scholarly journals Hubungan Hiperglikemia dengan Prothrombin Time pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Aloksan

2015 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Muhammad Ibnu Malik ◽  
Ellyza Nasrul ◽  
Asterina Asterina

AbstrakDiabetes mellitus mempunyai dua macam komplikasi yaitu komplikasi akut dan kronik. Komplikasi kronik DM (mikroangiopati dan makroangiopati) terjadi akibat disfungsi endotel yang disebabkan oleh berbagai proses pathogenesis yaitu hiperglikemia, stres oksidatif, peningkatan jumlah asam lemak bebas, Protein Kinase C β dan defek sekresi insulin. Kerusakan pembuluh darah (disfungsi endotel) tersebut dapat dideteksi melalui pemeriksaan activated partial prothrombin time (APTT) dan prothrombin time (PT) yang berperan dalam mekanisme homeostasis padatubuh.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan hiperglikemia dengan prothrombin time pada mencit putih (Musmusculus) yang diinduksi aloksan. Desain penelitian ini adalah post test only control group design yang dilaksanakan dari Oktober 2013 hingga Februari 2014 di Laboratorium Sentral RS. Dr. M. Djamil Padang. Subjek penelitian adalah mencit putih (Musmusculus) yang telah memenuhi criteria inklusi dan eksklusi, kemudian dibagi menjadi kelompok hiperglikemia (diinjeksikan aloksan) dan kelompok kontrol. Setelah adaptasi selama tujuh hari, dilakukan injeksi aloksan serta pemeriksaan glukosa darah dan berat badan tiap empat hari sekali. Pada hari ke 30 dilakukan terminasi untuk mengukur PT mencit. Hasil menunjukkan terdapat pemendekan PT pada kedua kelompok penelitian dengan rerata PT kelompok control adalah 7,96 detik dan kelompok hiperglikemia adalah 8,12 detik. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan tidak terdapat hubungan antara hiperglikemia dan prothrombin time (p > 0,05).Kata kunci: hiperglikemia, diabetes mellitus, prothrombin time, aloksan.AbstractDiabetes mellitus have two complication, they are acute and chronic complication. Chronic complication of DM (microangiopathy and macroangiopathy) accured because endotel dysfunction which caused by various pathogenesis, such as hyperglycemia, oxydative stress, upregulation of free fatty acid, Protein Kinase C β and insulin secretion defect. Endothelial disfungtion can be detected by activated partial thromboplastin time (APTT) and prothrombin time (PT). The objective of this studi was to determine the correlation between hyperglycemia and prothrombin time in mice (Mus musculus) induced with aloxan. The design of this research was a post test only control group design conducted in October 2013 until February 2014 in Central Laboratory RS Dr. M. Djamil Padang. The subject were white mice (Mus musculus) who have met the inclusion and exclusion criteria. The subject were divided as hyperglycemia group (induced with aloxan) and control group. After seven days of adaptation, the aloxan was injected and measurenment of blood glucose and body weight had been done, one time in every four days. Then in day 30th the termination of mice had been done to meassure the prothrombin time. The result showed the prothrombin time between group was shortened with the average prothrombin time of the control group was 7,96 second and the hiperglicemia group was 8,12 second. The result showing no correlation between hyperglycemia and prothrombin time with the degree of signification is (p) 0,7 (p > 0,05).Keywords: hyperglycemia, diabetes mellitus, prothrombin time,

2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Sonia Hadiyanti ◽  
Harmayetty Harmayetty ◽  
Ika Yuni Widyawati

