scholarly journals Analisis Pendampingan Lansia yang Mengalami Penyakit Rheumatoid Arthritis pada Lembaga Kesejahteraan Sosial di Aceh

2021 ◽  
Vol 8 (03) ◽  
pp. 182-186
Author(s):  
Iskandar Iskandar ◽  
Riyan Mulfianda

Pendampingan lansia di Lembaga Kesejahteraan Sosial saat ini umumnya dilakukan oleh pekerja sosial bukan bidang kesehatan. Hal ini berpotensi terjadi kelemahan dalam perawatan lansia yang mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan lansia terutama yang mengalami penyakit kronik rematik. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis pendampingan lansia yang mengalami penyakit rheumatodi arthritis pada lansia yang tinggal di panti jompo Darussa’adah Lhokseumawe provinsi Aceh. Desain penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif dengan analisis descriptive statistics. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami rematik dan jumlah sampel berjumlah 36 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan pendampingan yang dilakukan oleh pendamping lansia  paling banyak berkategori kurang, yaitu sebanyak 19 responden (52.8%), monitoring negatif sebanyak 19 responden (52.8%), edukasi negatif sebanyak 21 responden (58.3%) dan motivasi kurang sebanyak 18 responden (50%). Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan pendampingan lansia dengan ketergantungan perawatan lansia yang mengalami masalah kesehatan kronis rematik (p value, 0.001). Pengelola Lembaga Kesejahteraan Sosial sebaiknya dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk meminta pendampingan dan perawatan lansia oleh perawat bagi lansia yang mengalami penyakit kronis rematik.

2019 ◽  
pp. 13-17
Author(s):  
J.M. Sevillano Gutierrez ◽  
D. Capelusnik ◽  
E.E. Schneeberger ◽  
G. Citera

Background: Methotrexate (MTX) is the most frequently used medication in patients with Rheumatoid Arthritis (RA). However, several authors have questioned its success due to the presence of adverse events and the lack of adherence. Objectives: to determine cumulative survival of MTX, frequency and type of adverse events and causes of discontinuation in patients with RA. Methods: consecutive patients 18 years and older with a diagnosis of RA (ACR/EULAR 2010 criteria), who had begun treatment with MTX during their disease were included. Sociodemographic, clinical and therapeutic data were collected. Date of initiation and suspension of MTX, route of administration, concomitant treatments, consumption of coffee and tobacco, presence of adverse events (AE) were all consigned. Adherence was evaluated using the Compliance Questionnaire Rheumatology questionnaire 5-item summary version (CQR5). Statistical analysis: descriptive statistics. Chi2 test or Fisher’s exact test; Survival of treatment by Kaplan-Meier and log Rank. Multiple logistic regression. A p value <0.05 was considered significant.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Adetria Heristi ◽  
Elly Trisnawati ◽  
Andri Dwi Hernawan

Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit peradangan kronis yang disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Di Poliklinik Bedah Tulang RSUD Dr. Soedarso Pontianak untuk pasien rawat jalan, pada tahun 2011 periode Januari-Desember terdapat 614 kunjungan dengan insidensi 76 kasus, pada tahun 2012 terdapat 515 kunjungan dengan insidensi 76 kasus, dan pada tahun 2013 terdapat 345 kunjungan dengan insidensi 46 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk  mengetahui  faktor  risiko  kejadian RA di  RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Sampel penelitian sebanyak 76 orang (38 kasus dan 38 kontrol) yang diambil dengan teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat obesitas (p value=0,038, OR=2,979, CI 95%=1,164-7,622) dan riwayat hipertensi (p value=0,001, OR=8,485, CI 95%=2,214-32,517) dengan kejadian Rheumatoid Arthritis. Variabel yang tidak berhubungan yaitu riwayat merokok pasif (p value=0,062) dan riwayat diabetes mellitus (p value=1,000). Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan upaya konseling dan edukasi bagi pasien RA serta upaya peningkatan kesehatan dan gaya hidup sehat bagi masyarakat.


