scholarly journals Pengaruh Posisi Tidur Semi Fowler 450 Terhadap Kenaikan Nilai Saturasi Oksigen Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di RSUD Loekmono Hadi Kudus

2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 13-19
Author(s):  
Sugih Wijayati ◽  
Dian Hardiyanti Ningrum ◽  
Putrono Putrono

 Background : Congestive Heart Failure (CHF) is a physiological condition where the heart is unable to pump enough blood to fullfill the metabolic needs of the body that cause some clinical symptoms felt by clients such as dyspnea, orthopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) shortness of breath at night day. The most effective position for clients with congestive heart failure disease is 450 degree slope semi Fowler position, using gravity to aid lung compliance and reduce the pressure of the abdominal diaphragm.  Aim: This study is to determine the effect of 450 semi Fowler bed position to increase the value of oxygen saturation in patients with congestive heart failure in dr. Loekmono Hadi Kudus General Hospital. The type of this research is to draft Experimental Pre-Pre and Post Test One Group Design. Conducted on 16 respondents with total sampling technique that met the inclusion criteria. Methods: The research data were analyzed using dependent t-test.   Result : The result showed the difference in median 2 L / s average 2%, which use oxygen 3 L / s average 1%, and that does not use oxygen to experience average increase of 1%. 450 semi Fowler bed position has an effect  to increase the value of oxygen saturation in patients with congestive heart failure. Conclution : The study recommends to give 450 semi Fowler bed position to patients with congestive heart failure with decreased oxygen saturation. Keywords: 450 semi Fowler bed position; CHF; SpO2              Latar Belakang : Congestive Heart Failure (CHF) merupakan suatu kondisi fisiologis ketika jantung tidak mampu memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh yang menimbulkan beberapa gejala klinis yang dirasakan klien beberapa diantaranya dispnea, ortopnea, paroxysmal nocturnal dispnea (PND) sesak nafas pada malam hari. Posisi yang paling efektif bagi klien dengan penyakit gagal jantung kongestif adalah posisi semi Fowler dengan derajat kemiringan 450, yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada diafragma. Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh posisi tidur semi Fowler 450 terhadap kenaikan nilai saturasi oksigen pada pasien gagal jantung kongestif di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Metode : Jenis penelitian ini adalah Pra – Experimental dengan rancangan Pre  and Post Test One Group Design. Dilakukan pada 16 responden dengan tehnik total sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Data penelitian di analisa menggunakan uji dependent t – test. Hasil : Hasil penelitian didapatkan selisih median2 L/m rata – rata mengalami kenaikan 2%, yang menggunakan oksigen 3 L/m rata – rata mengalami kenaikan 1% dan yang tidak menggunakan oksigen mengalami rata – rata kenaikan 1%. Kesimpulan : Ada pengaruh posisi tidur semi Fowler 450 terhadap kenaikan nilai saturasi oksigen pada pasien gagal jantung kongestif. Penelitian ini merekomendasikan agar pasien gagal jantung kongestif dengan penurunan saturasi oksigen diberikan posisi tidur semi Fowler 450. Kata kunci : CHF; posisi semi Fowler 450; SpO2  

2014 ◽  
Vol 2014 ◽  
pp. 1-3 ◽  
Author(s):  
Erdal Doğan ◽  
Abdulmenap Güzel ◽  
Taner Çiftçi ◽  
İlker Aycan ◽  
Feyzi Çelik ◽  
...  

Zinc phosphide has been used widely as a rodenticide. Upon ingestion, it gets converted to phosphine gas in the body, which is subsequently absorbed into the bloodstream through the stomach and the intestines and gets captured by the liver and the lungs. Phosphine gas produces various metabolic and nonmetabolic toxic effects. Clinical symptoms are circulatory collapse, hypotension, shock symptoms, myocarditis, pericarditis, acute pulmonary edema, and congestive heart failure. In this case presentation, we aim to present the intensive care process and treatment resistance of a patient who ingested zinc phosphide for suicide purposes.