AbstrakTHIS ARTICLE IS RETRACTED DUE TO REDUNDANT PUBLICATION. Berdasarkan penelitian terbaru, olahraga/ latihan mempunyai efek yang signifikan dalam menurunkan glukosa darah penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efek dari model latihan isometrik terhadap kadar glukosa darah pada mencit yang dikondisikan mengalami diabetes mellitus. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni (True Experiment). Menggunakan rancangan eksperimen The Randomise Post Test Only Control Group Design. Sampel adalah mencit jantan dengan berat 20-27 gram. 27 ekor mencit jantan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok control terdiri dari mencit normal yang diinjeksi NaCl sebagai placebo. Kelompok kedua adalah mencit diabetes yang tidak diberikan latihan isometrik dan kelompok ketiga adalah mencit diabetes diberikan latihan isometrik. Kelompok kedua dan ketiga diinjeksi streptozotocin (STZ) untuk meginduksi DM. Setelah 48 jam diinjeksi, kedua kelompok diberikan glukosa oral (Dextrose-40%). Kelompok ketiga diberikan latihan isometrik menggunakan treadmill selama 23.31 menit dengan kecepatan 21 cm/detik dan sudut elevasi 0°. Data dianalisa menggunakan One Kolmogorov-Smirnov test, ANOVA test dan Least Significance Difference (LSD) dengan α<0.05. Analisa One Kolmogorov-Smirnov test p=0.94 pada kelompok kontrol, p=0.50 pada kelompok mencit diabetes, and p=0.19 pada kelompok perlakuan. Hasil ANOVA tes adalah p=0.08. Hasil LSD untuk gluksa darah adalah p=0.23 untuk kelompok perlakuan. Hal ini mungkin terjadi karena pada kelompok kedua terdapat 2 mencit dengan glukosa darah normal dan pada kelompok ketiga kadar glukosa darah awal tidak diketahui. Sehingga, mungkin saja kelompok tersebut juga memiliki kadar glukosa darah normal. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada efek latihan isometrik dalam menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian selanjutnya disarankan mengidentifikasi lebih jauh tentang frekuensi dan intensitas latihan isometrik yang dapat mempengaruhi penurunan kadar glukosa darah.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 21-28
Author(s):  
Monik Krisnawati

Pendahuluan: Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Pengobatan penyakit diabetes mellitus dapat menggunakan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) seperti Metformin ataupun obat tradisional seperti Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers). Aktivitas antidiabetes batang Brotowali berkaitan dengan adanya kandungan alkaloid, flavonoid, glikosida, dan terpen Tujuan: Untuk mengetahui dan membandingkan aktivitas antidiabetes antara Brotowali dengan Metformin pada mencit jantan. Metode: Penelitian eksperimental pre and post test control group design, menggunakan 15 ekor mencit yang diberi beban glukosa dan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok kontrol negatif (aquadest), kelompok kontrol positif (Metformin) dengan dosis 65 mg/kg BB, dan kelompok zat uji (kapsul Brotowali) dengan dosis 130 g/Kg BB. Hasil: Kapsul Brotowali memiliki aktivitas antidiabetes pada mencit putih jantan yang dilihat dari rerata penurunan kadar glukosa darah, namun penurunan  kapsul Brotowali lebih lambat dibandingkan  kelompok perlakuan Metformin pada menit ke 90 yakni 165,6 mg/dl. Kesimpulan: Kapsul Brotowali terbukti memiliki aktivitas antidiabetes yang ditunjukkan dengan hasil analisis statistik keseluruhan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel.


2017 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
Author(s):  
Okky Irtanto ◽  
Alex Pangkahila ◽  
IGM Aman

