(budaya politik untuk pembangunan politik Indonesia)Ilmuan politik terkemuka, Almond dan Verba, menjelaskan kebudayaan politik mengacu pada sikap orientasi politik terhadap sistem politik dan bagian-bagian lain, serta sikap terhadap peranan kita sendiri dalam sistem tersebut1 . ilmuan lainnya juga menegaskan bahwa budaya politik adalah serngkaian sikap, kepercayaan, dan keyakinan anggota masyarakat yang mempunyai pengaruh dalam pengaturan sistem dan proses politik, serta suatu perasaan, sikap, dan pandangan yang emndasari pemahaman masyarakat terhadap perilaku-perilaku politik dalam sistem politik2.Dari pengertian tersebut, sudah sangat jelas bahwa budaya politik mengandung dua aspek: 1) pola orientasi politik warga negara berupa sikap, kepercayaan, serta keyakinan politik, dan 2) pengaruhnya terhadap pengaturan sistem dan proses politik. Karena itu, budaya politik sangat berhubungan dengan dengan stabilitas politik. Bilamana orientasi politik individua tau masyarakat tidak sesuai dengan sistem politik, maka akan muncul instabilitas plitik, begitupun sebaliknya. Dengan mengacu pada pola orientasi politik yang di milikinya, maka setiap warga negara dapat mengidentifikasikan dirinya dengan symbol-simbol dan Lembaga-lembaga politik yang ada. Sehimgga jika suatu struktur diterima oleh masyarakat berarti budaya politik telah berfungsi dengan baik. Namun, menciptakan keserasian antara dua komponen tersebut adalah yang menjadi masalah utama bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia.Selain orientasi terhadap sistem politik, terdapat pula aspek lain dari budaya politik yang dikemukakan oleh Almond dan Powell, yaitu rasa percaya (trust) dan permusuhan (hostility). Dalam kehidupan sehari-hari rasa percaya dan permusuhan inilah yang kemudian menetukan adanya kerja sama atau konflik, dan sekaligus menjadi ciri budaya politik masyarakat.1Gabriel A. Almond dan Sidney Verbs, The Civic Culture Political Attitude and Democracy in Five Nations. (rainbow-bridge, 1962) hlm. 142Lihat, Lucian W Pye dalam Harjanto Nicolas Teguh Abadi, memajukan demokrasi mencegah disintegrasi: sebuah wacan pembangunan politik, (Yogyakarta: Tiara wacana, 1998) hlm.102