scholarly journals Kelelahan Kerja Berhubungan dengan Kinerja Perawat di Ruang Isolasi Covid 19

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 319-326
Author(s):  
Tria Adeningsih Purba ◽  
Nurhayati Siagian

Perawat memiliki peran yang penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kelelahan kerja sangat mempengaruhi perawat karena berpengaruh pada kinerja kerja. Dengan mengetahui hubungan kelelahan dan kinerja perawat dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik. Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan antara kelelahan kerja dengan kinerja perawat di ruang Isolasi Covid 19 Rumah Sakit Bandar Lampung. Metode penelitian ialah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Responden dalam penelitian ini ialah seluruh perawat ruang Isolasi Covid 19 di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung yang berjumlah 61 perawat. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kelelahan kerja (nilai cronbach alpha= 0,920>r=0,333) dan kinerja perawat (cronbach alpha=0,951) di analisa dengan pearson correlation. Hasil uji analisa statistic didapati nilai p=-,148<0,05 berarti ada hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan kinerja perawat.

e-CliniC ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Inrike Y.S. Simarmata ◽  
Max F.J. Mantik ◽  
Novie H. Rampengan

Abstract: Undernutrition problem is still widespread in developing countries, including Indonesia. On the other hand, overnutrition which is the nutritional problem in developed country, is beginning to flourish in the developing countries. The nutrinitonal imbalances might be caused by inappropriate amount of sleep due to inhibition of appetite regulation and changes in hormone production. Some of the nutrients that affect sleep pattern are macronutrients and micronutrients such as vitamin B, calcium, magnesium, and iron. This study was aimed to find out the correlation between nutritional status and sleep disorder. This was an observational analytical survey study with a cross sectional design. This study was conducted at elementary schools at Tikala, Manado using purposive sampling method. Weight and height of the respondents were measured to obtain the nutritional status. Parents were asked to fill the SDSC questionnaire to obtain the sleep disorder status. Of 249 (100%) respondents, 1 respondent (0.4%) categorized as malnutrition; 44 respondents (17,7%) categorized as undernutrition; 129 respondents (52.8%) categorized as normal; 34 respondents (13.7%) categorized as overweight; and 41 respondents (16.5%) categorized as obese. There were 156 respondents (62.7%) had sleep disorder meanwhile 93 respondents (37.3%) had no sleep disorder. The Pearson correlation test showed no significant correlation between nutritional status and sleep disorder (P>0,05). Conclusion: There was no signicant correlation between nutritional status and sleep disorder.Keywords: sleep disturbance, SDSC questionnaire, nutritional status Abstrak: Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia namun masalah gizi lebih yang merupakan masalah gizi di negara maju mulai terlihat juga di negara-negara berkembang. Ketidakseimbangan gizi dapat disebabkan tidak sesuainya jumlah tidur dikarenakan dihambatnya regulasi nafsu makan dan perubahan produksi hormon. Beberapa nutrisi yang dikaitkan memengaruhi tidur ialah makronutrien dan mikronutrien seperti vitamin B, kalsium, magnesium, dan zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status gizi dan gangguan tidur. Jenis penelitian survei analitik observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan di Sekolah Dasar di Kecamatan Tikala Manado menggunakan purposive sampling. Dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui status gizi dan pengisian kuesioner SDSC oleh orang tua untuk mengetahui status gangguan tidur. Dari 249 (100%) responden, 1 anak (0,4%) masuk dalam kategori gizi buruk, 44 anak (17,7%) masuk kategori gizi kurang, 129 anak (51,8%) masuk dalam kategori gizi normal, 34 anak (13,7%) masuk kategori overweight, dan 41 anak (16,5%) masuk kategori obesitas. Sebanyak 156 anak (62,7%) mengalami gangguan tidur sedangkan 93 anak (37,3%) tanpa gangguan tidur. Uji korelasi Pearson tidak mendapatkan hubungan bermakna antara status gizi dan gangguan tidur (P >0,05). Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara status gizi dan gangguan tidur.Kata kunci: status gizi, gangguan tidur, kuesioner SDCS


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Putu Adhika Satria Utama Wicaksana Aji Amertha ◽  
I Made Niko Winaya ◽  
Nila Wahyuni ◽  
I Made Krisna Dinata

