Penelitian ini mengkaji tentang kekerasan simbolik yang dialami oleh para tokoh perempuan dalam novel berjudul A Thousand Splendid Suns karya Khaled Hosseini. Bentuk-bentuk kekerasan simbolik diidentifikasi dan dianalisis oleh perspektif sosiologis Pierre Bourdieu. Bourdieu mengusulkan bahwa bahasa adalah sarana untuk melestarikan dan mentransformasikan kekuatan simbolik. Pelaku memiliki kewenangan untuk menetapkan nilai, norma, dan standar, mendikte, dan mengontrol paradigma pelaku lainnya sehingga pelanggaran yang diterima sebagai tindakan yang wajar dan sah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan simbolik teridentifikasi dalam keluarga. Tokoh perempuan bernama Mariam ini mengalami pelecehan verbal dari ibunya terkait status dan konsepsi tradisional tentang posisi perempuan dalam budaya. Sementara itu tokoh utama ini juga dipaksa menikah dini. Selain itu, karakter wanita lain, Laila juga menerima secara pasif segala bentuk kekerasan. Kedua perempuan tersebut diperlakukan secara diskriminatif dalam masyarakat dan keluarga.
Kata kunci: kekerasan simbolik, Pierre Bourdieu, agen, arena
This research studies about the symbolic violence experienced by the women characters in the novel entitled A Thousand Splendid Suns by Khaled Hosseini. The forms of symbolic violences are identified and analyzed by the sociological perspective of Pierre Bourdieu. Bourdieu proposes that language is the means to perpetuate and to transform the symbolic power. The doer has an authority to establish value, norms, and standards, to dictate, and to control the other agents’paradigm making the violences received as the normal and legitimate actions. The result of this research shows that the symbolic violence is identified in the family. The woman character named Mariam experiencing verbal abuse from her mother regarding the status and the traditional conception of woman’s position in the culture. Meanwhile this lead character is also forced to early marriage. In addition, another woman character, Laila is also passively accepted all forms of violences. Both women are treated discriminatively in society and family.
Keywords: symbolic violence, Pierre Bourdieu, agents, arena