2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 217
Author(s):  
Nova Maulana

Latar belakang : Proses menua mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi tubuh.  Manifestasi klinisnya adalah para lanjut usia akan menngalami nyeri pada lutut dan sendi lain jika berjalan, merupakan kelainan dari rheumatoid arthritis. Nyeri hampir tidak terpisahkan dari rheumatoid arthritis, dimana diketahui penyakit terbanyak yang diderita lansia adalah penyakit sendi (52,3%) dan kasus penderita rheumatoid arthritis di Yogyakarta dan Semarang 5,4%-5,8%, hal ini berarti ketergantungan terhadap obat diusahakan seminimal mungkin. Cara-cara pengobatan non-farmakologi seperti Terapi Yoga “Pranayama” dan Aromatherapy dapat dipakai untuk menurunkan nyeri.Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi yoga “pranayama” dan Aromatherapy terhadap penurunan tingkat nyeri theumatoid arthritis pada lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta.Metode : Metode penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental, dengan pendekatan pretest-posttest, dengan 20 responden menggunakan teknik purposive sampling. Uji analisis penelitian ini adalah wilcoxon dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows.Hasil : Hasil dari penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian terapi yoga “pranayama” terhadap penurunan tingkat nyeri theumatoid arthritis pada lansia di panti wredha budhi dharma yogyakarta, dimana nilai z uji wilcoxon sebesar -3.976 dengan nilai P value : 0.000 dimana p< 0.05 maka Ho ditolak.Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian terapi yoga “pranayama” dan Aromatherapy terhadap penurunan tingkat nyeri theumatoid arthritis pada lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 461
Author(s):  
Rizki Muliani ◽  
Tuti Suprapti ◽  
Siti Nurkhotimah

Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menimbulkan sensasi nyeri pada lansia. Salah satu upaya menangani nyeri non farmakologis adalah dengan stimulasi kutaneus yaitu metode noninvasif dalam mengatasi nyeri pada lansia,stimulasi kutaneus dapat menurunkan nyeri dengan cara mendorong pelepasan endorphin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri serta  memberikan block pada transmisi nyeri, serta mengaktifkan endorphine, memperlancar peredaran darah dan membuat relaksasi otot sehinga  nyeri berkurang. Penelitianini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh stimulasi kutaneus(foot massage) terhadap skala nyeri pada lansia dengan rheumatoid arthritis.Metode penelitian menggunakan Pre Experimen dengan pendekatan one grouppretest posttest dengan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 22 orang lansia. Teknik pengumpulan data menggunakan skala nyeri numeric rating scale dan prosedur kerja foot massage dilakukan 1 kali sehariselama 20 menit dalam waktu 5 hari. Analisa data menngunakan Wilcoxon Sign Rank Test.Hasil penelitian menunjukan sebagian kecil lansia mengalami skala nyeri 5 sebelum dilakukan stimulasi kutaneus : foot massage dan sebagian lansia mengalami skala nyeri 3 sesudah dilakukan pemberian stimulasi kutaneus : foot massage. Hasiluji Wilcoxon menunjukan P-value 0.000 (P< 0.05) sehingga disimpulkan ada pengaruh stimulasi kutaneus(foot massage) terhadap skala nyeri pada lansia dengan rheumatoid arthritis. Oleh karena itu, diharapkan  pihak panti untuk membuat SOP foot massage dan perawat dapat menerapkan foot massage sebagai terapi komplementer untuk mengurangi nyeri pada lansia dengan rheumatoid arthritis.


