scholarly journals EFEKTIFITAS JUS SELEDRI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMALINGKAR

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 67-74
Author(s):  
Lasria Simamora ◽  
Srilina Br.Pinem ◽  
Nurhamida Fithri
Keyword(s):  

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat.Pengendalian hipertensi dapat dilakukan dengan pendekatan farmakologisdan non-farmakologis. Salah satu pengobatan non farmakologis adalah dengan menggunakan seledri. Seledri mengandung apigenin, flavonoid, vitamin C, apiin, kalsium, dan magnesium untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas jus seledri dalam menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain pre post eksperimental. Jumlah responden di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar sebanyak 10 responden dengan tingkat signifikansi <0,05. Rata-rata penurunan tekanan darah sistolik 30 mmHg dan distolik 14 mmHg. Hasil Uji statistik didapatkan p- value 0,000 (<0,5), disimpulkan bahwa jus seledri efektif terhadap penurunan tekanan darah.

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 676-682
Author(s):  
Mustofa Mustofa ◽  
Evy Kurniawaty ◽  
Arif Yudho Prabowo ◽  
Novita Carolia

Pendahuluan; Luka post hecting adalah luka yang terjadi akibat tindakan medis, secara fisiologis tubuh akan mengalami proses penyembuhan luka. D gel merupakan gel yang mengandung siloxane cyclic dan vitamin C yang dapat digunakan untuk penyembuhan luka post hecting, tetapi salah satu pengobatan luka lain yang saat ini dapat digunakan adalah ekstrak sel punca mesenkimal tali pusat manusia (WJMSCs). Tujuan; mengetahui waktu perbedaan penyembuhan luka post hecting antara ekstrak WJMSCs dengan D gel. Metode; menggunakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan 21 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague dawley yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok perlakuan berbeda. Perlakuan dibagi atas kelompok K: kontrol negatif (povidone iodine), P1: ekstrak WJMSCs, dan P2: D gel. Pengamatan terhadap luka post hecting dilakukan selama 14 hari menggunakan kriteria Nagaoka dan data dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif kategorik serta Kruskal-Wallis. Hasil; menunjukkan adanya perbedaan waktu penyembuhan luka post hecting antara ekstrak WJMSC dengan D gel secara bermakna dengan p value= 0,03, dengan waktu penyembuhan luka kelompok K: 12,7 hari, kelompok P1: 7 hari, dan kelompok P2: 11 hari. Kesimpulan; bahwa terdapat perbedaan bermakna penyembuhan luka post hecting antara ekstrak WJMSC dengan D gel


2019 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 301
Author(s):  
Karwati Karwati ◽  
Damay Yanti

