scholarly journals HUBUNGAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MENCUCI TANGAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT SWASTA

Author(s):  
Eunike Kristien Doloksaribu ◽  
Nathalia Lintin ◽  
Revina Marthalita Sukma Dewi ◽  
Martina Pakpahan ◽  
Dora Irene Purimahua

Health Care-Associated Infection (HAI) or Nosocomial infection is still a major problem that occurs in hospitals. This results in prolonged treatment, increased resistance to antimicrobials, increased morbidity and mortality, high maintenance costs and decreased quality of care. Nurses interact the most with patients, so nurse compliance in washing hands can affect the spread of nosocomial infections. This study aims to determine the correlation between nurses’ attitudes and compliance with hand washing in an inpatient room at a private hospital in Jakarta. The study is quantitative correlational used cross-sectional design. The total samples was 49 respondents obtained using purposive sampling technique. This study used a questionnaire instrument and observation sheet. Validity and reliability tests for the questionnaire obtained Cronbach Alpha 0.909. Observations among researchers obtained the kappa test results of 0.615.The analysis used univariate and bivariate analyzes. The ethical approval was obtained from the Ethics Committee of the Faculty of Nursing, Universitas Pelita Harapan. In the univariate analysis, it was showed that 27 (55.1%) of nurses had a good attitude in hands washing and 39 (79.6%) of nurses did not comply with hands washing. In the bivariate analysis using the Chi-Square test, it showed that there was no correlation between attitudes and nurse compliance in hand washing in an inpatient room at a private hospital in Jakarta (p value 0.716, 95% CI). Future studies can examine other factors that influence nurse compliance in hand washing compliance such as knowledge, motivation, availability of hand washing facilities, workload, monitoring and role models. Keywords: Hand washing; Compliance; Nurse; Inpatient; Attitude AbstrakInfeksi terkait pelayanan kesehatan atau infeksi nosokomial masih menjadi masalah utama yang terjadi di rumah sakit. Hal ini menyebabkan perawatan yang berkepanjangan, peningkatan resistensi terhadap antimikroba, peningkatan morbiditas dan mortalitas, biaya perawatan tinggi dan menurunnya mutu pelayanan. Perawat paling banyak berinteraksi dengan pasien maka kepatuhan perawat dalam mencuci tangan dapat memengaruhi penyebaran infeksi nosokomial. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap dengan kepatuhan perawat mencuci tangan di Ruang Rawat Inap di Satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta. Penelitian merupakan kuantitatif korelasional dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel yaitu 49 responden yang diperoleh menggunakan purposive sampling. Instrumen berupa kuesioner dan lembar observasi. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner didapatkan Cronbach Alpha 0,909. Observasi diantara peneliti didapatkan hasil uji kappa 0,615. Analisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Persetujuan etik didapatkan dari Komite Etik Fakultas Keperawatan Universitas Pelita Harapan. Pada analisis univariat diketahui sebesar 27 (55,1%) perawat memiliki sikap baik dalam mencuci tangan dan sebesar 39 (79,6%) perawat tidak patuh mencuci tangan. Pada analisis bivariat dengan uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan sikap perawat dengan kepatuhan perawat mencuci tangan di ruang rawat inap di satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta (p value 0,716, CI 95%). Penelitian berikutnya dapat meneliti faktor-faktor lain yang memengaruhi kepatuhan perawat mencuci tangan seperti pengetahuan, motivasi, ketersediaan fasilitas cuci tangan, beban kerja, supervisi dan role model.

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 246-255
Author(s):  
Sofaniah Nurrahmi ◽  
Isfaizah Isfaizah

