scholarly journals FORMASI “CORAK TIM” DALAM SPEAKING CLASS

2019 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 35-44
Author(s):  
Tutut Nani Prihatmi ◽  
Maria Istiqoma

Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai mata kuliah umum dengan jumlah SKS yang terbatas, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa terutama dalam speaking sebagai communicative skill. Tuntutan tersebut mendorong pengajar Bahasa Inggris untuk memaksimalkan pengelolaan kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris khususnya speaking. Sebagai penelitian lanjutan yang sebelumnya menemukan bahwa formasi tempat duduk Corak Tim efektif dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris secara umum di Program Studi Arsitektur, fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara pengaturan tempat duduk formasi Corak Tim terhadap efektifitas pembelajaran Speaking di Program Studi Arsitektur ITN Malang dan faktor-faktor yang mempengaruhi korelasi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode True-Experimental Design. Penelitian ini dilaksanakan di ITN Malang pada semester ganjil 2018/2019. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Arsitektur ITN Malang angkatan 2018 yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris pada semester ganjil 2018/2019 yang akan diambil 90 sampel dengan sistem Random Cluster Sampling (sampel acak). Instrumen yang digunakan adalah wawancara, hasil pre-test dan post-test pada kelas Speaking yang dianalisis menggunakan Uji statistika non parametrik Mann Whitney U test dengan bantuan software SPSS for Windows version 24.

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 424-436
Author(s):  
Iskandar Iskandar

Desain yang digunakan adalah one group pretest-posttest design, yaitu desain penelitian yang diberikan pre-test sebelum diberikan perlakuan dan pemberian post-test setelah diberikan perlakuan atau tindakan. Populasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri se-Kecamatan Binamu yang berjumlah 9 sekolah. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas pada tiga sekolah dengan jumlah 75 peserta didik.  Penarikan sampel dilakukan dengan cara random cluster sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah SMP Negeri 9 Binamu sebanyak 33 peserta didik,  27 Peserta didik di SMPN 6 Binamu, dan 25 Peserta didik di SMPN 4 Binamu. Jadi, jumlah keseluruhan peserta didik pada 3 sekolah sebanyak 75 peserta didik.Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik deskriptif kuantitatif dan statistik inferensial. Berdasarkan analisis statistik deskriptif kuantitiatif menunjukkan bahwa penggunaan metode clustering dan Show Not Tell efektif dalam pembelajaran  menulis teks deskripsi peserta didik SMP kelas VII di Kecamatan Binamu. Hal ini dibuktikan berdasarkan perolehan nilai rata-rata peserta didik pada pre-test 35,62. Selanjutnya, nilai post-test  diperoleh nilai rata-rata sebesar 72,24 dengan jumlah sampel sama dengan pretest sebanyak 75. Berdasarkan data statistik tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil penilaian menulis peserta didik berdasarkan nilai pre-test dan nilai post-test. Hasil analisis inferensial menggunakan uji t model paired sampel test tampak bahwa penggunaan metode clustering dan Show Not Tell efektif diterapkan dalam pembelajran menulis teks deskripsi pada peserta didik SMP kelas VII di Kecamatan Binamu. Hal ini berdasarkan hasil diperoleh nilai  Sig. (2 tailed) sebesar 0,000 < 0,05. Ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata hasil penilaian menulis teks deskripsi sebelum (pre-test) dan setelah (post-test) menggunakan metode Clustering dan Show Not Tell.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 47-52
Author(s):  
Suriyani Suriyani ◽  
Rohani Rohani ◽  
Indah Fitria Rahma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa melalui model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning), dan untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa melalui model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional.. Sampel penelitian di ambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik random cluster  sampling, yaitu kelas XI IPA 3 sebanyak 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebanyak 30 siswa sebagai kelas kontrol. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah  tes kemampuan koneksi matematis siswa dalam bentuk uraian. Data rata-rata pre-test kelas eksperimen yaitu 40,87 dan rata-rata pre-test kelas kontrol yaitu 40,58. Setelah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh data rata-rata post-test pada kelas eksperimen sebesar 61,70 dan kelas kontrol sebesar 52,40. Berdasarkan hasil pengujian uji t diperoleh nilai sig < taraf sig (α = 0,05) untuk dk = 58 yaitu 0,000 < 0,05 yang artinya bahwa terdapat perbedaan kemampuan koneksi matematis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan kata lain terdapat peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang diajar menggunakan model CTL (Contextual Teaching and Learning). Berdasarkan uji N-gain pada kelas eksperimen diperoleh indeks gain sebesar 0,53 dengan karakteristik sedang dan pada kelas kontrol diperoleh indeks gain sebesar 0,3 dengan karakteristik rendah.