2019 ◽  
Vol 11 (4) ◽  
pp. 277-284
Author(s):  
Vitrianingsih Vitrianingsih ◽  
Sitti Khadijah

Studi memperkirakan emesis gravidarum terjadi pada 50-90% kehamilan. Mual muntah pada kehamilan memberikan dampak yang signifikan bagi tubuh dimana ibu menjadi lemah, pucat dan cairan tubuh berkurang sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi). Keadaan ini dapat memperlambat peredaran darah dan berakibat pada kurangnya suplay oksigen serta makanan ke jaringan sehingga dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Salah satu terapi yang aman dan dapat dilakukan untuk mengurangi keluahan mual muntah pada ibu hamil adalah pemberian aromaterapi lemon. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas aroma terapi lemon untuk menangani emesis gravidarum. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi experiment  dengan  one group pre-post test design. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum di Kecamatan Berbah, Sleman. Jumlah sampel 20 ibu hamil trimester pertama yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengukuran mual muntah dilakukan debelum dan setelah  pemberian aromaterapi lemon menggunakan Indeks Rhodes. Analisa data menggunakan uji Paired t-test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata skor mual muntah sebelum pemberian aromaterapi lemon berdasarkan Indeks Rhodes pada Ibu Hamil dengan emesis gravidarum yaitu 22,1 dan terjadi penurunan skor setelah pemberian aromaterapi lemon menjadi 19,8. Ada pengaruh pemberian aromaterapi lemon dengan pengurangan mual muntah pada ibu hamil (p-value = 0.017). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pemberian aromaterapi lemon efektif untuk mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama.  Kata kunci: aromaterapi lemon, emesis gravidarum THE EFFECTIVENESS OF LEMON AROMATHERAPY FOR HANDLING EMESIS GRAVIDARUM   ABSTRACT Studies estimate that nausea and vomiting (emesis gravidarum) occur in 50 – 90% of pregnancies. Nausea and vomiting of pregnancy have a significant impact on the body in which it makes a mother becomes weak, pale, and decreasing body fluid so that the blood becomes thick (hemoconcentration). This situation can slow down blood circulation and inflict the lack of oxygen and food supplies to the body tissues so that it can endanger the health of the mother and fetus. One of the therapies that is safe and can be conducted to reduce nausea and vomiting of pregnancy is by giving the lemon aromatherapy treatment. The research aims to determine the effectiveness of the aroma of lemon therapy to deal with emesis gravidarum. This study applied quasi-experimental research with one group pretest-posttest design. The population of this study was pregnant women who experienced emesis gravidarum. Furthermore, samples were 20 mothers from Berbah, Sleman taken by using a purposive sampling technique. Nausea and vomiting were assessed between before and after giving lemon aromatherapy using the Rhodes Index. The data were analyzed using the paired t-test. The mean score of nausea and vomiting before giving lemon aromatherapy on mother with emesis gravidarum based on the Rhodes Index was 22.1. However, it decreased after given lemon aromatherapy treatment to 19.8. Therefore, there was an effect on giving lemon aromatherapy treatment toward the decrease of nausea and vomiting for pregnant women (p-value = 0.017). Lemon aromatherapy is effective to reduce emesis gravidarum.  Keywords: lemon aromatherapy, emesis gravidarum


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

<p><em>Buerger Allen Exercise</em> mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>quasy-experiment </em>dengan<em> pre-post test design with control group</em><em>.</em> Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan <em>purposive sampling</em>, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi <em>Buerger Allen exercise</em> sebanyak 12 kali  selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk.Data hasilpengukuran nilai <em>ankle brachial index</em>berupa ratio dan diuji statistik dengan <em>Paired Samples Test</em>. Didapatkan <em>p value</em> 0.001 untuk kelompok perlakuan (<em>p value</em>&lt; 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai <em>ankle brachial index</em> sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Dapat disimpulkan bahwa nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci :penderita diabetes melitus tipe2, <em>Buerger Allen Exercise, Ankle brachial index</em></strong></p><p> </p>


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 77-83
Author(s):  
Zaima Zaima ◽  
Samino Samino ◽  
Ana Mariza ◽  
Devi Kurniasari
Keyword(s):  
P Value ◽  