Anemia is one of the many problems that occur in pregnant women in developing countries. First trimester pregnant women often experience nausea and vomiting that can affect the pattern of eating that is received. The purpose of this study was to determine whether nutritional intake and nausea and vomiting disorders in first trimester pregnant women were associated with anemia. The sample of this study was all first trimester pregnant women, selected by quota sampling technique. The research design used in this study was cross sectional, which aims to examine the correlation between nutrient intake (iron, protein, and vitamin C) and nausea and vomiting disorders with anemia. The instrument used to determine the intake of iron, protein, vitamin C was food records that were filled by respondents for 3 days. To test the hypothesis of the relationship used the chi square test and Fisher's exact test. From the results of the analysis of the relationship between iron intake, Vitamin C and nausea and vomiting with anemia, p-value = 0.003, p-value = 0.001 and p-value 0.001, it can be concluded that there is a relationship between iron intake, vitamin C and vomiting nausea with the incidence of anemia in first trimester pregnant women (first). While the results of the analysis of the relationship of protein intake with anemia obtained p-value = 0.806, it can be concluded that there is no relationship between protein intake and the incidence of anemia in first trimester pregnant women (first). The mean intake of iron, protein, and vitamin C in first trimester pregnant women both in the anemic and non-anemic groups had a daily intake that was still far from the nutritional adequacy standard set by the government that the RDA of iron was 26 g / dL / day Protein was 76 mg / day and Vit C is 70-85 mg / day. Keywords: food intake; nausea and vomiting; anemia ABSTRAK Anemia merupakan salah satu masalah yang banyak terjadi pada ibu hamil di negara berkembang. Ibu hamil trimester I sering mengalami gangguan mual muntah yang dapat berpengaruh pada pola ragam makan yang diterima. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah asupan nutrisi dan gangguan mual muntah pada ibu hamil trimester I berhubungan dengan kejadian anemia. Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester I diambil dengan teknik Non Probability sampling yaitu Sampling Kuota. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah epidemiologi analitik observasional dengan desain cross sectional, yang bertujuan menguji hipotesi dalam mencari korelasi asupan nutrisi (zat besi, protein, dan vitamin C) dan gangguan mual muntah dengan kejadian anemia. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kecukupan asupan zat besi, protein,vitamin C adalah food records yang di isi oleh responden selama 3 hari. Untuk melihat hubungan karakteristik dengan variabel dependen digunakan uji chi square dengan alternative uji exact fisher. Dari hasil analisis hubungan antara asupan zat besi, Vitamin C dan mual muntah dengan anemia didapatkan nilai p-value= 0,003, p-value = 0,001 dan p-value 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan Zat Besi, Vitamin C dan Mual Muntah dengan kejadian Anemia pada ibu hamil trimester 1 (pertama). Sedangkan hasil analisis hubungan asupan protein dengan anemia didaparkan p-value= 0,806 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan protein dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester 1 (pertama). Rerata asupan zat besi, protein, dan vitamin C pada ibu hamil trimester I baik pada kelompok anemia maupun tidak anemia memiliki jumlah asupan harian yang masih jauh dari standar kecukupan gizi yang ditetapkan oleh pemerintah bahwa AKG zat besi adalah 26 g/dL/hari Protein adalah 76 mg/hari dan Vit C adalah 70-85 mg/hari. Kata kunci: asupan makanan; mual dan muntah; anemia


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 230-235
Author(s):  
Fitriani Fitriani ◽  
Yulistiana Evayanti ◽  
Nurul Isnaini
Keyword(s):  
P Value ◽  

ABSTRAK Latar Belakang :Hemoglobin merupakan zat warna yang terdapat dalam sel darah merah dan berguna untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh, hemoglobin adalah ikatan protein, garam besi, zat warna. Saat kehamilan, anemia dapat di cegah dan di obati dengan menggunakan zat besi dan suplemen asam folat. Vitamin C salah satu kombinasi yang baik untuk membantu penyerapan zat besi. Salah satu buah yang mengandung vitamin C dan senyawa bermanfaat untuk kesehatan yaitu tomat. Kandungan tomat dalam 180 gram adalah 24,6 mg vitamin, 0,49 mg zat besi, dan 27 mcg asam folat. Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti lakukan pada januari Tahun 2019 dari hasil observasi pada buku ANC diketahui 48 ibu hamil diantaranya 22 TM III.Tujuan : Mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Tomat terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada ibu hamil trimester III di BPS Rohanah, STr.Keb.Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan pra eksperimen dengan rancangan One group pretest – posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami anemia trimester III sebanyak 22 responden. Sampel 15 orang,  Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi dan analisa data yang digunakan adalah uji T-dependent. Hasil :  Rata-rata kadar hemoglobin sebelum pemberian jus tomat 9.687 dan standar deviasi .4838. Nilai rata-rata kadar hemoglobin sesudah pemberian jus tomat 11.773 dan standar deviasi 1.0074. Ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap peningkatan kadar hb pada ibu hamil  (p value 0,000 < 0,05). Kesimpulan :  Ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil. Bagi ibu hamil dapat mengkonsumsi jus tomat secara rutin guna pencegahan terjadinya anemia serta banyak istirahat istirahat yang cukup.Saran: Bagi ibu hamil dapat mengkonsumsi jus tomat secara rutin guna pencegahan terjadinya anemia serta banyak istirahat istirahat yang cukup.  Kata Kunci             : Jus tomat, kadar haemoglobin 