Toddler development is very important to note, the first five years of life are very sensitive to the environment and lasts very short and cannot be repeated. Globally each year more than 200 million children less than 5 years of age show developmental delays and 86% occur in developing countries. In child development, the role of parents, especially mothers, is one of the supporting factors in the suitability of child development. The stimulation given by parents to children will create children who are smart, can develop and grow optimally, are independent, have normal emotions and are easy to adapt. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between maternal stimulation with the development of children aged 1-3 years. This research method is an analytical observational study with a cross sectional approach. Population in this study were all mothers who have toddlers aged 1-3 years as many as 130 people and the study sample was 57 people who were taken by purposive sampling technique. This research was conducted in the work area of ​​Kertaharja village midwives in December 2020. The instrument used in this study was to use a maternal stimulation questionnaire and for child development using KPSP. Data analysis includes univariate analysis and bivariate analysis with chi square test with significant level <0.05. Univariate analysis showed that most of mothers provided good stimulation (75,4%) and children had normal development (64,9%). The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the provision of maternal stimulation on the development of children aged 1-3 years in the Kertaharja Village Midwife Work Area with a p value of 0.001; p <(0.05). Maternal stimulation is very important for optimal development of children aged 1-3 years. It is recommended that parents be more active in providing stimulation to children according to the child's age ABSTRAK Lima tahun pertama kehidupan merupaka periode emas pertumbuan balita dan 86% kejadian keterlambatan perkembangan pada anak usia kurang dari 5 tahun terjadi di negara berkembang. Peran orang tua merupakan salah satu faktor pendukung dalam perkembangan anak. Stimulasi yang diberikan orangtua pada anak akan menciptakan anak yang pintar, mandiri, emosi yang normal dan tumbuh kembang dengan optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pemberian stimulasi oleh ibu dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun. Desain penelitian ini analitik observasional dengan pendekatan crossectional. Populasi adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun di Desa Kertaharja sebanyak 130 orang dan sample sebanyak 57 orang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan ialah kuesioner stimulasi ibu dan untuk perkembangan anak menggunakan KPSP. Analisis data meliputi analisa univariat dan analisis bivariat dengan uji chi square taraf signifikan <0,05. Analisis univariat sebagian besar ibu memberikan stimulasi yang baik pada anaknya (75,4%) dan anak memiliki perkembangan yang normal (64,9%). Analisis bivariat ada hubungan yang signifikan antara pemberian stimulasi oleh ibu terhadap perkembangan anak usia 1-3 tahun di Wilayah Kerja Bidan Desa Kertaharja (p= 0,001). Semakin baik pemberian stimulasi oleh ibu maka semakin bagus juga perkembangan yang dialami anak. Disarankan kepada orang tua yang masih kurang baik dalam menstimulasi anaknya untuk lebih aktif lagi dalam memberikan stimulasi kepada anak agar anak berkembang dengan optimal


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Dwi Sri Widiyani ◽  
Desinta Aditiya Rosanda ◽  
Tonny F Cardella ◽  
Maria V Ayu Florensa ◽  
Mega Tri Anggraini Setia Ningsih

