scholarly journals HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA MAHASISWA

2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 1011-1018
Author(s):  
Lilis Banowati ◽  
Jongga Adiyaksa

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global di negara berkembang maupun negara maju dengan konsekuensi yang besar bagi kesehatan manusia serta pembangunan nasional dan ekonomi. Anemia pada remaja akibat  kurang gizi dapat berdampak buruk pada kesehatan, pertumbuhan, dan sistem imun. Penyebab utama anemia gizi ialah konsumsi zat besi yang tidak cukup, absorbsi zat besi yang rendah, dan pola makan yang sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang kurang beraneka ragam. Kebiasaan makan pagi termasuk dalam salah satu dari 13 pesan dasar gizi seimbang. Bagi mahasiswa/remaja, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran yang akan meningkatkan prestasi belajar. Makan pagi juga sangat berperan terhadap pemenuhan gizi seimbang pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan kejadian anemia pada mahasiswa program studi D III Gizi Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan menggunakan desain cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Prodi D III Gizi Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan jumlah 122 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan  teknik  random  sampling  yaitu   sejumlah  35 orang.Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa dari 35 mahasiswa, 29 mahasiswa memiliki kebiasaan makan pagi 29 mahasiswa (83%) yang tidak anemia, jarang sarapan pagi yaitu 1 mahasiswa (2,8%) dan yang tidak pernah sarapan yaitu 5 mahasiswa. Nilai pValue dari uji Chi square yaitu 0,125 (P<0,05). Sehingga hasilnya yaitu ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan kejadian anemia pada mahasiswaKata kunci: kebiasaan makan pagi, anemia, mahasiswa ABSTRACTAnemia is a global public health problem in both developing and developed countries with great consequences for human health as well as national and economic development. Anemia in adolescents due to malnutrition can adversely affect health, growth, and the immune system. The main causes of nutritional anemia are insufficient intake of iron, low iron absorption, and a diet consisting mostly of rice and a less varied menu. Breakfast habits are included in one of 13 basic messages of balanced nutrition. For students, breakfast can increase the concentration of learning and make it easier to absorb lessons that will improve learning achievement. Breakfast also greatly contribute to the fulfillment of balanced nutrition in children. The purpose of this study to determine the relationship between morning eating habits with the incidence of anemia in the students of study program D III Gizi Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.This research is an observational research using cross-sectional design. The population in this study is a student of Study Program D III Gizi Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya with the number of 122 people. Sampling technique using random sampling technique that is a number of 35 people.The result of the research shows that from 35 students, 29 students have breakfast habit of 29 students (83%) who are not anemic, rarely breakfast that is 1 student (2.8%) and who never breakfast is 5 students. The pValue value of Chi square test is 0,125 (P <0,05). So the result is a relationship between breakfast habits with the incidence of anemia in studentsKeywords: breakfast habits, anemia, students

2019 ◽  
Vol 11 (02) ◽  
pp. 187
Author(s):  
Herdini Widyaning Pertiwi ◽  
Shafira Kaesa Siska Hapasari

