een Juliasti ◽  
Mury Kuswari ◽  
Idrus Jus’at

Physical activity on students in Jakarta is the lowest if it is compared to various regions in Indonesia. The low physical activity has an impact on the declining of health and fitness so that it affects toward the risk of various non-communicable diseases. The purpose of this research is to know the influence of gymnastics rhythm of Gizi Seimbang’s song to the level of fitness on students in State Elementary School Kebon Jeruk 08 Pagi West Jakarta. The type of research uses design experimental quasi research with design of Pre test - post test group control design. This design involves two groups of subjects, one is given an experimental group and one group is not enforced (control group). The population of this study are children aged 10-12 years old with 60 respondents (30 students of gymnastic group and 30 control group students) with gymnastics 3x/week for 12 times. Data analysis use t-dependent test, wilcoxon test because the data is not normally distributed. The result of the research shows that there is the influence of rhythmic gymnastics of Gizi Seimbang’s song to the significant fitness level (p value = 0.0001). Based on the results of this study, gymnastics rhythm of Gizi Seimbang’s song increases the level of fitness compared with control group on students in State Elementary School Kebon Jeruk 08 Pagi West Jakarta.


2017 ◽  
Vol 9 (02) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Siti Harwanti ◽  
Nur Ulfah ◽  
Budi Aji

Batik maked process especially �mbironi�, is done in sit position. If this position maintained for a long period, that could be cause muscle strain which may lead into musculoskeletal disorders. The research was aim to know the effect of Workplace Stretching Exercise (WSE) to reduced MSDs in hand-made batik workers. The research was quasy experimental by non-equivalent control group design. Subjects were 37 female handmade batik workers used purposive sampling. Data analysis used Friedman test and Wilcoxon test, then for two independent sample used Independent t Test and Mann Whitney test with significancy level at 5% or a = 0,05. Analysis result show that there is no difference in MSDs on experiment and control group after pre-test which had p-value = 0,371 (>0,05). The result of middle-test and post-test p value = 0,000 (<0,05) that there is significant mean difference of MSDs between experiment and control group. Based on the middle-test and post-test analysis result, it could be conclude that there is an effect of WSE to reduce MSDs of handmade batik workers.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 55-67
Author(s):  
Werna Nontji ◽  
Dwi Kartika Sari ◽  
Sitti Maria Ulfa ◽  
Syafruddin Syarif ◽  
Inez Vravty Lestari ◽  
...  

Background: Educating mothers during their postpartum period could potentially help them to overcome some important phases after giving birth. The process of education is evaluated based on the mothers’ knowledge about their independent self-care. Independency is an activity that is started individually and is done based on self-capability. The independency in the postpartum care is not only important to decrease the mother’s mortality and morbidity rate, but it is also crucial to strengthen and improve the post-partum mother’s healthy behavior during the perineal care. Providing education using Android-based application called BUBI Care could be potential to facilitate a more dynamic transfer of knowledge to the postpartum mothers.Aims: To analyze the knowledge, skills, and independence of primipara postpartum mothers in independent perineal care before and after accessing BUBI Care app. Research Method: employing quasi experimental research with pre-test and post-test design with control group design. The sample for this research were 19 pregnant mothers TM III (pregnancy age of ? 38 weeks) on each group. The treatment group was educated using BUBI Care Android app that was conducted at one of Public Health Center. The control group was educated without BUBI Care that was conducted at a Midwife Practice Clinic. The research was conducted on September to October 2020. Study Result: According to the Wilcoxon test, there was a difference in the pre-test knowledge of the treatment and control groups with the similar median of 53 and p-value of 0.666, the treatment group showed their scores improved to 80 on the post-test while the control group stayed at 53 with the p-value of 0.000. It means that BUBI Care app education influences the post-test. On the other hand, the perineal care skill saw a difference between the intervention and control groups. The intervention group had a mean of 70.05 and 56.68 for the control group with the p-value of 0.002 which means that there was an influence from the BUBI Care app education. Additionally, Mann Whitney test showed that the intervention group had a mean score of 78.95, but the control group only had 49.26, the total difference between the two are 29.69 with the p-value of 0.000. It can be concluded that there is a significance in difference in the independency rate from the provision of BUBI Care Android app education.Conclusion:  there is a significance effect on the intervention group in terms of Android based usage.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Kasron Kasron

Oedema kaki merupakan salah satu gejala pada pasien CHF. Oedema kaki dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, ketidaknyamanan, perubahan postur tubuh, menurunkan mobilitas dan meningkatkan resiko jatuh, gangguan sensasi di kaki dan menyebabkan perlukaan di kulit. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat kaki terhadap penurunan oedema kaki pada pasien CHF. Metode penelitian menggunakan quasi-experiment dengan pendekatan pre-post test without control group. Responden penelitian adalah pasien CHF yang mengalami oedema kaki, pemilihan responden menggunakan non-probability sampling dengan metode accidental sampling. Responden diukur lingkar oedema pada lingkar angkle, instep dan MP-Joint menggunakan metline pada sebelum intervensi, hari pertama, kedua dan ketiga. Analisis statistik menggunakan wilcoxon test. Sejumlah 13 responden memenuhi kriteria penelitian. Pada kaki kanan lingkar angkle pre: 27,7±1,8, post 1: 27,6±1,8, post 2 27,5±1,7, post 3: 27,2±1,7, lingkar instep pre: 27,6±1,7, post 1: 27,6±1,8, post 2: 27,2±1,7, post 3: 26,9±1,7, lingkar MP-joint pre: 27,0±1,6, post 1: 27,0±1,6, post 1: 27,0±1,6, post 2: 26,7±1,7, post 3: 26,3±1,7. Kaki kiri lingkar angkle pre: 27,6±1,8, post 1: 27,6±1,8, post 2: 27,3±1,8, post 3: 27,0±1,8, lingkar instep pre: 27,6±1,7, post 1: 27,5±1,7, post 2: 27,2±1,7, post 3: 26,8±1,7, lingkar MP-joint pre: 27,0±1,6, post 1: 26,9±1,8, post 2: 26,5±1,8, post 3: 26,2±1,8. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna lingkar oedema pada kaki kanan setelah hari kedua dan ketiga dengan p-value <0,001. Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan lingkar oedema angkle, instep, dan MP-joint pada hari kedua dan ketiga setelah pemijatan kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki. Perlu penelitian lanjutan untuk penatalaksanaan oedema kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki.


2019 ◽  
Author(s):  
Yusama Hia

perawat dengan dokter merupakan salah satu elemen penting dari praktik kolaborasi dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi yang terjalin baik antara dokter dan perawat diharapkan dapat menjadi sarana untuk menyampaikan hal - hal penting, menjalin diskusi, memutuskan secara bersama-sama serta dapat meminimalkan hambatan-hambatan yang ada dalam pemberian perawatan kepada pasien. Model teknik komunikasi SBAR (Situation Background Assessment Recommendation) membantu perawat untuk mengorganisasi cara berfikir, mengorganisasi informasi, dapat memudahkan penyampaian pesan serta berdiskusi saat berkomunikasi dengan dokter. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi lisan dengan dokter. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pre-post test with control group. Jumlah sampel sebanyak 18 peserta pada kelompok intervensi dan 18 peserta pada kelompok kontrol yang diambil dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada kemampuan pearwat dalam berkomunikasi dengan dokter ditunjukkan dengan p value 0,430 ,sedangkan pada kelompok intervensi ada peningkatan yang signifikan setelah diberikan intervensi dengan nilai p value 0,000. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan dokter


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document