scholarly journals Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan K4 di Puskesmas Katomaliga Beteleme, Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 21-31
Author(s):  
Jessica Florensia Lawani ◽  
Risma Riendera

The high Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia proves that the quality of various government programs in an effort to reduce MMR is not optimal, one of which is antenatal care (ANC). The quality of ANC service implementation can be assessed from the achievement of the K4 visit. The purpose of this research was to determine the factors related to the K4 visit at the Public Health Center’s ofKatomaliga Beteleme, Lembo Sub-District, North Morowali District, Central Sulawesi.This type of research is analytic survey with cross sectional approach. The sampling technique used probability sampling with random sampling (simple random sampling) totaling 144 respondents. The research instrument used a data collection format made in columns and rows containing numbers, initials name, age, occupation, gravida and K4 visits. Data analysis used Chi square statistical test. The results of this research indicate the factors associated with the K4 visit, namely gravida (p = 0.000) and those that are not related to the K4 visit, namely age (p = 0.462) and occupation (p = 0.838). Thus it is concluded that there is a gravida relationship with K4 visits and there is no relationship between age and occupation with K4 visits at Puskesmas Katomaliga Beteleme. ABSTRAK Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia membuktikan bahwa mutu dari berbagai program pemerintah dalam upaya penurunan AKI belum optimal, salah satunya adalah antenatal care (ANC).Mutu pelaksanaan pelayanan ANC dapat dinilai dari pencapaian kunjungan K4.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankunjungan K4 di Puskesmas Katomaliga Beteleme Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknikpengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan pengambilan secara acak (simple random sampling) berjumlah 144 responden.Instrumen penelitian menggunakan format pengumpulan data yang dibuat dalam kolom-kolom dan lajur-lajur yang berisi nomor, inisial nama, umur, pekerjaan, gravida dan kunjungan K4.Analisis data menggunakan uji statistik Chi square.Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4, yaitu gravida (p = 0,000) dan yang tidak berhubungan dengan kunjungan K4, yaitu umur (p = 0,462)dan pekerjaan (p = 0,838).Dengan demikian disimpulkan bahwa ada hubungan gravida dengan kunjungan K4 dan tidak ada hubungan umur serta pekerjaan dengan kunjungan K4 di Puskesmas Katomaliga Beteleme.  

2014 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Lusyta Puri Ardhiyanti

Jampersal dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang didalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan persalinan, pelayanan nifas termasuk KB pasca salin dan pelayanan bayi baru lahir (BBL) (Kemenkes RI, 2011). Cakupan atau target K1 dan K4 yang diharapkan berkisar antara 80-95%, sebaliknya standar cakupan ibu hamil yang ditoleransi mangkirnya (default toleration) normalnya berkisar 5-20%, bila standar cakupan pelayanan dan toleransi mangkir ini tidak terpenuhi, maka pada dasarnya program ANC sangat jelek dan tidak terkendali (Depkes RI, 2008). Jenis penelitianadalah analitik observasional melalui pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 52 ibu hamil Trimester III sedangkan sampelnya sebanyak 46 ibu hamil Trimester III yang berkunjung ke BPM Ny Sofa,S.ST Mancar Peterongan Jombang. Pengambilan sampel secara probability sampling dengan tehnik simple random sampling. Data diolah dengan software SPSS didapatkan hasil analisis dengan uji Chi-Square diperoleh nilai Probabilitas sebesar ρ = 0.001 < 0,05. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak berarti ada hubungan antara pemanfaatan program pelayanan Jaminan Persalinan (Jampersal) dengan pencapaian cakupan K4 (AntenatalCare) dengan tingkat keeratan sebesar 0,427 hal ini menunjukkan bahwa tingkat keeratannya cukup kuat. Sehingga alasan inilah yang menjadikan bahwa dengan adanya program pelayanan jaminan persalinan secara tidak langsung dapat meningkatkan pencapaian cakupan K4 (Antenatal Care) sekaligus untuk menilai keberhasilan program Jampersal ini.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Selviana Selviana ◽  
Elly Trisnawati ◽  
Sitti Munawarah

