AL-ADABIYAH: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

16
(FIVE YEARS 16)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By IAIN Jember

2723-0708, 2723-1100

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 17-29
Author(s):  
Ahmad Dhiyaa Ul Haqq

Sejak awal kelahirannya, NU telah menyatakan diri sebagai organisasi sosial keagamaan yang memiliki visi untuk mengambil peran-peran strategis dalam rangka membela problem-problem sosial keumatan. NU adalah organisasi yang menjadikan agama, masyarakat dan negara sebagai titik pijak perjuangannya. Hal ini mendorong NU untuk memainkan berperan dalam mengawal keragaman dan keberagaman yang toleran serta menjaga persatuan diantara sesama saudara sebangsa dan negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran NU dalam mencegah radikalisme agama. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan, di mana peneliti menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek peneliti. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa NU berperan dalam mencegah radikalisme agama dalam berbangsa dan bernegara, mengenai radikalisme bahwa paham radikal dilabelkan bagi mereka yang mengedepankan kebenaran kelompoknya sendiri. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam merumuskan langka-langka strategis bagi semua pihak supaya selalu konsisten dalam menjaga pemahaman yang moderat, tasamuh, tawasuth dan tawazun. Kata Kunci: Nahdlatul Ulama, Radikalisme Agama, Bangsa dan Negara Abstract Since its inception, NU has declared itself to be a socio-religious organization with a vision to take strategic roles in defense of social social problems. NU is an organization that makes religion, society and the state the foothold of its struggle. This encourages NU to play a role in guarding diversity and tolerant diversity and maintaining unity among fellow countrymen and countries. This study aims to determine the role of NU in preventing religious radicalism, this study uses a library method, in which researchers gather information relevant to the topic or problem that is the object of the researcher. The results of this study can be seen that NU plays a role in preventing religious radicalism in the nation and state, regarding radicalism that radicalism is labeled for those who prioritize the truth of their own groups. From this research it is expected to be a reference in formulating strategic rarities for all parties so that they are always consistent in maintaining a moderate understanding, tasamuh, tawasuth, and tawazun.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 69-87
Author(s):  
Lutfia Septiyani ◽  
Bambang Irawan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana cara penanaman nilai karakter religius dan disiplin di sekolah melalui program tausiyah akhlak maka seharusnya menghasilkan pembentukan karakter religius siswa yaitu menanamkan keimanan siswa, menambah wawasan keagamaan siswa, dan melaksanakan segala sesuatunya dengan penuh tanggung jawab dan tepat waktu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian ini berada di SMP Al-Furqan Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara menanamkan nilai karakter religius dan disiplin salah satunya melalui program tausiyah akhlak, program ini merupakan  pembinaan siswa yang dipimpin oleh pemateri dari luar dan guru, dilaksanakan setiap hari Jumat setelah sholat dhuha dan materi yang disampaikan seputar akhlak. Program tersebut diimbangi dengan pembiasaan yang dilaksanakan di sekolah, karena sebagai praktek siswa. Contohnya, sebelum masuk sekolah shalat dhuha berjamaah, kegiatan kultum dan sebagainya. Oleh karena itu, tujuan membentuk karakter religius dan disiplin adalah membentuk siswa yang beriman dan melaksanakan segala sesuatunya dengan penuh tanggung jawab dan disiplin, salah satunya dengan cara mengikuti pembinaan program tausiyah akhlak. Kata Kunci: karakter religius, karakter disiplin, program tausiyah akhlak Abstract This study aims to describe how to instill the values ​​of religious character and discipline in schools through the tausiyah akhlak program, so it should result in the formation of students 'religious character, namely instilling student faith, increasing students' religious insight, and carrying out everything responsibly and on time. This research uses a descriptive qualitative approach. The location of this research is at SMP Al-Furqan Jember. The results of this study indicate that the way to instill the values ​​of religious character and discipline is one of them through the tausiyah akhlak program, this program is a student coaching led by external speakers and teachers, carried out every Friday after the dhuha prayer and the material conveyed is about morals. The program is balanced with habituation carried out in schools, because it is a student practice. For example, before entering the dhuha prayer school in congregation, cult activities and so on. Therefore, the aim of forming religious and disciplined characters is to form students who believe and carry out everything with full responsibility and discipline, one of which is by following the tausiyah akhlak development program.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 32-50
Author(s):  
Dewi Hariyani ◽  
Ainur Rafik

