scholarly journals Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi MR (Measles Rubella) pada anak usia 9 bulan–5 tahun

2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 67-73
Author(s):  
Umi Romayati Keswara ◽  
Eriyani Eriyani ◽  
Super Adinata

Measles Rubella vaccine in children ages 6 to 60 months related knowledge, attitudes and practices of mothers in Lampung-IndonesiaBackground: Rubella is an acute and minor disease that often infects vulnerable children and young adults. High coverage and evenly at least 95% will create herd immunity and break the chain of rubella's spreading. Achievement of immunization obtained by UPTD in Puskesmas Margodadi was still low at 94.3%.Purpose: Knowing Measles Rubella vaccine in children ages 6 to 60 months related knowledge, attitudes and practices of mothers in Lampung-Indonesia.Method: This study was quantitative with a case-control design with populations in this study were mothers who had children aged 9-60 months  who were targeted in the implementation of mass MR immunization with a sample of 80 from 4 integrated service post or posyandu taken by Propositional Sampling. The instrument used was a questionnaire to determine the knowledge, attitudes, and behaviors of mothers in the provision of MR immunization. Data analysis used Chi-Square.Results: Distribution frequency of characteristics of mothers who didn’t give MR immunization with good knowledge were 18 respondents (45%) and not so good knowledge were 22 respondents (55%), distribution frequency of mothers with a positive attitude but not giving MR immunization were 17 respondents (42 , 5%) and negative attitude mothers were 23 respondents (57.5%). Chi-Square analysis showed that there was correlation between knowledge and mother's behavior with p value0.012 and there was correlation between attitudes and mother's with p value of 0.025.Conclusion: There were correlation of Measles Rubella vaccine in children ages 6 to 60 months related knowledge, attitudes and practices of mothers in Lampung-Indonesia. Suggestions for further research are to pay attention to predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors in their research.Keywords: Measles Rubella vaccine; Children; Mothers; Knowledge; Attitude; PracticesPendahuluan: Rubella merupakan penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Cakupan yang tinggi dan merata minimal 95% akan membentuk herd immunity dan memutus rantai penularan penyakit rubella. Capaian imunisasi didapatkan UPTD Peskesmas Margodadi belum mencapai cakupan minimal sebesar 94,3%.Tujuan: Diketahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku ibu dalam pemberian imunisasi MR (Measles Rubella).Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain case-control, populasinya ibu yang memiliki anak usia 9 bulan–5 tahun yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan imunisasi MR massal, dengan sampel 80 dari 4 posyandu yang diambil dengan cara proposional sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuisioner untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan Perilaku ibu dalam pemberian imunisasi MR. Analisis data menggunakan Chi-Square. Hasil: Distribusi frekuensi karakteristik ibu yang tidak memberikan imunisasi MR dengan pengetahuan baik sebesar 18 responden (45 %) dan yang buruk sebesar 22 responden (55%), Distribusi frekuensi ibu dengan sikap positif namun tidak memberikan imunisasi MR sebesar 17 responden (42,5 %) dan ibu yang bersikap negatif sebesar 23 responden (57,5%). Uji analisis Chi-Square terdapat hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dengan ρ-value sebesar 0,012 dan terdapat hubungan sikap dengan perilaku ibu dengan ρ-value sebesar 0,025.Simpulan: Ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi MR. Saran peneliti selanjutnya agar tetap memperhatikan factor predisposisi, factor pemungkin, dan factor penguat dalam penelitiannya. 