Abstract: Factors Related To Occurrence Of Diarrhea In 4-6 Year Children. Diarrhea cases in 4-6-year-old children in Desa Kalimas raised annually, from 10% in 2013 to 33% in 2014, and 35% in 2015. This study aimed at factors related to diarrhea cases in 4-6-year-old children in Desa Kalimas Kecamatan Sungai Kakap. Cross Sectional approach was used forty one sample participated in this study. They were selected by using proportional random sampling technique. The data analysis using chi-square test with a 95% confidence level. The study revealed significant correlation of hand washing (p = 0,043 ; PR = 2,175), microbial quality of drinking water storage (p = 0,016 ; PR = 1,462), availability of family latrine (p = 0,003 ; PR = 3,242), and diarrhea cases. There was no significant correlation between diarrhea cases are the habit of boiling water with the microbial quality of drinking water, the source of water for washing cutlery, and microbial of drinking water, (p > 0,05). It is hoped health authorized staffs in Desa Kalimas apply community- based total sanitation, enhance clean and healthy behaviour, and socialize healthy drinking water storage based on Regulation of Minister of Healthy No. 3/2014.Abstrak: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 4-6 Tahun. Angka kejadian diare pada anak usia 4-6 tahun di Desa Kalimas mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2013 kejadian diare sebesar 10%, tahun 2014 sebesar 33% dan 35% pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia 4-6 tahun di Desa Kalimas Kecamatan Sungai Kakap. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel  45 orang yang diambil menggunakan teknik proportional random sampling. Uji statistik yang digunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci tangan dengan diare (p = 0,043; PR = 2,175), penyimpanan air minum dengan kualitas mikrobiologi air minum (p = 0,016; PR = 1,462), ketersediaan jamban keluarga dengan diare (p = 0,003; PR = 3,242). Variabel yang tidak berhubungan yaitu kebiasaan memasak air dengan kualitas mikrobiologi air minum, sumber air untuk mencuci alat makan/minum dan kualitas mikrobiologi air minum dengan diare (p ≥ 0,005). Disarankan agar di Desa Kalimas bisa diterapkan program STBM dan peningkatan penerapan PHBS pada masyarakat Desa Kalimas serta mensosialisasikan cara penyimpanan air minum yang baik sesuai dengan Permenkes No 3 tahun 2014.


1970 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Dian Palupi Kusuma ◽  
Sheizi Prista Sari ◽  
Ikeu Nurhidayah

Posyandu merupakan pusat pemantauan tumbuh kembang balita berbasis masyarakat, namun masih banyak ibu yang tidak membawa anak berkunjung teratur ke posyandu. Di Kabupaten Bandung, Posyandu Desa Cimekar memiliki angka kunjungan balita yang terendah yaitu 70,3% pada Bulan Oktober– Desember 2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi ibu dengan perilaku membawa balita ke posyandu dengan pendekatan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 94 ibu balita yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling di 10 Posyandu Desa Cimekar. Analisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,12% memiliki persepsi positif tentang posyandu dan 59,57% responden memiliki perilaku rutin membawa balita ke posyandu. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku ibu membawa balita ke posyandu (nilai p=0,000; α=0,05). Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang posyandu belum merata dengan baik. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar puskesmas memberikan pembinaan terhadap para ibu balita bukan hanya penyuluhan, namun diberikan pengarahan dan bimbingan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu. Kata kunci: Balita, Health Belief Model, perilaku, persepsi, posyandu The Relationship between Mother’s Perception and Behavior on Attending Posyandu Abstract Community health post as well known as posyandu provide as center to monitor growth in children under five years old. Data showed that the number of mother’s attendance behavior to Posyandu in Cimekar’s Village was very low, only 70.5% from October to December 2013. The aimed of this study was to identify the relationship between mother’s perception and parents behavior on taking their children to posyandu based on Health Belief Model Theory. The method of this study was descriptive with cross sectional study. Simple random sampling was used as sampling technique with 97 mothers who has child under five years old among 10 Posyandu in Cimekar was taken in this study. Data was analyzed by chi-square. The result of this study showed that there was significant relationship between mother’s perception and mother’s behavior to attend Posyandu (p=0.000; α=0.05). Data showed that 52.25% respondents had a positive perception about posyandu and 59.5% respondents had positive behavior to take their child to posyandu. The recommendation for Puskesmas is to give further information and motivation to mother to attend posyandu frequently.Key words: Behavior, child under five years old, Health Belief Model, perception, posyandu.