ABSTRAK   Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi ketika darah mengalir melalui pembuluh darah dengan kekuatan yang lebih besar dari biasanya.  Penanganan yang dapat dilakukan selain terapi farmakologis adalah dengan mempergunakan terapi non farmakologi atau terapi komplementer. Salah satu tindakan pencegahan untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan cara mengkonsumsi buah pisang.  Tujuan penelitian adalah diketahui pengaruh konsumsi pisang terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Puskesmas Natar Kecamatan Natar Lampung Selatan 2019 Metode Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian dengan pendekatan quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami hipertensi dipuskesmas Natar Kecamatan Natar Lampung Selatan sebanyak 48 orang. Sampel 30 orang, Teknik sampling yang digunakan purposive sampling Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi dan analisa data yang digunakan adalah uji  t-dependent. Hasil penelitian didapatkan bahwa Distribusi frkuensi tekanan darah pada lansia sebelum mengkonsumsi pisang rata-rata 153 mmHg, standar deviasi 68. Namun setelah mengkonsumsi didapatkan ratarata 130 mmHg, standar deviasi 64 hasilnya beda mean 13,4, diperoleh nilai p value 0,001 yang artinya ada pengaruh konsumsi pisang terhadap penurunan tekanan darah padalansia.  Kesimpulan: konsumsi pisang ambon sehingga menurunkan tekanan darah pada lansia.  Saran bagi lansia dan masyarakat, bagi masyarakat maupun keluarga dapat menerapkan pengobatan herbal yang tepat untuk mengobati gejala hipertensi salah satunya mengkonsumsi pisang ambon agar menurunkan kadar tekanan darah tinggi, jadi bisa mengurangi penggunaan obat-obatan farmakologi yang ada efek sampingnya.  Kata Kunci : Pisang Ambon, Hipertensi, LansiaI


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Ledy Octaviani Iqmy

Program kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, terjadi perubahan perilaku positif sehingga ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan. Hasil prasurvey pada bulan maret terhadap 10 lbu hamil di Puskesmas Madukuro Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara didapatkan data sebanyak 70% tidak mengetahui manfaat senam hamil dan 100% tidak pemah melakukan senam hamil, dari pengakuan responden didapatkan bahwa aktifitas yang dilakukan hanya sebatas jalan pagi. Sebanyak 100% tidak mengetahui cara senam hamil. Tujuan penelitian diketahui pengaruh demonstrasi senam hamil terhadap pengetahuan ibu hamil trimester III di Puskesmas Madukuro Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara Tahun 2018 Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian pra-eksperimen dengan design static group comprison. Populasi penelitian seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan > 36 minggu di BPS Desi Apri Sanopa Amd.Keb Kalianda Lampung Selatan, Dengan  sampel sebanyak 30 orang teknik sampling purposive sampling. Analisa data univariat dan bivariat uji t (t-test). Hasil penelitian rata-rata ruptur perineum ibu yang melakukan senam kegel  adalah 0,67 dengan standar deviasi 0,617. Rata-rata ruptur perineum ibu yang tidak dilakukan senam kegel  adalah 1,20 dengan standar deviasi 0,676. Hasil analisis uji bivariat pada tabel 4.4 diatas, hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,032 (p-value < α = 0,05) yang berarti ada Pengaruh Senam Kegel Dengan Ruptur Perineum di BPS Desi Apri Sanopa Amd.Keb Kalianda Lampung Selatan Tahun 2018. Dapat menambah informasi tentang manfaat senam hamil dalam penurunan angka kematian ibu akibat perdarahan dengan penurunan robekan perineum saat persalinan.