2021 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 738-743
Author(s):  
Sri Ayu Arianti ◽  
Sri Lestari ◽  
Supriyatni Kartadarma

Background : Anemia in pregnancy is currently a global problem in Indonesia because it can cause maternal death. The role of iron is very important for pregnant women and fetuses. The risk of anemia in pregnant women can cause postpartum bleeding, prolonged labor and infection during the puerperium. Disorders of fetal development can also be caused by iron deficiency. The importance of efforts to reduce the problem of anemia in pregnant women can be pharmacologically and non pharmacologically. Non-pharmacological treatment can be know as complementary or alternative therapy by  giving seaweed and honey  drinks. Consumption of foods containing Fe such as seaweed and consumption of food containing Fe absorption aids (Fe enhancers) containing vitamin C can increase hemoglobin levels in pregnant women.  Purpose: to determine the effectiveness of seaweed (Eucheuma Spinosum) and honey drinks on increasing haemoglobin levels in pregnant women.Methods : The research using a quasi-experimental research method with one group pre test-post test design. The sampling technique used was the non-probability sampling technique of "purposive sampling" with a sample of 30 pregnant women who were given 100 grams of seaweed drink and 25 grams of honey a day for 10 days.Results :  The results showed that there was a change in the mean before being given treatment (Pre test) of 10.4 gr/dl after being given an intervention (post test) of 11.4 gr/dl. Hemoglobin levels after treatment increased on average by 1 g/dl with p-value (0.001) (P <0.05).Conclusion : consuming seaweed and honey drinks has an effect on increasing hemoglobin levels in pregnant women. Keywords:  Haemoglobin, Seaweed , Honey ABSTRAK Latar Belakang : Anemia pada kehamilan saat ini menjadi masalah global di Indonesia karena dapat mengakibatkan kematian pada ibu. Peranan zat besi sangatlah penting bagi ibu hamil dan janin. Resiko anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya perdarahan pasca salin, persalinan lama dan  infeksi pada masa nifas. Gangguan pada perkembangan janin dapat disebabkan juga karena kekurangan zat besi. Pentingnya dilakukan upaya mengurangi masalah anemia pada ibu hamil dapat secara farmakologi dan non farmakologi. Penanganan secara non farmakologi dapat kita kenal dengan therapi komplementer atau alternatif dengan pemberian minuman rumput laut dan madu. Konsumsi makanan yang mengandung Fe seperti rumput laut dan konsumsi  makanan  yang mengandung  zat pembantu penyerapan Fe (enhancer Fe)  yang mengandung vitamin C dapat meningkatkan kadar haemoglobin pada ibu hamil.Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas minuman rumput laut (Eucheuma Spinosum) dan madu terhadap peningkatan kadar haemoglobin pada ibu hamil.Metode : penelitian ini menggunakan quasy experiment dengan one group pretest-post test design. Teknik pengambilan sampel dengan teknik Nonprobability sampling jenis “Purposive sampling” dengan jumlah sampel 30 orang ibu hamil yang diberikan minuman rumput laut 100 gr dan 25 gr sehari madu selama 10 hari.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan mean sebelum diberikan perlakuan (Pre test) 10,4 gr/dl setelah di berikan intervensi (post test) 11,4 gr/dl. kadar haemoglobin setelah perlakuan  rata-rata meningkat sebesar 1 gr/dl dengan p-value (0,001) (P <0,05).  Kesimpulan : mengkonsumsi minuman  rumput laut dan madu memiliki pengaruh terhadap peningkatan kadar haemoglobin pada ibu hamil. Kata kunci: Haemoglobin, rumput laut, madu 


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 143-152
Author(s):  
Riris Oppusunggu

