Pemberian tepung bonggol pisang kepok fermentasi daiam pakan ternak babi fase grower dan efeknya terhadap kecernaan nutrien
Sixteen crossbred growing pigs Duroc x Landrace, (10 weeks of age; initial body weight 27 ± 3.92 kg) were allotted into four treatments in a randomized block design to evaluate the effects of inclusion of fermented kepok banana corm (FKBC) in the diet on the nutrient digestibility of growing pigs. There were four treatments diets offered: basal diets without FKBC (RO); basal diets + 7% FKCB (R1); basal diets + 14% FKCB (R2); basal diets + 21% FKCB (R3). Inclusion of 21% FKBC in the diet of pigs significantly reduced (P <0.01) dry matter intake and organic matter compared to the control diet. There were no significant different between 14% and 21% FKCB on the intake and digestibility of dry matter and organic matter of the pigs. However, inclusion of FKCB at the level of 7% showed the optimum digestibility of dry matter, organic matter, crude protein, and energy with the average value of 66.57%, 70.48%, 83,43% and 70,76%, respectively. In addition, mineral consumption and retention of Ca and P were 14.3 and 9.1 g/h, respectively with the value of mineral retention both Ca and P were 11.9 and 7.5 g/h, respectively. It can be concluded that inclusion of FKCB at the level of 7% increased dry matter digestibility and organic matter. ABSTRAK Sejumlah 16 ekor ternak babi persilangan Duroc x Landrace fase grower (berumur 10 minggu dengan bobot badan awal berkisar 27± 3,92 kg) diberi 4 macam pakan perlakuan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dipakai untuk mengevaluasi kecernaan nutrien. Terdapat 4 perlakuak pakan yang diberikan masing-masing adalah: pakan basal tanpa BPKF (R0); pakan basal + 7% BPKF (R1); pakan basal + 14% BPKF (R2); pakan basal + 21% BPKF (R3) Pemberian sejumlah 21% BPKF dalam ransum sangat nyata (P<0,01) menurunkan konsumsi bahan kering dan bahan organik dibanding pakan kontrol 0 % pakan fermentasi. Penggunaan produk fermentasi pada level 14 % tidak nyata (P>0,05) berbeda terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik dibanding pemakaian level 21%. Level 7 % penggunaan FKCB adalah angka optimum menghasilkan nilai rataan kecernaan bahan kering dan bahan organik masing-masing 66,57 dan 70,48% dan kecernaan protein kasar dan energi masing-masing 83,43 dan 70,76%. Disimpulkan bahwa penggunaan tepung BPKF pada level 7 % adalah terbaik pada variabel kecernaan bahan kering dan bahan organik.