Abstract: Overtraining accelerates aging due to the excessive production of free radicals that can cause oxidative stress. Banana floret extract contains bioactive compounds with antioxidant capacity which can increase the body's defence to deal with the oxidative stress by increasing the level of superoxide dismutase (SOD). This study was aimed to prove that the banana (Musa x paradisiaca) floret extract could prevent the decrease of superoxide dismutase (SOD) levels in overtraining-induced mice (Mus musculus) BALB/c liver. This was a true experimental study with the post-test only control group design. Subjects were 36 male mice (Mus musculus), BALB/c strain, 12 weeks old, weighing 20-22 g, which were divided into two groups with 18 mice each. The control group (P0) was treated with a placebo of 1 ml aquadest and overtrained for 14 days meanwhile the treatment group (P1) was treated with banana (Musa x paradisiaca) floret extract of 400 mg/kgBW/day and overtrained for 14 days. The results showed that after 14-day treatment, the mean SOD level in the liver tissue of the P0 group was 568.82±9.558 U/mg protein whereas in the P1 group was 588.37±10.629 U/mg protein (P < 0.01). The t-independent test showed a t value of -5.804 and a P value of 0.000 which indicated that after treatment, the levels of SOD in liver tissue of both groups were significantly different. Conclusion: Banana (Musa x paradisiaca) floret extract could prevent the decrease of superoxide dismutase (SOD) levels in the liver tissue of overtraining-induced mice (Mus musculus) BALB/c.Keywords: banana floret, SOD, liver, overtrainingAbstrak: Aktivitas fisik berlebih mempercepat penuaan karena meningkatkan produksi radikal bebas yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Ekstrak floret pisang mengandung senyawa bioaktif dengan kapasitas antioksidan yang dapat meningkatkan pertahanan tubuh dalam menghadapi stres oksidatif melalui peningkatan kadar superoksida dismutase (SOD). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak floret pisang raja (Musa x paradisiaca) dapat mencegah penurunan kadar SOD pada hati mencit (Mus musculus) BALB/c dengan aktivitas fisik berlebih. Jenis penelitian ialah eksperimental murni dengan post test only control group design. Subjek penelitian ialah 36 ekor mencit (Mus Musculus) BALB/c, jantan, berumur 12 minggu, berat badan 20-22 gr, yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing berjumlah 18 ekor mencit. Kelompok kontrol (P0) diberikan plasebo berupa aquadest sebanyak 1 ml dengan aktivitas fisik berlebih selama 14 hari, dan kelompok perlakuan (P1) diberikan ekstrak floret pisang raja (Musa x paradisiaca) dosis 400 mg/kgBB mencit per hari dicampur aquadest hingga 1 ml dengan aktivitas fisik berlebih selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar SOD jaringan hati pada kelompok kontrol (P0) sesudah perlakuan (post-test) ialah 568,82±9,558 U/mg protein, sedangkan pada kelompok perlakuan (P1) ialah 588,37± 10,629 U/mg protein. Analisis kemaknaan dengan T-Independent mendapatkan nilai t= -5,804 dan nilai P = 0,000 yang menunjukkan bahwa sesudah perlakuan (post-test), kadar SOD jaringan hati pada kedua kelompok berbeda sangat bermakna. Simpulan: Ekstrak floret pisang raja (Musa x paradisiaca) dapat mencegah penurunan kadar SOD pada hati mencit (Mus musculus) BALB/c dengan aktivitas fisik berlebih.Kata kunci: floret pisang raja, SOD, hati, aktivitas fisik berlebih


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 131-137
Author(s):  
Chantika Lady ◽  
Fillah Fithra Dieny ◽  
Enny Probosari

