scholarly journals Factors Shaping Brand Awareness of Sumba Weaving Products in a Phenomenological Perspective

2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 302
Author(s):  
Wulan Purnama Sari ◽  
Mei Ie Mei Ie ◽  
Hetty Karunia Tunjungsari

The fashion industry is included in the top three creative industry sectors in Indonesia. The development of the fashion industry is also supported by various parties and is also enlivened by the distinctive fashion of Indonesian traditional fabrics. Several traditional Indonesian fabrics, such as batik, lurik, Lombok songket have successfully penetrated the international market, so the opportunity to continue developing the fashion industry with traditional fabrics is still large. One of them is to use a typical Sumba woven cloth which is not gaining popularity with Sumba as a tourist destination. Therefore, this research was conducted with the aim of digging deeper into the factors that shape the brand awareness of Sumba woven fabrics. This research was conducted using a qualitative approach and phenomenological methods, with data collection using the Focus Group Discussion (FGD) technique. The results showed that the factors that formed brand awareness of Sumba woven fabrics were divided into two, namely internal and external factors. Internal factors are factors that come from the product itself, such as motif, price, color, age of fabric, quality, craftsmen. While external factors come from outside the product, including the power of word of mouth, organizing events (exhibitions), government involvement (regional and central), and showing the identity of the wearer. Industri fashion termasuk dalam tiga besar sektor industri kreatif di Indonesia. Perkembangan industri fashion ini juga didukung berbagai pihak, serta turut diramaikan dengan fashion khas kain tradisional Indonesia. Beberapa kain tradisional Indonesia, seperti batik, lurik, songket Lombok telah berhasil menembus pasar internasional, sehingga peluang untuk terus mengembangkan industri fashion dengan kain tradisional masih besar. Salah satunya adalah dengan menggunakan kain tenun khas Sumba yang kurang mendapatkan popularitas dengan Sumba sebagai destinasi wisata. Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali lebih dalam mengenai faktor yang membentuk brand awareness kain tenun Sumba. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi, dengan pengumpulan data menggunakan teknik Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang membentuk brand awareness atas produk kain tenun Sumba dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari produk sendiri, seperti motif, harga, warna, usia kain, kualitas, pengarajin. Sedangkan faktor eskternal berasal dari luar produk, meliputi kekuatan dari word of mouth, penyelenggaraan event (pameran), keterlibatan pemerintah (daerah dan pusat), dan menunjukkan identitas pemakainya.

2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 291
Author(s):  
Reyner Perdana

Business activity is an activity carried out with the aim of getting profit. Types of business activities are divided into two, seen from the products produced by these business activities, namely goods and services. One of the businesses in the service sector is the business carried out by PT Panen Mas Indonesia, a company engaged in the rental of event contracting equipment. The contracting equipment leased by PT Panen Mas Indonesia includes 3 types of equipment, namely: generator set, air conditioner, tent. Applying the right marketing strategy becomes important in an effort to achieve maximum customer satisfaction and loyalty, and can increase the number of company customers, the purpose of this study is to find out whether the SWOT factor, and the marketing strategies applied by the company have an impact on customer loyalty and satisfaction. This research is a qualitative study, by conducting in-depth interviews with company owners, and the company's administration and Focus Group Discussion (FGD) with a total of 10 customers of PT Panen Mas Indonesia customer in the Greater Jakarta area which are divided into two groups. Where the first group is customers who use the company's services above three times, and the second group of customers who use the company's services below or equal to three times. The research data was validated by the triangulation method. From the research results it is known that SWOT and marketing strategies applied are Word of Mouth, and promotion. The company also participates in business fairs, but it has not been done routinely so that it has not gotten maximum results, from the research results it is known that the company does not have an official office, and does not yet have a marketing division. Kegiatan usaha merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Jenis kegiatan usaha dibagi menjadi dua dilihat dari produk yang dihasilkan oleh kegiatan usaha tersebut, yaitu barang dan jasa. Salah satu usaha di bidang jasa adalah usaha yang di lakukan PT Panen Mas Indonesia (exhibition contractor), merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyewaan alat kontraktor acara. Alat kontraktor yang di sewakan oleh PT Panen Mas Indonesia meliputi 3 jenis alat, yaitu: genset, air conditioner, tenda. Penerapan strategi pemasaran yang tepat menjadi penting dalam upaya untuk mencapai kepuasan dan kesetiaan pelanggan yang maksimal, serta dapat meningkatkan jumlah pelanggan perusahaan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor SWOT, dan strategi pemasaran yang di terapkan perusahaan berdampak kepada kesetiaan dan kepuasan pelanggan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan melakukan in-depth interview kepada pemilik perusahaan, dan bagian administrasi perusahaan dan Focus Group Discussion (FGD) dengan total 10 pelanggan pengguna jasa PT Panen Mas Indonesia di wilayah JABODETABEK yang di bagi menjadi dua kelompok. Dimana kelompok pertama merupakan pelanggan yang menggunakan jasa perusahaan diatas tiga kali, dan kelompok kedua pelanggan yang menggunakan jasa perusahaan di bawah atau sama dengan tiga kali. Adapun data penelitian ini divalidasi dengan metode triangulasi. Dari hasil penelitian diketahui SWOT dan strategi pemasaran yang diterapkan adalah Word of Mouth, dan promosi. Perusahaan juga mengikuti pameran usaha namun masih belum di lakukan secara rutin sehingga belum mendapatkan hasil yang maksimal, dari hasil penelitian diketahui bahwa perusahaan belum memiliki kantor yang resmi, dan belum memiliki divisi pemasaran.


