scholarly journals KEJADIAN DIARE PADA MASYARAKAT PETERNAK SAPI PERAH

2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Redhita Fatrisia ◽  
Endang Sri Redjeki ◽  
Rara Warih Gayatri

ABSTRACT : Diarrhea is still a global public health problem especially in developing countries like Indonesia. Diarrhea is closely related to environmental health. The purpose of this study was to determine the relationship between diarrhea occurrence with the density of flies and the management of livestock waste in dairy farmers community in Krajan Hamlet, Kemiri Village, Jabung District, Malang Regency. The type of this research is descriptive analytic with cross sectional study design. The data were collected using questionnaires, observation sheets, and measurement using fly grill and hand counter. The sample in this research is 177 dairy farmer families with sampling method using cluster random sampling. Data were analyzed by univariate and bivariate analysis using chi square test. The results showed a significant correlation between diarrhea occurrence with flies density (p = 0.00) and there was significant correlation between diarrhea occurrence and livestock waste management (p = 0.00). It is suggested to the dairy farmers community to apply clean and healthy behavior, and to conduct the management and utilization of livestock waste.Keyword : the incidence of diarrhea, fly density, the management of livestock wasteABSTRAK : Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, terlebih di negara berkembang seperti Indonesia. Diare erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian diare dengan kepadatan lalat dan pengelolaan limbah ternak pada masyarakat peternak sapi perah di Dusun Krajan, Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain studi cross sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner, lembar observasi, dan pengukuran menggunakan fly grill dan hand counter. Sampel pada penelitian ini adalah 177 keluarga peternak dengan metode pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian diare dengan kepadatan lalat (p= 0,00) dan terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian diare dengan pengelolaan limbah ternak (p= 0,00). Disarankan kepada masyarakat peternak sapi perah untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan melakukan usaha pengelolaan dan pemanfaatan limbah ternak.Kata Kunci : kejadian diare, kepadatan lalat, pengelolaan limbah ternak

Author(s):  
Sitti Zakiyyah Putri ◽  
Dahniar ◽  
Sumantri

Stunting merupakan pertumbuhan fisik tinggi badan yang tidak normal sesuai dengan umur.  Stunting dipengaruhi oleh multifactor diantaranya adalah pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observational dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh balita usia 25-60 bulan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Banggae I yang berjumlah 96 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu, yang pertama menggunakan cluster random sampling untuk pemilihan puskesmas kemudian yang kedua menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 77 balita. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data mengunakan analisis person chi-square dan fisher’s exact test dengan ?=0.05. Balita usia 25-60 bulan sebagian besar mendapatkan ASI eksklusif, lahir dengan berat badan normal, dan mempunyai status imunisasi yang lengkap. Kesimpulan: hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan. Saran: meninngkatkan pelayanan kesehatan bagi Puskesmas melalui kegiatan deteksi dini dengan mengukur tinggi badan anak balita secara rutin tiap bulan.      


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 1011-1018
Author(s):  
Lilis Banowati ◽  
Jongga Adiyaksa

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global di negara berkembang maupun negara maju dengan konsekuensi yang besar bagi kesehatan manusia serta pembangunan nasional dan ekonomi. Anemia pada remaja akibat  kurang gizi dapat berdampak buruk pada kesehatan, pertumbuhan, dan sistem imun. Penyebab utama anemia gizi ialah konsumsi zat besi yang tidak cukup, absorbsi zat besi yang rendah, dan pola makan yang sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang kurang beraneka ragam. Kebiasaan makan pagi termasuk dalam salah satu dari 13 pesan dasar gizi seimbang. Bagi mahasiswa/remaja, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran yang akan meningkatkan prestasi belajar. Makan pagi juga sangat berperan terhadap pemenuhan gizi seimbang pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan kejadian anemia pada mahasiswa program studi D III Gizi Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan menggunakan desain cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Prodi D III Gizi Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan jumlah 122 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan  teknik  random  sampling  yaitu   sejumlah  35 orang.Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa dari 35 mahasiswa, 29 mahasiswa memiliki kebiasaan makan pagi 29 mahasiswa (83%) yang tidak anemia, jarang sarapan pagi yaitu 1 mahasiswa (2,8%) dan yang tidak pernah sarapan yaitu 5 mahasiswa. Nilai pValue dari uji Chi square yaitu 0,125 (P<0,05). Sehingga hasilnya yaitu ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan kejadian anemia pada mahasiswaKata kunci: kebiasaan makan pagi, anemia, mahasiswa ABSTRACTAnemia is a global public health problem in both developing and developed countries with great consequences for human health as well as national and economic development. Anemia in adolescents due to malnutrition can adversely affect health, growth, and the immune system. The main causes of nutritional anemia are insufficient intake of iron, low iron absorption, and a diet consisting mostly of rice and a less varied menu. Breakfast habits are included in one of 13 basic messages of balanced nutrition. For students, breakfast can increase the concentration of learning and make it easier to absorb lessons that will improve learning achievement. Breakfast also greatly contribute to the fulfillment of balanced nutrition in children. The purpose of this study to determine the relationship between morning eating habits with the incidence of anemia in the students of study program D III Gizi Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.This research is an observational research using cross-sectional design. The population in this study is a student of Study Program D III Gizi Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya with the number of 122 people. Sampling technique using random sampling technique that is a number of 35 people.The result of the research shows that from 35 students, 29 students have breakfast habit of 29 students (83%) who are not anemic, rarely breakfast that is 1 student (2.8%) and who never breakfast is 5 students. The pValue value of Chi square test is 0,125 (P <0,05). So the result is a relationship between breakfast habits with the incidence of anemia in studentsKeywords: breakfast habits, anemia, students