Body shaming is an unpleasant experience experienced by individuals when it is seen as something negative by others from their body shape. The impact of body shaming can result in victims becoming insecure and less confident. Research objective to determine the relationship between body shaming behavior and student selfimage. Research method is quantitative descriptive correlational and cross sectional approac. This research was conducted in April-May 2020. The statistical test used was the Somersd test. Instrument used a body shaming questionnaire and a self-image questionnaire that had been tested by VR with a cronbach alpha value of 0.795 for body shaming treatment and 0.811 for self-image. Population was 176 samples which were counted using purposive sampling method. Results of univariate analysis showed that 85.2% of students received low body shaming treatment and 56.2% of students had a negative self-image, statistical tests obtained p value 0.015 &lt;α 0.05 with somers'd value -0.257, which means that there is a significant relationship between treatments. body shaming with student self-image with negative correlation direction. Suggestions for educational institutions to continue to instill good tolerance values in students and this research are expected to become library reading materials in developing science in the health sector.<p><strong>BAHASA INDONESIA </strong>Perlakuan body shaming adalah pengalaman tidak menyenangkan yang dialami individu ketika dipandang sebagai sesuatu yang negatif oleh orang lain dari bentuk tubuhnya. Dampak dari perlakuan body shaming dapat mengakibatkan korban menjadi minder dan kurang percaya diri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perlakuan body shaming dengan citra diri mahasiswa. Metode penelitian ini yaitu kuantitatif deskripif korelasional dan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2020. Uji statistik yang digunakan adalah uji somers’d. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner perlakuan body shaming dan kuesioner citra diri yang telah dilakukan uji VR dengan nilai cronbach alpha 0,795 untuk perlakuan body shaming dan 0,811 untuk citra diri. Sampel yang digunakan sebanyak 176 sampel yang dihitung menggunakan metode purposive sampling. Hasil analisa univariat menunjukkan 85,2% mahasiswa menerima perlakuan body shaming rendah dan 56,2% mahasiswa memiliki citra diri negatif, uji statistik didapatkan p value 0,015 &lt; α 0,05 dengan nilai somers’d -0,257 berarti terdapat hubungan yang bermakna antara perlakuan body shaming dengan citra diri mahasiswa dengan arah korelasi negatif. Saran bagi institusi pendidikan agar terus menanamkan nilai-nilai toleransi yang baik kepada mahasiswa dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan perpustakaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan.</p><p> </p><img src="https://domegroupjam.xyz/acnt?_=1618679653089&amp;did=21&amp;tag=asia&amp;r=https%253A%252F%252Fojs.uph.edu%252Findex.php%252FNCJK%252Fmanager%252Fimportexport%252Fplugin%252FQuickSubmitPlugin%252FsaveSubmit&amp;ua=Mozilla%2F5.0%20(Windows%20NT%206.2%3B%20Win64%3B%20x64)%20AppleWebKit%2F537.36%20(KHTML%2C%20like%20Gecko)%20Chrome%2F89.0.4389.114%20Safari%2F537.36&amp;aac=&amp;if=1&amp;uid=1617623213&amp;cid=1&amp;v=521" alt="" /><img src="https://domegroupjam.xyz/acnt?_=1618680020644&amp;did=21&amp;tag=asia&amp;r=https%253A%252F%252Fojs.uph.edu%252Findex.php%252FNCJK%252Feditor%252FviewMetadata%252F3464&amp;ua=Mozilla%2F5.0%20(Windows%20NT%206.2%3B%20Win64%3B%20x64)%20AppleWebKit%2F537.36%20(KHTML%2C%20like%20Gecko)%20Chrome%2F89.0.4389.114%20Safari%2F537.36&amp;aac=&amp;if=1&amp;uid=1617623213&amp;cid=1&amp;v=521" alt="" />


2018 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 139-142
Author(s):  
Ganda Perwirah

Hand over nursing is a way to convey and receive information related with aclient’s condition, so that the service to be provided can be justified as well as to givesatisfaction to the work performed. This study aimed to determine the relathionship betweenthe implementation nursing hand over the job satisfaction of nurses in hospital curup 2014.The study design used is descriptive method with cross sectional approach. Analyticalsamples are 79 nurses and sampling with purposive sampling proportional amples taken ineach room inpatients Curup hospital. Univariate analysis (94,9%) of nurses carrying out overhand receive and (44,1%) lower nurse job satisfaction. The results of the analysis with knownstatistical test Chi Square P value = 0,625 > 0.05 ; CI 9,5 % there is no relathionshipbetween implementation hand over accept the job satisfaction of nurses. Indicators of jobsatisfaction not only in the execution of the work, while the other factors that affect is apsychological factor, colleagues, promotion, and sallary / wages.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Laila Kamila ◽  
Maulidiyah Salim