2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Ade Pryta Simaremare ◽  
Novita Hasiani Simanjuntak ◽  
Saharnauli J. V. Simorangkir

Abstract Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is public health problem in Indonesia and causes  extraordinary event with  high mortality rate. It is caused by Dengue virus infection of the genus Flavivirirus transmitted by Aedes aegypti bite. All regions in Indonesia are risky for contracting DHF because the virus and the mosquitoes have spread widely in residential housing and public places throughout Indonesia. This study used an observational analytic design with cross sectional method. The respondents were people in the Marelan District of Medan. Data on knowledge, attitudes and practices about DHF were obtained through a guided questionnaire. Data about the presence of Aedes aegypti larvae were obtained through direct observation of the environment around the respondent's houses. The chi square analysis showed that the level of knowledge about DHF was not related to the presence of larvae with a p value of 0.128 (p value> 0.05). For attitude and practice aspects indicate relationship with p values of 0.01 and 0.004 (p value< 0.05). Often the knowledge about DHF is not manifested as action to reduce the presence of mosquito larvae causing the disease in their environment. Still, guidance in intensive counseling and motivating the community about eradicating mosquito nests is very important. Abstrak Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan sering menimbulkan kejadian luar biasa dengan tingkat kematian yang tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Dengue dari genus Flavivirus yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui perantaraan nyamuk Aedes aegypti. Seluruh wilayah di Indonesia berisiko terjangkit penyakit DBD, sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun di tempat-tempat umum di seluruh Indonesia. Penelitian ini menggunakan disain penelitian analitik observasional dengan metode cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kecamatan Medan Marelan. Data variabel pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai DBD diperoleh melalui kuesioner secara terpimpin. Data variabel keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti diperoleh melalui observasi secara langsung lingkungan sekitar rumah responden. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai penyakit DBD tidak berhubungan dengan keberadaan jentik dengan nilai p=0,128 (p value >0,05). Untuk aspek sikap dan tindakan menunjukkan adanya hubungan dengan nilai p masing-masing 0,01 dan 0,004 (p value <0,05). Seringkali pengetahuan mengenai DBD tidak diwujudnyatakan menjadi suatu tindakan untuk mengurangi keberadaan jentik nyamuk penyebab penyakit tersebut di lingkungan rumahnya. Walaupun demikian,pembinaan dalam penyuluhan dan motivasi yang intensif kepada masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk tetap sangat penting dilakukan.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Hesty Hesty

Breast milk is the most perfect milk for children up to the age of two, and it is even advisable to give exclusive breastfeeding for the first six months, and it is recommended for breastfeeding colostrum when first breastmilking comes out. Breast milk is contained many antibodies that are good for the baby's immune. This research is a quantitative research by using prospective approach that is design by looking forward from an event that related to the occurrence of the research or incident that happened at the same time. The result showed that respondents with good knowledge in breastfeeding were 25 (71,4%) of respondents. From Chi Square analysis results obtained p-value = 0.044 <0.05, it can be concluded that there is a significant relationship between knowledge of mother with breastfeeding in Kelurahan Palmerah working area Puskesmas Paalmerah II Kota Jambi. From Chi Square analysis results obtained p-value = 0.046 <0.05, it can be concluded that there is a significant relationship between motivation with breastfeeding in Kelurahan Palmerah working area Puskesmas Paalmerah II Kota Jambi.


2016 ◽  
Vol 35 (4) ◽  
pp. 322-327
Author(s):  
Presilia Jesica ◽  
Nur Hilal ◽  
Khomsatun Khomsatun

Dermatitis merupakan peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan seperti polutan dan alergen-alergen. Data Dinas Kesehatan Banyumas Tahun 2015 kasus Dermatitis tertinggi Kecamatan Patikraja 1.358 pasien. Bulan Nopember tahun 2015, pasien Dermatitis tertinggi 138 orang di Desa Kedungrandu. Wilayah Desa Kedungrandu merupakan lokasi Tempat Pembuangan Akhir Gunung Tugel dimana tempat pembuangan akhir gunung tugel merupakan yang terbesar di Banyumas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan jenis sumber air dan personal hygiene dengan kejadian Dermatitis  Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan case control dengan 27 responden kasus dan 27 responden kontrol. Variabel penelitian ini sarana sumber air dan personal hygiene yang terdiri dari perilaku mandi, perilaku berpakaian dan perilaku tidur. Analisis menggunakan analisis SPSS versi 1.7 dengan uji chi-square dengan α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis adalah jenis sumber air dengan nilai p value= 0,001, personal hygiene merupakan variabel yang tidak mimiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis di Desa Kedungrandu dengan hasil nilai p value= 1,000. Kesimpulan penelitian yaitu jenis sumber air dapat menjadi salah satu faktor penyebab Dermatitis di Desa Kedungarandu. Peneliti menyarankan dari pihak puskesmas meningkatkan kerja sama dengan pemerintah desa untuk melakukan penyuluhan dan meningkatkan program kesehatan lingkungan.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 240-249
Author(s):  
Satrio Wibowo Rahmatullah ◽  
◽  
Ika Maulida Nurrahma ◽  
Adnan Syahrizal