2017 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Deny Kurniawan ◽  
Ratna Yuliawati ◽  
Ari Hamdani

The rehabilitation centers BNN Tanah Merah incerease in rehabilitated drug users since 2013 from 5 people to 68 people in 2016. This study is intend to research is to determine correlation between a family situation with drugs relapse behavior to resident in Rehabilitation centers BNN Tanah Merah Samarinda. This research using Cross Sectional research design and the sampling technique used probability sampling with simple random sampling type.This research using a Chi Square statistic test. Based on the result, a good family situation respondents but still experience the relapse are 18.9% and a bad family situation respondents and still experience the relapse are 19,0%. Statistically obtained p-value 1.00 (p<0.05). it can be concluded that there is no correlation between a Family Situation with drugs relapse behavior to resident at Rehabilitation centers BNN Tanah Merah Samarinda.Keywords : Family situation, Relapse, Drugs, Resident.  


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Ester Verninde ◽  
I Gede Mustika ◽  
Purwaningtyas Kusumaningsih

ABSTRAK<br />Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu factor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dua diantaranya yang berperan penting yaitu factor kesehatan dan gizi. Tingkat prestasi pada anak SD di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebiasaan sarapan, pedidikan ibu dan status gizi terhadap tingkat prestasi anak kelas IV dan V SD Inpres Weetebula II. Desain Cross Sectional yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2018 dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan cara simple random sampling pada siswa kelas IV dan V (37 responden). Data kebiasaan sarapan menggunakan kuesioner, pendidikan ibu menggunakan data sekolah, status gizi menggunakan pengukuran antropometri, sedangkan tingkat prestasi menggunakan nilai raport. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan pagi terhadap status gizi berpengaruh (nilai p=0,000), pendidikan ibu terhadap status gizi tidak berpengaruh (nilai p=0,520), status gizi tidak berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,638), kebiasaan sarapan berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,044), pendidikan ibu tidak berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,334). Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara kebiasaan sarapan terhadap status gizi dan tingkat prestasi dan tidak ada pengaruh antara kebiasaan sarapan, pendidikan ibu dan status gizi terhadap tingkat prestasi.<br />Kata kunci :kebiasaan sarapan, pendidikan ibu, status gizi dan tingkat prestasi. Siswa SD<br />ABSTRACT Human resources (HR) are one of the main factors needed in carrying out national development. Two of them have important roles, namely health and nutrition factors. The level of achievement in elementary school children is influenced by internal and external factors. The purpose of this study was to determine the effect of breakfast habits, maternal education and nutritional status on the level of achievement of grade IV and V children of SD Inpres Weetebula II. Cross Sectional Design conducted in May-June 2018 with a sampling technique using probability sampling by means of simple random sampling for students in grades IV and V (37 respondents). Data on breakfast habits using questionnaires, maternal education using school data, nutritional status using anthropometric measurements, while the achievement level uses report cards. The results of this study indicate that the habit of breakfast to nutritional status has an effect (p value = 0,000), maternal education on nutritional status has no effect (p value = 0.520), nutritional status does not affect the level of achievement (p value = 0.638), influential breakfast habits towards the level of achievement (p value = 0.044), maternal education does not affect the level of achievement (p value = 0.334). This study shows that there is an influence between breakfast habits on nutritional status and level of achievement and no influence between breakfast habits, maternal education and nutritional status on achievement levels.<br />Keywords: breakfast habits, maternal education, nutritional status and level of achievement. Elementary students


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Nurmah Rachman ◽  
Dian Irawati Rusman