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 01
Author(s):  
Emy Sutiyarsih ◽  
Sr. Felisitas A Sri S

Depression in eldery couldn’t be easily detected because physical complaint was more often than emotional complaint. In severe case, depression could cause suicidal behaviour (Irawan, 2013). Therefore, elderly need assistance to deal with depression, and Emotional Freedom Technique (EFT) is one of the solution. Research design is pre-experimental design, using pre-test and post-test design. Before intervention, Geriatric Depression Scale test were given to one group of elder people. EFT intervention were given two times for four weeks, and Geriatric Depression Scale test were tested after intervention. Population was elder people who fulfill inclusion criterias, and 30 elderly were obatained. The significancy result was 0,000 (α = 0,05), it could be inferred that EFT has a strong relationship to depression scale. EFT could significantly reduce depression scale in elderly, so it can bes used effectively.


2021 ◽  
pp. 204275302098701
Author(s):  
Ünal Çakıroğlu ◽  
Mustafa Güler

This study attempts to determine whether gamification can be used as a pedagogical technique to overcome the challenges in teaching statistics. A post-test quasi-experimental design was carried out in gamified and non-gamified groups in order to reveal the effect of gamification elements in cultivating students’ statistical literacy skills. Students in gamified group were also interviewed to understand the function of gamification process. The results suggest that; although gamifying the instructional process had a positive impact on developing students’ statistical literacy in medium and high score students; surprisingly the influence of the gamification to the low- achieved scores were not positive. The positive impact was discussed in accordance with the gradual structure of statistical literacy and suggestions for successful gamification applications due to the context were included.


2021 ◽  
Vol 13 (7) ◽  
pp. 3982
Author(s):  
Gloria Pérez de Albéniz-Garrote ◽  
Maria Begoña Medina-Gómez ◽  
Cristina Buedo-Guirado

The purpose of this study to analyse whether compulsive buying in teenagers is related to gender and alcohol and cannabis use in a sample of 573 students aged 14–17 from secondary education schools in Burgos (Spain) (M = 15.65; SD = 1.04). Random cluster sampling was performed to select the sample. The Compulsive Buying Questionnaire was used together with two extra promts: ‘Indicate how much alcohol you consume’ and ‘Indicate how much cannabis you take’. Descriptive statistics were used in data analysis, while MANOVA was used to study gender differences in alcohol and cannabis use, compulsive buying and their interaction. The results show higher scores for female compulsive buyers than for men, higher scores for alcohol and cannabis users’ compulsive buying than for non-users, respectively, and higher scores for female users than for male users. A certain interaction was also observed between alcohol and cannabis use. A higher alcohol consumption entailed a higher score in compulsive buying, with cannabis users who did not consume alcohol obtaining the highest scores. Thus, prevention programmes should consider teenagers’ gender and the risk of taking toxic substances.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 13 ◽  
Author(s):  
Carol Boon Peng Loy-Ee ◽  
Patricia Mui Hoon Ng

Studies have pointed to the benefits of physical activity (PA), yet the level of PA participation among preschoolers islow. This in turn could have resulted in the limited research literature on the PA level or physical educationcurriculum (PEC) of preschool children. Those reviewed here are mostly from countries in the West, as those fromAsia are unavailable. To fill this gap, the present study was carried out to investigate the effectiveness of a formalPEC on the physical ability of a sample of five-year old children from several preschools in Singapore. Using aPhysical Ability Assessment (PAA) tool with five variables, a pre-test/post-test quasi-experimental design was usedto measure the effectiveness of the PEC with control and experimental groups for the comparative analysis. Theresults of the PAA are presented and the implications from the findings and analysis are discussed.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 773
Author(s):  
Lia Ardiana Safitri

This study was conducted with the aim of knowing the significant role of WhatsApp in teaching vocabulary, especially staff learning achievement which was limited to vocabulary achievement as measured by a vocabulary test at Umbul Ponggok Klaten. Participants in this study amounted to 30 people consisting of 15 men and 15 women. All participants will learn English as a foreign language using WhatsApp to learn new vocabulary items via their mobile, tablet or laptop. Participants' English level will be measured. Random sampling procedure was carried out. To carry out the research, a true experimental design was used. The participants were assigned to two experimental and control groups. The assessment instrument in this study used a pre-test and post-test. The results showed that the use of the WhatsApp application in teaching vocabulary to the Umbul Ponggok Klaten staff was able to improve the achievement of new English vocabulary mastery of the Umbul Ponggok Klaten staff which was getting better.