Membentuk kepribadian anak memiliki moral yang baik sangat penting. Apalagi di zaman sekarang semuanya serba canggih dan dengan mudahnya mempengaruhi anak-anak meninggalkan kewajiban untuk belajar dan kegiatan selayaknya seorang muslim. Menanggulangi permasalahan tersebut MA Darul Hikam Kertonegoro Jenggawah Jember menerapkan pembiasaan kegiatan keagamaan dalam membentuk karakter religius. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pembiasaan kegiatan keagamaan dalam membentuk karakter religius. Penelian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis field research. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles, Huberman dan Saldana. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian ini adalah 1) pembiasaan sholat dhuha dalam membentuk karakter religius yaitu membiasakan siswa tepat waktu, berjama’ah, dan khusyuk dalam beribadah; 2) pembiasaan kegiatan pembacaan asmaul husna dalam membentuk karakter religius membiasakan siswa untuk berdzikir serta membiasakan siswa untuk disiplin dan tanggung jawab dalam menghafal nama-nama Allah; 3) pembiasaan kegiatan khotmil Qur’an dalam membentuk karakter religius yaitu saling bekerjasama dalam mengkhatamkan Al-Qur’an serta membiasakan siswa untuk selalu membaca Al-Qur’an; 4) pembiasaan kegiatan pembelajaran terjemah Al-Qur’an dalam membentuk karakter religius yaitu membiasakan siswa untuk lebih cermat, seksama serta sungguh-sungguh dalam menerjemah Al-Qur’an sehingga mampu memahami kitab Allah dan mampu memperbaiki tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: pembiasaan kegiatan keagamaan, karakter religius Forming a child's personality to have good morals is very important. Moreover, in this day and age everything is very sophisticated and it easily influences children to leave the obligation to study and do activities like a Muslim. Overcoming these problems MA darul hikam Kertonegoro Jenggawah Jember implements the habituation of religious activities in shaping religious character. This study uses a qualitative approach with the type of research file. data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Data analysis using interactive models of miles, huberman, and saldana. The validity of the data used source and technique triangulation. The results of this study are 1) the habituation of Duha prayer in forming religious characters, namely accustoming students to being on time, in congregation and being devoted to worship, 2) habituation of reading Asmaul Husna in forming religious characters accustom students to dzikir and accustom students to discipline and responsibility in memorizing the names of Allah, 3) habituation of Qur'anic khotmil activities in shaping religious character, namely working together in understanding the Koran and accustoming students to always reading the Qur’an, 4) habituation of learning activities to translate the Qur’an in forming religious characters, namely accustom students to be more careful and earnest in translating the Qur'an so that they are able to understand the book of Allah and be able to improve their behavior in everyday life. Keywords: habituation of religious activities, religious character


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 51-68
Author(s):  
Mohammad Nur Hassan ◽  
Imron Fauzi