2015 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Daslina Daslina ◽  
Eryati Darwin ◽  
Aziz Djamal

Abstrak Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri penyebab infeksi terbanyak yang resisten terhadap antibiotik. Glutamin adalah asam amino yang terdapat dalam tubuh yang salah satu fungsinya dapat memodulasi imunitas tubuh. Tujuan penelitian ini adalah menentukan potensi glutamin dalam meningkatkan kemampuan sistem imun terhadap infeksi P. aeruginosa. Penelitian eksperimental dengan post test only control group design telah dilakukan terhadap 24 ekor mencit usia 6-8 minggu dengan berat 30 gr. Mencit dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kontrol (K) danperlakuan (P) yang diberi glutamin dengan dosis 30 mg/kg/hari selama 14 hari. Isolasi makrofag peritoneum mencit dilakukan pada hari ke-15 dan dilakukan uji fagositosis menggunakan latex dan bakteri P. aeruginosa. Pengamatan dilakukan terhadap persentase makrofag aktif terhadap latex dan P. aeruginosa. Hasil pengamatan dan analisisstatistik menggunakan metode t-test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kontrol dan perlakuan (p<0.05). Persentase makrofag aktif terhadap latex adalah 0,63 ± 0,058 (K) dan 0,84 ± 0,04 (P), sedangkan terhadap P. aeruginosa adalah 0,56± 0,07 (K) dan 0,80± 0,03 (P). Terlihat bahwa angka persentase fagositosis terhadap P.aeruginosa lebih kecil karena adanya kemampuan bakteri untuk menghadapi makrofag dibandingkan latex. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa asam amino non-esensial glutamin memiliki pengaruh untuk meningkatkan kemampuan sistem imun tubuh. Kata kunci: glutamin, fagositosis makrofag, Pseudomonas aeruginosa Abstract Pseudomonas aeruginosa is the most common cause of bacterial infections that are resistant to antibiotics. Glutamine is an amino acid  in the body that able to modulate the body's immune function. The objective of this study was to determine the potential of glutamine in enhancing the ability of the immune system against infection of P.aeruginosa. Experimental research with post test only control group design was conducted on 24 male minutes 6-8 weeks of age weighing 30 grams. Mice were divided into two groups: control (K) and treatment (P) are given glutamine at a dose of 30 mg / kg / day for 14 days. Isolation of peritoneal macrophages of mice performed on day-15 and testedusing latex and bacterial phagocytosis of P. aeruginosa. Observations were made of the percentage of activated macrophages toward latex and P. aeruginosa. The observation result and statistical analysis using t -test showed a significant difference between the control and treatment (p <0.05). The percentage of active macrophages to latex was0.63 ± 0.058 (K) and 0.84 ± 0.04 (P), while to P. aeruginosa is 0.56 ± 0.07 (K) and 0.80 ± 0.03 (P). That seein it percentage of phagocytosis against P. aeruginosa smaller than compared to latex. Because of the ability of bacteria to confront macrophages. The conclusion from this study is a non-essensial amino acid glutamine has the effect to increase the ability of the body's immune system. Keywords: glutamin, immunity phagocytosis macrophage, Pseudomonas aeruginosa 


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Mugi Hartoyo ◽  
Shobirun Shobirun ◽  
Budiyati Budiyati ◽  
Rizqi Rachmilia

AbstrakPasien yang dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) merupakan pasien kritis yang dalam keadaan terancam jiwanya karena kegagalan atau disfungsi pada satu atau multipel organ yang disertai gangguan hemodinamik. Pasien kritis dalam keadaan penurunan kesadaran memiliki keterbatasan dalam mobilisasi, yang berdampak terhadap tekanan darah dan saturasi oksigen yang tidak stabil. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk menangani hal tersebut dengan mobilisasi progresif level I berupa head of bed, ROM, dan rotasi lateral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mobilisasi progresif level I terhadap tekanan darah dan saturasi oksigen pada pasien kritis dengan penurunan kesadaran di ruang ICU. Metode penelitian ini menggunakan pra eksperimental dengan rancangan pre-test and post-test one group design. Responden penelitian ditetapkan dengan non probability sampling dengan metode total sampling. Penelitian dilaksanakan di ruang ICU pada 15 responden yang terdiri dari 10 responden perempuan dan 5 responden laki-laki dan memenuhi kriteria inklusi. Uji dependent t-test menunjukkan ada pengaruh mobilisasi progresif level I terhadap tekanan darah sistolik (p = 0,024), tekanan diastolik (p = 0,002), dan saturasi oksigen (p = 0,000). Mobilisasi Progresif Level I dapat meningkatkan tekanan darah dan saturasi oksigen pada pasien kritis dengan penurunan kesadaran. Mobilisasi Progresif Level I dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan untuk meningkatkan tekanan darah dan saturasi oksigen pasien kritis dengan penurunan kesadaran dengan tekanan darah di bawah normal. Kata kunci: Mobilisasi progresif level I, tekanan darah, saturasi oksigen, pasien kritis. AbstractThe effect of progressive level I mobilization on blood pressure and oxygen saturation in critical patients with decreased awareness. Patients who are treated in the Intensive Care Unit (ICU) are critical patients who are in danger of failure or dysfunction in one or multiple organs accompanied by hemodynamic disturbances. Critical patients in a state of reduced consciousness have limitations in mobilization, which have an impact on blood pressure and unstable oxygen saturation. One intervention that can be done to deal with this is with progressive level I mobilization in the form of head of bed, ROM, and lateral rotation. This study aims to determine the effect of progressive level I mobilization on blood pressure and oxygen saturation in critical patients with decreased awareness in the ICU. This research method uses pre-experimental design with pre-test and post-test one group design. Research respondents were determined by non-probability sampling with total sampling method. The study was conducted in the ICU room in 15 respondents consisting of 10 female respondents and 5 male respondents and met the inclusion criteria. The dependent t-test showed that there was an effect of progressive level I mobilization on systolic blood pressure (p= 0.024), diastolic pressure (p= 0.002), and oxygen saturation (p= 0.000). Level I Progressive Mobilization can increase blood pressure and oxygen saturation in critical patients with decreased consciousness. Level I Progressive Mobilization can be used as one of the nursing interventions to increase blood pressure and oxygen saturation of critical patients with decreased consciousness with below normal blood pressure. Keywords: Progressive level I mobilization, blood pressure, oxygen saturation, critical patients