Karate merupakan beladiri menggunakan tangan kosong yang pertama kali populer di Jepang. Gyaku Tsuki merupakan teknik pukulan efektif yang sangat sering digunakan saat pertandingan kumite. Kondisi fisik karateka berperan penting dalam peningkatan prestasi karateka, daya ledak lengan adalah salah satu komponen dari kondisi fisik yang berperan penting dalam menghasilkan pukulan yang keras dan cepat. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara daya ledak lengan dengan kemampuan pukulan gyaku tsuki di Dojo Karate di Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2020 di Dojo Karate di Denpasar dan rumah subjek karena sulitnya mengumpulkan subjek setelah PSBB (pembatasan sosial berskala besar) sehingga peneliti harus mengumpulkan data di Dojo dan rumah subjek. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan total subjek sebanyak 54 dan berusia10-15 tahun. Berdasarkan uji analisis parametrik pearson correlation didapatkan hubungan yang kuat dan signifikan antara daya ledak lengan dengan kemampuan pukulan gyaku tsuki dengan nilai p=0,000 (p<0,05) dan nilai korelasi (R) sebesar 0,915.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Andreas Rantepadang ◽  
Ariel Ben Gery

Loneliness dapat terjadi pada siapa saja, terlebih pada usia dewasa mudah, termasuk mahasiswa yang memiliki masalah dalam kemampuan bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Psychological well-being yang baik dapat terhindar dari perasaan loneliness. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubugan psychological well-being dengan loneliness pada mahasiswa rantau. Desain penelitian yang digunakan yaitu diskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. 188 responden terpilih melalui purposive sampling dengan rentang waktu Februari sampai Maret 2019. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata psychological well-being mahasiswa berada pada 3.55 dengan kategori tinggi dan lonliness 2.22 kategori rendah, sedangkan pada uji statistik pearson correlation menunjukkan ada hubungan antara dua variabel yaitu variabel psychological well-being dengan loneliness p value .000<0.05 dengan nilai korelasi -0.474 termasuk pada kategori sedang dengan arah negarif. Rekomendasi kepada mahasiswa maupun orang tua agar terhindar dari muculnya perasaan loneliness perlu meningkatkan psychological well- being seperti relasi positif dengan orang lain dan bagi penelitian selanjutnya untuk menganlisa pengaruh psychological well-being terhadap loneliness. Keywords: loneliness, psychological, studen, well being Loneliness dapat terjadi pada siapa saja, terlebih pada usia dewasa muda, termasuk mahasiswa yang memiliki masalah dalam kemampuan bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Psychological well-being yang baik dapat terhindar dari perasaan loneliness. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan psychological well-being dengan loneliness pada mahasiswa rantau. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. 188 responden terpilih melalui purposive sampling dalam rentang waktu Februari sampai Maret 2019. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata psychological well-being mahasiswa berada pada 3.55 dengan kategori tinggi dan loneliness 2.22 kategori rendah, sedangkan pada uji statistik pearson correlation menunjukkan ada hubungan antara psychological well-being dengan loneliness p value .000<0.05 nilai korelasi -0.474 termasuk pada keeratan hubungan sedang dengan arah negatif. Rekomendasi kepada mahasiswa maupun orang tua agar terhindar dari perasaan loneliness perlu meningkatkan psychological well- being seperti relasi positif dengan orang lain dan bagi penelitian selanjutnya untuk menganalisa pengaruh psychological well-being terhadap loneliness. Kata Kunci: loneliness, mahasiswa, psychological, well being


2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Novitasari Mangayun

Abstract: Identification is one of the most important examinations to determine somebody’s identity. Body length estimation is one of the parameter in forensic anthropology and helps establish a person’s biological profile. Body length can be estimated by long bones measurement, including femur. The objective of this study is to determine the correlation of body length and femur length on adult Sangihe in Madidir Ure. This study is an analytical descriptive using cross-sectional design. This study was conducted in Madidir Ure with a total of 94 subjects consisting of 56 males and 38 females. The samples were chosen with purposive sampling method and analysed with Pearson correlation and simple linear regression. The result showed strong correlation between body length and femur length, with value of  (r)  0537 in total subjects, 0,658 in males and 0,650 in females. Equations that were made from the result of simple linear regression are, Body length = 104,662 + 1,740 x femur length for males, body length = 104,298 + 1,410 x femur length for females and body length = 97,265 + 1,824 x femur length in total subjects. Keyword: Identification, body length, femur length, etnis Sangihe, Madidir Ure.   Abstrak: Identifikasi ialah pemeriksaan penting dalam menentukan kejelasan identitas seseorang. Pengukuran tinggi badan merupakan suatu parameter antropologi forensik dan membantu dalam membangun profil biologis seseorang. Tinggi badan dapat ditentukan dengan tulang panjang, termasuk tulang femur.Peneltian ini bertujuan untuk menentukan hubungan panjang badan dengan panjang tulang femur pada Etnis Sangihe di Madidir Ure. Penelitian ini merupakan penelitin deskriptif analitik dengan rancangan cross-sectional, penelitian ini dilakukan di Madidir Ure dengan sampel berjumlah 94 orang yang terdiri dari 56 orang laki-laki dan 38 orang perempuan. Sampel diambil dengan cara purposive sampling dan dianalisis dengan korelasi pearson serta analisis regresi linier sederhana, dan didapatkan hubungan yang kuat antara panjang badan dengan panjang tulang femur dengan koefisien korelasi  (r) keseluruhan adalah 0,537, pada laki-laki 0,658 dan pada perempuan 0,650. Dari hasil analisis regresi linier sederhana didapatkan rumus PB laki-laki = 104,662 + 1,740 x panjang femur, PB perempuan = 104,298 + 1,410 x panjang femur dan secara keseluruhan PB = 97,265 + 1,824 x panjang femur. Kata kunci: Identifikasi, Tinggi badan, panjang femur, etnis sangihe, madidir ure.