Generasi muda zaman sekarang, di era milenial terjadi hilangnya nilai-nilai agama dan kesadaran dalam ‘ubudiyah, hal itu terjadi karena pendidikan agama yang kurang, pengaruh lingkungan yang kurang baik, dan juga zaman yang semakin maju namun malah memberi pengaruh ke arah yang negatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembinaan ‘ubudiyah melalui kegiatan shalat berjamaah, tafhim Al-Qur’an dan kultum. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumenter. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan terdiri dari kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diuji dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian ini adalah Pembinaan ‘ubudiyah melalui kegiatan shalat berjamaah pada tiga waktu yaitu shalat Dhuha, Dhuhur dan Ashar, kegiatan tafhim Al-Qur’an dan kegiatan kultum. Kemudian dari ketiga kegiatan tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yakni kesadaran diri, pengetahuan, mental dan kerjasama antara semua pihak sekolah, sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya sadar diri, pengetahuan, mental dan beberapa perilaku peserta didik. Implikasi positif dari kegiatan ini adalah peserta didik menjadi terbiasa untuk beribadah terutama shalat berjamaah, mengkaji Al-Qur’an dan bertambahnya pengetahuan serta pengertian peserta didik. Sedangkan implikasi negatifnya adalah peserta didik mudah beralasan kelelahan. Kata kunci: kultum, pembinaan ‘ubudiyah, shalat berjamaah, tafhim Al-Qur’an, Today's young generation, in the millennial's era, there is a loss of religious values ​​and awareness in ‘ubudiyah, that happens because of inadequate religious education, unfavorable environmental influences, as well as an increasingly advanced era but instead has a negative influence. The purpose of this research is to know the development of ‘ubudiyah through congregational prayer, Tafhim Al Quran and cultum. This research uses a qualitative approach with descriptive research type, data collection methods using observation, interviews, and documentaries. while the data analysis techniques used consisted of data's condensation, data's presentation, and conclusions. The validity of the data was tested using source triangulation and method triangulation. The result of this research is the development of ‘ubudiyah through congregational prayer activities in three times, Duha prayer, Dhuhur, and Asr, Tafhim Al Quran, and cultum. then of the three activities are influenced by supporting factors, namely self-awareness, knowledge, mental and cooperation between all school parties, while the inhibiting factor is the lack of self-awareness, knowledge, mental and some student behavior. The positive implication of this activity is that students become accustomed to worship, especially congregational prayer, study the Al Quran, and increase the knowledge and understanding of students. Meanwhile, the negative implication is that students easily reason that they are tired. Keywords: cultum, coaching of ‘ubudiyah, congregational prayer, tafhim Al-Qur’an,


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-17
Author(s):  
Zahira Irhamni Arrovia ◽  
Yuliati

Ikhwan Al-Safa merupakan organisasi yang menekuni bidang kajian filsafat pendidikan, khususnya dalam pendidikan Islam. Adapun salah satu hasil pemikirannya terhadap tujuan pendidikan adalah moral dan dilandaskan pada aliran filsafat religius-rasional. Pendidikan Islam tidak hanya berkembang di wilayah yang berbasis agama Islam, melainkan juga terdapat di beberapa negara seperti Indonesia. Pendidikan Islam di Indonesia mulai mengalami pembaruan pada masa pergerakan atau abad ke-20 Masehi. Banyak organisasi Islam yang memberikan perhatiannya terhadap kondisi pendidikan Islam di Indonesia, seperti Adabiyah school, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan sebagainya. Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulisan dalam artikel ini hendak mengkaji perbandingan dari tujuan pendidikan berdasarkan pemikiran Ikhwan Al Safa dengan tujuan pendidikan di Indonesia pada masa pergerakan nasional. Metode penelitian menggunakan jenis kualitatif deskriptif, sumber data berupa sumber tertulis relevan, dan teknik analisis data yang digunakan content analysis. Berdasarkan hasil yang diperoleh antara tujuan pendidikan Islam Ikhwan Al Safa dengan pendidikan Islam di Indonesia masa pergerakan memiliki persamaan yaitu mencetak generasi yang berlandaskan pada ajaran Islam dan berintelektual. Namun, antara keduanya tentunya memiliki perbedaan dimana organisasi Islam di Indonesia dalam merumuskan tujuan pendidikannya tergantung dari aliran filsafat yang mereka tekuni.   Kata Kunci: Ikhwan Al-Safa, Pendidikan Islam, Pergerakan Nasional Abstract Ikhwan Al-Safa is an organization that is engaged in the study of educational philosophy, especially in Islamic education. One of the results of his thoughts on the purpose of education is moral and it is based on a religious-rational philosophy. Islamic education is not only developing in areas based on Islam, but also in several countries such as Indonesia. Islamic education in Indonesia began to experience renewal during the movement or the 20th century AD. Many Islamic organizations pay attention to the condition of Islamic education in Indonesia, such as the Adabiyah school, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, and so on. Based on this explanation, the writing in this article intends to examine the comparison of educational goals based on the thoughts of Ikhwan Al Safa with the goals of education in Indonesia during the national movement. The research method uses descriptive qualitative type, the data source is the form of relevant written sources, and the data analysis technique used is content analysis. Based on the results obtained, the objectives of Ikhwan Al Safa's Islamic education and Islamic education in Indonesia during the movement have the same thing, namely creating a generation that is based on Islamic teachings and intellectuals. However, there are differences between the two of course, where Islamic organizations in Indonesia in formulating their educational goals depend on the philosophical stream which they are engaged in.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 18-31
Author(s):  
Novi Afri Riati ◽  
Imron Fauzi