Compliance to achieve treatment success can be improved by providing drug information services (PIO) and counseling to improve understanding of treatment instructions. The general objective of this study was to determine the effect of drug information service and counseling on the level of medication adherence in patients with diabetes mellitus (DM) with hypertension in the Banjarbaru Regional Hospital. This study uses a quasi experimental method with a cross sectional approach and takes patient data prospectively. The results of this study indicate that the group given PIO and counseling showed a high level of adherence as many as 20 respondents (100%). Whereas in the group that was not given PIO and the counseling level of adherence was low, there were 4 respondents (20%). Based on the mann-whitney analysis p-value = 0,000 (<α = 0.05) so that there are differences in the group with PIO and counseling with groups without PIO and counseling, while the chi square analysis p-value = 0.004 (<α = 0 , 05) so that PIO and counseling have a significant effect on the level of adherence to taking medication in patients with DM with hypertension at the Banjarbaru Regional Hospital.


Healthcare ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (6) ◽  
pp. 772
Author(s):  
Yi-Man Teng ◽  
Kun-Shan Wu ◽  
Wen-Cheng Wang ◽  
Dan Xu

During the pandemic, quarantine hotel workers face a higher risk of infection while they host quarantine guests from overseas. This study’s aim is to gain an understanding of the knowledge, attitudes, and practices (KAP) of quarantine hotel workers in China. A total of 170 participants took part in a cross-sectional survey to assess the KAP of quarantine hotel workers in China, during the COVID-19 pandemic. The chi-square test, independent t-test, one-way analysis of variance (ANOVA), descriptive analysis, and binary logistic regression were used to examine the sociodemographic factors associated with KAP levels during the COVID-19 pandemic. The results show that 62.41% have good knowledge, 94.7% have a positive attitude towards COVID-19, but only 78.2% have good practices. Most quarantine hotel workers (95.3%) are confident that COVID-19 will be successfully controlled and that China is handling the COVID-19 crisis well (98.8%). Most quarantine hotel workers are also taking personal precautions, such as avoiding crowds (80.6%) and wearing facemasks (97.6%). The results evidence that quarantine hotel workers in China have acquired the necessary knowledge, positive attitudes and proactive practices in response to the COVID-19 pandemic. The results of this study can provide a reference for quarantine hotel workers and their targeted education and intervention.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 20-28
Author(s):  
Miftahul Jannah ◽  
Asnawi Abdullah ◽  
Melania Hidayat ◽  
Qatratul Asrar

Latar Belakang: Pneumonia merupakan pembunuh utama balita di seluruh dunia. Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Banda Aceh tahun 2018, jumlah balita penderita Pneumonia meningkat setiap tahunnya. Kasus Pneumonia balita yang paling banyak terdapat di UPTD Puskesmas Banda Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia pada Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh tahun 2019. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Case Control Study atau Retrospective Study. Penelitian ini menggunakan total populasi dengan jumlah sampel adalah 142 anak balita berusia 12–59 bulan. Data dianalisis secara Univariat dan Bivariat. Analisis Bivariat menggunakan Uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% (p value0.05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia adalah luas ventilasi rumah (OR=15.81; CI 95%=4.70-53.12; p value=0.0001); sedangkan umur balita (OR=1.15; CI 95%=0.54-2.43; p value=0.705); jenis kelamin (OR=1.11; CI 95%=0.57-2.16; p value=0.737); pengetahuan ibu (OR=0.38; CI 95%=0.12-1.24; p value=0.112); dan kepadatan hunian (OR=1.80; CI 95%=0.78-4.13; p value=0.163), tidak terbukti secara signifikan sebagai faktor risiko pneumonia balita di UPTD Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh. Kesimpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia balita adalah luas ventilasi rumah. Oleh karena itu diperlukannya sanitasi lingkungan yang sehat sebagai upaya preventif terhadap kejadian Pneumonia, serta memperbaiki pola perilaku hidup bersih dan sehat.