2021 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Erda Rindrasih

Halal tourism has attracted a lot of attention in contemporary tourism and hospitality research. However, only a few studies have been conducted to understand the emerging process and challenges in practising halal tourism in a specific geographic location. This article attempts to investigate the new emerging halal tourism that has been taking place in Aceh, post-tsunami 2004. This paper is based on the fieldwork conducted in 2016 and 2017 in Aceh applying interview and focus group discussion with the tour guides, tour agents, community, and local government. Moreover, additional online interviews were performed in 2020. By understanding the process, this article suggests that a new niche of ‘halal tourism’ can also be driven by the community needs rather than tourist’s market needs. Moreover, the implementation of halal tourism under the Sharia Law has been challenged by both internal and external factors. Internally, it is challenged by the risk of natural disaster, the possibility of political instability, and institutional certification problems. Meanwhile, externally, practising halal tourism is challenged by the misperceptions of Islam (Islamophobia) and marketing label. 


2020 ◽  
pp. 85-98
Author(s):  
Dina Yuliasty Lamefa ◽  
Sukardi Sukardi ◽  
Sapta Raharja

Coffee is one of the plantation products with significant importance in the economy of Kerinci Regency, and several obstacles have been reported in agroindustry development. This study is focused on designing a strategy to develop the industry in the region. The study was conducted in Kerinci Regency from January 2017 until October 2017. The data was collected by observation, questionnaires, and in-depth interviews through Focus Group Discussion (FGD). In addition, research analysis used internal and external factor methods, internal and external matrices (IE Matrix), and SWOT matrices. The result show the value of the internal and external factors obtained to be 2,759 and 2,888, respectively. When mapped, the IE matrix value is in cell V (five). However, the suitable strategies are the growth and stability strategy, essential for market penetration and product development. Based on AHP analysis, the three main strategic priorities to be applied  are land expansion (0,230), guidance and facilitation of the market information (0,178), and infrastructure improvement (0,124)


Gunahumas ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 105-121
Author(s):  
Antoni Suparno

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memahami motif para mahasiswa membuat posting ekspresi diri yang identik dengan brand Universitas Universal (UVERS), memahami bagaimana ekspresi diri para mahasiswa tersebut membangun brand awareness Universitas Universal (UVERS), dan alasan para mahasiswa memilih Instagram untuk melakukan ekspresi diri. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode Kualitatif Deskriptif dengan menerapkan teknik pengumpulan data focus group discussion (FGD), teknik wawancara, observasi, hingga pengumpulan data dokumen, visual, dan audio. Temuan yang didapatkan melalui penelitian ini adalah para mahasiswa memiliki motif untuk memperkenalkan kegiatan dan nilai-nilai Universitas Universal (UVERS) di setiap ekspresi dirinya di Instagram. Sedangkan brand awareness Universitas Universal (UVERS) dapat terbentuk dengan SoMe storytelling branding atau Citizen Public Relations yang dilakukan oleh para mahasiswa. Kemudian para mahasiswa juga tertarik menggunakan Instagram karena kelebihan Instagram untuk surveillance, documentation, creativity, dan coolness. Kata Kunci : Motif, Brand Awareness, SoMe Storytelling Branding, Citizen Public Relations. ABSTRACT This study aims to understand the motives of students to post self expression that is identic to the Universal University (UVERS) brand, understanding how the student self expression builds Universal University (UVERS) brand awareness, and their reason chose Instagram to do self expression. This qualitative research uses descriptive qualitative method by applying focus group disscussion (FGD) data collection techniques, interview techniques, observation, and collecting document, visual, and audio data. The findings obtained through this study are that students have a motive to introduce the Universal University (UVERS) activities and values in each expression of themselves on Instagram. While, Universal University (UVERS) brand awareness can be formed with SoMe storytelling branding or Citizen Public Relations conducted by students. Then the students are also interested in using Instagram because of the advantages of Instagram for surveillance, documentation, creativity, and coolness. Keywords : Motives, Brand Awareness, SoMe Storytelling Branding, Citizen Public Relations.