Radikalisme adalah suatu aliran yang mempunyai keinginan perubahan pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan. seperti anarkisme, dalam kondisi ini masih dalam tahap pemikiran, inilah yang dikhawatirkan jika radikalisme menyebar di kampus Untuk mengantisipasi PKPT IPNU IPPNU organisasi di kampus IAIN Jember berupaya membentengi faham radikalisme. Untuk menanamkan nilai-nilai ke-Aswaja-an agar pemikiran mahasiswa tidak mudah terpengaruh oleh kaum radikalis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumenter, sedangkan analisis data yang digunakan adalah kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data yang digunakan adalah adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Penelitian ini memperoleh kesimpulan 1) indentifikasi radikalisme antara lain orang yang menganggap dirinya paling baik dan benar sendiri, menegakkan khilafah Islamiyah, berfikir tekstual, tidak menghargai perbedaan, tidak memandang keberagamaan, menolak moderasi agama, anti NKRI dan Pancasila.  2) Bentuk kegiatan PKPT IPNU IPPNU IAIN Jember dalam pecegahan radikalisme MAKESTA, (masa kesetiaan anggota) LAKMUD (latihan kader muda) Sholawatan, peringatan hari besar seperti Isra’Mi’roj, ziarah ke makam para wali. setiap malam jum’at Tahlilan, tiba’an, kajian mengenai kitab Arbain Nawawi, Ke-NUan, membahas isu-isu yang telah viral. 3) Faktor pendukung Internal kerja sama saling komunikasi pembina mengarahkan pengurus. Faktor penghambat internal, kurang saling komunikasi pengurus, anggota, pembiayaan sangat minim. Faktor pendukung Eksternal, bascampe, gedung, kelas, serambi Masjid. media sebagai sarana dakwah Faktor penghambatnya Eksternal tidak dapat pinjaman gedung. Kata kunci : Radikalisme, IPNU IPPNU, Aswaja.   ABSTRACT Radicalism is a flow that has a desire to change social and political renewal in a violent way. Like anarchism, in this condition is still in the stage of thought, that way it feared if radicalism spreads on campus to anticipate PKPT IPNU IPPNU organization on campus IAIN Jember seeks to fortify the understand radicalism. To embed the values of the Aswaja so that students ' thinking is not easily affected by the radicalists. The study uses a qualitative approach, the type of research used is case study research, the data collection techniques in this study using interviews, observations and documentaries, while the data analysis used is data condensation, data presentation, and withdrawal conclusions. The validity of the data used is the source triangulation and the triangulation technique. The study obtained the conclusion 1) the identification of radicalism indicators among others who consider themselves best and true themselves, uphold Islamiyah Caliphate, think textual, do not appreciate the distinction, not to view its efficacy, reject religious moderation, anti NKRI and Pancasila.  2) The activity of PKPT IPNU IPPNU IAIN Jember in MAKESTA Pecegahan radicalism, (Member loyalty period) LAKMUD (training of young cadres) shovisit, a memorial Day such as Isra'mi ' Roj, a pilgrimage to the tomb of the Guardians. Every Friday night Tahlilan, Tiba'an, study of the book Arbain Nawawi, Ke-NUan, discusses issues that have been viral. 3) Internal supporting factor of mutual communication of the coach directs the caretaker. Internal inhibiting factor, less communication between admins, members, financing is minimal. External supporting factors, Bascampe, building, class, porch of the mosque. Media as a means of propagation factor external is unable to loan the building.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 90-118
Author(s):  
Shofiyah Zahro' ◽  
Diambang Fajar Ahwa