School-age children are at high risk of anaemia, because of their low haemoglobin levels due to lack of iron intake. Anaemia causes pain and death, inhibits brain development, motor, mental, intelligence and physical growth, decreased physical abilities, pale faces which will reduce enthusiasm and learning achievement of school children. The purpose of this study was to determine the effect of giving lemuru fish sausage made from durian seeds on protein intake and haemoglobin levels in children with anaemia. This type of research is a quasi-experimental, namely the pre-test design and post-test experiment. Lemuru fish sausage made from durian seeds was given every day for 30 days to 30 school-age children in SD Negeri Jati Sari Lubuk pakam City, Deli Serdang Residence. Measurement of Haemoglobin and food consumption (energy, protein, vitamin C and iron) was carried out before and after the intervention. The results showed that most of the intake of energy, vitamin C and iron in school children was in the <100% category. The mean Haemoglobin before the intervention was 10.9 g / dl; after the intervention, the mean Haemoglobin was 12.1 g / dl. The mean increase in hemoglobin 1.2 g / dl was statistically significant (p-value = 0.000). It has been recommended to increase the time to intervene and use iron status indicators in other studies.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Fitriani Mardiana
Keyword(s):  

ABSTRAKSalah satu penyebab terjadinya mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil adalah anemia. Jumlah ibu hamil yang mengalami anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya tahun 2019 sebanyak 58 orang (5,1%) dari ibu hamil sebanyak 1136 orang. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya anemia adalah dengan mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C yaitu buah pepaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi buah pepaya terhadap kadar hemoglobin ibu hamil anemia yang mendapat suplementasi tablet Fe. Metode penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen dengan desain pretest posttest only design.. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Agustus-Oktober 2019 yang berjumlah 63 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Total Sampling yaitu sebanyak 63 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia sebelum diberi konsumsi buah pepaya sebesar 9,7 mg/dl termasuk pada kategori anemia ringan, sedangkan setelah mengkonsumsi buah pepaya rerata kadar hemoglobin sebesar 11,2 mg/dl termasuk pada kategori tidak anemia. Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa terdapat pengaruh konsumsi buah pepaya terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia yang mendapat suplementasi Fe dengan nilai p value sebesar 0,000. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh konsumsi buah pepaya terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia yang diberikan suplementasi Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Disarankan pengelola program puskesmas terutama pengelola program kesehatan ibu dan anak lebih meningkatkan pelayanannya terutama dalam memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya kepada ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe didampingi buah-buahan yang mengandung vitamin A dan C, sehingga ibu hamil terhindar dari anemia selama kehamilan.Kata Kunci : Anemia, hemoglobin, pepaya, tablet fe


Nutrients ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 420
Author(s):  
Mary Brauchla ◽  
Mark J. Dekker ◽  
Colin D. Rehm

Low intakes of fruits and vegetables have resulted in suboptimal intakes of several micronutrients, including vitamin C. This cross-sectional study used data from 84,902 children/adults (≥1 y) who completed a 24-h dietary recall as part of the United States National Health and Nutrition Examination Survey (1999–2018). Mean vitamin C intakes from foods/beverages were calculated as were trends in major food/beverage sources of vitamin C. Percentages below the Estimated Average Requirement (EAR) were estimated. Overall, mean vitamin C consumption declined by 23% (97–75 mg/d; p-value for trend < 0.001). 100% fruit juice was the leading source of vitamin C (25.6% of total or 21.7mg/d), but this declined by 48% (25–13 mg/d; p-value for trend < 0.001). Whole fruit increased among children/adolescents (+75.8%;10–17 mg/d; p-value for trend < 0.001), but not adults, while the vegetable contribution was generally unchanged. The proportion of the population below the EAR increased by 23.8% on a relative scale or 9 percentage points on an absolute scale (38.3–47.4%). Declines in vitamin C intake is driven largely by decreases in fruit juice coupled with modest increases in whole fruit. Due to associations between vitamin C intake and numerous health outcomes these trends warrant careful monitoring moving forward.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Yarmaliza Yarmaliza ◽  
Veni Nella Syahputri
Keyword(s):  