2021 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
Author(s):  
Dian Hudiyawati ◽  
D. L. Suswardany

INTRODUCTION: Thirst sensation in Congestive Heart Failure (CHF) patients is caused by diuretic administration and fluid consumption  limitation.  Unhandled thirst sensation leads to  a  disobedient  patient  in  fluid  consumption limitation   that   causes   the   patient   condition   to   worsen.   This   research   aimed   to   analyse   the   frozen strawberries administration's   effects   on   the   thirst   sensation   in   a   patient   with   CHF . MATERIAL AND METHOD: The  method  used  was  a  quasi-experiment  with  a  pre-test  and  post-test  control  group  design.  The number of respondents was 34 patients divided into two groups: 17 respondents in the intervention group and 17 respondents in  the  control  group.  The  sampling  technique  was  stratified  random  sampling  based  on  NYHA classification  in  the  respondents.  Frozen  strawberries  were  given  to  the  intervention  group,  while  ice  cubes  were given  to  the control group. All the data were  analyzed  using a t-test.RESULT:The results showed that the mean score of the thirst intensity of the intervention and control group was 4.44 and 2.35, respectively. The independent t-test of the mean difference of thirst intensity pre and post-test between the intervention and control groups was p=0.001.  According  to  the  paired  t-test  analysis,  the  thirst  intensity  score  between  pre-test  and  post-test  was p<0.001, from moderate to low thirst  intensity. CONCLUSION:Frozen  strawberries were statistically effective in reducing the thirst intensity in a patient with CHF.


Author(s):  
Rini Nur Kholifah ◽  
Endah Hendarwati ◽  
Aris Setiawan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran klasikal yang digunakan guru dalam mengajarkan calistung kreativitas anak belum berkembang dengan optimal. Strategi pembelajaran beyond centers and circle time (bcct) dipilih sebagai suatu model pembelajaran yang berpusat pada anak. Dalam model pembelajaran tersebut terdapat suatu variasi prilaku kreatif yang digunakan untuk bahan penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aktivitas kreativitas anak usia dini dengan menggunakan pembelajaran beyond centers and circle time (bcct) dan pengaruh strategi pembelajaran beyond centers and circle time (bcct) terhadap kreativitas anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas kreativitas anak usia dini dengan menggunakan pembelajarn beyond centers and circle time (bcct) dan pengaruh strategi pembelajaran beyond centers and circle time (bcct) terhadap kreativitas anak usia dini. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan Pre-Experimental Design dengan menggunakan Pre-Test-Post-Test Control Group Design. Populasi dari penelitian adalah anak Pos Paud Nusa Indah Surabaya. Kelompok B dengan jumlah anak 28, kelas eksperimen 14 anak dan kelas kontrol 14 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji-t (t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok dinyatakan terdistribusi normal (0,200>0,05) untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari uji Homogenitas di dapat kedua kelompok bersifat homogen (0.378>0,050) pada pretest dan(0.554>0,05) pada hasil nilai dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan mean sebesar 0,5 hal ini terlihat dari mean difference sebesar -0,5000. Hasil analisis Group Statistics Pretest dan Group Statistics Posttest terlihat ada perbedaan dengan rata-rata pretest 6.143 berubah menjadi 9.714 dengan range kenaikan rata-rata 3.571. Sementara kelompok dengan pendekatan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) mendapat hasil rata-rata 6.00 dan medapati kenaikan pada skor 10.214 dengan kenaikan skor sebesar 4.214. dengan demikian dapat di artikan bahwa penggunaan pendekatan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan kreatifitas anak.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Fiki Wijayanti ◽  
Natalia Devi Oktarina

