BUDAYA KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT MOSKONA DI KELURAHAN BINTUNI BARAT, DISTRIK BINTUNI BARAT, KABUPATEN TELUK BINTUNI)
Abstrack. This article is a socio-cultural study of the culture of consuming liquor. This research was conducted using a qualitative method with a case study approach to the Moskona community in West Bintuni Village, West Bintuni District, Bintuni Bay Regency. Using Herbert Blumer's theory of symbolic interactionism, this study seeks to understand the meaning of alcohol consumption for the people of Moscow and the economic, social, and health impacts of the culture of consuming alcoholic beverages. The results of this study reveal that the consumption of alcoholic drinks does come from outside and has developed into a habit in society, and people perceive alcoholic drinks as a form of brotherhood and kinship between groups of people when sitting together. Various efforts have been made by elements of society such as traditional leaders, religious leaders, and the government, such as very high customary fines for people who commit deviant behavior after consuming liquor, but in reality, the rate of accidents and fights after consuming alcoholic beverages is still high. This study also shows that the persistence of alcohol consumption in the community is related to family, economic and social factors.Keyword : Indigenous people, Liquor, Teluk BintuniAbstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan komsumsi minuman beralkohol pada masyarakat Moskona yang berada di Kelurahan Bintuni Barat, Distrik Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, sehingga menjadi sebuah budaya. Sselain itu juga untuk memahami makna konsumsi minuman beralkohol bagi masyarakat Moskona serta dampak ekonomi, sosial dan budaya dari konsumsi minuman beralkohol, dengan menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik dari Herbert Blumer. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi minuman beralkohol memang datang dari luar dan berkembang menjadi sebuah kebiasaan pada masyarakat, dan masyarakat memaknai minuman beralkohol sebagai bentuk persaudaraan dan kekerabatan di antara kelompok masyarakat saat duduk bersama. Berbagai upaya yang dilakukan oleh elemen masyarakat seperti tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah sudah dilakukan seperti denda adat yang sangat tinggi kepada masyarakat yang melakukan perilaku menyimpang pasca mengkonsumsi minuman beralkohol, namun dalam kenyataannya tingkat kecelakaan dan perkelahian pasca konsumsi minuman beralkohol masih tetap tinggi. Bertahannya kebiasaan konsumsi minuman beralkohol pada masyarakat ada kaitannya dengan faktor keluarga, individu pelaku konsumsi dan maraknya minuman beralkohol yang beredar luas di tengah masyarakat, oleh karena itu upaya yang diharapkan oleh peneliti adalah pemerintah mengambil sikap tegas dengan mengeluarkan Peraturan Daerah (PERDA) terkait minuman beralhokol, untuk mampu meredam berdar luasnya minuman beralkohol tersebut.Kata Kunci : Minuman beralkohol, Peraturan Daerah, Teluk Bintuni