Tingginya kejadian stunting (balita pendek) di Indonesia (37,2%) merupakan permasalaha gizi yang berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten penyumbang kejadian stunting di provinsi Aceh yaitu 33,2%. Kaldu tempe merupakan hasil ekstrak dari bahan dasar tempe yang mengandung zat gizi protein, energi, lemak, zat besi, vitamin, fosfor, kalsium, vitamin A, Vitamin B1 serta vitamin C. Olahan tempe dapat dinikmati dengan berbagai bentuk, diantaranya yaitu menjadikan tempe sebagai kaldu dalam bentuk bubuk. Tujuan penelitian untuk mengkaji efektivitas produk rumahan kaldu tempe sebagai upaya intervensi spesifik dalam pencegahan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan eksperimental design dengan subjek penelitian 75 orang balita yanng berasal dari keluarga miskin. Intervensi yang dilakukan adalah pemberian kaldu bubuk tempe produk rumahan dengan penambahan 5 gr bubuk kaldu tempe pada setiap balita makan (3 kali sehari). Intervensi ini menghasilkan peningkatan tinggi badan pada balita. Pemberian bubuk kaldu tempe dapat meningkatkan secara signifikan rerata tinggi badan balita sehingga dapat mencegah stunting pada balita dengan rerata peningkatan tinggi badan sebesar 0,5 ± 1 cm, 1 ± 1.5 cm, 1,6 ± 2 cm, dan diperoleh nilai uji statistik p-value=0.000, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan tinggi badan pada pengukuran I atau pengukuran sebelum diberikan bubuk kaldu tempe produk rumahan dengan tinggi badan setelah diberikan bubuk kaldu tempe produk rumahan selama 3 bulan. Bubuk kaldu tempe merupakan olahan produk rumahan yang berasal dari kacang kedelai yang efektif dalam peningkatan tinggi badan pada balita, sehingga dapat mencegah stunting pada balita.


2021 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 793-800
Author(s):  
Ani Mustika ◽  
Rosmiyati Rosmiyati ◽  
Ledy Octaviani Iqmy ◽  
Anggraini Anggraini

Background : Data on visits of pregnant women who perform Antenatal Care (ANC) at BPM Okdiah Betty Kec. Trimurjo Kab. Lampung Tengan from December 2020 to January 2021, as many as 59 people. Based on the results of a pre-survey conducted at BPM Okdiah Betty, Amd. Keb Kec. Trimurjo Kab. Central Lampung in January 2021, there were 59 pregnant women in the I-III trimester who made ANC visits in December 2020 to January 2021. The purpose : of this research is to prove the effect of guava consumption (Psidium Guajava L) on hemoglobin levels in anemic pregnant women.Method :The type of research is quantitative, research design methods Experiment withapproach. two-group pretest posttest. Data on visits from pregnant women at BPM Okdiah Betty, Trimurjo District, Central Lampung Regency, obtained the number of pregnant women TM I-III from December 2020 to January 2021 as many as 59 people, purposive sampling technique was used, univariate and bivariate data analysis using t-test.Result : The average HB levels in pregnant women before being given guava and Fe tablets with a mean of 10,533 g/dlthe min value is 9.00 gr/dl and the max value is 11.40 gr/dl.The average Hb level after being given guava and fe tablets with a mean of 11.580gr/dlmin value 11.50 gr/dl and max value 11.80gr/dl,the results of statistical tests obtained P-value = 0.000 (<0.05). Conclusion : which means that there is an effect of guava consumption on Hb levels in anemic pregnant women.There is an effect of guava consumption on Hb levels in anemic pregnant women at BPM Okdiah Betty, Trimurjo District, Central Lampung Regency.As information material for respondents that consuming guava can increase hemoglobin levels in pregnant women so as to prevent anemia in pregnant womenSuggestion it is hoped that pregnant women will eat guava as a food choice that contains high vitamin C which can increase Fe absorption in pregnant women. so that the absorption of Fe can be maximized so that anemia does not occur. Key words : Guava, Hb Levels, Anemia Pregnant Women ABSTRAK Latar belakang :Data kunjungan ibu hamil yang melakukan Antenatal Care (ANC) di BPM Okdiah Betty Kec. Trimurjo Kab. Lampung Tengan sejak bulan desember 2020 sampai dengan januari 2021 yaitu sebanyak 59 orang. Berdasarkan hasil pre survey yang peneliti lakukan di BPM Okdiah Betty,Amd.Keb Kec.Trimurjo Kab.Lampung Tengah pada bulan Januari 2021 terdapat 59 ibu hamil trimester I-III yang melakukan kunjungan ANC pada bulan Desemder 2020 hingga Januari 2021.Tujuan penlitian ini adalah diketahuipengaruh konsumsi jambu biji (Psidium Guajava L) terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia.Metode:Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian metode Eksperiment dengan pendekatan two group pretest posttest. Data Kunjungan ibu hamil di BPM Okdiah Betty Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, didapat jumlah ibu hamil TM I-III sejak bulan desember 2020 sampai dengan januari 2021 sebanyak 59 orang, teknikpengambilan sampel purposive sampling., analisa data univariat dan bivariat menggunakan t-test.Hasil :Rata-rata kadar HB pada ibu hamilsebelum diberi jambu biji dan tablet Fe dengan Mean10,533gr/dlnilai min 9,00 gr/dl dan nilai max 11,40gr/dl.Rata-rata kadar Hb setelah diberi jambu biji dan tablet fe dengan Mean11,580gr/dlnilai min 11,50 gr/dl dan nilai max 11,80gr/dl,Hasil uji statistik didapatkan nilai P-value = 0.000 (<0,05) yang artinya terdapat pengaruh konsumsi jambu biji terhadap kadar Hb pada ibu hamil anemia.Kesimpulan :Terdapat pengaruh konsumsi jambu biji terhadap kadar Hb pada ibu hamil anemia di BPM Okdiah Betty Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Sebagai bahan informasi bagi responden bahwa dengan mengonsumsi jambu biji dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil sehingga dapat mencegah terjadinya anemia pada ibu hamilSaran diharapkan ibu hamil mau mengonsumsi jambu biji sebagai pilihan makanan yang mengandung vitamin C tinggi yang dapat meningkatkan absorpsi Fe pada ibu hamil sehingga absorpsi Fe dapat maksimal sehingga tidak terjadi anemia. Kata Kunci : Jambu Biji, Kadar Hb, Ibu Hamil Anemia 


