scholarly journals Hubungan Status Depresi Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Kota Medan

2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 342-347
Author(s):  
Rina Amelia ◽  
Arlinda Sari Wahyuni ◽  
Juliandi Harahap

Gangguan mental biasa terjadi di usia tua tetapi keadaan ini sering tidak terdeteksi dan tidak diobati. Gangguan mental memicu terjadinya cacat fungsional, gangguan rehabilitasi, dapat membebani sistem kesehatan dan merusak kualitas hidup pasien tua serta keluarga mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisisi hubungan gangguan emosional (depresi) terhadap kualitas hidup lansia di Kota Medan.  Disain penelitian analitik dengan pendekataan cross sectional.  Populasi penelitian adalah seluruh lansia (>60 tahun) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tuntungan Medan.  Pengambilan sampel penelitian sebanyak 100 orang (rumus proporsi) dilakukan secara consecutive sampling (kriteria inklusi dan ekslusi).  Penilaian gangguan emosional menggunakan kuesioner Geriatric Depression Scale (GDS) yang terdiri dari 30 pertanyaan merupakan instrumen yang valid untuk  menilai depresi yang terjadi pada lanjut usia, sedangkan penilaian kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF yang terdiri dari 26 pertanyaan dengan jawaban mengunakan Skala Likert (1-5).  Analisis data menggunakan uji chi squaredengan menggunakan program komputer SPSS.   Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 84 orang (84%) lansia tidak mengalami depresi, 15 orang (15%) lansia yang mengalami depresi ringan dan 1 orang (1%) yang mengalami depresi berat.  Kualitas hidup lansia mayoritas berada pada kategori yang cukup sebanyak 87 orang (87%).  Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara gangguan emosional (depresi) dengan kualitas hidup lansia di kota Medan (p<0.05).

2018 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 417
Author(s):  
Ayu Wulandari Utami ◽  
Rini Gusyaliza ◽  
Taufik Ashal

Lanjut usia adalah individu yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Depresi merupakan masalah psikologis yang sering terjadi pada lanjut usia yang ditandai dengan perasaan sedih, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas fisik seseorang. Kualitas hidup adalah penilaian individu terhadap posisinya di dalam kehidupan dalam konteks untuk melaksanakan fungsinya pada kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan kemungkinan depresi dengan kualitas hidup pada lanjut usia di Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan dari Desember 2017 sampai Mei 2018 di Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Sampel berjumlah 100 orang yang terdiri dari 50 orang lansia berkemungkinan depresi dan 50 orang lansia berkemungkinan tidak depresi. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai subjek menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale dan WHOQOL- BREF. Penentuan sampel menggunakan teknik stratified proportionate random sampling dan pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi kualitas hidup lanjut usia yaitu 86% memiliki kualitas hidup baik dan 14% memiliki kualitas hidup buruk. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara kemungkinan depresi dengan kualitas hidup (p = 0,004). Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kemungkinan depresi dengan kualitas hidup pada lanjut usia di Kelurahan Surau Gadang.


2018 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 417
Author(s):  
Ayu Wulandari Utami ◽  
Rini Gusyaliza ◽  
Taufik Ashal

Lanjut usia adalah individu yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Depresi merupakan masalah psikologis yang sering terjadi pada lanjut usia yang ditandai dengan perasaan sedih, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas fisik seseorang. Kualitas hidup adalah penilaian individu terhadap posisinya di dalam kehidupan dalam konteks untuk melaksanakan fungsinya pada kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan kemungkinan depresi dengan kualitas hidup pada lanjut usia di Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan dari Desember 2017 sampai Mei 2018 di Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Sampel berjumlah 100 orang yang terdiri dari 50 orang lansia berkemungkinan depresi dan 50 orang lansia berkemungkinan tidak depresi. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai subjek menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale dan WHOQOL- BREF. Penentuan sampel menggunakan teknik stratified proportionate random sampling dan pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi kualitas hidup lanjut usia yaitu 86% memiliki kualitas hidup baik dan 14% memiliki kualitas hidup buruk. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara kemungkinan depresi dengan kualitas hidup (p = 0,004). Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kemungkinan depresi dengan kualitas hidup pada lanjut usia di Kelurahan Surau Gadang.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 6-18
Author(s):  
Sri Hartutik ◽  
Anjar Nurrohmah