Latar Belakang : Lebih dari 90% penderita diabetes mellitus berstatus gizi obesitas. Olahraga yang tepat dilakukan dan direkomendasikan oleh American Diabetes Association dalam mengontrol kadar glukosa darah dan profil lipid adalah olahraga dengan intensitas sedang, seperti yoga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan yoga terhadap kadar glukosa darah puasa (GDP) pada wanita dengan kelebihan berat badan. Metode: Penelitian quasi experiment dengan rancangan pre-post test with control group design sebanyak 22 subjek dan dipilih dengan menggunakan metode consecutive sampling, dibagi menjadi 2 kelompok dengan metode simple randomization. Subjek penelitian adalah 22 wanita usia 19-25 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan mendapat latihan yoga 60 menit sebanyak 10 kali selama 20 hari dan edukasi gizi, dan kelompok kontrol hanya mendapatkan edukasi gizi. Data glukosa darah puasa diukur  2 kali yaitu sebelum dan sesudah penelitian dengan alat spektofotometri dengan metode Glucocard TM Test Strip; sedangkan data asupan makanan diambil sebanyak 5 kali selama intervensi berlangsung dengan menggunakan metode Food Recall. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon, Uji Mann Whitney, dan regresi linier untuk variable perancu selama intervensi. Hasil :  Terdapat penurunan nilai Glukosa Darah Puasa yang bermakna (p = 0,01) pada kelompok perlakuan dengan nilai GDP dari 113,64 mg/dl ± 55,24 menjadi 102 mg/dl ± 52,69. Pada kelompok kontrol ada penurunan GDP namun tidak bermakna (p = 0,18) yaitu 117,73 mg/dl ± 60,32 menjadi 110,73 mg/dl ± 65,47. Berdasarkan selisih penurunan GDP antara kelompok perlakuan lebih besar (11,63 mg/dl ± 11,77) dibanding kelompok kontrol (7,00 mg/dl ± 17,07).Namun selisih GDP pada kedua kelompok setelah intervensi latihan yoga tidak bermakna (p = 0,18). Kesimpulan : Latihan yoga selama 10 kali pada wanita obesitas tidak signifikan berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa.


2018 ◽  
Vol 54 (2) ◽  
pp. 84 ◽  
Author(s):  
Widayati Agustina ◽  
Widjiati Widjiati ◽  
Alfiah Hayati

This study aimed to determine the effects of red fruit (Pandanus conoideus Lam) oil on MDA levels and spermatozoa quality in mice (Mus musculus) exposed to MSG. The quality includes motility, viability, concentration, and morphology of spermatozoa. This experimental study used randomized post-test only control group design. The subjects of this study were 25 mice (Mus musculus), divided into 5 groups (5 mice per group). K- group received distilled water for 35 days. K+ group received 4 mg/g BW MSG for 21 days. P1, P2, and P3 treatment groups received 4 mg/g BW MSG for 21 days and 0.02; 0.04; 0.08 ml/g BW red fruit oil, respectively, from day 22 to 35. The results showed that mean spermatozoa morphology in K-, K+, P1, P2, P3 groups were as follows: 0.86; 0.56; 0.67; 0.61; and 0.87 (%). The spermatozoa concentrations were sequentially as follows: 21; 10; 15; 32,8,19 (107 cells/ml). The spermatozoa's vitalities were as follows: 0,64; 0,14; 0,24; P2: 0.36; 0.68 (%). MDA levels were respectively: 0.29; 0.60; 0.35; 0.23; and 0.19 (nm). As a conclusion, testicular MDA levels in mice exposed to MSG and given with red fruit oil were lower than those in mice exposed to MSG without receiving red fruit oil. The quality of spermatozoa in mice exposed to MSG and receiving red fruit oil was higher than that of mice exposed to MSG without being given with red fruit oil.


2017 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 104
Author(s):  
Nyayu Fitriani ◽  
Kamalia Layal ◽  
Kamila Kamila