ABSTRAK                           Latar belakang : Angka kematian akibat kanker payudara meningkat setiap tahun. SADARI merupakan upaya pencegahan yang efektif untuk mendeteksi dini adanya benjolan pada payudara. SADARI sebaiknya dilakukan sejak usia 20 tahun setiap bulan. Mahasiswi Kebidanan sudah mendapatkan pendidikan berupa materi perkuliahan tentang SADARI pada semester 4 sehingga berpeluang besar melakukan SADARI secara rutin. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi kebidanan di Stikes Estu Utomo. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswi program studi sarjana kebidanan semester 7 Stikes Estu Utomo angkatan 2019 dengan jumlah sampel 49 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan  total sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan Responden dengan pengetahuan cukup mayoritas jarang melakukan SADARI yaitu 80% dan responden dengan pengetahuan baik juga jarang melakukan SADARI yaitu 94,3%. Hasil analisa bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Stikes Estu Utomo (p-value=0,250).Kata Kunci : Pengetahuan, SADARI RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE WITH BEHAVIOR OF EXAMINATION OF SELF BREAST (BSE) IN MIDWIFES STUDENTS IN HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE UTOMO ESTU  ABSTRACTBackground: Mortality from breast cancer increases every year. Breast self-examination behavior (BSE) is an effective preventive measure to detect breast lumps early. BSE should be done from the age of 20 years every month. Midwifery students have received education in the form of lecture material about BSE in semester 4 so there is a great opportunity to do BSE routinely. The purpose of this study was to analyze the relationship of knowledge with SADARI in midwifery students at Estu Utomo Stikes. This research uses observational research with cross sectional approach. The population in this study was the 7th semester midwifery study program at the Estu Utomo Stikes class of 2019 with a sample of 49 people. The sampling technique uses total sampling. Data analysis using Chi Square test. The results showed that Respondents with sufficient knowledge of the majority rarely do SADARI that is 80% and respondents with good knowledge also rarely do SADARI which is 94.3%. The analysis there was no relationship between knowledge with SADARI) on Stikes Estu Utomo students (p-value = 0,250).Keywords: Knowledge, SADARI


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Redhita Fatrisia ◽  
Endang Sri Redjeki ◽  
Rara Warih Gayatri

ABSTRACT : Diarrhea is still a global public health problem especially in developing countries like Indonesia. Diarrhea is closely related to environmental health. The purpose of this study was to determine the relationship between diarrhea occurrence with the density of flies and the management of livestock waste in dairy farmers community in Krajan Hamlet, Kemiri Village, Jabung District, Malang Regency. The type of this research is descriptive analytic with cross sectional study design. The data were collected using questionnaires, observation sheets, and measurement using fly grill and hand counter. The sample in this research is 177 dairy farmer families with sampling method using cluster random sampling. Data were analyzed by univariate and bivariate analysis using chi square test. The results showed a significant correlation between diarrhea occurrence with flies density (p = 0.00) and there was significant correlation between diarrhea occurrence and livestock waste management (p = 0.00). It is suggested to the dairy farmers community to apply clean and healthy behavior, and to conduct the management and utilization of livestock waste.Keyword : the incidence of diarrhea, fly density, the management of livestock wasteABSTRAK : Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, terlebih di negara berkembang seperti Indonesia. Diare erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian diare dengan kepadatan lalat dan pengelolaan limbah ternak pada masyarakat peternak sapi perah di Dusun Krajan, Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain studi cross sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner, lembar observasi, dan pengukuran menggunakan fly grill dan hand counter. Sampel pada penelitian ini adalah 177 keluarga peternak dengan metode pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian diare dengan kepadatan lalat (p= 0,00) dan terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian diare dengan pengelolaan limbah ternak (p= 0,00). Disarankan kepada masyarakat peternak sapi perah untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan melakukan usaha pengelolaan dan pemanfaatan limbah ternak.Kata Kunci : kejadian diare, kepadatan lalat, pengelolaan limbah ternak


2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 86-93
Author(s):  
Alvia Anggreini Setyaningrum ◽  
Sri Adiningsih

Overweight is an accumulation of excess adipose reserve within the body, resulting in an increase of bodyweight. Consumption of ultra-processed beverages, and energy intake from food and beverage are several fators that can cause the problem of overweight. This research aims to understand the relation between sugar intake in ultra-processed beverages and energy intake from food and beverages with overweight among teenage students of senior high school 6 Surabaya. The research is an observational research with cross-sectional design. Sampling is taken using proportional random sampling technique. The number of participants are 80 teenagers from 10th and 11th classes in June 2020. Participants are aged 15-18 years old. Energy intake from food and beverages are taken from 2x24 hour recall questionnaire, and sugar intake from ultra-processed beverages taken from seven-day beverages diary.. Statistical analysis are done using chi-square. The result shows relation between energy intake from food and beverages with overnutrition, with (p =< 0,001). In conclusion, excess energy intake from food and beverages relation with overweight problem to teenagers, thus requiring balanced nutritional guide education as well as annual nutrition status monitoring, from the school to its teenage students.  