2015 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Hasnal Laily Yarza ◽  
Yanwirasti Yanwirasti ◽  
Lili Irawati

AbstrakAntibiotik merupakan obat yang digunakan untuk penyakit infeksi. Tingginya insiden penyakit infeksi mengakibatkan tinggi pula penggunaan antibiotik. Sekarang ini banyak antibiotik digunakan tanpa resep dokter, padahal antibiotik seharusnya digunakan dengan resep dokter dan dibeli di apotik. Penggunaan antibiotik tanpa resep dokter ini akan menimbulkan resistensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dengan penggunaan antibiotik tanpa resep dokter di Kampung Seberang Pebayan RW IV Kelurahan Batang Arau Padang Selatan.Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian cross sectional study analytic dengan subjek 152 orang yang diambil secara simple random sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan chi square. Hasil uji statistik chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan penggunaan antibiotik tanpa resep dokter (p < 0,05), tetapi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan kepemilikan asuransi kesehatan dengan penggunaan antibiotik tanpa resep dokter (p > 0,05).Kata Kunci : tingkat pengetahuan, sikap, asuransi kesehatan, antibiotik tanpa resep dokterAbstractAntibiotics are medicine while use to infection disease. The high incidence of infectious diseases are resulting in higher use of antibiotics. Now many antibiotics are used without doctors prescription, whereas antibiotics must be used with doctors prescription and bought in drug strore. Use antibiotics without doctors prescription will be impact resistence. The objective of this study was to determine the correlation between the level of knowledge, attitude as well as health insurance towards the use of antibiotics without doctors prescriptions in Kampung Seberang Pebayan RW IV Kelurahan Batang Arau Padang Selatan.This research is conducted using cross sectional analytic study method with 152 people taken as a sample by using simple random sampling. The data analysis was based on univariate and bivariate analysis equipped with chi-square. Statistical test has been conducted by "Chi-Square". It shows that there is a significant correlation between attitude toward the use of antibiotics without doctors prescriptions (p ˂ 0.05), it shows that there is no significant correlation between the level of knowledge and the ownership of health insurance toward the use of antibiotics without doctors prescriptions (p ˂ 0.05).Keywords : knowledge level, attitude, health insurance, antibiotics without doctorspresription


2020 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 140
Author(s):  
Andini Retno Yunitasari ◽  
Ratu Ayu Dewi Sartika ◽  
Asih Setiarini

The underweight still remains a public health problem for toddlers in Indonesia. The purpose of the study to identify the factors related to the underweight incident for toddlers at 24-59 months in urban and rural areas of Indonesia. This research used cross-sectional study design. This study used secondary data on the Total Diet Study-Individual Food Consumption Survey of 2014. The sample size in this study was 5165 toddlers from 24-59 months and distinguished by urban and rural areas. Bivariate Analysis used chi square. This study estimates that 20.3% of children aged 24-59 months were underweight with a greater proportion in rural areas 22.5%. Significant factors related to the underweight incidence in the urban and rural areas were the father's education level (urban; p = 0.02 and rural; p = 0.005) and mother’s education level (urban; p = 0.001 and rural; p = 0.005), number of household members (urban; p = 0.03 and rural; p = 0.012), and energy adequacy level (urban; p = 0.012 and rural; p = 0.005). The factor that was estimated to be significantly related to the underweight incidence just in rural areas as children’s age (p = 0.012), the total number of children in one house (p = 0.047). Multisectoral collaboration is needed to reduce nutritional problems, especially in rural areas. The efforts to improve community nutrition by improving the socio-economic condition of the community should be based on regional capabilities and local wisdom in the region.