Author(s):  
Gamma Nurul Wardah ◽  
Sigit Purwanto ◽  
Karolin Adhisty

Salah satu stressor utama yang terjadi pada anak saat hospitalisasi adalah nyeri yang juga dapat menimbulkan trauma. Tindakan pemasangan Intravena Fluid Drip (IVFD) yang dilakukan pada anak yang dihospitalisasi dapat menimbulkan nyeri akibat cedera jaringan tubuh (kulit). Teknik distraksi audio merupakan tindakan yang dirasa tepat untuk mengurangi nyeri yang ditimbulkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh teknik distraksi audio terhadap penurunan skala nyeri pemasangan IVFD pada anak prasekolah.Desain penelitian ini adalah pre experimental designwithstatic group comparison dengan menggunakan analisa data uji t tidak berpasangan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 32 orang anak prasekolah yang dilakukan pemasangan IVFD dengan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Pengukuran skala nyeri menggunakan observasi Face, Leg, Activity, Cry, and Consolability Scale (FLACC Scale).Hasil penelitian didapatkan perbedaan nilai rata-rata skala nyeri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p value = 0,001 (p < α 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknik distraksi audio terhadap penurunan skala nyeri saat pemasangan IVFD pada anak prasekolah di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja. Perawat sebaiknya menerapkan pemberian teknik distraksi audio dalam standar operasional prosedur pemasangan IVFD sebagai salah satu terapi nonfarmakologi pada anak prasekolah yang akan dilakukan pemasangan IVFD.


1970 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Oyoh O ◽  
Jenita Sidabutar

Kejadian dismenorea primer di Indonesia sekitar 54,89%, sisanya 45,11% dismenorea sekunder. Dismenorea primer  pada siswi SMP X dari 35 siswi 25 siswi mengalami disminor bila haid. Salah satu pengobatan dismenorea secara non-farmakologis yaitu hipnoterapi. Hipnoterapi merupakan salah satu cara yang mudah, cepat, efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran bawah sadar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap dismenorea pada siswi SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimental dengan rancangan penelitian one group pre-test-post-test. Jumlah populasi yang didapat 117 orang dan jumlah sampel yang diambil 20 orang, dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan alat ukur Verbal Descriptor Scale (VDS). Analisis data melalui dua tahapan, yaitu univariat dan bivariat dengan menggunakan uji t-dependen. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata skala dismenorea sebelum diberikan intervensi adalah 6,50 dan nilai rata-rata sesudah diberikan intervensi adalah 1,35, terdapat pengaruh hipnoterapi terhadap dismenorea (t=17,596, p-value= 0,001). Hipnoterapi dapat disarankan untuk diterapkan sebagai tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi dismenorea.Kata kunci: Dismenorea primer, hipnoterapi, SMP.Effect of Hypnotherapy on Alleviating Primary Dysmenorrhea in Junior High School StudentsAbstractThe incidence of primary dysmenorrhea in Indonesia amounts to approximately 54.89%, while another 45.11% is secondary dysmenorrhea. 25 out of 35 female students at SMP Patriot Bangsa (Patriot Bangsa Junior High School) experience primary dysmenorrhea when menstruating. One of nonpharmacological treatments for dysmenorrhea is hypnotherapy. Hypnotherapy is an easy, fast, effective, and efficient way to treat dysmenorrhea by reaching the subconcious. This research aimed to identify the effect of hypnotherapy on dysmenorrhea in junior high school students. This research used a pre-experimental method with one group pretest- posttest design. The population of this research was 117 students and 20 students were chosen as sample with purposive sampling technique. Data were collected from respondents using Verbal Descriptor Scale (VDS) instrument. Data were analyzed in two steps, univariate and bivariate with t-dependent test. The results showed that the average value of dysmenorrhea before intervention is 6.5 and after intervention is 1.35. Hypnotherapy was found to have an effect on dysmenorrhea (t=17,596, p-value 0,001). It was suggested to the school that they should conduct nonpharmacological interventions such as hypnotherapy as treatment of dysmennorhea.Key words: Dysmenorrhea primer, hypnotherapy, SMP.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document