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembinaan keagamaan bagi tukang becak melalui majelis taklim abang becak (Matabaca) Nurul Hayat Jember. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu  menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Penelitian ini memperoleh kesimpulan : (1) Pembinaan keagamaan dalam kehidupan tukang becak melalui Matabaca Nurul Hayat Jember diantaranya meliputi pembinaan akidah, pembinaan ibadah, dan pembinaan akhlak. (2) Metode yang digunakan dalam pembinaan keagamaan bagi tukang becak di Matabaca Nurul Hayat Jember adalah metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. (3) Tujuan pembinaan keagamaan bagi tukang becak melalui Matabaca Nurul Hayat Jember adalah untuk memberdayakan ekonomi jamaahnya, untuk mengembangkan pengetahuan agama dan merubah sikap, tingkah laku serta kehidupan beragama para jamaahnya menjadi lebih baik, untuk menumbuh kembangkan sikap positif dan disiplin terhadap agama, serta untuk memberikan ruang kepada jamaah agar diakui keberadaanya oleh masyarakat melalui majelis taklim yang mampu memberikan kegiatan positif di dalamnya. Kata kunci: pembinaan keagamaan, majelis taklim This study aims to describe the religious guidance of pedicab drivers through the Majelis Taklim Abang Becak (Matabaca) Nurul Hayat Jember. This research uses a qualitative approach with the type of field research. The data collection technique used was observation, interview and documentation. The validity of the data used were source triangulation and technical triangulation. This research draws the following conclusions: (1) Religious guidence in the life of a pedicab drivers through Matabaca Nurul Hayat Jember includes fostering faith, fostering worship, and building moral. (2) The method used in religious guidance for pedicab drivers in Matabaca Nurul Hayat Jember is a lecture methods, questions and answers and demonstrations. (3) The aim of religious guidance for pedicab drivers through Matabaca Nurul Hayat Jember is to empower the congregation's economy, to develop religious knowledge and to changing attitudes, behavior and religious life of the congregations is to be better, to develop positive attitudes and discipline of religion, and to provide space for the congregation to acknowledge their existence by the community through majelis taklim which are able to provide positive activities in it.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 164-180
Author(s):  
Zahra Billahi Rizqi Ramadhani ◽  
Depict Pristine Adi ◽  
Zamhaqiyullah