2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 36 ◽  
Author(s):  
Hikmawan Suryanto

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a contagious disease that is still a public health problem in Indonesia. The purpose of this study was to analyze factors associated with the incidence of dengue fever in the district Dringu Probolinggo. This study was an observational study with cross sectional study design. Sampling was done using cluster random sampling with multistage cluster random sampling method. The results showed that there are four variables related to the incidence of dengue that respondents’ knowledge about the incidence of dengue (p = 0.004), the action of the respondents on the prevention of dengue (p = 0.025), the use of gauze on ventilation (p = 0.035), and the presence of larvae at home respondents (p = 0.044). Knowledge of the respondents have been good, but there are some that are still lacking so it is necessary to increase the respondents’ knowledge about dengue fever. DBD has a good precaution, but there were respondents who still has a moderate value. The use of gauze on the ventilation is still lacking. Lack of use of gauze on ventilation due to ignorance of respondents with benefits gauze. Public Health Center (PHC) and Health Department should improve socialization activities such as outreach to increase public knowledge about the incidence of dengue in order to reduce the number of dengue incidence.


2018 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Rian Diana ◽  
Ali Khomsan ◽  
Naufal Muharam Nurdin ◽  
Faisal Anwar ◽  
Hadi Riyadi

Hypertension is a global public health problem. Hypertension prevalence increasing with age, particularly in middle aged men. It is important to identify the modifiable risk factors. The aim of this study was to analyse the correlation of smoking habit, physical activity, and hypertension among middle aged men. This study was conducted in Cianjur District, West Java. 112 men aged 45-59 years old were participated in this cross sectional study. Automatic blood pressure (OMRON Model HEM-7200) was used to measure blood pressure. 24-hour physical activity recall was used to assess physical activity (PA). The correlation between smoking habit and hypertension was analyzed by Chi Square.  The correlation between physical activity and hypertension was analyzed by Spearman.  This study found that 83.9% subjects had smoking habit.  More than half of the subjects (57.2%) had heavy PA. Almost half of the subjects (43.7%) were hypertension. Median of systolic 135.0 mmHg and diastolic 85.0 mmHg. There was a significant correlation between smoking habit (p=0.039) and physical activity (p=0.025) with hypertension. Smoking habit and physical activity correlate with hypertension. Having a moderate to vigorous physical activity regularly particularly in smokers among middle aged men are recommend for decreasing the prevalence of hypertension.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 173
Author(s):  
Besar Tirto Husodo ◽  
Puspa Run Canti

Infeksi Nosokomial di dapat dan berkembang saat seseorang berada dilingkungan rumah sakit. Infeksi Nosokomial salah satu penyebab kematian terbesar pada saat seseorang berada di rumah sakit. WHO tahun 2005, lebih dari separuh bayi lahir yang di rawat di bagian perawatan bayi di rumah sakit di Brasil tertular Infeksi Nosokomial. Angka kematian kasus tersebut mencapai 12 hingga 52 persen. Di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah ditemukan angka infeksi nosokomial pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,89%. Mencuci tangan secara rutin adalah tindakan terpenting untuk mencegah penularan Infeksi Nosokomial, karena mampu mengurangi risiko penularan mikroorganisme kulit dari satu orang ke orang lain. Bagi pengunjung pasien di rumah sakit keberadaan media promosi kesehatan membantu dalam memperoleh informasi disaat menunggu pasien. Penelitian dilakukan untuk menganalisis paparan media promosi kesehatan rumah sakit dengan pengetahuan untuk praktik hand hygiene pada pengunjung pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Adhyatma Tugurejo Kota Semarang. Penelitian secara deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian pengunjung pasien di Instalasi Rawat Inap kelas III RSUD Dr.Adhyatma Tugurejo, menggunakan cluster random sampling sebanyak 63 orang. Uji Chi-Square dengan alpha 0,05 sebagai alat uji. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan praktik hand hygiene pengunjung pasien rawat inap yaitu usia (p=0,034), pengetahuan (p=0,000), paparan media poster (p=0,000) dan paparan media leaflet� (p=0,004). Variabel yang tidak berhubungan dengan praktik hand hygiene pengunjung pasien rawat inap yaitu jenis kelamin (p=0,837) . Secara periodik RSUD Dr. Adhyatma Tugurejo perlu melakukan monitoring dan evaluasi media � media promosi kesehatan rumah sakit mengenai hand hygiene. Media Promosi Kesehatan hand hygiene yang mudah dilihat, memiliki desain yang menarik, isi/konten yang jelas dengan bahasa yang mudah dipahami akan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik hand hygiene pengunjung pasien di rumah sakit.Kata kunci: Hand Hygiene, Media Promosi Kesehatan Rumah Sakit, Pengunjung Pasien