Pandemi Covid -19 merupakan bentuk kasus baru di dunia kesehatan yang mempunyai beragam dampak, baik biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Kondisi seperti ini harus benar-benar diwaspadai terutama pada usia rentan dan resiko yaitu salah satunya usia lansia. Depresi pada lansia merupakan gangguan psikiatri dan merupakan masalah kesehatan mental yang sering terjadi dikalangan lanjut usia. Prevalensi depresi didunia sekitar 8-15%. Hasil survey dari berbagai negara di dunia diperoleh prevalensi rata- rata depresi pada lansia adalah 13,5 % dengan perbandingan wanita:pria 14,1: 8,6 dimana wanita dua kali lebih banyak daripada pria. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui gambaran tingkat depresi pada lansia di Masa Pandemic Covid-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian desain deskriptif cross sectional dengan teknik consecutive sampling yang bertujuan untuk melihat gambaran tingkat depresi lansia menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner Geriatric Depression Scale Short Form (GDS-S). Berdasarkan penelitian didapatkan hasil Umur lansia yang mengalami depresi pada masa Pandemic Covid-19 sebagian besar adalah Usia lanjut (60–74 tahun), jenis kelamin perempuan, status perkawinan lansia sebagian besar  janda, riwayat penyakit lansia sebagian besar  hipertensi, tingkat pendidikan lansia sebagian besar SD. Kesimpulan penelitian gambaran tingkat depresi pada lansia pada masa pandemic covid-19 sebagian besar mengalami depresi ringan. Depression in the elderly is a psychiatric disorder and is a mental health problem that often occurs among the elderly. The prevalence of depression in the world is around 8-15% and survey results from various countries in the world show that the average prevalence of depression in the elderly is 13.5% with the ratio of women: men is 14.1: 8.6 where women are twice as many as men. . This research aimed to determine the level of depression in the elderly during the Covid-19 Pandemic. This type of research used a cross sectional descriptive design with consecutive sampling technique which aims to describe the level of depression in the elderly using a research instrument in the form of a Geriatric Depression Scale Short Form (GDS-S) questionnaire. The result showed Depression during the Covid-19 Pandemic was mostly elderly (60 - 74 years), female sex, most of the elderly marital status was widowed, history of elderly disease was mostly hypertension, education level of the elderly was mostly elementary school. The description of the level of depression in the elderly during the Covid-19 pandemic mostly experienced mild depression.  


Sebatik ◽  
2022 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
Author(s):  
Yuldensia Avelina ◽  
Wilhelmus Nong Baba ◽  
Yosefina Dhale Pora

Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang terjadi secara alamiah. Tingginya stresor dan peristiwa kehidupan yang  tidak menyenangkan dapat menimbulkan masalah psikologis, salah satu diantaranya adalah depresi. Depresi pada lansia lebih tinggi terjadi pada lansia yang hidup di panti jompo dibandingkan dengan lansia yang hidup di komunitas dan masih rendahnya intervensi psikologis untuk mengatasi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi life review terhadap penurunan depresi pada lansia di Seksi Kesejahteraan Penyantunan Sosial Lanjut Usia Padu Wau Maumere. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment dengan rancangan penelitian one group pre post test. Jumlah sampel sebanyak 36 orang, dengan menggunakan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pendek Geriatric Depression Scale (GDS) dengan 15 pertanyaan dalam versi Indonesia untuk mengukur depresi pada lansia. Intervensi terapi life review diberikan sebanyak 4 sesi yakni pengalaman masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa dan masa lansia.  Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi life review terhadap penurunan depresi lansia dibuktikan dengan nilai p value (0.000) < α (0.05). Terapi life review berhasil dalam menurunkan depresi pada lansia.


2019 ◽  
Author(s):  
Kedar Manandhar ◽  
Ajay Risal ◽  
Oshin Shrestha ◽  
Nirmala Manandhar ◽  
Dipak Kunwar ◽  
...  