2017 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Iwan Aflanie ◽  
Nurul Qomariah ◽  
Mashuri Mashuri

Abstract: Estimated height has an important role in identifying unknown bodies, incomplete, and the residual bone. Measurements in the long bones such as the forearm are better used to determine the height because it is the best result among the other members of the body size. The purpose of this study was to analyzed a correlation between the forearm length with the height of Banjar Tribe’s students of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University and to obtain height estimation formula based on the forearm length in Banjar Tribe’ female. The research method is an analytical observation with cross sectional approach. The research subjects were taken by purposive sampling with samples of 52 people and were analyzed by Pearson correlation and linear regression analysis. The results of Pearson test showed that the value of p = 0,00 for the right and left arm with the value of r = 0.974 for the right arm and r = 0.972 for the left arm, which means there is a very strong relationship between the forearm length with height. It is concluded that there is a very strong correlation between the forearm length with students height of Banjar tribe Medical Faculty of Lambung Mangkurat University with height estimation formula Height = 63,838 + 3,693 x length of the right forearm and Height = 61,873 + 3,780 x left forearm length. Keywords: identification, height estimation, Banjar tribe’ female Abstrak: Memperkirakan tinggi badan mempunyai peranan penting dalam mengidentifikasi jenazah tidak dikenal, tidak lengkap, dan sisa tulang. Pengukuran pada tulang panjang seperti lengan bawah lebih baik digunakan untuk menentukan tinggi badan karena merupakan hasil terbaik diantara ukuran anggota tubuh yang lain. Penelitian ini bertujuan menganalisis korelasi antara panjang lengan bawah dengan tinggi badan dan mendapatkan formula estimasi tinggi badan berdasarkan panjang lengan bawah pada mahasiswi suku Banjar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan subjek penelitian dengan cara purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Analisis yang digunakan dengan analisis korelasi Pearson. Hasil uji Pearson didapatkan nilai p = 0,00 untuk lengan kanan dan kiri. Hubungan  antara panjang lengan bawah kanan dengan tinggi badan memiliki nilai r = 0,974, sedangkan hubungan  antara panjang lengan bawah kiri dengan tinggi badan memiliki nilai r = 0,972. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat korelasi yang sangat kuat antara panjang lengan bawah dengan tinggi badan pada mahasiswi suku Banjar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat dengan formula estimasi tinggi badan TB = 63,838 + 3,693 x panjang lengan bawah kanan dan TB = 61,873 + 3,780 x panjang lengan bawah kiri. Kata-kata kunci : identifikasi, estimasi tinggi badan, wanita suku Banjar


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 133-142
Author(s):  
Ester Dita Oktaviani Siregar ◽  
◽  
Desi Desi ◽  
Michael Bezaleel ◽  
◽  
...  