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 837
Author(s):  
Eunike Evangelista Hiandarto ◽  
Ni Made Swasti Wulanyani

Siswa SMA mengalami permasalahan dalam mengambil keputusan mengenai karier. Kebingungan ini muncul salah satunya karena tidak memiliki kemampuan perencanaan karier yang baik. Persiapan pendidikan lanjutan perlu dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga sekolah memiliki peran penting dalam mengedukasi siswa mengenai karier. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karier adalah pelatihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah modul Make Dream Come True meningkatkan kemampuan perencanaan karier. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Pelatihan ini meliputi pemberian materi karier, pengenalan bakat dan minat, cita-cita, dan cara membuat perencanaan karier. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA berusia 15 sampai dengan 17 tahun di Denpasar yang diperoleh dengan melakukan two stages cluster sampling. Subjek berjumlah 10 orang. Subjek diberikan pre-test berupa skala kemampuan perencanaan karier. Kemudian, subjek diberikan perlakuan berupa pelatihan Make Dream Come True berdurasi 9 jam. Setelah itu, subjek diberi post-test berupa skala kemampuan perencanaan karier. Hasil uji hipotesis dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan nilai signifikansi selisih pre-test dan post-test pada kelompok subjek sebesar 0.001 yang kurang dari 0.05 (p<0.05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan Make Dream Come True meningkatkan kemampuan perencanaan karier siswa SMA.


Author(s):  
Rini Nur Kholifah ◽  
Endah Hendarwati ◽  
Aris Setiawan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran klasikal yang digunakan guru dalam mengajarkan calistung kreativitas anak belum berkembang dengan optimal. Strategi pembelajaran beyond centers and circle time (bcct) dipilih sebagai suatu model pembelajaran yang berpusat pada anak. Dalam model pembelajaran tersebut terdapat suatu variasi prilaku kreatif yang digunakan untuk bahan penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aktivitas kreativitas anak usia dini dengan menggunakan pembelajaran beyond centers and circle time (bcct) dan pengaruh strategi pembelajaran beyond centers and circle time (bcct) terhadap kreativitas anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas kreativitas anak usia dini dengan menggunakan pembelajarn beyond centers and circle time (bcct) dan pengaruh strategi pembelajaran beyond centers and circle time (bcct) terhadap kreativitas anak usia dini. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan Pre-Experimental Design dengan menggunakan Pre-Test-Post-Test Control Group Design. Populasi dari penelitian adalah anak Pos Paud Nusa Indah Surabaya. Kelompok B dengan jumlah anak 28, kelas eksperimen 14 anak dan kelas kontrol 14 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji-t (t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok dinyatakan terdistribusi normal (0,200>0,05) untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari uji Homogenitas di dapat kedua kelompok bersifat homogen (0.378>0,050) pada pretest dan(0.554>0,05) pada hasil nilai dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan mean sebesar 0,5 hal ini terlihat dari mean difference sebesar -0,5000. Hasil analisis Group Statistics Pretest dan Group Statistics Posttest terlihat ada perbedaan dengan rata-rata pretest 6.143 berubah menjadi 9.714 dengan range kenaikan rata-rata 3.571. Sementara kelompok dengan pendekatan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) mendapat hasil rata-rata 6.00 dan medapati kenaikan pada skor 10.214 dengan kenaikan skor sebesar 4.214. dengan demikian dapat di artikan bahwa penggunaan pendekatan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan kreatifitas anak.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
J Tuilan

This study intends to find out the effectiveness of using picture as teaching media in teaching WH-Question. The Subject consisted of 10 young aged students attending SEKAMI during the period November 2018 – February 2019. The data were collected through objective test pre-experimental design of one group pre-test post-test. The data were analyzed based on descriptive statistics, in which the mean of pre-test was compared to the mean of post-test. The finding shows that students improved their achievement after being treated with picture. The mean of post-test is higher than the mean of pre-test (X2 is higher than that of X1 = 82.5 > 61.5). This indicates that the use of picture as a teaching media was interesting and made the students easy to understand the situation that had been explained to them. Keywords: WH-Question, Young learners, teaching through picture.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document