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Selviana Selviana ◽  
Elly Trisnawati ◽  
Sitti Munawarah

Abstract: Factors Related To Occurrence Of Diarrhea In 4-6 Year Children. Diarrhea cases in 4-6-year-old children in Desa Kalimas raised annually, from 10% in 2013 to 33% in 2014, and 35% in 2015. This study aimed at factors related to diarrhea cases in 4-6-year-old children in Desa Kalimas Kecamatan Sungai Kakap. Cross Sectional approach was used forty one sample participated in this study. They were selected by using proportional random sampling technique. The data analysis using chi-square test with a 95% confidence level. The study revealed significant correlation of hand washing (p = 0,043 ; PR = 2,175), microbial quality of drinking water storage (p = 0,016 ; PR = 1,462), availability of family latrine (p = 0,003 ; PR = 3,242), and diarrhea cases. There was no significant correlation between diarrhea cases are the habit of boiling water with the microbial quality of drinking water, the source of water for washing cutlery, and microbial of drinking water, (p > 0,05). It is hoped health authorized staffs in Desa Kalimas apply community- based total sanitation, enhance clean and healthy behaviour, and socialize healthy drinking water storage based on Regulation of Minister of Healthy No. 3/2014.Abstrak: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 4-6 Tahun. Angka kejadian diare pada anak usia 4-6 tahun di Desa Kalimas mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2013 kejadian diare sebesar 10%, tahun 2014 sebesar 33% dan 35% pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia 4-6 tahun di Desa Kalimas Kecamatan Sungai Kakap. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel  45 orang yang diambil menggunakan teknik proportional random sampling. Uji statistik yang digunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci tangan dengan diare (p = 0,043; PR = 2,175), penyimpanan air minum dengan kualitas mikrobiologi air minum (p = 0,016; PR = 1,462), ketersediaan jamban keluarga dengan diare (p = 0,003; PR = 3,242). Variabel yang tidak berhubungan yaitu kebiasaan memasak air dengan kualitas mikrobiologi air minum, sumber air untuk mencuci alat makan/minum dan kualitas mikrobiologi air minum dengan diare (p ≥ 0,005). Disarankan agar di Desa Kalimas bisa diterapkan program STBM dan peningkatan penerapan PHBS pada masyarakat Desa Kalimas serta mensosialisasikan cara penyimpanan air minum yang baik sesuai dengan Permenkes No 3 tahun 2014.


1970 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Dian Palupi Kusuma ◽  
Sheizi Prista Sari ◽  
Ikeu Nurhidayah

Posyandu merupakan pusat pemantauan tumbuh kembang balita berbasis masyarakat, namun masih banyak ibu yang tidak membawa anak berkunjung teratur ke posyandu. Di Kabupaten Bandung, Posyandu Desa Cimekar memiliki angka kunjungan balita yang terendah yaitu 70,3% pada Bulan Oktober– Desember 2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi ibu dengan perilaku membawa balita ke posyandu dengan pendekatan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 94 ibu balita yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling di 10 Posyandu Desa Cimekar. Analisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,12% memiliki persepsi positif tentang posyandu dan 59,57% responden memiliki perilaku rutin membawa balita ke posyandu. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku ibu membawa balita ke posyandu (nilai p=0,000; α=0,05). Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang posyandu belum merata dengan baik. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar puskesmas memberikan pembinaan terhadap para ibu balita bukan hanya penyuluhan, namun diberikan pengarahan dan bimbingan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu. Kata kunci: Balita, Health Belief Model, perilaku, persepsi, posyandu The Relationship between Mother’s Perception and Behavior on Attending Posyandu Abstract Community health post as well known as posyandu provide as center to monitor growth in children under five years old. Data showed that the number of mother’s attendance behavior to Posyandu in Cimekar’s Village was very low, only 70.5% from October to December 2013. The aimed of this study was to identify the relationship between mother’s perception and parents behavior on taking their children to posyandu based on Health Belief Model Theory. The method of this study was descriptive with cross sectional study. Simple random sampling was used as sampling technique with 97 mothers who has child under five years old among 10 Posyandu in Cimekar was taken in this study. Data was analyzed by chi-square. The result of this study showed that there was significant relationship between mother’s perception and mother’s behavior to attend Posyandu (p=0.000; α=0.05). Data showed that 52.25% respondents had a positive perception about posyandu and 59.5% respondents had positive behavior to take their child to posyandu. The recommendation for Puskesmas is to give further information and motivation to mother to attend posyandu frequently.Key words: Behavior, child under five years old, Health Belief Model, perception, posyandu.