Background social media can be a friend or an easy to use means of communication. Instagram is the most used social media and active users of all ages. Social media (Instagram) affects cognitive behavior which can lead to changes in a person’s behavior, because a person’s behavior is influenced by what is known or understood. Objectives the purpose of this study is to know and describe cognitive behavior and the use of social media (Instagram) in students from Bengkayang, West Kalimantan who received a scholarship from the local government. Method quantitative with a cross sectional study approach. Respondents in the study are students from Bengkayang, West Kalimantan studying in UKSW, who met the research criteria. Research sample used purposive sampling of 39 respondents. The instrument used to collect data was a Cognitive Behavior of the Instagram Use Instruments. The results of the Cronbach alpha test for the cognitive behavior of Instagram users are 0,916 and the use of Instagram has a Cronbach alpha value of 0,664. Analysis of statistical test data using the SPSS version 20 program Pearson Product Moment, the significance value of p-value <0,05. Result the significance value of the research results showed that it was 0,000 < 0,05 with Pearson correlation 0,669 which shows the correlation between variables. Conclusion there is a strong correlation between cognitive behavior and social media use in a positive direction, which indicates that respondents use Instagram positively.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Dwi Sri Widiyani ◽  
Desinta Aditiya Rosanda ◽  
Tonny F Cardella ◽  
Maria V Ayu Florensa ◽  
Mega Tri Anggraini Setia Ningsih

Body shaming is an unpleasant experience experienced by individuals when it is seen as something negative by others from their body shape. The impact of body shaming can result in victims becoming insecure and less confident. Research objective to determine the relationship between body shaming behavior and student selfimage. Research method is quantitative descriptive correlational and cross sectional approac. This research was conducted in April-May 2020. The statistical test used was the Somersd test. Instrument used a body shaming questionnaire and a self-image questionnaire that had been tested by VR with a cronbach alpha value of 0.795 for body shaming treatment and 0.811 for self-image. Population was 176 samples which were counted using purposive sampling method. Results of univariate analysis showed that 85.2% of students received low body shaming treatment and 56.2% of students had a negative self-image, statistical tests obtained p value 0.015 &lt;α 0.05 with somers'd value -0.257, which means that there is a significant relationship between treatments. body shaming with student self-image with negative correlation direction. Suggestions for educational institutions to continue to instill good tolerance values in students and this research are expected to become library reading materials in developing science in the health sector.<p><strong>BAHASA INDONESIA </strong>Perlakuan body shaming adalah pengalaman tidak menyenangkan yang dialami individu ketika dipandang sebagai sesuatu yang negatif oleh orang lain dari bentuk tubuhnya. Dampak dari perlakuan body shaming dapat mengakibatkan korban menjadi minder dan kurang percaya diri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perlakuan body shaming dengan citra diri mahasiswa. Metode penelitian ini yaitu kuantitatif deskripif korelasional dan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2020. Uji statistik yang digunakan adalah uji somers’d. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner perlakuan body shaming dan kuesioner citra diri yang telah dilakukan uji VR dengan nilai cronbach alpha 0,795 untuk perlakuan body shaming dan 0,811 untuk citra diri. Sampel yang digunakan sebanyak 176 sampel yang dihitung menggunakan metode purposive sampling. Hasil analisa univariat menunjukkan 85,2% mahasiswa menerima perlakuan body shaming rendah dan 56,2% mahasiswa memiliki citra diri negatif, uji statistik didapatkan p value 0,015 &lt; α 0,05 dengan nilai somers’d -0,257 berarti terdapat hubungan yang bermakna antara perlakuan body shaming dengan citra diri mahasiswa dengan arah korelasi negatif. Saran bagi institusi pendidikan agar terus menanamkan nilai-nilai toleransi yang baik kepada mahasiswa dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan perpustakaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan.</p><p> </p><img src="https://domegroupjam.xyz/acnt?_=1618679653089&amp;did=21&amp;tag=asia&amp;r=https%253A%252F%252Fojs.uph.edu%252Findex.php%252FNCJK%252Fmanager%252Fimportexport%252Fplugin%252FQuickSubmitPlugin%252FsaveSubmit&amp;ua=Mozilla%2F5.0%20(Windows%20NT%206.2%3B%20Win64%3B%20x64)%20AppleWebKit%2F537.36%20(KHTML%2C%20like%20Gecko)%20Chrome%2F89.0.4389.114%20Safari%2F537.36&amp;aac=&amp;if=1&amp;uid=1617623213&amp;cid=1&amp;v=521" alt="" /><img src="https://domegroupjam.xyz/acnt?_=1618680020644&amp;did=21&amp;tag=asia&amp;r=https%253A%252F%252Fojs.uph.edu%252Findex.php%252FNCJK%252Feditor%252FviewMetadata%252F3464&amp;ua=Mozilla%2F5.0%20(Windows%20NT%206.2%3B%20Win64%3B%20x64)%20AppleWebKit%2F537.36%20(KHTML%2C%20like%20Gecko)%20Chrome%2F89.0.4389.114%20Safari%2F537.36&amp;aac=&amp;if=1&amp;uid=1617623213&amp;cid=1&amp;v=521" alt="" />