Kematian ibu dapat dicegah dengan menerapkan antenatal care secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan antenatal care pada ibu hamil. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sentani, Jayapura pada bulan Februari 2020. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sentani dengan jumlah sampel sebesar 111 orang yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan subjek penelitian adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data uji chi square dengan tingkat kemaknaan α


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 303-309
Author(s):  
Maya Arfania ◽  
Raden Neng Yuni Budiarti

ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi. Adanya beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, diantaranya usia, tidak dapat mengendalikan stress, kualitas pelayanan kesehatan, polifarmasi. Salah satu penentu keberhasilan terapi adalah adanya kepatuhan minum obat pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien dewasa dan hubungan antara faktor risiko dengan jenis kelamin dan polifarmasi di RSUD Karawang. Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan desain cross sectional dimana sampel diambil dengan teknik Purposive Random Sampling. Dari 115 resep yang diperoleh selama penelitian, terdapat 31 pasien (27%) laki-laki dan 84 pasien (73%) perempuan. Setelah dilakukan wawancara menggunakan kuesioner MMAS-8, didapatkan hasil sebanyak (22,6%) patuh dan (77,4%) pasien dewasa tidak patuh. Dari hasil analisis berdasarkan uji Chi Square dapat disimpulkan Jenis Kelamin (p=0,317) dan Polifarmasi (p=0,459) bukan fakor resiko terhadap ketidakpatuhan minum obat hipertensi pada pasien dewasa.  Kata Kunci: Hipertensi, Tingkat Kepatuhan, Faktor Resiko   ABSTRACT   The hypertension is a chronic disease that needs to be treated properly and continuously. There are several things that cause hypertension disease, age,  can not control the stress, quality of health services, polypharmacy .One of the critical success of therapy is medication compliance by patients. The purpose of this research is to see an overview the compliance level of adult patient’s anti-hypertention and the relationship between risk factors at gender and polypharmacy at RSUD Karawang. This is a analysis research with cross sectional where sample were taken by purposive random sampling technique. From 115 prescriptions, there were 31 male (27%) Patients and 84 female (73%) patients. After the interview using MMAS-8 questionnare, there were (22,6%) compliance and (77,4%) uncompliance adult patient. From the results of the analysis based on Chi Square test, it can be concluded that Gender (p=0,317) and Polypharmacy (p=0,459)  is not a risk factor for uncompliance in taking hypertension medication in Adult patients.  Keywords: Hipertensi, Compliance, Risk Factor


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Hesty Dwi Septiawahyuni ◽  
Dewi Retno Suminar