2017 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Deny Kurniawan ◽  
Ratna Yuliawati ◽  
Ari Hamdani

The rehabilitation centers BNN Tanah Merah incerease in rehabilitated drug users since 2013 from 5 people to 68 people in 2016. This study is intend to research is to determine correlation between a family situation with drugs relapse behavior to resident in Rehabilitation centers BNN Tanah Merah Samarinda. This research using Cross Sectional research design and the sampling technique used probability sampling with simple random sampling type.This research using a Chi Square statistic test. Based on the result, a good family situation respondents but still experience the relapse are 18.9% and a bad family situation respondents and still experience the relapse are 19,0%. Statistically obtained p-value 1.00 (p<0.05). it can be concluded that there is no correlation between a Family Situation with drugs relapse behavior to resident at Rehabilitation centers BNN Tanah Merah Samarinda.Keywords : Family situation, Relapse, Drugs, Resident.  


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 303-309
Author(s):  
Maya Arfania ◽  
Raden Neng Yuni Budiarti

ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi. Adanya beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, diantaranya usia, tidak dapat mengendalikan stress, kualitas pelayanan kesehatan, polifarmasi. Salah satu penentu keberhasilan terapi adalah adanya kepatuhan minum obat pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien dewasa dan hubungan antara faktor risiko dengan jenis kelamin dan polifarmasi di RSUD Karawang. Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan desain cross sectional dimana sampel diambil dengan teknik Purposive Random Sampling. Dari 115 resep yang diperoleh selama penelitian, terdapat 31 pasien (27%) laki-laki dan 84 pasien (73%) perempuan. Setelah dilakukan wawancara menggunakan kuesioner MMAS-8, didapatkan hasil sebanyak (22,6%) patuh dan (77,4%) pasien dewasa tidak patuh. Dari hasil analisis berdasarkan uji Chi Square dapat disimpulkan Jenis Kelamin (p=0,317) dan Polifarmasi (p=0,459) bukan fakor resiko terhadap ketidakpatuhan minum obat hipertensi pada pasien dewasa.  Kata Kunci: Hipertensi, Tingkat Kepatuhan, Faktor Resiko   ABSTRACT   The hypertension is a chronic disease that needs to be treated properly and continuously. There are several things that cause hypertension disease, age,  can not control the stress, quality of health services, polypharmacy .One of the critical success of therapy is medication compliance by patients. The purpose of this research is to see an overview the compliance level of adult patient’s anti-hypertention and the relationship between risk factors at gender and polypharmacy at RSUD Karawang. This is a analysis research with cross sectional where sample were taken by purposive random sampling technique. From 115 prescriptions, there were 31 male (27%) Patients and 84 female (73%) patients. After the interview using MMAS-8 questionnare, there were (22,6%) compliance and (77,4%) uncompliance adult patient. From the results of the analysis based on Chi Square test, it can be concluded that Gender (p=0,317) and Polypharmacy (p=0,459)  is not a risk factor for uncompliance in taking hypertension medication in Adult patients.  Keywords: Hipertensi, Compliance, Risk Factor


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Hesty Dwi Septiawahyuni ◽  
Dewi Retno Suminar