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Widyaparwa ◽  
2017 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Novita Sumarlin Putri

Tindak tutur komisif merupakan salah satu aspek pragmatik yang harus diperhatikan oleh penerjemah ketika menerjemahkan teks. Hal itu dilakukan agar menghasilkan terjemahan yang berkualitas dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan mendiskripsikan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan kalimat yang mengakomodasi tindak tutur komisif dengan pendekatan pragmatik. Data yang digunakan ialah tuturan komisif dan hasil penilaian kualitas terjemahan. Data bersumber dari novel Insurgent karya Veronica Roth dan informan. Data dikumpulkan dengan cara analisis dokumen, kuesioner dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, data dianalisis dengan cara analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan dalam novel Insurgent mempunyai nilai keakuratan dan keberterimaan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan pada setiap jenis tindak tutur komisif memiliki dampak terhadap kualitas keseluruhan terjemahan kalimat yang mengandung tindak tutur komisif.Commissive speech act is one of the pragmatic aspects to regard by the translator in translating the text. It aims to produce a qualified translation in regarding accuracy and acceptability aspects. According to the aspects, this research aims to describe accuracy and acceptability of translation in sentences which accommodate commissive speech act using pragmatic approach. The data used is commissive speech and qualitative translation value result. The sources of the data are an Insurgent novel by Veronica Roth and informants. The data were collected through document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion then analyzed the domain, taxonomic, componential analysis, and cultural theme. The result shows that translation in the Insurgent novel has high accuracy and acceptability values. This research concludes that the accuracy and acceptability level in each commissive speech act has an impact on quality of whole translated sentences which contain commissive speech act.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Author(s):  
Dewi Novianti ◽  
Siti Fatonah

Social media is a necessity for everyone in communicating and exchanging information. Social media users do not know the boundaries of age, generation, gender, ethnicity, and religion. However, what is interesting is the user among housewives. This study took the research subjects of housewives. Housewives are chosen as research subjects because they are pillars or pillars in a household. If the pillar is strong, then the household will also be healthy. Thus, if we want to build a resilient and robust generation, we will start from the housewives. A healthy household starts from strong mothers too. This study aims to find out the insights of the housewives of Kanoman village regarding the content on smartphones and social media and provide knowledge of social media literacy to housewives. This study used a qualitative approach with data collection techniques using participant observation, interviews, focus group discussion (FGD), and documentation. The results of the study showed that previously housewives had not experienced social media literacy. Then the researchers took steps to be able to achieve the desired literacy results. Researchers took several steps to make them become social media literates. They become able to use social media, understand social media, and even produce messages through social media.


2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Theresia Martina Marwanti

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran ketahanan sosial dalam menghadapi perubahan sosial pada komunitas adat Kampung Pulo, yang meliputi profil komunitas, perlindungan sosial, partisipasi komunitas dan penyelesaian konflik terkait dengan perubahan sosial. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). Penentuan sumber data ada 6 informan dilakukan secara purposive. Pemeriksaan keabsahan data, melalui uji kredibilitas dan uji konfirmabilitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan reduksi data, kategorisasi dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan perlindungan sosial warga komunitas ini  bersifat tradisional maupun kontemporer. Dalam hal partisipasi, hampir semua warga masyarakat adat ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi perubahan sosial. Konflik yang terjadi diantara warga komunitas adat dalam menghadapi perubahan masih ditemukan, namun tidak sampai ke permukaan dan tidak menimbulkan gejolak. Secara umum komunitas adat Kampung Pulo, memiliki ketahanan sosial yang sudah baik, sehingga mampu menjadi benteng pengamanan bagi perubahan sosial dalam kehidupannya. Kata kunci: ketahanan sosial, komunitas adat, perubahan sosial


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document