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 50
Author(s):  
Erna Sari ◽  
Rusana Rusana ◽  
Ida Ariani

 Temper tantrum merupakan kondisi emosional berupa masalah perilaku yang umum pada anak usia prasekolah. Namun, bias menjadi masalah jika muncul melebihi biasanya dan diikuti dengan perilaku menciderai. Salah satu factor penyebabnya adalah factor orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pekerjaan, pola asuh dan komunikasi orang tua dengan temper tantrum anak usia prasekolah. Desain yang digunakan adalah survey analytic, dengan rancangan cross sectional. Besar sampel 120 orangtua dan anak usia prasekolah dengan teknik cluster random sampling. Analisis menggunakan uji chi-square dan spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pola asuh dan komunikasi orangtua dengan temper tantrum anak usia prasekolah (pv=0,001; pv=0,041; α=0,05), tetapi tidak hubungan antara pekerjaan orang tua dengan temper tantrum anak usia prasekolah (pv=0,120; α=0,05). Kata Kunci : komunikasi, pekerjaan, pola asuh, anak usia prasekolah, temper tantrumOccupational, Parenting and Parents Communication Factors to Temper Tantrum of Preschoolers AbstractTemper tantrum is emotional conditions form of behavioral problems commonly in preschoolers. But, it can be problems if more than usual and followed by injurious behavior. One factor causing tantrum is parents factors. The aim of the study was to know the relationship occupational, parenting and parents communication with preschoolers temper tantrum. This study used survey analytic design with cross sectional study. The samples were 120 parents and preschoolers with cluster random sampling technique. Analysis used chi-square and spearman rank. The result showed that there were significant relationship between parenting and parents communication with preschoolers temper tantrum (pv=0,001; pv=0,041; α=0,05), but there wasn’t realtionship parents occupational with preschoolers temper tantrum (pv=0,120; α=0,05) Keyword :communication, occupational, parenting, preschoolers, temper tantrum


2017 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Fauzie Rahman ◽  
Adenan Adenan ◽  
Fahrini Yulidasari ◽  
Nur Laily ◽  
Dian Rosadi ◽  
...  

Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Pada tahun 2012 kasus penderita tuberkulosis baru di Kalimantan Selatan dilaporkan 96 per 100.000penduduk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Bawahan Selan tahun 2015. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian sebanyak 24.410 orang, teknikpengambilan sampel menggunakan metode cluster random sampling, kemudian jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus slovin dan didapat sampel sebanyak 100 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,000), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan tuberkulosis.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 13-19
Author(s):  
Sumi Anggraeni ◽  
Marlinda . ◽  
Antika .

Angka kejadian dan kematian diare pada anak-anak di negara berkembang masih tinggi terutama pada anak yang mendapat susu formula. Pemberian susu formula dengan botol yang tidak sesuai prosedur meningkatkan risiko diare karena kuman dan moniliasis mulut yang meningkat, sebagai akibat dari pengadaan air dan sterilisasi yang kurang baik. Kondisi yang demikian perlu sangat diperhatikan sebab bayi sangat rentan terhadap bakteri yang dapat menyebabkan sakit diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui hubungan cara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita di Desa Podorejo Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskritif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan pengambilan sampel secara cluster random sampling. Besar sampel sebanyak 165 responden dari populasi para ibu yang mempunyai balita dan masih menyusui di Desa Podorejo Kecamatan Pringsewu dari bulan Januari – Juni tahun 2015 sebanyak 280 responden, adapun instrumen penelitian adalah kuisioner dan lembar observasi, serta menggunakan uji statistik chi square. Hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan komputerisasi diperoleh p-value = 0,025 α < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak, dan Ha diterima, yang artinya terdapat hubungan cara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita di desa podorejo tahun 2015. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian diare yang dialami balita di Desa Podorejo disebabkan ibu memberikan susu formula tidak sesuai prosedur. Oleh karena itu disarankan bagi para ibu mencari informasi tentang tata cara ibu dalam menyajikan susu formula, bagaimanakah sisi sterilisasi botol tempat menyajikan, proses penyiapan dan proses penyimpanan botol susu itu sendiri.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document