Abstract Abstract Background: The increasing elderly population worldwide is likely to increase mental health problems such as geriatric depression, which has mostly been studied in high-income countries. Similar studies are scarce in low-and-middle-income-countries like Nepal. Methods: A cross-sectional, population-based, door-to-door survey was conducted in randomly selected rural and urban population clusters of the Kavre district, Nepal. Trained nurses (field interviewers) administered structured questionnaires that included a validated Nepali version of the Geriatric Depression Scale short form (GDS-15) for identifying geriatric depression among the elderly (≥60 years) participants (N=460). Those scoring ≥6 on GDS-15 were considered depressed. Logistic regression analysis explored the associations of geriatric depression with regard to socio-demographic information, life style, family support and physical well-being. Results: Of the total 460 selected elderly participants, 439 (95.4%) took part in the study. More than half of them were females (54.2%). The mean age was 70.9 (± 8.6) years. Approximately half (50.6%) were rural inhabitants, the majority (86.1%) were illiterate, and about three-fifths (60.1%) were living with their spouses. The gender-and-age adjusted prevalence of geriatric depression was 53.1%. Geriatric depression was significantly associated with rural habitation (AOR 1.6), illiteracy (AOR 2.1), limited time provided by families (AOR 1.8), and exposure to verbal and/or physical abuse (AOR 2.6). Conclusion: Geriatric depression is highly prevalent in Kavre, Nepal. The findings call for urgent prioritization of delivery of elderly mental health care services in the country. Keywords: depression, elderly, lifestyle, mental health, prevalence


2021 ◽  
Author(s):  
José de Paula Barbosa Neto ◽  
Luiz Eduardo Fernandes Lima ◽  
Matheus Carvalho Vasconcelos ◽  
Luis Eduardo Reis Amaral ◽  
Lise Queiroz Lima Verde ◽  
...  

Abstract Purpose: The aim of this study was to assess the presence of depressive symptoms in elderly people with glaucoma and other clinical and epidemiological factors that were associated to the presence depression.Methods: A cross-sectional study was carried out at the Hospital de Olhos Leiria de Andrade, including volunteers aged 60 years or over. Individuals were separated into patients with glaucoma and patients without glaucoma. Volunteers responded a questionnaire, containing data from clinical history and the Geriatric Depression Scale – 15, and were submitted to a complete ophthalmological evaluation.Results: Overall, 42 patients in the glaucoma group and 40 patients in the non-glaucoma group were evaluated. The mean age among cases was 70.2 years, while in the control group it was 65.7 years. The evaluation of the Geriatric Depression Scale – 15 showed an average score of 4.21 and 3.82 in the case and control groups, respectively, with no statistical difference. However, the worsening of visual acuity was related to a greater number of depressive symptoms when comparing individuals with glaucoma. When analyzing the correlation between age, in both groups, and the number of depressive symptoms, there was no statistical significance.Conclusion: The presence of glaucoma was not associated with an increase in the Geriatric Depression Scale-15 score. However, the worsening in visual acuity was correlated to a greater number of depressive symptoms.


Author(s):  
Wawan Agung Prasetyo ◽  
Probosuseno Probosuseno ◽  
Sumarni Sumarni