Author(s):  
Risnati Malinda ◽  
Khairil Fauzan K
Keyword(s):  
P Value ◽  

ISPA adalah penyakit saluran pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis, fharingitis, dan otitis serta saluran pernafasan bagian bawah seperti laryngitis, bronchitis, bronchiolitis, dan pneumonia yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi fisik rumah yang meliputi ventilasi rumah, lantai, dinding serta atap rumah dan kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survei analitik dengan desain yang digunakan adalah rancangan case control dimana 27 responden berusia  > 20 tahun sebagai kasus dan 27 responden berusia > 20 tahun sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak 54 responden. Teknik analisis data menggunakan statistik Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian ISPA di Desa Alue Ie Mirah Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur (P value = 0.000), sedangkan tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA di Desa Alue Ie Mirah Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur (P value = 1.000).


2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Septu Haswindy ◽  
Fitriza Yuliana

Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai daerah pasang surut memiliki keunikan dalam bentuk bangunan rumah dan ini tentunya berdampak pada budaya masyarakat yang sengaja membuang sampah ke bawah rumah. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah pemukiman, untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman serta untuk menganalisis hubungan karakteristik masyarakat dan lingkungan pemukiman dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman sehingga terwujud kebersihan dan keindahan keberlanjutan lingkungan pemukiman di Kecamatan Tungkal Ilir. Berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi yang dilakukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman di Kecamatan Tungkal Ilir adalah tingkat pendidikan, pendapatan, luas halaman, keadaan lingkungan, sikap terhadap lingkungan dan persepsi masyarakat. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat dikategorikan rendah atau kurang yaitu sebesar 56,0%, sedang atau cukup sebesar 25,0% dan tinggi atau baik sebesar 19,0%. Berdasarkan hasil analisis chi-square karakteristik masyarakat dan lingkungan pemukiman berhubungan positif sangat nyata dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat, karakteristik masyarakat yang tidak memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman adalah lama tinggal.Kata kunci: pengelolaan sampah pemukiman, karakteristik masyarakat, partisipasi masyarakatEnglish Title: Civil Society Participation in Household Garbage Management at Tungkal Ilir Subdistrict West Tanjung Jabung RegencyABSTRACTSubdistrict Tungkal Ilir West Tanjung Jabung regency astidal area hasa distinctive form of house and it certainly affected to society culture which intentionally throw the garbage downwards the house. The purpose of this research is to identify the influencing factors of civil society participation in household garbage management, to identify level of society participation in household garbage management and to analyse the characteristic of relation of society characteristic and settlement environment with society participation level in household garbage management till cleanliness and continuity of settlement environmental beauty at Tungkal Ilir subdistrict. In result of distribution frequency anlaysis stated factors that influence society participation level in household garbage management at Tungkal Ilir subdistrict are education level, earning, yard, environment circumstance, attitude to environment and society perception. Level of society participation in household garbage management in Tungkal Ilir subdistrict West Tanjung Jabung categorized low or less that equal to 56,0%, medium or enough equal to 25,0 % and high or good equal to 19,0%. Based on chi-square analysis result, society and environment characteristic correlate positive and very real with society participation level in household garbage management at Tungkal Ilir subdistric West Tanjung Jabung, society characteristic which has no relationship with society participation level in household garbage management is time of stay periode.Keywords: house waste management, society characteristic, society participationCitation: Yuliana, F. dan Haswindy, S.  (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Pemukiman Pada Kecamatan Tungkil Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(2), 96-111, doi:10.14710/jil.15.2.96-111