2021 ◽  
Vol 33 (3) ◽  
pp. 226
Author(s):  
Amandia Dewi Permana Shita ◽  
Zahara Meilawaty ◽  
Dhesyarmani Putri Rothschildi ◽  
Agustin Wulan Suci Dharmayanti ◽  
Zahreni Hamzah

Introduction: The prevalence of periodontitis has reached 42.8% in Indonesia. One contributing factor is Porphyromonas gingivalis. The ovarian dysfunction caused by ovariectomy procedures may also cause periodontitis. Post ovariectomy conditions resemble menopause, lowering the production of estrogen and progesterone hormones, leaving patients vulnerable to periodontitis. To prevent the side effects of the treatment, herbal ingredients are commonly used. The extract of cassava leaves is known to have pharmacological effects as an antioxidant and, thus, can be applied as a medicine for periodontitis.      Methods: A total of 21 rats were divided into three groups, (1) control: healthy rats; (2) Group P.1: P. gingivalis-induced rats; (3) Group P.2: ovariectomized rats. Groups P.1 and P.2 were further divided into three subgroups that were administered cassava leaves extract at a dosage of 179.2 mg/ kg BW, aquades and vitamin C. Rats were euthanized at day eight after the initial treatment to collect left mandibular first molar. The mandibular sections were immunohistochemically stained to quantify SOD expression using light microscope while the Image J software was used. Fibroblast cells expressing SOD are characterized by brown coloration in the cytoplasm and darker nucleus. Results: In periodontitis conditions, either due to P.gingivalis induction or ovarian dysfunction, fibroblast cells in rats given cassava leaves extract expressed higher SOD than rats given aquades, but still lower than rats given vitamin C. The result of the one way ANOVA test showed p value of 0,00, which means that there is a significant difference in all groups. Conclusion: Cassava leaves extract demonstrated the potential to increase the antioxidant expression in P. gingivalis-induced and ovarian dysfunction rats.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document