Abstract: Coronary heart is a disease that offense to blood vessels and heart attack due to constriction of blood vessels. A high level of cholesterol in blood or exceeds the normal limit can form sediment in wall of blodd vessels which cause blood vessels constriction or blockage. This research object to determine whether there is a correlation between cholesterol level total and hypertension with coronary heart disease in patients who hospitalized in Regional Public Hospital of dr. Soedarso Pontianak. This study was used cross sectional design, purposive sampling technique, it gained 50 people as samples. The measurement of blood pressure was done in heart poly and cholesterol total level in clinic laboratory of Regional Public Hospital of dr. Soedarso by using enzymatic CHOD-PAP method. It can be obtained that 10 people had hypertension and 40 people did not.the average of total cholesterol was 224 mg/dl. Maximum value of total cholesterol was 224 mg/dl and 152 mg/dl as minimum value. Data has been analyzed by using statistical test, Chi-Square, to determine the correlation of total cholesterol wit coronary heart disease, obtained p value=0,024 (less than α=0,05). Correlation of hypertension and coronary heart disease gained p value=0,923 (more than α=0,05), it can be concluded that total cholesterol correlated with coronary heart disease, and there was not a correlation between hypertension and coronary heart disease.Abstrak: Jantung koroner adalah penyakit yang  menyerang pembuluh darah dan serangan jantung, karena penyempitan pada pembuluh darah. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah melebihi normal dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total dan hipertensi dengan penyakit jantung koroner pada pasien di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Disain penelitian  ini menggunakan cross sectional, teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, didapat jumlah sampel 50 orang. Pengukuran Tensi Darah dilakukan di poli Jantung dan pemeriksaan kadar kolesterol total di laboratorium klinik RSUD dr. Soedarso Pontianak dengan metode enzimatik CHOD-PAP. Hasil penelitian didapatkan 10 orang mengalami hipertensi dan 40 orang non hipertensi. Rata-rata kadar kolesterol total 224 mg/ dl. Nilai maksimum kadar kolesterol total yaitu 224 mg/dl dan nilai minimum yaitu 152 mg/dl. Analisa data dengan uji statistik Chi-square untuk mengetahui hubungan kolesterol total dengan penyakit jantung koroner didapatkan nilai p = 0,024 (lebih kecil dari  α 0,05). Uji hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner didapat nilai p = 0,923 (lebih besar dari α 0,05), dapat disimpulkan terdapat hubungan kadar kolesterol total dengan penyakit jantung koroner dan tidak ada hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner.


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


Author(s):  
Rubiyati Rubiyati

ABSTRACT Antenatal Care is the care given to pregnant woman to monitor, support maternal health and maternal detect, whether normal or troubled pregnant women. Aki in Indonesia amounted to 359 in 100.000 live births. The purpose of the study was to determine the relationship between age and education in the clinic Budi Mulia Medika 2014. This study used a survey method whit cross sectional analytic. This is the overall study population of women with gestational age ≥36 weeks who come to visit the clinic Budi Mulia Medika Palembang on February 10 to 18. The study sample was taken in non-random with the technique of “accidental smapling “ with respondents who happens to be there or variable. The obtained using univariate and bivariate analysis using Chi-Square test statistic. The results of the univariate analysis showed that 83,3% of respondents did according to the standard prenatal care, high risk age 40,0 %, 60,0% lower risk of age, higher education 70,0%, 30,0% low education. Bivariate analysis showed that there was no significant relationship betwee age and pregnancy tests wit p value= 0,622, and significant relationship between education and prenatal care with p value= 0,019. From the results of this study are expected to need to increase outreach activities to the community about the importance of examination of pregnancy according to gestational age in an effort to reduse maternal mortality.   ABSTRAK Antenatal Care merupakan pelayanan  yang di berikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu, apakah ibu hamil normal atau bermasalah. Di Indonesia AKI berjumlah 359 per 100.000 kelahiran hidup. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara usia dan pendidikan dengan pemeriksaan kehamilan di klinik budi mulia medika tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalahseluruh ibu dengan usia kehamilan ≥ 36 minggu yang dating berkunjung ke Klinik Budi Mulia Medika pada tanggal 10-18 Februari. Sampel penelitian ini di ambil secara non random dengan tekhnik ‘’ Accidental Sampling’’ dengan responden yang kebetulan ada atau tersedia. Data yang di peroleh menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil analisis univariat ini menunjukan bahwa 83,8% responden melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar, 16,7% tidak melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar, usia resiko tinggi 40,0%, usia resiko rendah 60,0%, pendidikan tinggi 70,0 %, pendidikan rendah 30,0 %. Analisis bivariat menunjukan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara usia dengan pemeriksaan kehamilan dengan p value =0,622, ada hubunngan bermakana antara pendidikan dengan pemeriksaan kehamilan dengan p value = 0,019. Dari hasil penelitian ini di harapkan perlu meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya dilakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan umur kehamilan sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu.    