ABSTRAK Imunisasi merupakan salah satu cara memberikan kekebalan tubuh pada anak untuk mencegah penyakit. Pemberian imunisasi melalui suntikan dapat menimbulkan efek secara langsung yaitu rasa nyeri pada anak. Nyeri yang disebabkan oleh suntikan imunisasi jika tidak dikelola akan mengakibatkan dampak negatif pada aspek emosional pada anak seperti menangis dan ketakutan. Salah satu intervensi yang dapat dikembangkan dalam menerapkan perawatan atraumatik saat pemberian imunisasi pada anak adalah terapi dekapan ibu. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas terapi dekapan ibu terhadap nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi di Puskesmas Lerep. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Preeksperimen design dengan rancangan pretest-post test control group design. Metode Pengambilan sampling menggunakan Purposive sampling dengan jumlah sampel pada kelompok kontrol sejumlah 30 bayi dan kelompok intervensi 30 bayi. Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang diukur yaitu variabel Nyeri dan pemberian terapi dekapan ibu. Variabel nyeri diukur menggunakan instrument FLACC Pain Assessment Tools. Sedangkan variabel terapi dekapan ibu diukur dengan melakukan observasi saat pemberian imunisai. Uji statistik yang digunakan adalah dengan  t test-independent. Hasil yang didapatkan adalah  p value 0,0001. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ada perbedaan selisih rata-rata nyeri pada kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05). Diharapakan Tenaga Kesehatan di Puskesmas menerapkan tindakan atraumatic care pada bayi yang akan dilakukan imunisasi dengan cara mengikutsertakan ibu dalam kegiatan imunisasi yaitu dengan dekapan ibu. Kata Kunci : Nyeri, Bayi, imunisasi dan dekapan ibu


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Karsono Karsono ◽  
Siti Alimah ◽  
Siti Harnia Bintari

Proses belajar mengajar pada tingkat sekolah dasar mata pelajaran sains memerlukan pembelajaran konkret yang mampu menciptakan kondisi belajar peserta didik lebih menarik, dan menyenangkan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan ragam media belajar terhadap hasil belajar, aktivitas belajar dan tanggapan peserta didik terhadap pemanfaatan ragam media belajar pada materi organ tubuh manusia dan hewan di sekolah dasar. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental design nonequivalent pre-test and post-test control-group design. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, metode tes, metode observasi, dan angket. Hasil penelitian meliputi ketuntasan hasil belajar dianalisis dengan one sample t test, peningkatan hasil belajar dianalisis dengan uji N-gain, uji perbedaan rata-rata dua kelompok dianalisis dengan independent sample test, aktivitas peserta didik, aktivitas guru dan tanggapan peserta didik dianalisis dengan deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan control. Aktivitas peserta didik dan guru menjadi sangat aktif dan kategori sangat baik. Tanggapan peserta didik terhadap ragam media tergolong kategori tinggi.