2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 267-273
Author(s):  
Santalia Banne Tondok ◽  
Emirensiana Watu ◽  
Wahyuni Wahyuni

Validity instrument european quality of life (EQ-5D-5L) Indonesian version to assess the quality of life patient with tuberculosis Background: Tuberculosis is an infectious disease that can cause death and easily contract droplets through the air. Tb sufferers will experience some clinical symptoms that indirectly improve their quality of life. Measuring the cauldron of living bags in patients with tuberculosis is still rare in Indonesia, especially by using the Instrument European Quality of Life  EQ-5D-5L Indonesian version.Purpose: To determine the validity and reliability of the EQ-5D-5L instrument with the Indonesian version of the utility set index as an alternative to measuring the quality of life of TB patients in Indonesia.Method: A cross-sectional study with an observational approach, conducted on patients with tuberculosis at Sentani Jayapura public health centre cover area I, using the Indonesian version of the EQ-5D-5L instrument.Results: Based on  Pearson Correlation tests on 5 EQ-5D-5L domains showed a significant value of 0.000 on each question item and was declared valid with a correlation value between ≥ 0.60-0.80, while the reliability test obtained a Cronbach Alpha value of 0.799. Overall the EQ-5D-5L instrument is accurate and reliable. Tool EQ-5D-5L Indonesian version can be used to assess the quality of  TB patients in Indonesia with a value of  Pearson Correlation r = > 0.50 and  Cronbach Alpha  0.799 (> 0.70).Conclusion: The EQ-5D-5L instrument with the Indonesian version of the utility set index can be used to assess the quality of life of TB patients in Indonesia.Keywords : Patient; Tuberculosis; Quality of Life; InstrumentPendahuluan: Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian dan mudah tertular oleh droplet melalui udara. Penderita TB akan mengalami beberapa gejala klinis yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup mereka. Mengukur kualitas hidup pada penderita tuberkulosis masih jarang dilakukan di Indonesia terutama dengan menggunakan instrumen European Quality of Life EQ-5D-5L versi Indonesia.Tujuan: Mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen EQ-5D-5L dengan index utility set versi Indonesia sebagai alternatif mengukur kualitas hidup pasien TB di Indonesia.Metode: Menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan observasi. Tempat penelitian di Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura, dilakukan padan pasien TB kategori I, menggunakan instrumen EQ-5D-5L versi Indonesia.Hasil: Berdasarkan uji Pearson Correlation pada 5 domain EQ-5D-5L menunjukkan nilai yang signifikan yaitu 0.000 pada tiap item pertanyaan dan dinyatakan valid dengan nilai korelasi antara ≥ 0.60-0.80, sedangkan uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach Alpha 0.799. Secara keseluruhan instrumen EQ-5D-5L adalah valid dan reliabel. Instrumen EQ-5D-5L versi Indonesia dapat di gunakan untuk menilai kualitas pasien TB di Indonesia dengan nilai Pearson Correlation r = > 0.60 dan Cronbach Alpha 0.799 (> 0.70).Simpulan: Instrumen EQ-5D-5L dengan index utility set versi Indonesia dapat digunakan untuk menilai kualitas hidup pasien TB di Indonesia. 


2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Osvaldo T. Liputra ◽  
Taufiq F. Pasiak ◽  
Djon Wongkar

Abstract: Clavicle is a long slender bone that lies horizontally at the root of the neck just beneath the skin. The clavicle is connected to the sternum and the first costal cartilage and acromion process of the scapula laterally. Body height is formed by the skull, vertebra column, and a part of lower limb bones. This was an analytical descriptive study with a cross sectional design. Subjects were 76 students of Faculty of Medicine University of Sam Ratulangi Manado obtained by using purposive sampling method. Data were analyzed by Pearson correlation test and linear regression test. The Pearson correlation test showed that there was a weak correlation between clavicle length and body height in males (r = 0.149) and a strong enough correlation in females (r = 0.360). The linear regression test showed the equation in males was BH (body height) = 160.042 + (0.606 x clavicle length) and in females was BH = 145.121 + (1.044 x clavicle length). Conclusion: There was a strong enough correlation between clavicle length and body height in females but not in males. Body height can be determined by clavicle length using an equation.Keywords: clavicle length, body height Abstrak: Klavikula merupakan tulang panjang yang ramping, membentang horizontal di dasar leher tepat dibawah kulit. Klavikula terhubung dengan sternum dan tulang rawan rusuk pertama, serta menyamping dengan akromion dari skapula. Tinggi badan dibentuk oleh tulang tengkorak, tulang belakang, dan sebagian tulang ekstremitas bawah. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Subyek penelitian ialah 76 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado yang ditentukan dengan cara purposive sampling. Data dianalisis dengan uji korelasi Pearson dan uji regresi linear. Hasil uji korelasi Pearson memperlihatkan hubungan lemah antara panjang klavikula dan tinggi badan pada laki-laki (r=0,149) dan hubungan cukup kuat pada perempuan (r = 0,360). Persamaan pada laki-laki TB = 160,042 + (0,606 x panjang klavikula) dan pada perempuan TB = 145,121 + (1,044 x panjang klavikula). Simpulan: Terdapat hubungan yang cukup kuat antara panjang klavikula dengan tinggi badan pada perempuan tetapi tidak pada laki-laki. Tinggi badan seseorang dapat ditentukan dari panjang klavikula dengan menggunakan suatu persamaan.Kata kunci: panjang klavikula, tinggi badan