Background: One Indicator of successful health development are toddlers free from stunting. The cause of stunting is a lack of macro and micro nutrients and chronic infectious diseases. Micronutrients such as zinc have  a role in growth which affects the  hormones that play a role in bone growth. The role of zinc in motoric development indirectly is in arranging  and releasing neurotransmitters that can affect nerve stimulation in the brain. This neurotransmitters will deliver nerve stimulation so that motor motion occurs. Motor development is a motion that involves muscles, brain and nerve that are controlled by the central part of the motor that is brain. Objectives: The purpose of this study was to analyze the relationship between adequacy of zinc intake and motoric development in stunted and non-stunted toddlers.Methods: This type of research is an observational study with cross sectional design. The sample size was 50 toddlers, consisted of 25 stunting toodlers and 25 non-stunting toddlers and lived  in Puskesmas Wilangan, Nganjuk District, chosen by simple random sampling technique. Adequacy of zinc intake data was assessed using the Food Recall Form 3x 24 hours. Measurement of motoric development using the Pre-Screening Development Questionnaire (KPSP). Descriptive and inferential data analysis using Chi Square Test. Results: The result showed that there was a correlation between the level of zinc adequacy and motor development in the stunting toddler group (p=0.04) and non-stunting toddlers group (p=0.031).Conclusions: The level of adequacy of zinc has enough motor development better than the level of zinc sufficiency is less in the group of non-stunting toddlers.ABSTRAKLatar Belakang: Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah balita  terbebas dari stunting. Penyebab stunting yaitu kekurangan zat gizi makro maupun mikro dan penyakit infeksi kronis. Zat gizi mikro seperti zinc mempunyai peran pada pertumbuhan yaitu mempengaruhi hormon-hormon yang berperan dalam pertumbuhan tulang. Selain itu, peran zinc pada perkembangan motorik secara tidak langsung yaitu dalam menyusun dan melepas neurotransmitter yang dapat mempengaruhi rangsangan syaraf di dalam otak. Neurotransmitter ini akan menghantarkan rangsangan syaraf sehingga gerak motorik terjadi. Perkembangan motorik merupakan gerak yang melibatkan otot, otak dan syaraf yang dikontrol pada bagian pusat motorik yaitu otak.Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan kecukupan asupan zinc dengan perkembangan motorik pada balita stunting dan non-stunting.  Metode: Jenis penelitian tergolong penelitian observasional dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 50 balita, terdiri dari 25 balita stunting dan 25 balita non-stunting yang bertempat tinggal  di wilayah kerja Puskesmas Wilangan Kabupaten Nganjuk, dipilih dengan teknik simple random sampling. Data kecukupan asupan zinc dinilai menggunakan formulir Food Recall yang dilakukan 3x24 jam. Pengukuran perkembangan motorik menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Analisis data secara deskriptif dan Inferensial menggunakan uji Chi Square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat kecukupan zinc dengan perkembangan motorik pada kelompok balita stunting (p=0,04) dan kelompok balita non-stunting (p=0,031).  Kesimpulan: Tingkat kecukupan zinc cukup mempunyai perkembangan motorik yang lebih baik daripada tingkat kecukupan zinc kurang pada kelompok balita non-stunting.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Fajarini Putri Hidayat ◽  
Ma'mun Sutisna ◽  
Roni Rowawi ◽  
Hidayat Wijayanegara ◽  
Herry Garna ◽  
...  

Stunted children will have normal cognitive ability if nutrition is improved. The rapid brain growth in the first 1,000 days of life means that children should not be malnourished. Stunting is generally caused by a lack of macronutrients (carbohydrates, protein, and fat) and micronutrients (calcium and zinc). The mobile application called stunting child nutrition (GiAS) has features that can detect stunting, monitor toddler growth, recommend daily menus for toddlers, nutritional adequacy rate (RDA) in 2019, and others. The purpose of this study was to make it easier to distinguish macronutrients, zinc, and calcium from stunting and non-stunting children aged 12–24 months using the GiAS android application. It is conducted at the Citeureup Community Health Center, Cimahi city, for June–July 2020. The sampling technique was a simple random sampling of 88 respondents. This type of research is an observational analytic with a statistical test is a cross-sectional design. The results of the study using the Mann-Whitney test showed differences in carbohydrates (84.99±26.31 vs 151.16±68.43, p=0.001), protein (30.81±11.03 vs 60.55±38.43, p=0.001), fat (32.80±15.39 vs 64.84±47.81, p=0.001), and calcium (0.55±0.40 vs 1.43±1.16, p=0.001) and there is similarity of zinc (0.005±0.004 vs 0.010±0.016, p=0.084) after 7 days of using the GiAS application between stunting and non-stunting children. The probability value <0.05 means that the application can compare macronutrients, zinc, and calcium between stunted and non-stunted children on the 7th day. Chi-square analysis showed an increase in children's weight and height under five at two weeks and one month (p=0.001). In conclusion, the comparison of macronutrients, zinc, calcium in stunting and non-stunting children aged 12–24 months can be differentiated using the GiAS application. APLIKASI GIZI ANAK STUNTING (GIAS) BERBASIS ANDROID UNTUK MENILAI ZAT GIZI MAKRO, ZINC, DAN KALSIUM PADA ANAK STUNTING DAN NON-STUNTINGAnak stunting akan memiliki kognitif yang normal jika dilakukan perbaikan gizi yang optimal. Pertumbuhan otak yang pesat di 1.000 hari pertama kehidupan menjadikan anak tidak boleh kekurangan nutrisi. Stunting umumnya kekurangan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) serta zat gizi mikro (kalsium dan zinc). Aplikasi mobile bernama gizi anak stunting (GiAS) memiliki fitur yang dapat mendeteksi stunting, memantau pertumbuhan balita, merekomendasikan menu harian untuk balita, angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2019, dan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah kemudahan membedakan zat gizi makro, zinc, dan kalsium anak stunting dengan non-stunting usia 12–24 bulan menggunakan aplikasi android GiAS di Puskesmas Citeureup Kota Cimahi periode Juni–Juli 2020. Teknik pengambilan sampel adalah simpel random sampling sebanyak 88 responden. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan uji statistik adalah desain cross-sectional (α=0,05). Hasil penelitian  menggunakan Uji Mann-Whitney terdapat perbedaan karbohidrat (84,99±26,31 vs 151,16±68,43; p=0,001), protein (30,81±11,03 vs 60,55±38,43; p=0,001), lemak (32,80±15,39 vs 64,84±47,81; p=0,001), dan kalsium (0,55±0,40 vs 1,43±1,16; p=0,001) serta ada persamaan zinc (0,005±0,004 vs 0,010±0,016; p=0,084) sesudah 7 hari penggunaan aplikasi GiAS antara anak stunting dan non-stunting. Nilai probabilitas <0,05 berarti aplikasi dapat membandingkan zat gizi makro, zinc, dan kalsium antara anak stunting dan non-stunting pada hari ke-7. Analisis chi-square terlihat peningkatan berat badan dan tinggi badan balita pada 2 minggu dan 1 bulan (p=0,001). Simpulan, komparasi zat gizi makro, zinc, kalsium anak stunting dan non-stunting usia 12–24 bulan dapat dibedakan menggunakan aplikasi GiAS.