Background: One Indicator of successful health development are toddlers free from stunting. The cause of stunting is a lack of macro and micro nutrients and chronic infectious diseases. Micronutrients such as zinc have  a role in growth which affects the  hormones that play a role in bone growth. The role of zinc in motoric development indirectly is in arranging  and releasing neurotransmitters that can affect nerve stimulation in the brain. This neurotransmitters will deliver nerve stimulation so that motor motion occurs. Motor development is a motion that involves muscles, brain and nerve that are controlled by the central part of the motor that is brain. Objectives: The purpose of this study was to analyze the relationship between adequacy of zinc intake and motoric development in stunted and non-stunted toddlers.Methods: This type of research is an observational study with cross sectional design. The sample size was 50 toddlers, consisted of 25 stunting toodlers and 25 non-stunting toddlers and lived  in Puskesmas Wilangan, Nganjuk District, chosen by simple random sampling technique. Adequacy of zinc intake data was assessed using the Food Recall Form 3x 24 hours. Measurement of motoric development using the Pre-Screening Development Questionnaire (KPSP). Descriptive and inferential data analysis using Chi Square Test. Results: The result showed that there was a correlation between the level of zinc adequacy and motor development in the stunting toddler group (p=0.04) and non-stunting toddlers group (p=0.031).Conclusions: The level of adequacy of zinc has enough motor development better than the level of zinc sufficiency is less in the group of non-stunting toddlers.ABSTRAKLatar Belakang: Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah balita  terbebas dari stunting. Penyebab stunting yaitu kekurangan zat gizi makro maupun mikro dan penyakit infeksi kronis. Zat gizi mikro seperti zinc mempunyai peran pada pertumbuhan yaitu mempengaruhi hormon-hormon yang berperan dalam pertumbuhan tulang. Selain itu, peran zinc pada perkembangan motorik secara tidak langsung yaitu dalam menyusun dan melepas neurotransmitter yang dapat mempengaruhi rangsangan syaraf di dalam otak. Neurotransmitter ini akan menghantarkan rangsangan syaraf sehingga gerak motorik terjadi. Perkembangan motorik merupakan gerak yang melibatkan otot, otak dan syaraf yang dikontrol pada bagian pusat motorik yaitu otak.Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan kecukupan asupan zinc dengan perkembangan motorik pada balita stunting dan non-stunting.  Metode: Jenis penelitian tergolong penelitian observasional dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 50 balita, terdiri dari 25 balita stunting dan 25 balita non-stunting yang bertempat tinggal  di wilayah kerja Puskesmas Wilangan Kabupaten Nganjuk, dipilih dengan teknik simple random sampling. Data kecukupan asupan zinc dinilai menggunakan formulir Food Recall yang dilakukan 3x24 jam. Pengukuran perkembangan motorik menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Analisis data secara deskriptif dan Inferensial menggunakan uji Chi Square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat kecukupan zinc dengan perkembangan motorik pada kelompok balita stunting (p=0,04) dan kelompok balita non-stunting (p=0,031).  Kesimpulan: Tingkat kecukupan zinc cukup mempunyai perkembangan motorik yang lebih baik daripada tingkat kecukupan zinc kurang pada kelompok balita non-stunting.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1401-1407
Author(s):  
Tutin Marlia

ABSTRAKMenarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya muncul usia 11 sampai 14 tahun.Banyak hal yang mempengaruhi menarche pada remaja putri, antara lain adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kematangan sel dan asupan gizi yang dikonsumsi saat menjelang datangnya menarche. Akhir-akhir ini, remaja putri sering mengalami menstruasi dini, dimana usia rata-rata saat menstruasi dimulai adalah antara 12-13 tahun, tetapi pada sebagian kecil remaja putri yang tampak normal,menarche mungkin muncul pada usia sedini 10 tahun atau selambat 16 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Status Gizi dengan Menstruasi Dini. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain survei analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMPN II Indramayu yang berjumlah 137 orang, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel random sampling secara acak sistematis dengan kriteria inklusi siswa yang sudah menstruasi yaitu sejumlah 97 orang. Tehnik analisa data menggunakan uji Chi Square.Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi responden dengan menstruasi dini dengan nilai P value 0.003.Kata Kunci: Status Gizi, Menstruasi Dini ABSTRACTMenarche is the first menstruation that usually occurs in a girl at puberty, which usually appears at aged 11 to 14 years old. Many things affect menarche in young women, including hormonal changes that affect cell maturity and nutritional intake consumed just before the arrival of menarche. Lately, young women often experience early menstruation, where the average age when menstruation begins is between 12-13 years old, but in a small proportion of adolescent girls who appear normal, menarche may appear as early as 10 years old or as late as 16 years old. The purpose of this study was to determine the Relationship of Nutrition Status and Early Menstruation.This type of research used in this research is quantitative with analytic survey design using cross sectional design. The population in this study were 137 students of SMPN II Indramayu, the sampling technique in this study used systematic random random sampling with the inclusion criteria of 97 menstruating students. Data analysis techniques using the Chi Square testThe results of this study show that there is a significant relationship between the nutritional status of respondents with early menstruation with the P value of 0.003.Keywords: Nutrition Status, Early Menstruation


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1075-1079
Author(s):  
Cucu Herawati ◽  
Hety Sriwaty

Menurut WHO dan Kementrian Kesehatan menyebutkan bahwa ISPA merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada balita, bahkan sampai saat ini ISPA masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan laporan Puskesmas Beber tahun 2015 di peroleh data bahwa dari 8700 rumah tangga yang di data terdapat 6.555 rumah yang penghuninya merokok di dalam ruangan, masyarakat banyak mengantisipsi gigitan nyamuk aedes agity dengan menggunakan anti nyamuk bakar, keadaan ekonomi penduduk yang masih rendah akhirnya berdampak pada menurunnya kemampuan menyediakan bahan bakar yang memadai, kebanyakan masyarakat menggunakan kayu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perilaku merokok anggota keluarga, penggunaan anti nyamuk bakar, penggunaan bahan bakar memasak dengan kejadian ISPA pada Balita. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain Cross sectional, populasi adalah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Beber tahun 2015 sebanyak 2593 balita, jumlah sampel sebanyak 100 balita yang diambil secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, pengujian hipotesis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara perilaku merokok anggota keluarga dengan kejadian ISPA (p=0.00), antara penggunaan bahan bakar memasak dengan kejadian ISPA (p = 0,00),  serta tidak ada hubungan antara penggunaan anti nyamuk bakar dengan kejadian ISPA (p=0,184). Kata kunci : ISPA, perilaku merokok, penggunaan  anti nyamuk bakar, penggunaan bahan bakar  memasak.   ABSTRACTAccording to WHO and the Ministry of Health stated that ARI is one of the leading causes of death in infants, even to date the ISPA is still a public health problem in Indonesia. Based on the Beber Puskesmas report 2015 obtained data that from 8700 households in the data there are 6,555 houses that smokers in the room, many people anticipate the bite of mosquito aedes agity by using anti mosquito fuel, low economic condition of the population finally have an impact on the decrease ability to provide adequate fuel, most people use wood. The purpose of this study to determine the relationship between smoking family members' behavior, the use of anti-mosquito fuel, the use of cooking fuel with the incidence of ARI in Toddlers. The type of descriptive analytic research with cross sectional design, the population is all under five in the work area of Puskesmas Beber in 2015 as many as 2593 children, the number of samples is 100 balita taken by random sampling. The data were collected by interview using questionnaire. hypothesis testing using chi square test.The result of the research showed that there was a significant correlation between the smoking behavior of family members and the incidence of ARI (p = 0.00), between the use of cooking fuel with the incidence of ARI (p = 0,00), and there was no correlation between the use of mosquito repellent with the incidence of ARI p = 0.184).  Keywords: ARI, smoking behavior, use of mosquito repellent, use of cooking fuel.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document