Diabetes mellitus merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronik yang diakibatkan oleh defek pada sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya. Daun Andrographis paniculata dan Vernonia amygdalina merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai pengendali kadar gula dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak kedua daun dibandingkan dengan acarbose dalam menurunkan kadar gula darah postprandial tikus diabetes. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan pre dan post test control group design. Tikus diinduksi dengan aloksan kemudian diobati dengan kombinasi ekstrak dengan dosis yang berbeda selama 7 hari. Sebanyak 25 ekor tikus dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok yang diberikan aquadest (kontrol negatif); acarbose 75mg/kgBB (kontrol positif), kombinasi ekstrak etanol daun Andrographis paniculata 500mg/kgBB dan daun Vernonia amygdalina 100mg/kgBB; kombinasi ekstrak etanol daun Andrographis paniculata 1000mg/kgBB dan daun Vernonia amygdalina 200mg/kgBB; dan kombinasi ekstrak etanol daun Andrographis paniculata 2000mg/kgBB dan daun Vernonia amygdalina 400mg/kgBB. Analisis data kadar gula darah tikus menggunakan uji T- berpasangan dan PostHoc. Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara semua kombinasi ekstrak daun Andrographis paniculata dan daun Vernonia amygdalina dengan acarbose dalam menurunkan kadar gula darah postprandial tikus wistar yang diinduksi aloksan (p>0,05). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun Andrographis paniculata dan daun Vernonia amygdalina efektif dalam menurunkan kadar gula darah postprandial tikus diabetes.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 12-20
Author(s):  
Adinda Febriyanti ◽  
Cau Kim Jiu ◽  
Sri Ariyanti

Background: Diabetes Militus is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia or an increase in blood sugar that occurs due to abnormal insulin secretion. Diabetes Mellitus in the world is one of the health problems that cause death. IDF data (2013) says Indonesia is the seventh largest country in the case of Diabetes Militus. Diabetes Militus in West Kalimantan Province increased from 0.6% in 2007 to 0.8% in 2013, this number increased compared to 2012, which was 4866 cases (Pontianak City Service 2014 in Salim, I.O, 2016). Based on 30 samples taken from the Purnama Public Health Center, 15 men and 15 women were found to suffer from Diabetes Militus type 2. With a poor lifestyle so that when carrying out research many were found with more weight. Purpose: Effectiveness of Types of Honey (Forest Honey, Kelulut Honey and Livestock Honey) Against Blood Sugar Levels Research Methods: Descriptive Quantitative with a sample of 30 respondents using a quasi-experimental design with a pre-test and post-test nonequivalent control group design. Research Results: The results showed that all honey can reduce blood sugar levels, especially forest honey. The results of data analysis using Anova statistical test obtained p value Pre test 0.52> α: 0.05 and Post test 0.113> α: 0.05 showed that there were no significant values ​​of the three types of honey on the decrease in blood sugar levels. Conclusion: Based on the results of the study concluded that there was no effectiveness of the types of honey (forest honey, honey kelulut and livestock honey) to reduce blood sugar levels in the Purnama Community Health Center Keywords: Honey, Blood Sugar Levels   ABSTRAK Latar Belakang: Diabetes Militus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan gula darah yang terjadi akibat sekresi insulin abnormal. Diabetes Mellitus di dunia adalah salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan kematian. Data IDF (2013) mengatakan Indonesia adalah Negara terbesar ketujuh dalam kasus Diabetes Militus. Diabetes Militus di Provinsi Kalimantan Barat meningkat dari 0,6% pada tahun 2007 menjadi 0,8% pada tahun 2013, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2012, yaitu 4866 kasus (Layanan Kota Pontianak 2014 di Salim, I.O, 2016). Berdasarkan 30 sampel yang diambil dari Pusat Kesehatan Masyarakat Purnama, 15 priadan 15 wanita ditemukan menderita Diabetes Militus tipe 2. Dengan gaya hidup yang buruk sehingga ketika melakukan penelitian banyak ditemukan yang lebih berat. Tujuan: Efektivitas Jenis-jenis Madu (Madu Hutan, Madu Kelulut dan Madu Ternak) Terhadap Kadar Gula Darah Metode Penelitian: Deskriptif Kuantitatif dengan sampel 30 responden menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre-test dan post-test nonequivalent control group design. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua madu dapat mengurangi kadar gula darah, terutama madu hutan. Hasil analisis data menggunakan uji statistic Anova diperoleh nilai p Pre test 0,52> α: 0,05 dan Post test 0,113> α: 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada nilai signifikan ketiga jenis madu terhadap penurunan kadar gula darah. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak ada efektifitas jenis-jenis madu (madu hutan, madu kelulut dan madu ternak) untuk menurunkan kadar gula darah di Puskesmas Purnama