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
Author(s):  
I Gede Agunk Teddy Pratama ◽  
Made Budiawan ◽  
I Nyoman Sudarmada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan three corner drill terhadap kelincahan dan power otot tungkai. Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan rancangan the non-randomized pretest-posttest control group design. Subjek penelitian yang digunakan siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMPN 2 Pekutatan. Data post-test kelincahan dan power otot tungkai pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dianalisis dengan uji-t independent pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan program SPSS 16.0. Berdasarkan hasil uji-t independent didapatkan hasil : (1) untuk variabel kelincahan, hasil perbandingan kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan nilai thitung = -2,948 , dengan nilai signifikansi 0,009, (2) untuk variabel power, hasil perbandingan kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan nilai thitung = 3,176, dengan nilai signifikansi 0,005. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis penelitian “pelatihan three corner drill berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan dan power otot tungkai pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMPN 2 Pekutatan” diterima. Dari hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa : (1) Pelatihan three corner drill berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Pekutatan (2) Pelatihan three corner drill berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Pekutatan. Kata Kunci : kelincahan, daya ledak, three corner drill The purpose of this research was to find out the effect of three corner drill training toward the increased agility and power muscle of legs. The type of research was a quasi-experimental and the design of research was the non-randomized pretest-posttest control group design. The subjects were man’s student football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan. Agility and muscle power of legs posttest to the treatment group and the control group were analyzed by independent t-test at significance 0,05 with SPSS 16.0. Based on independent t-test results were showed : (1) to the agility variable, the comparison of the treatment and the control group values obtained t = -2,948, with a significance value of 0,009, (2) to muscle power of legs variable, the comparison of the treatment and the control group values obtained t = 3,176, with a significance value of 0,005. Calculated significance value smaller than the value of 0,05 (Sig < 0.05), thus the research hypothesis "three corner drill training affect the increased agility and muscle power of legs in football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan " was received. From the analyzed and discussion were concluded that : (1) three corner drill training effect the increased agility in football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan, (2) three corner drill training effect the increased muscle power of legs in football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan. keyword : Agility, power, three corner drill


2022 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 157-167
Author(s):  
Siti Rohimah ◽  
Novia Puspita Dewi

Hipertensi merupakan faktor penyebab utama kematian akibat stroke dan jantung coroner. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen pre-test post-test control group design. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling lansia  hipertensi derajat 1 dan diperoleh 30 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tensimeter. Analisis data menggunakan  paired t-test. Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan rata-rata tekanan darah sistolik pada responden kelompok intervensi sebesar 15 mmHg, sedangkan untuk penurunan rata-rata tekanan darah diastolic sebesar 13 mmHg. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 4,3 mmHg dan penurunan rata-rata tekanan darah diastolik sebesar 4 mmHg. Hasil analisa data  menggunakan uji Independen Sample T-test didapatkan nilai signifikan p-value kelompok intervensi = 0,000 dengan ? = 0,05 .Karena p-value < 0,05 maka ada pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis Tahun 2021. Kesimpulan penelitian ini adanya pengaruh aktivitas jalan kaki selama 30 menit terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Kasron Kasron

Oedema kaki merupakan salah satu gejala pada pasien CHF. Oedema kaki dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, ketidaknyamanan, perubahan postur tubuh, menurunkan mobilitas dan meningkatkan resiko jatuh, gangguan sensasi di kaki dan menyebabkan perlukaan di kulit. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat kaki terhadap penurunan oedema kaki pada pasien CHF. Metode penelitian menggunakan quasi-experiment dengan pendekatan pre-post test without control group. Responden penelitian adalah pasien CHF yang mengalami oedema kaki, pemilihan responden menggunakan non-probability sampling dengan metode accidental sampling. Responden diukur lingkar oedema pada lingkar angkle, instep dan MP-Joint menggunakan metline pada sebelum intervensi, hari pertama, kedua dan ketiga. Analisis statistik menggunakan wilcoxon test. Sejumlah 13 responden memenuhi kriteria penelitian. Pada kaki kanan lingkar angkle pre: 27,7±1,8, post 1: 27,6±1,8, post 2 27,5±1,7, post 3: 27,2±1,7, lingkar instep pre: 27,6±1,7, post 1: 27,6±1,8, post 2: 27,2±1,7, post 3: 26,9±1,7, lingkar MP-joint pre: 27,0±1,6, post 1: 27,0±1,6, post 1: 27,0±1,6, post 2: 26,7±1,7, post 3: 26,3±1,7. Kaki kiri lingkar angkle pre: 27,6±1,8, post 1: 27,6±1,8, post 2: 27,3±1,8, post 3: 27,0±1,8, lingkar instep pre: 27,6±1,7, post 1: 27,5±1,7, post 2: 27,2±1,7, post 3: 26,8±1,7, lingkar MP-joint pre: 27,0±1,6, post 1: 26,9±1,8, post 2: 26,5±1,8, post 3: 26,2±1,8. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna lingkar oedema pada kaki kanan setelah hari kedua dan ketiga dengan p-value <0,001. Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan lingkar oedema angkle, instep, dan MP-joint pada hari kedua dan ketiga setelah pemijatan kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki. Perlu penelitian lanjutan untuk penatalaksanaan oedema kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document