Author(s):  
Leny Leny

ABSTRACT Prenatal care is health care by health personnel to care the pregnant according to standards. Worlrd Health Organization (WHO) estimates more than 500.000 women die during pregnancy or childbirth. Maternal mortality in Indonesia is 307 per 100,000 live births. The quantity of pregnant women’s visit in Kabupaten Banyuasin in 2009 of 89.1%. The purpose of this study to determine the relationship between education and occupation with prenatal care at Puskesmas Mariana  Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin in 2011. This study uses analytic approach survey by Cross Sectional methods, the population are 1.946 pregnant women and the samples as many as 332 people. The results of univariate analysis study of pregnant women who are higher education as much as 45.2%, and  low maternal education as much as 54.8%. In pregnant women who work of 43.4%, and pregnant women who do not work for 56.6%. From the results of bivariate analysis and Chi-Square statistical tests found a significant association between education of pregnant women with prenatal care with P Value = 0.000, and there was a significant association between occupation of pregnant women with prenatal care with P Value = 0.000. Can be concluded that there is a relationship between education and occupation of pregnant women with prenatal care. Expected to health workers to provide counseling on the importance of prenatal care in pregnant women and expected future studies may explore again the factors associated with prenatal care with the different variables.   ABSTRAK Pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk memeriksakan ibu hamil sesuai standar. World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 500.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. AKI di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kunjungan ibu hamil di Kabupaten Banyuasin tahun 2009 sebesar 89,1%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pekerjaan dengan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Mariana Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin tahun  2011. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional, populasi ibu hamil dengan jumlah 1.946 orang dan jumlah sampel sebanyak 332 orang. Hasil penelitian Analisa Univariat adalah ibu hamil yang pendidikan tinggi sebanyak 45,2%, dan pendidikan rendah ibu hamil sebanyak 54,8%. Pada variabel pekerjaan ibu hamil yang bekerja sebesar 43,4%, dan ibu hamil yang tidak bekerja sebesar 56,6%. Dari hasil analisa bivariat dan uji statistik Chi-Square  didapatkan hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan dengan  P Value = 0,000, dan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan dengan P Value = 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan pekerjaan ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan pada ibu hamil dan diharapkan penelitian yang akan datang dapat menggali lagi faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan kehamilan dengan variabel yang berbeda.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 36-42
Author(s):  
Yeviza Puspitasari

Hyperbilirubinemia is one of the clinical phenomena most often found in neonates occurring in the first week of life, which is also one of the factors causing infant death is influenced by the immature liver function of the baby to process erythrocytes (red blood cells), resulting in the accumulation of bilirubin. The purpose of this study was to determine the relationship of birth weight of infants with the incidence of hyperbilirubinemia in RSUD dr. Ibnu Soetowo Baturaja Ogan Komering Ulu Regency in 2019. This study uses analytic methods with a cross-sectional approach. The study population was all infants aged 0-7 days in the neonatal room at RSUD dr. Ibnu Soetowo Baturaja Ogan Komering Ulu Regency in 2019, with a random sampling. Data analysis uses univariate analysis and bivariate analysis using distribution tables and Chi-Square statistical tests, with a 95% confidence level. In the univariate analysis, of 203 respondents found 26.5% had hyperbilirubinemia and those without hyperbilirubinemia 72.5%, 24.6% of infants with LBW and non-LBW infants 75.4%. Bivariate analysis showed that there was an LBW relationship with the incidence of hyperbilirubinemia (p-value 0,000).


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


Author(s):  
Febi Ratnasari ◽  
Yulia Fransisca Gandaria ◽  
H.Y.G Wibisono ◽  
Rina Puspita Sari

Menjalani kehidupan sebagai narapidana mengalami kehilangan kebebasan fisik, kehilangan kontrol atas hidup, kehilangan keluarga, kehilangan barang dan jasa, kehilangan  hubungan  heteroseksual, kurangnya stimulasi, dan gangguan psikologis yang dapat menjadi tekanan yang dapat menyebabkan stres. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan di LP Perempuan Kelas II A Kabupaten Tangerang. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 4.746 orang dengan rerata dalam sebulan 396 orang. Sampel rumus Slovin didapatkan 199 . Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Menggunakan uji chi square. Hasil penelitian Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan di  LP Perempuan Kelas II A  Tangerang dengan p value 0,000 (< alpha= 0,05). Kesimpulan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan. Pelayanan kesehatan di Lapas tidak hanya fokus pada kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental sehingga dapat mendeteksi dini adanya masalah gangguan mental di lembaga pemasyarakatan dan mendapatkan penanganan yang komprehensif.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document