EMBRIO ◽  
2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Rr. Catur Leny Wulandari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian genistein terhadap penurunan kadar TNF-α studi pada (Mus musculus) model endometriosis. Penelitian dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu : kontrol negatif, kontrol positif dengan perlakuan pemberian genistein dosis 50 mg/hari, 100 mg/hari, 200 mg/hari, 300 mg/hari, 400 mg/hari, 500 mg/hari. Pengukuran kadar TNF-α menggunakan ELISA kit. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan uji Perbandingan berganda |Ri-Rj| 5%.Menggunakan mencit model endometriosis.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni (true experimental) dengan menggunakan rancangan percobaan dengan metode randomized post-test control group design., dilakukan di Laboratorium Fisiologi Reproduksi Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya dan Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.  Ada pengaruh pemberian genistein terhadap kadar TNF-α dalam cairan peritoneal mencit model endometriosis (p<0,05). Genistein mampu menurunkan kadar TNF-α terendah pada dosis 100 mg/hari (148.25±7.89 pg/ml) bila dibandingkan dengan perlakuan dosis yang lain.


Author(s):  
Rinza Rahmawati Samsudin

 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bioaktifitas ekstrak bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis l.) terhadap  kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus) yang mengalami hiperkolesterolemia dengan diet tinggi lemak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni, dengan menggunakan rancangan randomized post-test only control group design. Bunga sepatu mengandung pigmen antosianin yang termasuk golongan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Sebanyak dua puluh delapan mencit dibagi menjadi empat kelompok (K1, K2, K3 dan K4). Kelompok K1 adalah kelompok yang mendapat perlakukan pakan tinggi lemak dan aquadest setelah aklimatasi. Kelompok K2, K3, dan K4 adalah kelompok  terapi yang mendapat perlakukan pakan tinggi lemak, ekstrak bunga septum sebanyak 1 ml dan aquadest setelah aklimatasi. Pemberian pakan tinggi lemak berlangsung selama 28 hari. Selama penelitian berlangsung penimbangan berat badan tikus dilakukan sebanyak lima kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian 1 ml ekstrak bunga sepatu selama dua puluh delapan hari dapat menurunkan kadar kolesterol mencit dimana nilai p<0.05. Kata kunci: ekstrak bunga sepatu, kadar kolesterol, diet tinggi lemak


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Taufan Citra Darmawan

Pendahuluan: Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degenerative yang mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Di Indonesia fenomena diabetes melitus terkini tidak hanya menyerang lansia tapi juga rentang usia lainnya. Salah satu solusi alternatif yang dapat dicoba yaitu pengobatan tradisional dengan daun jambu biji. Penelitian sebelumnya terkait daun jambu biji mengatakan bahwa dalam daun jambu biji terdapat zat yang berdampak menurukan gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung pengaruh rebusan daun jambu biji terhadap kadar glukosa darah. Metode: penelitian ini adalah true experiment Desain penelitian yang digunakan yakni pre post test control group design. Lokasi penelitian dilakukan di laboratorium biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah hewan mencit sebanyak 32 ekor yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil dan Analisa: Dengan menggunakan uji chi - square didapatkan hasil yang signifikan ρ < α = 0,00 < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh pada rebusan air daun jambu biji terhapat penurunan glukosa darah pada mencit. Hasil penelitian 16 ekor mencit yang dilakukan uji coba didapatkan bahwa seluruh mencit mengalami penurunan kadar glukosa darah. Kesimpulan: air rebusan daun jambu biji (psidium guajava) dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit jenis (mus muculus). Penelitian ini masih merupakan penelitian tahap awal dimana perlu dilakukan uji coba lebih lanjut terhadap spesimen hewan mamalia jenis lainnya sebelum dilakukan kepada manusia.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document