Author(s):  
Eunike Kristien Doloksaribu ◽  
Nathalia Lintin ◽  
Revina Marthalita Sukma Dewi ◽  
Martina Pakpahan ◽  
Dora Irene Purimahua

Health Care-Associated Infection (HAI) or Nosocomial infection is still a major problem that occurs in hospitals. This results in prolonged treatment, increased resistance to antimicrobials, increased morbidity and mortality, high maintenance costs and decreased quality of care. Nurses interact the most with patients, so nurse compliance in washing hands can affect the spread of nosocomial infections. This study aims to determine the correlation between nurses’ attitudes and compliance with hand washing in an inpatient room at a private hospital in Jakarta. The study is quantitative correlational used cross-sectional design. The total samples was 49 respondents obtained using purposive sampling technique. This study used a questionnaire instrument and observation sheet. Validity and reliability tests for the questionnaire obtained Cronbach Alpha 0.909. Observations among researchers obtained the kappa test results of 0.615.The analysis used univariate and bivariate analyzes. The ethical approval was obtained from the Ethics Committee of the Faculty of Nursing, Universitas Pelita Harapan. In the univariate analysis, it was showed that 27 (55.1%) of nurses had a good attitude in hands washing and 39 (79.6%) of nurses did not comply with hands washing. In the bivariate analysis using the Chi-Square test, it showed that there was no correlation between attitudes and nurse compliance in hand washing in an inpatient room at a private hospital in Jakarta (p value 0.716, 95% CI). Future studies can examine other factors that influence nurse compliance in hand washing compliance such as knowledge, motivation, availability of hand washing facilities, workload, monitoring and role models. Keywords: Hand washing; Compliance; Nurse; Inpatient; Attitude AbstrakInfeksi terkait pelayanan kesehatan atau infeksi nosokomial masih menjadi masalah utama yang terjadi di rumah sakit. Hal ini menyebabkan perawatan yang berkepanjangan, peningkatan resistensi terhadap antimikroba, peningkatan morbiditas dan mortalitas, biaya perawatan tinggi dan menurunnya mutu pelayanan. Perawat paling banyak berinteraksi dengan pasien maka kepatuhan perawat dalam mencuci tangan dapat memengaruhi penyebaran infeksi nosokomial. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap dengan kepatuhan perawat mencuci tangan di Ruang Rawat Inap di Satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta. Penelitian merupakan kuantitatif korelasional dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel yaitu 49 responden yang diperoleh menggunakan purposive sampling. Instrumen berupa kuesioner dan lembar observasi. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner didapatkan Cronbach Alpha 0,909. Observasi diantara peneliti didapatkan hasil uji kappa 0,615. Analisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Persetujuan etik didapatkan dari Komite Etik Fakultas Keperawatan Universitas Pelita Harapan. Pada analisis univariat diketahui sebesar 27 (55,1%) perawat memiliki sikap baik dalam mencuci tangan dan sebesar 39 (79,6%) perawat tidak patuh mencuci tangan. Pada analisis bivariat dengan uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan sikap perawat dengan kepatuhan perawat mencuci tangan di ruang rawat inap di satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta (p value 0,716, CI 95%). Penelitian berikutnya dapat meneliti faktor-faktor lain yang memengaruhi kepatuhan perawat mencuci tangan seperti pengetahuan, motivasi, ketersediaan fasilitas cuci tangan, beban kerja, supervisi dan role model.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document