2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 56-63
Author(s):  
Sohimah ◽  
Yogi Andhi Lestari ◽  
Arief Hendrawan

Berdasarkan Laporan World Bank Tahun 2017, dalam sehari ada empat Ibu di Indonesia yang meninggal akibat melahirkan. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai Negara dengan angka kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Laos dengan AKI 357 per 100 ribu (WHO,2017). Penyebab kematian Ibu terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu disebabkan karena perdarahan sampai saat ini masih memegang peranan penting sebagai penyeba utama kematian maternal.  Perdarahan dapat terjadi disetiap usia kehamilan, pada kehamilan muda ssering dikaitkan dengan abortus, misscariiage, early pregnancy loss.  Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahan antepartum. Survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4 Januari 2019 dan didukung data pada Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Kematian ibu selama tahun 2016 sebanyak 25 kasus, 2017 sebanyak 20 kasus dan 22 kasus selama Tahun 2018.   Penyebab kematian ibu sebagian besar terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan (30,37%), eklampsia (32,97%), infeksi (4,34%), Gangguan sistem peredaran darah 8%, Gangguan metabolism 4,34 %, dan lain-lain 0,87 % . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Pengaruh Usia dan Gravida Ibu terhadap kejadian perdarahan antepartum di RSUD Cilacap Tahun 2016 – 2018.  Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode pendekatan case control yang bertujuan mengetahui analisis Pengaruh fektor usia dan Gravida ibus terhadap kejadian perdarahan antepartum di RSUD Cilacap. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan total sampling dengan kriteria inklusi rekam medik lengkap. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square.     Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil analisis  Faktor usia ibu berpengaruh terhadap kejadian perdarahan antepartum dengan p value 0.001.  Faktor gravida berpengaruh terhadap kejadian perdarahan antepartum dengan p value 0.000. Faktor usia merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kejadian perdarahan antepartum, dengan OR:  2,098.     Kesimpulan:  Usia ibu yang berisiko berpengaruh 2.098 kali lebih besar terhadap perdarahan antepartum dibanding dengan usia yang tidak  berisiko   Key Word :             Gravida, Perdarahan Antepartum, Usia Ibu


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Devinda Novitasari ◽  
Suprijandani . ◽  
Ferdian Akhmad Ferizqo

           Penyakit skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infestasi sarcoptes scabies, hal ini dikarenakan kurangnya memelihara kebersihan diri (personal hygiene). Personal hygiene meliputi : kebersihan kulit, kebersihan  tangan dan kuku, kebersihan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, dan kebersihan tempat tidur. Skabies menempati posisi ke – 2 dari 5 penyakit terbesar di Pondok Pesantren As – Syafi’iyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene santri dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren As - Syafi’iyah Sidoarjo tahun 2020.         Penelitian ini menggunakan studi analitik, jenisnya observasional dengan pendekatan case control. Variabel yang diteliti ialah : kebersihan kulit, tangan, kuku, kaki, pakaian dan handuk. Sampel yang diambil sebanyak 66  responden sakit skabies dan 66 sebagai kontrol, dengan menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Analisis data ditunjukkan dengan uji chi square.      Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15 responden (11,4%) kurang menjaga kebersihan kulit, lalu 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan tangan dan kuku, sebanyak 20 responden (15,2%) kurang menjaga kebersihan kaki, kemudian 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan pakaian, dan sekitar 17 responden (12,9%) kurang menjaga kebersihan handuk.      Kesimpulan ada hubungan antara kebersihan kulit dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), terdapat pula hubungan antara kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), kejadian skabies juga dipengaruhi oleh kebersihan kaki (p-value = 0,01), kebersihan pakaian (p-value = 0,03), dan kebersihan handuk (p-value = 0,06). Pengelola Pondok pesantren perlu mengadakan  penyuluhan tentang kebersihan diri. Sanitarian dapat berperan sebagai penyuluhnya. Seluruh santri hendaknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document