<p>ABSTRACT</p><p>Background: Nutritional problem in psychogeriatric patients has not got much attention in geriatric psychiatry. However, malnutrition is likely to have a major impact on mental and physical condition of the elderly. In patients with depression, nutritional problems have a major contribution in determining food intake and nutrient of elderly, because depression can cause loss of appetite which impact on the nutritional status of elderly.</p><p>Objectives: To determine the association between depression with nutritional status of geriatric psychiatry patients at DR. Radjiman Wedioningrat Mental Hospital, Lawang District of Malang.</p><p>Methods: This was an observational study with cross sectional design. Subjects were geriatric psychiatry inpatients at Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital Lawang Distric of Malang. Depression status was assessed using the short form of the geriatric depression scale (GDS-15). Food intake were collected using plate waste (visual comstock methods) and 24 hours food recall methods. Nutritional status was assessed using the mini nutritional assessment-Taiwan version-1 (MNA-T1). The data was analysed by univariat, bivariat, and multivariat.</p><p>Results: Out of total subject of the study (52 people), 53.9% were depressed and 50% were malnourished. Dominant factor that affect nutritional status was moderate depression (OR=11.14). Bivariat analysis showed that there was a significant association between functional status, energy intake, and protein intake with nutritional status. There was not significantly association between energy intake and protein intake with depression status. There was a significant association between depression status and nutritional status of geriatric psychiatry patients (OR=11.14, 95% CI:1.7-73.14).</p><p>Conclusions: There was a significant association between depression status and nutritional status.</p><p>KEYWORDS: depression status, geriatric psychiatric, nutritional status</p><p>ABSTRAK</p><p>Latar belakang: Masalah gizi pada pasien psikogeriatri kurang mendapat perhatian dalam penelitian psikiatri geriatri, padahal malnutrisi cenderung memiliki dampak yang besar terhadap kondisi mental dan fisik pada lansia. Pada pasien depresi, masalah gizi mempunyai kontribusi yang besar dalam menentukan asupan makanan dan zat gizi lansia karena depresi dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan yang berdampak pada penurunan status gizi lansia.</p><p>Tujuan: Mengetahui hubungan antara gangguan depresi dengan status gizi pasien psikogeriatri di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Malang.</p><p>Metode: Penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah pasien psikogeriatri di ruang rawat inap psikogeriatri RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Data status depresi diukur dengan geriatric depression scale-15 (GDS-15). Data asupan zat gizi menggunakan metode visual Comstock dan recall 24 jam. Data status gizi ditentukan berdasarkan (MNA-T1). Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat.</p><p>Hasil: Dari total subjek penelitian (52 orang), sebesar 53,9% mengalami depresi dan sebesar 50% mengalami malnutrisi. Faktor yang paling dominan mempengaruhi status gizi adalah status depresi sedang (OR=11,14). Hasil uji bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara status fungsional,<br />asupan energi, asupan protein, dan status depresi dengan status gizi. Hasil uji multivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara status depresi dengan status gizi (OR=11,14, 95% CI:1,7-73,14).</p><p>Kesimpulan: Ada hubungan signifikan antara status depresi dengan status gizi pada pasien psikogeriatri.</p><p>KATA KUNCI: status depresi, pasien psikogeriatri, status gizi</p>


2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 31-38
Author(s):  
W Ibowo

Proses penuaan yang dialami lansia tidak hanya berhubungan pada segi kehidupan tetapi juga akan diikuti dengan kemunduran fisik dan mental. Gangguan mental yang sering dijumpai pada lansia adalah kecemasan dan depresi serta gangguan faal tubuh. Tingkat depresi itu sendiri berbeda-beda pada setiap lansia. Saat memasuki usia tua, para lansia memiliki perubahan struktur otak yang menyebabkan kemunduran kualitas hidup yang berimplikasi pada kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau ADL (Activities of Daily Living). Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif korelasi dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan untuk melihat  hubungantingkat depresi  lansia terhadap tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living (ADL). Populasi dalam penelitian ini adalah para lansia yang datang ke posyandu,tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 76 responden  dengan menggunakan alat ukur Geriatric Depression Scale (GDS) dan KATZ Index. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik non parametrik, yaitu uji Korelasi Rank Spearmen menggunakan aplikasi SPSS 20 for nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) sebesar 0,413. Karena nilai Sig. (2-tailed) 0,413 > 0,05 level (2-tailed) maka artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan tingkat kemandirian pada lansia.   Kata Kunci: Depresi, Activities of Daily Living, Lansia