Tujuan penelitian ini yaitu beurtujuan ntuk mendeskripsikan upaya membangun kesadaran inklusif-multikultiral untuk deradikalisai agama. Terdapat beberapa aksi di Indonesia yang menjadi bukti konkrit bahwa penggunaan pendekatan keamanan saja tidak cukup efektif untk mengatasi kasus terorisme hingga ke akar-akarnya. Oleh karena itu, berbagai pendekatan digunakan untuk penanganan aksi teroris dan radikal Islam. Salah satunya adalah dengan program deradikalisai dengan pendidikan Islam inklusif multikultural. Pendidikan Islam bernuansa inklusif multikultural dalam penelitian ini yaitu sebuah wujud tantangan bagi pendidikan Islam  untuk bagaimana meminimalisir aksi teroris dengan pendekatan inklusif, dan multikuktral yang akhirnya berpengaruh kepada kehidupan masyarakat, tumbuh pemahaman keagamaan yang toleran,serta melakukan reorientasi visi pendidikan yang berbasis eksklusif-monolistik dengan penguatan visi misi pendidikan agama Islam. Dalam hal ini, maka mereka perlu memperhatikan faktor kurikulum, pemdidik, dan strategi pembelajaran yang diterapkan pendidik. Upaya deradikalisai Islam  dalam rangka membangun inklusi multikultural perlu menajdu kajian yang mendalam, dengan gerakan review kurikulum diberbagai tingkatan pendidikan. Peneliti menggunakan metode penelitian berjenis kajian kepustakaan yaitu menghimpun informasi yang relevan dengan topic yang menjadi objek penelitian. Hasil atau kesimpulan dari penelitian ini yaitu upaya yang efektif dalam membangun deradikalisasi agama adalah dengan lembaga pendidikan, melalui reorientasi visi pendidikan agama yang berbasis eksklusif monopoli ke arah penggunaan inklusi-multikultural. Kata Kunci: deradikalisasi agama, pendidikan inklusif-multikultural The purpose of this study is to describe efforts to build an inclusive-multicultural awareness for the religious deradicalitation. There are still many acts of terrorism in Indonesia that constitute concrete evidence that the use of a security approach alone is not effective enough to deal with cases of terrorism to its roots. Therefore, various approaches are used to deal with terrorism and Islam ic radicalism, one of which is through a deradikalisai program through an inclusive-multicultural Islam ic education. Islam ic education with multicultural inclusive nuances in this research is a form of challenge for Islam ic education in how to minimize terrorist acts with an inclusive, and multicultural approach so that in the end of society life grows a tolerant religious understanding, and reorients the vision of education based on exclusive-monolistic basis strengthening the vision and mission of Islam ic religious education. In this case, they need to pay attention to curriculum factors, educators, and learning strategies used by educators. Efforts to deradikalisai Islam  in order to build multicultural inclusion need to study in-depth studies, with curriculum review movements at various levels of education. Researchers use the type of literature study research method that is gathering information relevant to the topic that is the object of research. The results or conclusions from this research are effective efforts in building the deradicalization of religion with educational institutions, through the reorientation of the vision of religious education based exclusively on monopoly toward the use of multicultural inclusion.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 119-140
Author(s):  
Ika Nafisatus Zuhro ◽  
Imron Fauzi

