Kedatangan dari orang Cina ke Indonesia termasuk ke Banjarmasin hingga sekarang membaur sekaligus juga mempertahankan kebudayaan mereka sampai sekarang dengan akukturasi kebudayaan antara orang Tionghoa dengan Banjar sendiri hingga sekarang. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi. Data dianalisis menggunakan model Miles dan Hubermen dengan cara reduksi data, display data dan kesimpulan/verifikasi. Proses akulturasi kebudayaan orang Tionghoa di Banjarmasin dan menetap di wilayah yang sekarang bernama Pacinan sudah sejak lama dan budaya-budaya Tionghoa Pacinan Banjarmasin bertahan hingga sekarang yang didapatkan oleh peneliti antara lain Religi seperti perayaan Imlek, Cheng Beng, Tiong Kuan, Tarian Barongsai, sistem mata pencaharian hidup, bahasa dan lainnya.The arrival of the Chinese to Indonesia, including to Banjarmasin until now, has blended and at the same time preserved their culture until now with the cultural structure between the Chinese people and the Banjar itself until now. This research uses a research method using a qualitative approach to data collection through observation, interviews, and documentation studies. Data were analyzed using Miles and Hubermen models by data reduction, data display, and conclusion/verification. The process of acculturation of Chinese culture in Banjarmasin and settled in the area now called Pacinan has been a long time and Chinese culture of Banjarmasin Pacinan survives until now obtained by researchers including religions such as Chinese New Year Celebration or Imlek, Cheng Beng, Tiong Kuan, Barongsai dance, economic system livelihood, language and more.