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Eliyana

ABSTRAKTujuan penelitian: Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan antara tingkat kesepian dan tingkat depresi pada lansia di Dukuh Trayeman, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Metode: Desain penelitian deskriptf korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan responden dilakukan menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling sehingga didapatkan 50 responden dengan usia di atas 60 tahun dan tinggal di komunitas. Pengambilan data dilakukan secara langsung sejak tanggal 2-16Agustus 2016 dengan menggunakan kuesioner University California of Los Angeles Loneliness Scale dan Geriatric Depression Scale. Analisis data menggunakan uji korelasi Kendal Tau. Hasil: Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat kesepian dan tingkat depresi pada lansia di Dukuh Trayeman, Pleret, Bantul, Yogyakarta dengan p=0,001 di mana nilai korelasi mencapai 0,892. Hal ini bermakna terdapat hubungan yang sangat kuat dengan arah positif di antara kedua variabel. Diskusi: Pada masa lanjut usia akan terjadi banyak kemunduran, baik fisik maupun psikologis. Beberapa kemunduran psikologis yang terjadi seperti kesepian dan depresi yang dapat memicu terjadinya penyakit yang kompleks apabila tidak segera diatasi. Kesimpulan: Tingkat kesepian pada lansia merupakan hal yang sangat berkaitan dengan kejadian depresi pada lansia. Maka dari itu, sedini mungkin tingkat kesepian yang terjadi pada lansia harus segera diatasi karena semakin tinggi tingkat kesepian yang dialami oleh lansia, semakin tinggi juga tingkat depresi yang akan terjadi.Kata Kunci: kesepian, depresi, lansia, komunitas.CORRELATION BETWEEN LONELINESS LEVEL AND DEPRESI IN THE ELDERLY ATTRAYEMAN HAMLET, BANTUL, YOGYAKARTAABSTRACTObjective: This research was conducted to identify the correlation between loneliness level and depression level in the elderly at Trayeman Hamlet, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Methods: This study is descriptive correlational by using cross sectional approach. Samples were taken using non-probability sampling with purposive sampling technique with a sample size of 50 respondents aged above 60 years and living in the community. Data were collected directly from 2 August 2016 until 16 August 2016 using University California of Los Angeles Loneliness Scale and Geriatric Depression Scale. The data were analyzed using Kendal’s Tau correlation test. Results: This study showed that there was a significant correlation between loneliness level and depression level in the elderly at Trayeman Hamlet, Pleret, Bantul, Yogyakarta with p = <0.001 where the correlation value was 0.892. This means there was a very strong correlation with positive direction between the two variables. Discussion: The elderly will experience significant setbacks, either physical and psychological. The psychological setbacks include loneliness and depression which can lead to complex diseases, unless they are addressed immediately. Conclusion: Loneliness level in the elderly is strongly correlated with depression in elderly. Therefore, the loneliness level in the elderly should be addressed as early as possible because the higher the loneliness level experienced by the elderly, the higher the of depression level will occur. Keywords: loneliness, depression, elderly, community.


Author(s):  
Pamagal Kavithai ◽  
Anandaraj R. ◽  
Buvaneswary S. ◽  
Prakash M.

Background: Depression among elderly has been a neglected health issue. Various factors hinder its early diagnosis. The objectives of this study are to screen for depression among elderly using geriatric depression scale-15 and to determine its influencing factors.Methods: A community based cross sectional study on geriatric depression was done in villages catered by a primary health centre in Puducherry. Permanent residents of the study setting, aged ≥60 years consenting for the study were included. Line listing of elderly individuals in the study setting was done and subjects were selected by simple random sampling. A pretested structured questionnaire was used to collect socio-demographic and clinic-psychological variables. Hindi mental state examination scale was used to screen for cognitive impairment (score <23). Geriatric Depression Scale (GDS-15) was used to screen for depression (score >5) among geriatric individuals. Appropriate statistical tests of significance were done.Results: Among the 360 elderly individuals screened using GDS-15 tool, 41.4% of them were found to be at a higher risk of developing depression. Significant factors for risk of depression in univariate analysis include being female, illiterate, unemployed, widow/single, having sleep problems, dependency in activities of daily living and cognitive impairment. Predictors for risk of depression evident by multivariate analysis include presence of unemployment, sleep problems and cognitive impairment.Conclusions: A higher proportion of elderly was observed to be at risk of depression.  Primary care physicians may consider screening for depression in elderly with identified risk factors and act accordingly.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document