Ukhuwah Islamiyah merupakan hubungan sesama muslim  tanpa membedakan luas dan sempitnya kapasitas hubungan, mulai dari hubungan keluarga, masyarakat sampai hubungan antar bangsa. Hal ini terbukti dengan masih banyak masyarakat yang belum mengerti atau kurangnya memahami sifat sosial seperti tolong menolong, khususnya dalam hal yang berkaitan dengan kematian, da ada beberapa masyarakat yang ditinggalkan kurang mampu, sehingga belum terlaksa-nanya dengan   baik   kegiatan   mengurus   jenazah.   Penelitian ini dilakukan: (1) untuk mendeskripsikan internalisasi nilai-nilai ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan Rukun Kematian Nurud Dholam di Desa Glundengan Wuluhan, (2) untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan Rukun Kematian Nurud Dholam di Desa Glundengan Wuluhan, dan (3) untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat kegiatan Rukun Kematian Nurud Dholam di Desa Glundengan Wuluhan. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan teknik pengambilan data sampel purposive. Jenis  Pendekatan menggunakan Deskriptif. Analisis data model Miles Huberman yang meliputi: pengumpulan  data,  kondensasi  data,  penyajian  data, dan penarikan simpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian ini: (1) internalisasi nilai-nilai ukhuwah Islamiyah  melalui  kegiatan Rukun Kematian Nurud Dholam yaitu sudah berjalan dengan baik akan tetapi kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal keagamaan. (2) Bentuk- bentuk kegiatan Rukun Kematian Nurud Dholam adalah mengurus jenazah, membersih-kan area makam, sosialisasi, penggalian dana, dan pemeliharaan aset Rukun Kematian yaitu berbentuk pohon sengon. (3) Faktor pendukung kegiatan Rukun Kematian Nurud Dholam adalah adanya dorongan  baik  dari  pemerintah  desa  maupun  masyarakat,  untuk saling  bergotong  royong.  Sedangkan  factor  penghambat  kegiatan RUKEM Nurud Dholam adalah kurangnya kesadaran masyarakat, dan sangat minimnya pemberdayaan masyarakat. Kata kunci: internalisasi nilai-nilai ukhuwah islamiyah, rukun kematian  Ukhuwah Islamiyah is a relationship between Muslims without distinguishing the breadth and narrowness of the capacity of relations, ranging from family relations, community relations between nations. This is proven by the fact that there are still many people who do not understand or lack understanding of social characteristics such as helping, especially in matters relating to death, and there are some people who are left disadvantaged, so that they have not properly carried out the care of the corpse. From this research was carried out to describe the internalization of the values of Ukhuwah Islamiyah through the activities of the Pillars of Death Nurud Dholam in Glundengan Wuluhan Village, to describe the forms of the activities of the Pillars of Death of Nurud Dholam in Glundengan Wuluhan Village, to describe the supporting factors and the activities of the Pillars of Death Nurud Dholam inhibiting the activities of the Pillars of Death (Rukem) Nurud Dholam in Glundengan Wuluhan Village. This research method uses qualitative research, using purposive sample data collection techniques. This type of approach uses descriptive. Analysis of Miles Huberman model data which includes: data collection, data condensation, data presentation, and drawing conclusions. While checking the validity of the data using triangulation (sources and techniques). So that this study concluded: (1) internalisation of ukhuwah Islamiyah values through the Pillars of Death Nurud Dholam that is already going well but the lack of public awareness in religious matters. (2) The forms of the Rukun Death activity of Nurud Dholam are taking care of the body, cleaning up the grave area, socializing, raising funds, and maintaining Pillars of Death assets, namely in the form of sengon trees. 3) Supporting factors for the activities of Pillars of Death Nurud Dholam are the encouragement from both the village government and the community to work together. Whereas the inhibiting factor of Pillars of Death Nurud Dholam's activities was the lack of public awareness, and the very lack of community empowerment.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 141-163
Author(s):  
Iqlimah Maulidiyah ◽  
Sarwan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran budaya literasi dalam pembentukan karakter religius anak di Kampoeng Batja Patrang Jember. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis fenomenologi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan analisis interaktuf model Miles, Huberman dan Saldana yaitu pengumpulan data, kondensai data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian ini adalah (1) Karakter membaca yang terbentuk melaui budaya literasi yang telah diterapkan di Kampoeng Batjaadalah karakter membaca reseptif, reflektif, skimming dan scanning (2) Budaya literasi di Kampoeng Batjadapat membentuk karakter menulis cerita, menulis ayat-ayat Al-quran, menulis kaligrafi, menulis sinopsis, menulis pantun, kegiatan tersebut dilaksanakan dengan bernuansa keagamaan (3) Karakter berbicara yang terbentuk melaui budaya literasi yang telah diterapkan di Kampoeng Batjaadalah karakter berbicara di depan publik dan berbicara interpersonal.  Kata Kunci: budaya literasi, karakter religius The purpose of this study is to describe the role of literacy culture in the creation of the child's religious character in kampoeng batja patrang jember. The study uses a descriptive qualitative approach with a type of phenomenon. Data collection in this study uses observation techniques, interviews and documentation. The data analysis uses miles's and huberman and saldana analysis for data collection, data condenser, data presentation, deduction/verification. To test the validity of the acquired data, researchers used source triangulation and technical triangulation. The study is (1) the character reading through the literated cultures already applied in kampoeng batjais the character of prescriptive, reflective, skimming and scanning (2) of the literated cultures in the kampoeng batjadat forming the character of storywriting, writing of the quran, writing calligraphy, writing synopsis, poetry, The activity was carried out in a religious (3) speaking character through literacy cultures already adopted in kampoeng batjais a public speaking and interpersonal speech.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document