Author(s):  
Leny

ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO), memperkirakan kematian ibu sebanyak 500.000 kematian setiap tahun,  99% diantaranya terjadi di negara berkembang. Faktor-faktor yang  mempengaruhi frekuensi pemeriksaan kehamilan antara lain paritas ibu, usia ibu, pengetahuan, sikap, ekonomi, sosial budaya, dukungan keluarga, keadaan  geografis dan  informasi ibu mengenai frekuensi pemeriksaan kehamilan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi Penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilan di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Sampel yang diambil secara simple random sampling  dengan jumlah sampel 164 responden. Hasil analisa univariat menujukkan hasil analisa bivariat menggunakan uji statistik Chi-square yang membandingkan p value dengan tingkat kemaknaan α (0,005) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan dimana p value (0,0043) lebih kecil dari α (0,005) dan ada hubungan bermakna antara paritas ibu dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan dimana p value (0,0017) lebih kecil dari α (0,005). Pelayanan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) yang tujuan utamanya adalah mencegah komplikasi obstetrik dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai, sehinggga diharapkan dapat menurunkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun janin. Kata Kunci         : Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan, Umur, Paritas   ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO), estimating maternal deaths is 500,000 deaths every year, 99% of which occur in developing countries. Factors that influence the frequency of prenatal care include maternal parity, maternal age, knowledge, attitudes, economy, socio-culture, family support, geographical conditions and maternal information regarding the frequency of antenatal care. The purpose of this study was to determine the relationship between age and parity with the frequency of antenatal care at the Budi Mulia Medika Palembang Clinic in 2018. The design of this study was an analytical survey with a cross sectional approach. The study population was all trimester III pregnant women who examined pregnancy at the Budi Mulia Medika Palembang Clinic in 2018. The samples were taken by simple random sampling with a sample of 164 respondents. The results of univariate analysis showed the results of bivariate analysis using the Chi-square statistical test that compares p value with significance level α (0.005) shows that there is a significant relationship between age and frequency of antenatal care where p value (0.0043) is smaller than α (0.005) and there is a significant relationship between maternal parity and frequency of antenatal care, where p value (0.0017) is smaller than α (0.005). Antenatal Care services whose main purpose is to prevent obstetric complications and ensure that complications are detected as early as possible and handled adequately, so that they are expected to reduce the incidence of morbidity and mortality in both mother and fetus Keywords    : Frequency of Pregnancy Examination, Age, Parity


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document