Hizbut Tahrir (The Party of Liberation) is an international pan-Islamic politica<br />l organization. Its goal is to unify all Muslim countries as an Islamic state<br />(caliphate) ruled by shariah. They argued that caliphate and Islamic law should<br />not be separated. Without a caliphate, the sharia application will never be<br />totally accomplished. Factually, these grand themes constitute the global discourse<br />applied by Hizbut Tahrir movements around the world. It becomes<br />the main idea that links their global ideological ground and commonality.<br />Hizbut Tahrir (HT) entered into Indonesia in 1982, through M. Mustofa and<br />Abdurrahman al-Baghdadi. As in another countries, HT got repression from<br />the government. Using a momentum of the reformation era, Hizbut Tahrir<br />Indonesia (HTI) begin to socialize its ideas openly. Even in 2000, they have<br />registered its organization at the Ministry of Domestic Affairs.<br />This study aims to scrutinize the ideas of HTI thinking about political economy,<br />which is devoted to the theory about the relationship between religion, state<br />and economy, as well as the construction of public finances. This study is<br />intended as a historical study of Islamic economic thought. The discourse of<br />the study focuses on three questions. First, how does HTI grow in Indonesia,<br />and why does they flourish? Second, what are the relationship between the religion, the state and the economy according to them? Finally, how is the<br />structure of HTI’s public finances?<br />This qualitative study was an exploratory-analysis. It was intended to analyze<br />key concepts in a plantation of thought that has been documented, both<br />from primary and secondary sources. It is a library research. The sources of<br />the research are in the form of HTI’s works which have been well documented<br />in a large numbers, including in the Pdf formats. The study found that HTI<br />tended to see every current economic problem by reflecting it into the cultural<br />heritage of the past. Related to this, the slogan that they have always<br />been shouted was “Sharia is the only solution.” From this philosophy it can<br />be estimated that HTI’s thoughts of Islamic public finance, will face the problem<br />of contextualization.<br />Hizbut Tahrir (Partai Kemerdekaan) adalah sebuah gerakan politik Islam<br />internasional. Tujuannya adalah untuk menjadikan negara-negara Muslim dalam<br />satu kepemimpinan negara Khilafah yang diatur dengan syariah. Mereka<br />berpendapat bahwa kekhalifahan dan hukum Islam tidak dapat dipisahkan.<br />Tanpa Negara khilafah, syariah tidak dapat diterapkan dengan sempurna.<br />Gagasan utama inilah yang diusung oleh Hizbut Tahrir di seluruh dunia. Gagasan<br />pokok itulah yang mempertemukan idiologi dan pergerakan mereka. Hizbut<br />Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1982 melalui M. Mustofa dan<br />Abdurrahman al-Bagdadi. Sebagaimana di negara-negara lain, HT mendapat<br />tekanan dari pemerintah. Dengan memanfaatkan momentum era reformasi,<br />HTI mulai mensosialisasikan ide-idenya secara terbuka. Bahkan pada tahun<br />2000 mereka telah mendaftarkan dirinya sebagai organisasi resmi di Depdagri<br />Ditjen Kesatuan Bangsa.<br />Studi ini bertujuan untuk mengungkap gagasan pemikiran HTI tentang<br />ekonomi politik, khususnya mengenai teori hubungan antara agama, negara<br />dan perekonomian, serta mengenai konstruksi keuangan publik. Kajian ini<br />dimaksudkan sebagai studi historis tentang pemikiran ekonomi Islam. Pokok<br />masalah dalam penelitian ini adalah: Pertama, bagaimana HTI tumbuh dan<br />berkembang di Indonesia. Kedua, bagaimanakah hubungan antara agama,<br />Negara dan perekonomian menurut mereka. Ketiga, bagaimanakah struktur<br />keuangan public menurut HTI?<br />Kajian kualitatif ini bersifat eksploratif-analisis, yakni dimaksudkan untuk mengurai dan menganalisa secara mendalam mengenai konsep-konsep kunci<br />dalam pemikiran HTI yang telah terdokumentasikan, baik dari sumber primer<br />maupun sekunder. Berdasar sifatnya, penelitian ini termasuk library research, di<br />mana bahan dan sumber data penelitian ini berupa karya-karya dari tokohtokoh<br />HTI yang telah terdokumentasikan dengan baik dalam jumlah besar,<br />termasuk dalam format Pdf. Penelitian ini menemukan bahwa HTI cenderung<br />melihat segala persoalan ekonomi saat ini dengan merefleksikannya pada warisan<br />budaya masa lalu. Terkait dengan hal ini, slogan yang selalu mereka teriakkan<br />adalah “Syariah adalah satu-satunya solusi.” Dari cara berfikir ini dapat diperkirakan<br />bila pemikiran-pemikiran keuangan publik HTI akan menghadapi problem<br />kontektualitas.
Tinjauan Hukum Islam terhadap Relasi Agama dan Negara dalam Perspektif al-Ghazali
